Anda di halaman 1dari 15

PENELITIAN SEBARAN MERKURI DAN UNSUR LOGAM BERAT

DI WILAYAH PERTAMBANGAN RAKYAT,


KABUPATEN MINAHASA UTARA, PROVINSI SULAWESI UTARA

Rudy Gunradi
Kelompok Penyelidikan Konservasi, Pusat Sumber Daya Geologi

SARI

Lokasi penambangan emas Tatelu terletak di Kecamatan Dimembe meliputi Desa


Talawaan, Tatelu, Warukapas, Tatelu Rondor dan Wasian. Kelima desa wilayah Tatelu
tersebut masuk bagian Daerah Aliran Sungai (DAS) Talawaan. Kegiatan penambangan
emas tersebut disamping merusak lingkungan berupa kerusakan bentang alam, erosi dan
pendangkalan sungai juga menyebabkan terjadinya pencemaran merkuri dan logam berat
lainnya sisa proses pengolahan emas yang akan berdampak terhadap lingkungan.
Kegiatan penambangan dan pengolahan berada di luar WPR Talelu dan WPR
Talawaan, hanya sebagian kecil berada di WPR Tatelu. Luas zona penambangan 11,9 Ha
dan zona pengolahan seluas 20,6 Ha.
Beban limbah terbesar mencemari aliran S. Talawaan karena hampir sebagian besar
aktifitas pertambangan terdapat di bagian hulu yang akan mengakibatkan tercemarnya
sektor pertanian dan perikanan yang menggunakan aliran sungai tersebut.
Analisis kimia limbah padat menunjukan kadar logam berat relatif tinggi dan
berpotensi mencemari lingkungan mengingat limbah padat tersebut sebagian besar
terbuang ke lingkungan, hal ini terlihat dari tingginya kadar Hg dalam sedimen sungai aktif
dan tanah (> 5.000 ppm) terutama di sekitar zona penambangan dan pengolahan.
Hasil analisis kimia air limbah proses amalgamasi dan sianidasi dan kualitas air
sungai Talawaan tidak melebihi bakumutu yang ditetapkan oleh pemerintah.

PENDAHULUAN logam berat, sehingga dikhawatirkan


Latar Belakang dapat mencemari lingkungan.
Di wilayah Kabupaten Minahasa Tim Konservasi Pusat Sumber
Utara beroperasi Kontrak Karya PT Daya Geologi telah melakukan
Meares Soputan Mining & PT Tambang pengambilan conto tailing proses
Tondano Nusajaya. Kedua perusahaan amalgamasi pada tahun 2011 dan dari
kontrak karya tersebut melakukan hasil analisis kimia diketahui kadar Hg
kegiatan eksplorasi dan eksploitasi emas 9.800 - 57.500 ppm dan hasil analisis
di wilayah ini. Di daerah Tatelu yang kimia pada tailing proses sianida terdapat
masih merupakan wilayah eksplorasi PT kadar Hg 21.200 ppm (Gunradi, dkk,
Tambang Tondano Nusajaya terdapat 2011). Kadar Hg tersebut baik pada tailing
kegiatan pertambangan emas rakyat amalgamasi dan sianidasi sudah sangat
tanpa izin (PETI) di daerah Tatelu. tinggi hal ini dapat berdampak negatif
Kegiatan PETI tersebut berlangsung sejak bagi kesehatan dan lingkungan.
tahun 1985 yang dilakukan oleh Hasil penelitian lingkungan oleh
masyarakat setempat dan warga PT URS Indonesia yang bekerja sama
pendatang. dengan Univesitas Sam Ratulangi pada
Proses pengolahan emas secara Agustus 2000 untuk PT Tambang
tradisional yang diterapkan di daerah ini Tondano Nusajaya di daerah Talawaan
menggunakan teknologi sederhana menunjukkan hasil analisis merkuri pada
dengan merkuri sebagai bahan tailing 285 - 1.430 ppm, limbah cair 0,064
penangkap emas melalui proses - 3,48 ppm, air tanah 0,00006 - 0,0062
amalgamasi. Proses ini berdampak ppm, air sungai 0,00024 - 0,006 ppm,
negatif terhadap lingkungan sekitar sedimen sungai 0,014 - 10,6 ppm,
karena pada setiap tahapan proses sedimen kolam ikan 4,4 - 233 ppm, ikan
memungkinkan terjadi sebaran unsur 0,061 - 1,81 ppm, rambut 2,88 - 65 ppm
dan urin 8,5 - 1.081 ppm. Kadar-kadar pengumpulan studi kepustakaan,
merkuri tersebut berada di atas terutama yang berkaitan aktifitas
konsentrasi normalnya. penambangan emas rakyat di daerah
Daerah penelitian terletak di aliran penelitian.
S. Lempaoy yang merupakan bagian dari Kegiatan pengumpulan data di
Daerah Aliran Sungai (DAS) Talawaan lapangan berupa pemetaan zona
yang mengalir berarah barat – timur dan penambangan dan pengolahan, proses
bermuara di bagian utara Kota Wori. Di pengolahan serta penyontohan batuan,
sepanjang aliran DAS Talawaan tailing, sedimen sungai aktif, tanah, air
dipergunakan untuk mengairi pesawahan, limbah dan air permukaan secara
pertanian dan perikanan darat, sehingga sistematis.
apabila terjadi pencemaran di sepanjang Untuk mengetahui pola penye-
aliran sungai tersebut sangat berpengaruh baran merkuri dan logam berat lainnya
pada peruntukan lahan di sekitar daerah dipakai metoda geokimia sehingga dapat
aliran sungai tersebut. dipetakan pola penyebaran dari masing-
masing unsur tersebut di atas.
Maksud dan Tujuan Pada tahap akhir dilakukan ana-
Maksud dari kegiatan penelitian ini lisis data yang selanjutnya disusun dalam
yaitu untuk mengetahui sebaran merkuri suatu bentuk laporan kegiatan penelitian.
dan logam berat lainnya akibat kegiatan
penambangan emas rakyat (PETI) di GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN
daerah penelitian pada lingkungan sekitar Secara regional, geologi
dan memantau sejauh mana penurunan Kabupaten Minahasa Utara disusun oleh
kualitas lingkungan yang terjadi. satuan-satuan batuan dengan urutan
Tujuan kegiatan ini yaitu stratigrafi dari yang berumur tua ke muda,
memberikan gambaran mengenai tingkat sebagai berikut :
pencemaran merkuri dan logam berat Batuan Gunung Api (Tmv), terdiri
lainnya di daerah penelitian serta dari breksi, lava dan tufa, lava bersifat
dampaknya terhadap lingkungan. Hasil andesit – basal, breksi berbutir sangat
kegiatan ini diharapkan menjadi bahan kasar, berkomposisi andesit, sebagian
kajian untuk instansi terkait lainnya dalam bersifat konglomerat, mengandung sisipan
upaya penanggulangan pencemaran tufa, batupasir, batulempung dan lensa
merkuri dan logam berat lainnya yang batugamping, di beberapa tempat
terjadi di daerah penelitian. terdapat retas andesit, berumur Miosen
Tengah.
Lokasi Kegiatan dan Kesampaian Breksi dan Batupasir (Tps),
Daerah terutama breksi-konglomerat kasar,
Lokasi penelitian terletak di berselingan dengan batupasir halus
bagian timur Kota Manado, secara hingga kasar, batulanau dan lempung,
geografis terletak pada koordinat berumur Pliosen.
124°51’59” BT - 125°00’48” BT dan Tufa Tondano (Qv), berupa produk
1°30’49” LU - 1°37’34” LU. Secara klastik gunung api terutama berkomposisi
administratif daerah penelitian termasuk andesit, menyudut-menyudut tanggung,
kedalam Kabupaten Minahasa Utara, banyaknya batuapung, batuapung lapili,
Provinsi Sulawesi Utara. Peta lokasi breksi, ignimbrit sangat padat, berstruktur
penelitian dapat dilihat pada Gambar 1. aliran, berumur Kuarter.
Daerah penelitian dapat dicapai Endapan Danau dan Sungai (Qs),
dengan pesawat terbang dari Jakarta – terdiri dari pasir, lanau, konglomerat dan
Manado selanjutnya menggunakan lempung napalan, perselingan lapisan
kendaraan roda empat sampai ke lokasi pasir lepas dan lanau, lapisan berangsur,
penelitian. setempat silang siur, berumur Kuarter.
Aluvial (Ql), merupakan endapan
METODOLOGI termuda, terdiri dari kerikil, pasir dan
Metoda yang dilakukan dalam lempung hasil erosi dan pengendapan
kegiatan penelitian ini dimulai dengan
yang masih berlangsung sampai berkembang pada bagian atas dari suatu
sekarang. sistem zona sesar utama. Secara lokal
Struktur geologi yang terjadi di mineralisasi dikontrol oleh struktur minor,
daerah penelitian berarah Baratlaut – seperti pengisian rekahan dengan arah
Tenggara, dan Timurlaut - Baratdaya yang yang beragam. Mineralisasi emas di
memotong satuan batuan secara regional daerah ini diklasifikasikan sebagai
daerah ini. Peta geologi regional daerah tambang epithermal sulfida rendah. Hasil
penelitian dapat dilihat pada Gambar 2. pengukuran di lapangan zona urat di
daerah Tatelu berarah Barat laut -
Bahan Galian di Kabupaten Minahasa Tenggara
Utara
Lokasi penambangan emas Tatelu Pertambangan
terletak di Kecamatan Dimembe meliputi Di daerah Tatelu yang masih
Desa Talawaan, Tatelu, Warukapas, termasuk wilayah eksplorasi PT Tambang
Tatelu Rondor dan Wasian. Kelima desa Tondano Nusajaya terdapat kegiatan
wilayah Tatelu tersebut masuk bagian pertambangan emas rakyat di daerah
Daerah Aliran Sungai (DAS) Talawaan. Tatelu. Kegiatan penambangan sejak
Penambangan emas Tatelu berada pada tahun 1989. Saat ini wilayah tersebut
wilayah pertambangan PT Tambang sudah dijadikan Wilayah Pertambangan
Tondano Nusajaya yang melakukan Rakyat (WPR) Tatelu dan Talawaan. Di
eksplorasi di Wilayah Talawaan WPR Tatelu terdapat 1 Izin Pertambangan
(Gambar.3.). Rakyat ( IPR) yaitu KUD Maju Emas Ha
Selain PT Tambang Tondano dan di WPR Talawaan terdapat 1 IPR
Nusajaya, PT Meares Soputan Mining yaitu KUD Batu Api dengan masing-
melakukan eksplorasi yang melakukan masing luas 10 Ha.
eksplorasi di wilayah Toka Tindung yang Hasil pengamatan di lapangan
termasuk dalam Kecamatan Likupang. kegiatan penambangan dan pengolahan
Perusahaan ini juga sudah membangun berada di luar ke dua WPR tersebut,
pabrik pengolahan emas di Toka Tindung hanya sebagian kecil berada di WPR
(Swara Wanua, 2011). Peta wilayah Tatelu terutama kegiatan penambangan
kontrak karya ke dua perusahaan tersebut dan pengolahan yang berada dibagian
dapat dilihat pada Gambar 4. barat (Gambar 5). Hasil pengukuran di
Lokasi penambangan Tatelu lapangan, zona penambangan seluas
berada di sebuah jalur endapan volkanik 11,9 Ha.dan zona pengolahan seluas 20,6
yang termineralisasi kuat dan daerah Ha.
intrusi yang kuat mengikuti Jalur Kegiatan penambangan dilakukan
Magmatik Mindano Timur – Sulawesi. dengan cara membuat lobang sederhana
Jalur awal Miosen – Kuarter tersebut sepanjang zona urat . Pembuatan lubang
terbentuk oleh tumbukan ke arah barat tambang dilakukan dengan menggunakan
terhadap lempeng bagian timur Asia peralatan sederhana sehingga
Tenggara (Carlile dan Mitchell, 1994). menghasilkan bentuk dan ukuran yang
Cebakan emas terbentuk dalam tidak memenuhi persyaratan teknik yang
lapisan andesit volkanik berumur Miosen ditentukan untuk keselamatan seperti
akhir – Pliosen yang tertutup lapisan tepra penyangga lubang, pengatur sirkulasi
Kuarter dan endapan volkanik. Andesit udara dan pengisap air bawah
porfiritik sebagai batuan penyusun utama. permukaan.
Keseluruhan endapan emas terdapat di Karena tidak adanya pengaturan
atau dekat dengan struktur yang secara kegiatan penambangan, menyebabkan
regional membentang arah utara ke penambangan menjadi tidak sistematis,
baratlaut yang diketahui dari pencitraan sehingga banyak bijih yang tidak
SPOT, SLAR dan foto udara. tertambang dan sebagian terbuang dan
Cebakan emas berupa urat-urat disamping itu para penambang hanya
halus, stockwork dan pada zona breksiasi. mengambil bijih yang berkadar tinggi
Bentuk tubuh mineralsasi emas di daerah dengan cara pemilihan, sehingga bijih
ini sangat kompleks dan diperkirakan berkadar rendah terbuang. Begitu pula
dengan cara pengolahan bijih, karena pengendap sederhana untuk mengetahui
keterbatasan teknologi baik pengolahan kandungan merkuri dan logam berat
menggunakan cara amalgamasi maupun lainnya dalam tailing serta kandungan
sianidasi yang dilakukan menyebabkan emas dan perak untuk mengetahui
recovery pengolahan sangat rendah, recovery pengolahan dengan cara
sehingga banyak butir emas terbuang amalgamasi dan sianidasi.
bersama tailing. Penyontohan endapan sungai aktif
Sebagian besar penambang dan air dilakukan di sepanjang aliran
merupakan pendatang dari daerah lain S.Talawaan dimulai dari daerah yang
seperti Minahasa Selatan, Minahasa diperkirakan tidak tercemar selanjutnya
Tenggara dan Jawa Barat yang umumnya penyontohan dilakukan di sepanjang
mempunyai pengalaman dan aliran sungai sampai ke muara sungai.
keterampilan dalam melakukan Conto tanah diambil pada lokasi
penambangan maupun pengolahan bahan dekat lokasi pengolahan, lokasi
galian emas. Penduduk setempat pembakaran dan di sekitar lokasi
mengambil keuntungan dari kegiatan pembuangan tailing.
penambangan tersebut dengan cara Penyontohan air limbah dan air
menyerap keterampilan penambangan permukaan/sungai dilakukan di sepanjang
dan pengolahan. Beberapa jenis bentuk Sungai Talawaan untuk mengetahui
kerjasama dapat diamati diantaranya sejauh mana logam berat percemar
sebagai pekerja tambang, pelayanan terlarut dalam air yang akan
pengolahan bahan galian, penyedia menyebabkan paparan langsung terhadap
peralatan pengolahan, pelayanan mahluk hidup seperti ikan, tumbuhan dan
pengangkutan hingga penyedia logistik. manusia.
Jumlah penambang dan pengolah Selain penyontohan pada daerah
pada tahun 1999 hingga awal 2004 yang diperkirakan tercemar, dilakukan
diperkirakan mencapai 15 ribu orang. juga penyontohan di daerah yang
(Swara Wanua, 2011). Pada 2010 sampai diperkirakan tidak terjadi pencemaran
Agustus 2011 diperkirakan jumlahnya untuk mengetahui rona awal dari daerah
bertambah seiring dengan meningkatnya penambangan tersebut. Data rona awal
harga emas pada saat ini (Suara tersebut akan digunakan sebagai
Komunitas, 2013). pembanding seberapa besar peningkatan
Sampai saat ini diperkirakan telah kadar unsur pencemar terjadi di daerah
banyak merkuri terlepas ke alam bebas penelitian
dan mencemari sungai DAS Talawaan
dan mencemari sawah dan ladang PEMBAHASAN
penduduk. Pada proses sianidasi Pada umumnya kegiatan
disamping mengolah langsung bijih juga penambangan emas rakyat yang tidak
diolah tailing sisa proses amalgamasi dan mengikuti kaidah-kaidah pertambangan
tailing penambangan berkadar rendah, yang benar (good mining practice) telah
sehingga dapat mengurangi emas yang mengakibatkan kerusakan lingkungan,
terbuang ke alam. pemborosan sumber daya mineral dan
kecelakaan tambang. Kegiatan
Penyontoan penambangan emas rakyat secara ilegal
Penyontohan batuan dilakukan di juga bukan saja menyebabkan potensi
lokasi tambang, conto berupa bijih emas penerimaan negara berkurang, tetapi juga
yang biasa ditambang dan diolah oleh negara harus mengeluarkan dana yang
para penambang. Analisis unsur merkuri sangat besar untuk memperbaiki
dan logam lainnya dimaksudkan untuk kerusakan lingkungan. Kerusakan fisik
mengetahui rona awal kandungan logam tercipta karena kurangnya pemahaman
tersebut pada batuan yang para penambang emas rakyat tentang
termineralisasi. perlindungan terhadap lingkungan
Conto tailing berupa limbah padat, pertambangan dan penguasaan teknik
diconto dari lokasi pembuangan limbah penambangan yang benar.
padat yang umumnya berupa bak
Kegiatan penambangan emas unit pengolahan emas. Peta lokasi conto
rakyat menggunakan merkuri dalam limbah padat dapat dilihat pada Gambar
proses pengolahannya (proses 7.
amalgamasi). Penggunaan merkuri ini Dari hasil analisis kimia conto
telah lama digunakan dalam kegiatan batuan yang memiliki kadar Cu 9 - 90
pertambangan emas sekala kecil karena ppm, Pb 10 – 251 ppm, Zn 26 – 69 ppm,
cara ini relatif efektif, sederhana dan Ag 4 - 22 ppm, Cd 0 – 8 ppm, Au 435 –
murah, akan tetapi akibat penggunaan 35.545 ppb, As 0 – 10 ppm dan Hg 2.690
merkuri tersebut ternyata dapat – 77.200 ppb.
mencemari udara, tanah dan air. Hal ini Kadar logam dalam limbah padat
terjadi karena penguapan merkuri pada tersebut bila dirata-ratakan dari 10 conto
proses pemanasan dan sisa merkuri dan limbah padat itu adalah Cu 25,5 ppm, Pb
tailing yang dibuang langsung ke 42,9 ppm, Zn 48,6 ppm, Ag 8,9 ppm, Cd
lingkungan darat atau air (Spitz dan 3,6 ppm, Au 6.828,2 ppb, As 1,4 ppm dan
Trudinger, 2009). Hg 25.575 ppb.
Dari hasil analisis limbah padat
Hasil Analisis Conto terlihat kadar merkuri sangat tinggi yang
1. Batuan berasal dari merkuri dalam batuan dan
Pengambilan conto batuan merkuri yang ditambahkan selama proses
dilakukan di lokasi penambangan emas proses amalgamasi yang ikut terbuang
rakyat Taletu. Bijih diconto dari lubang bersama limbah padat lainnya.
penambangan emas rakyat yang masih Kadar merkuri dan logam berat
aktif secara acak pada 8 lokasi. Peta lainnya yang relatif tinggi tersebut
lokasi conto batuan dapat dilihat pada berpotensi mencemari lingkungan
Gambar 6. mengingat limbah padat langsung dibuang
Hasil analisis kimia conto batuan langsung ke lingkungan. Untuk
menunjukan kadar Cu 3 - 23 ppm, Pb 6 – menanggulangi pencemaran limbah padat
38 ppm, Zn 15 – 78 ppm, Ag 3 -73 ppm, tersebut perlu dikelola secara khusus,
Cd 0 – 10 ppm, Au 586 – 18.025 ppb, As mencakup pengumpulan, penyimpanan,
0 – 10 ppm dan Hg 165 – 2.280 ppb. pemanfaatan, pengangkutan, dan
Kadar logam tersebut bila dirata-ratakan pengolahan.
dari 8 conto batuan tersebut adalah Cu Hasil analisis limbah padat sisa
10 ppm, Pb 18 ppm, Zn 30,5 ppm, Ag proses amalgamasi menunjukkan masih
15,3 ppm, Cd 2,2 ppm, Au 10.328,25 ppb, tersisanya kadar Au yang sangat tinggi (>
As 1,7 ppm dan Hg 995,15 ppb. 5 ppm), hal ini menunjukan tingkat
Dari hasil analisis tersebut terlihat recovery pengolahan secara amalgamasi
kadar rata-rata kandungan unsur Au dan masih sangat rendah, salah satu
Ag sangat tinggi, yang menunjukan penyebabnya adalah proses
daerah tersebut merupakan daerah penghancuran bijih tidak sempurna.
prospek untuk bahan galian emas dan Kandungan Au yang tinggi dalam limbah
perak. Mineralisasi Au dan Ag yang terjadi padat proses amalgamasi tersebut
berasosiasi dengan mineralisasi unsur Hg selanjutnya diproses dengan proses
hal ini dapat dilihat dari kenaikan yang sianidasi, sehingga recovery emas
cukup tinggi apabila dibandingkan dengan menjadi lebih tinggi, hal ini dapat dilihat
kadar rata-rata logam dalam kerak bumi. pada kadar Au pada limbah padat sisa
Kadar rata-rata unsur Hg yang cukup proses sianidasi relatif lebih rendah.
tinggi tersebut akan berdampak pada
lingkungan karena unsur Hg tersebut akan 3. Sedimen Sungai Aktif
terbuang bersama-sama tailing. Untuk mengetahui kandungan
logam berat dalam endapan sungai aktif di
2. Tailing Padat (limbah Padat) daerah penelitian telah dilakukan
Penyontohan limbah padat sisa penyontohan sebanyak 18 conto. Peta
proses pengolahan emas dilakukan di 10 lokasi conto sedimen sungai aktif dapat
tempat pengolahan amalgamasi dan dilihat pada Gambar 8.
sianidasi. yang letaknya tersebar di unit-
Untuk mengetahui tingkat Hg) di lokasi-lokasi pengolahan yang
kenaikan unsur akibat adanya kegiatan aktifitasnya relatif lebih banyak di banding
penambangan emas telah dilakukan di lokasi pengolahan lainnya.
penyontohan secara sistematis yaitu Tingginya kandungan merkuri
dilakukan penyontohan di daerah hulu dalam tanah ini berpotensi menyebabkan
sungai yang tidak terkontaminasi sebagai percemaran pada air sumur, air sungai
rona awal dan di daerah penambangan dan dapat terserap oleh tumbuhan
dan pengolahan dan di bagian hilirnya.
Kedua kelompok tersebut 5. Air Limbah
selanjutnya dibandingkan untuk Penyontohan air limbah dilakukan
mengetahui ada tidaknya peningkatan di kolam pembuangan air limbah proses
kandungan unsur di daerah tersebut. amalgamasi dan air limbah proses
Dari peta penyontohan dan tabel sianidasi di 2 titik lokasi pengolahan.
hasil analisis sedimen sungai aktif terlihat Lokasi conto air limbah dapat dilihat pada
untuk unsur Cu, Pb, Zn, Ag, Cd dan As Gambar 10.
tidak menunjukan adanya peninggian Dari tabel terlihat air limbah proses
antara rona awal dan rona akhir. Berbeda amalgamasi dan proses sianidasi tersebut
dengan unsur Hg, terlihat adanya tidak melebihi baku mutu air limbah untuk
kenaikan yang cukup tinggi terutama di pertambangan bagi kegiatan
sekitar zona penambangan dan penambangan bijih emas dan atau
pengolahan, sedangkan di bagian hilir S. tembaga yang diatur dalam Kep.Men. LH
Talawaan (Lokasi MU 01 S, MU 02 S, MU No. 202 tahun 2002 . Mengingat
03 S dan MU 04 S) kadar Hg cenderung pengolahan emas di daerah penelitian
menurun lagi. Penurunan kadar Hg di terus berlangsung perlu dilakukan
lokasi tersebut kemungkinan akibat pemantauan secara berkala untuk
adanya pengendapan unsur Hg pada mencegah pencemaran lingkungan.
sedimen sungai atau adanya penguraian
unsur Hg di sepanjang aliran S. Talawaan. 6. Air Sungai
Kadar Hg dalam endapan sungai Untuk mengetahui kualitas air
aktif yang cukup tinggi ini berpotensi permukaan/sungai yang ada di daerah
menyebabkan percemaran pada air penelitian telah dilakukan penyontohan air
sungai, karena pada kondisi tertentu sungai sebanyak 16 conto dan telah
merkuri dalam sedimen sungai aktif dilakukan analisis merkuri dan logam
tersebut dapat larut kedalam air beratnya untuk selanjutnya dibandingkan
dengan Kriteria Mutu Air Berdasarkan
4. Tanah Kelas dalam Peraturan Pemerintah No.
Untuk mengetahui kadar logam 82, Tahun 2001, tentang Pengelolaan
berat dalam tanah di daerah penelitian Kualitas Air dan Pengendalian
telah dilakukan penyontohan sebanyak 19 Pencemaran Air. Peta lokasi conto air
conto. Seperti hal nya pada penyontohan dapat dilihat pada Gambar 11.
sedimen sungai aktif, dilakukan Dari hasil analisis kimia conto air
penyontohan di daerah rona awal dan permukaan/sungai tersebut tidak
rona akhir (zona pengolahan) untuk menunjukan kadar merkuri dan logam
dibandingkan sejauhmana peningkatan berat yang tinggi dan seluruhnya masih
kadar merkuri dan logam berat lainnya dibawah kadar baku mutu yang ditetapkan
akibat adanya kegiatan penambangan pemerintah. Kadar merkuri dan logam
emas. Peta lokasi conto tanah dapat berat lainnya bersifat akumulatif di dalam
dilihat pada Gambar 9. sedimen sungai dan setiap saat pada
Dari peta penyontohan dan tabel kondisi tertentu dapat terlarut dalam air
hasil analisis kimia tanah terlihat kadar maka perlu dilakukan pemantauan secara
unsur Cu, Pb, Zn, Ag, Cd dan As tidak berkala untuk menjaga kualitas air S.
menunjukan adanya peninggian antara Talawaan
rona awal dan rona akhir. Berbeda
dengan unsur Hg, terlihat adanya
kenaikan yang sangat tinggi (> 5.000 ppb
KESIMPULAN DAN SARAN penghancuran bijih tidak sempurna.
Kandungan Au yang tinggi dalam
Kesimpulan limbah padat proses amalgamasi
 Kegiatan penambangan dan tersebut selanjutnya diproses dengan
pengolahan emas rakyat di daerah proses sianidasi, sehingga recovery
penelitian dilakukan secara tradisional emas menjadi lebih tinggi, hal ini
tanpa mengindahkan kaidah dapat dilihat pada kadar Au pada
penambangan dan pengolahan yang limbah padat sisa proses sianidasi
baik dan berwawasan lingkungan relatif lebih rendah.
yang mengakibatkan banyaknya  Hasil analisis kimia conto sedimen
bahan galian yang terbuang dan sungai aktif untuk unsur Cu, Pb, Zn,
menyebabkan terjadinya pencemaran Ag, Cd dan As tidak menunjukan
lingkungan. adanya peninggian. Kandungan unsur
 Kegiatan penambangan dan Hg terlihat adanya kenaikan yang
pengolahan berada di luar WPR sangat tinggi (> 5.000 ppb Hg)
Talelu dan WPR Talawaan, hanya terutama di sekitar zona
sebagian kecil berada di WPR Tatelu. penambangan dan pengolahan,
Luas zona penambangan 11,9 Ha sedangkan di bagian hilir S. Talawaan
dan zona pengolahan seluas 20,6 Ha. kadar Hg cenderung menurun lagi
 Pengolahan emas secara umum akibat adanya pengendapan atau
menggunakan cara amalgamasi adanya penguraian unsur Hg di
secara sederhana, penanganan sepanjang aliran S. Talawaan.
tailing sisa proses amalgamasi masih Kandungan merkuri yang tinggi ini
sangat sederhana berupa bak berpotensi menyebabkan terjadinya
pengendap sederhana dan proses percemaran pada air sungai, karena
penggarangan bullion dilakukan di pada kondisi tertentu merkuri tersebut
ruang terbuka menyebabkan dapat larut ke dalam air.
terlepasnya merkuri ke alam yang  Kadar Cu, Pb, Zn, Ag, Cd dan As
berpotensi menyebabkan dalam tanah di daerah pengolahan
pencemaran lingkungan. Proses tidak menunjukan adanya peninggian.
pengolahan lanjutan berupa proses Berbeda dengan unsur Hg, terlihat
sianidasi untuk mengolah sisa tailing adanya kenaikan yang sangat besar (
proses amalgamasi cukup > 5.000 ppb Hg) di beberapa titik
meningkatkan recovery pengolahan, pengolahan. Pencemaran Hg dalam
sehingga emas yang terbuang ke tanah ini akibat ceceran limbah dan
alam dapat diperkecil. proses penggarangan bullion
 Hasil analisis kimia limbah padat dilakukan di ruang terbuka. Tingginya
menunjukan kadar merkuri cukup kandungan merkuri dalam tanah ini
tinggi (rata-rata 25.575 ppb) yang berpotensi menyebabkan percemaran
berasal dari merkuri dalam batuan pada air sumur, air sungai dan
dan merkuri yang ditambahkan tumbuhan.
selama proses proses amalgamasi  Hasil analisis kimia air limbah proses
yang berpotensi mencemari amalgamasi dan proses sianidasi
lingkungan mengingat limbah padat tidak melebihi bakumutu air limbah
tersebut langsung dibuang ke bagi kegiatan penambangan bijih
lingkungan emas dan atau tembaga yang diatur
 Hasil analisis limbah padat sisa dalam Kep.Men. LH No. 202 tahun
proses amalgamasi menunjukkan 2002.
masih tersisanya kadar Au yang  Hasil analisis kimia conto air
sangat tinggi (> 5 ppm), hal ini permukaan/sungai di daerah
menunjukan tingkat recovery penelitian, menunjukan kadar logam
pengolahan secara amalgamasi Cu, Pb, Cr dan Cd di atas baku mutu
masih sangat rendah, salah satu kriteria mutu air yang ditetapkan.
penyebabnya adalah proses Sedangkan unsur Hg baik yang
berasal dari batuan (bijih) maupun
yang ditambahkan selama proses
amalgamasi masih dibawah baku
mutu (tidak terditeksi). Adanya
pencemaran unsur Cu, Pb, Cr dan Cd
dalam air kemungkinan berasal dari
mineral yang terurai selama proses
amalgamasi dan sianidasi dan
selanjutnya terlarut di dalam air.

Saran
 Perlu adanya pengaturan zona
pengolahan dan penanganan limbah
secara terpadu, agar pencemaran
yang terjadi dapat dikurangi dan
terlokalisir tempatnya.
 Di daerah yang telah tercemar perlu
pemantauan dan penanganan secara
terpadu meliputi lingkungan fisik dan
hayati. Mengingat pengolahan emas
di daerah penelitian terus
berlangsung, perlu dilakukan
pemantauan tumbuhan secara
berkala karena unsur Hg dan Cd
dapat terakumulasi seiring
berjalannya waktu.
DAFTAR PUSTAKA

Limbong. D, 2000, Ancaman Pencemaran Merkuri oleh Pertambangan Emas Sekala Kecil di
Tatelu, NRM/epiq Sulut.
Effendi A.C, Bawono S.S., 1997, Peta Geologi Lembar Manado, Sulawesi Utara, Sekala 1 :
250.000, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.
Gunradi. R, dkk, 2011, Penelitian Bahan Galian Lain Dan Mineral Ikutan Pada Wilayah
Pertambangan Di Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara, Pusat
Sumber Daya Geologi, Bandung
Sumual. H, 2009, Karakterisasi Limbah Tambang Emas Rakyat Dimembe Kabupaten
Minahasa Utara, Agritek vol. 17 no.5.
Kamagi W.A, 1989, Potensi dan Permasalahan Pertambangan Emas Rakyat di Sulawesi
Utara. Makalah pada Seminar Pertambangan Rakyat Tingkat Nasional, Jakarta.
Mearest Soputan Mining PT, 2011, Laporan Perkembangan Kuartal ke 4 Tahun 2010, PT.
Mearest Soputan Mining
Yuliawan. N, dkk, 2005, Pendataan Penyebaran Unsur Merkuri Pada Wilayah
Pertambangan Cibaliung , Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, Direktorat
Inventarisasi Sumber Daya Mineral Badung
Gambar 1. Peta lokasi daerah penelitian

Gambar 2. Peta geologi regional daerah penelitian


Gambar 3. Peta lokasi bekas tambang

Gambar 4. Peta Wilayah Kontrak Karya di Kabupaten Minahasa Utara


(Sumber. PT. Meares Soputan Maining, 2011)
Gambar 5. Peta lokasi penambangan dan pengolahan

Gambar 6. Peta lokasi conto batuan


Gambar 7. Peta lokasi conto limbah padat

Gambar 8. Peta lokasi conto dan anomali Hg dalam sedimen sungai aktif
Gambar 9. Peta lokasi conto dan anomali unsur Hg dalam tanah

Gambar 10. Peta lokasi conto air limbah


Gambar 11. Peta lokasi conto air sungai

Anda mungkin juga menyukai