Anda di halaman 1dari 12

KELOMPOK SOSIAL

A. PENGERTIAN KELOMPOK SOSIAL


Definisi menurut beberapa ahli:
1. Paul B. Horton dan Chester L. Hunt, kelompok social sebagai kumpulan manusia yang
memiliki kesadaran akan keanggotaannya dan saling berinteraksi.
2. Soerjono Soekanto, kelompok social adalah himpunan atau kesatuan-kesatuan manusia
yang hidup bersama karena adanya hubungan antara mereka secara timbale balik dan saling
mempengaruhi
3. Hendropuspito, kelompok social sebagai suatu kumpulan nyata, teratur dan tetap dari
individu-individu yang melaksanakan peran-perannya secara berkaitan guna mencapai tujuan
bersama.
Dapat disimpulkan bahwa kelompok social adalah sekumpulan manusia yang memiliki
persamaan cirri dan memiliki pola interaksi yang terorganisir secara berulang-ulang, serta
memiliki kesadaran bersama akan keanggotaannya

SYARAT KELOMPOK SOSIAL


1. Setiap anggota kelompok memiliki kesadaran bahwa ia bagian dari kelompok tsb.
2. Adanya hubungan timbal balik antaranggota
3. Adanya faktor pengikat, seperti kesamaan ideologi, kesamaan kepentingan atau kesamaan
nasib
4. Memiliki struktur, kaidah dan pola perilaku
5. Bersistem dan berproses

B. CIRI-CIRI KELOMPOK SOSIAL


1. Merupakan kesatuan nyata dan dapat dibedakan dari kelompok atau kesatuan manusia lain
2. Memiliki stuktur sosial yang setiap anggotanya memiliki status dan peran tertentu
3. Memiliki norma yang mengatur hubungan diantara para anggotanya
4. Memiliki kepentingan bersama
5. Adanya interaksi dan komunikasi di antara para anggotanya

II. DASAR PEMBENTUKAN KELOMPOK SOSIAL


1. Faktor kepentingan yang sama (Common Interest)
Misalnya : kelompok arisan, kelompok seniman, kelompok olahragawan
2. Faktor darah dan keturunan yang sama (Common Ancestry)
Misalnya : kelompok keturunan Arab, kelompok keturunan Cina
3. Faktor geografis
Misalnya : masyarakat yang tinggal di daerah Pantai membentuk kelompok nelayan
4. Faktor daerah asal yang sama
Misalnya : KMJB (Keluarga Mahasiswa Jabar), Keluarga Besar Minang

III. MACAM-MACAM KELOMPOK SOSIAL


A. Klasifikasi menurut cara terbentuknya
1. Kelompok semu
Ciri-ciri kelompok semu :
– Tanpa rencana dan terbentuknya secara spontan
– Tidak terorganisir dalam suatu wadah tertentu
– Tidak ada interaksi, tidak ada interrelasi, dan tidak ada komunikasi secara terus-menerus
– Tidak ada kesadaran berkelompok
– Kehadirannya tidak konstan
a. Kerumunan
Bentuk-bentuk kerumunan
• Formal audience / khalayak penonton / pendengar resmi: mempunyai pusat perhatian dan
persamaan tujuan tetapi sifatnya sangat pasif
Contoh : penonton boiskop, hadirin suatu khotbah
• Planned expressive group : kerumunan yang tidak begitu mementingkan pusat perhatian
tetepi mempunyai persamaan tujuan serta kepuasan yang dihasilkan
Contoh : orang yang berdansa, berpesta dan berekreasi
• Inconvenient causal crowds: kerumunan yang bersifat terlalu sementara yang ingin
mempergunakan fasilitas-fasilitas sama
Contoh : orang antri karcis, orang yang menunggu bis
• Panic causal crowds / kerumunan panik: orang-orang dalam keadaan panik yang sedang
berusaha menyelamatkan dari suatu bahaya
• Spectator causal crowds / kerumunan penonton : terjadi karena orang-orang ingin melihat
suatu peristiwa tertentu, hampir sama dengan khalayak penonton tetapi kerumunan penonton
tanpa direncanakan
• Acting lawless crowds / acting mob / kerumunan emosional : mempunyai tujuan tertentu
dengan menggunakan kekuatan fisik yang berlawanan dengan norma- norma social
• Immoral lawless crowds / kerumunan tak bermoral : segala tindakannya berlawanan dengan
norma-norma pergaulan hidup
b. Massa
Ciri-ciri massa
• Terdiri dari orang-orang dalam segala lapangan dan tingkatan sosial
• Anonim dan heterogen
• Tidak terdapat interaksi dan interelasi
• Tidak mampu bertindak secara teratur
• Adanya sikap yang kurang kritis, gampang percaya pada pihak lain, amat sugestible (mudah
dipengaruhi)
c. Publik
Ciri-ciri publik (khalayah ramai)
• Kelompok yang tidak teratur
• Interaksi secara tidak langsung melalui media massa
• Perilaku publik didasarkan pada perilaku individu
• Anonim dan terdiri atas berbagai lapisan masyarakat
• Mempunyai minat yang sama terhadap suatu masalah
• Minat yang sama tersebut belum tentu mempunyai opini atau pendapat yang sama terhadap
suatu masalah
• Berusaha menguasai masalah tsb
• Adanya kecenderungan mereka berfikir rasional
2. Kelompok nyata
a. Statistical Group (Kelompok Statistik)
Ciri-ciri kelompok statistik
• Tidak direncanakan, tidak disengaja, tidak berarti sangat mendadak / spontan tetapi sudah
terbentuk dengan sendirinya
• Tidak terhimpun dan tidak terorganisir dalam wadah tertentu
• Tidak ada interaksi, tidak ada interrelasi, dan tidak ada komunikasi secara terus-menerus
• Tidak ada kesadaran berkelompok
• Kehadirannya konstan
b. Societal Group (Kelompok Sosieta)
Ciri-ciri kelompok sosieta
• Tidak direncanakan, tidak sengaja, terbentuk dengan sendirinya
• Kemungkinan terhimpun dalam suatu wadah tertentu
• Kemungkinan terjadi interaksi, interrelasi, atau komunikasi
• Kemungkinan terjadi kesadaran kelompok
• Kehadirannya konstan
c. Social Group (Kelompok Sosial)
Sering disamakan dengan masyarakat dalam arti khusus. Terbentuk karena adanya unsure-
unsur yang sama, seperti tempat tinggal, pekerjaan yang sama, kedudukan yang sama, atau
kegemaran yang sama.
Memiliki anggota yang berinteraksi dan melakukan komunikasi secara terus menerus.
Contoh: tetangga, teman
d. Associational Group (Kelompok Assosiasi)
Ciri-ciri kelompok asosiasi
• Direncanakan atau sengaja dibentuk
• Terorganisir secara nyata dalam suatu wadah
• Ada interaksi dan interrelasi serta komunikasi secara terus-menerus
• Adanya kesadaran kelompok yang kuat
• Kehadirannya konstan
Contoh: dalam lembaga pendidikan, kesatuang angkatan bersenjata

B. Klasifikasi menurut erat longgarnya ikatan antaranggota


Menurut Ferdinand Tonnies:
a. GEMEINSCHAFT (PAGUYUBAN)
Kelompok sosial yang anggota-anggotanya memiliki ikatan batin yang murni, bersifat
alamiah dan kekal
Bentuk gemeinschaft
• Gemeinschaft by blood (ikatan darah)
Contoh : keluarga , kelompok kekerabatan
• Gemeinschaft of place ( tempat)
Contoh : Rukun Tetangga, Rukun Warga
• Gemeinschaft of mind (dasar ideologi): terdiri dari individu yang memiliki jiwa dan pikiran
yang sama karena ideologi yang sama ‘

b. Gesselscaft (patembayan) : ikatan lahir yang bersifat pokok untuk waktu yang yang
pendek, strukturnya bersifat mekanis dan bersifat sebagai suatu bentuk pikiran belaka
Ciri-ciri gesselshaft :
• Hubungan terbatas pada urusan tertentu
• Hubungan antar peran dan status
• Bersifat publik life

C. Klasifikasi kelompok sosial menurut pencapaian tujuan


a. Kelompok formal : memiliki peraturan tegas dan sengaja dibuat oleh anggotanya untuk
mengatur hubungan antaranggotanya
b. Kelompok informal : terbenhtuk karena pertemuan yang berulang-ulang dan merasa
memiliki kepentingan dan pengalaman yang sama

D. Klasifikasi menurut pendapat Merton


a. Membership group
merupakan kelompok social yang setiap orang secara fisik menjadi anggota kelompok
tersebut
b. Reference group
kelompok social yang menjadi acuan bagi seseorang yang bukan anggota kelompok untuk
membentuk pribadi dan perilakunya sesuai dengan kelompok acuan.

E. Klasifikasi menurut sudut pandang individu


a. In group (kelompok sendiri)
kelompok social tempat individu mengidentifikasikan dirinya
b. Out group (kelompok luar)
kelompok yang menjadi lawan in group, menjadi dasar munculnya sikap etnosentris
F. Klasifikasi menurut kualitas hubungan antar anggota

a. Kelompok primer
Suatu kelompok yang hubungan antar anggota saling mengenal dan bersifat informal
b. Kelompok sekunder
suatu kelompok yang hubung antaranggotanya bersifat formal, impersonal dan didasarkan
pada asas manfaat.
Masalah Sosial
Ada beberapa pandangan para tokoh sosilogi tentang masalah sosial, antara lain:
1. Arnold Rose: masalah sosial dapat didefinisikan sebagai situasi yang telah
memengaruhi sebagian besar masyarakat sehingga mereka percaya bahwa situasi itu adalah
sebab dari kesulitan mereka. Situasi itu dapat diubah.
2. Richard dan Richard: masalah sosial adalah pola perilaku dan kondisi yang tidak
diinginkan dan tidak dapat diterima oleh sebagian besar anggota masyarakat.
3. Soerjono Soekanto: masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur
kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan sosial.
Masalah sosial sendiri dapat dilihat dari teori fungsionalis, teori konflik dan teori interaksi
simbolis.
1. Teori Fungsionalis
Semua bagian seperti keluarga, ekonomi, dan sekolah, mempunyai fungsinya masing-masing
dalam masyarakat. Keluarga membesarkan anak, sekolah mengajarkan pengetahuan dan
lembaga ekonomi menyediakan pekerjaan. Semua bagian dari masyarakat ini saling bekerja
sama untuk membangunan tatanan sosial yang stabil. Jika salah satunya tida menjalankan
fungsinya dengan baik, maka akan terjadi ketidakteraturan sosial dalam bentuk masalah
sosial.
2. Teori Konflik
Menurut teori konflik, masalah sosial timbul dari berbagai macam konflik sosial. Hal yang
paling penting dan umum adalah konflik kelas rasa tau kelas etnis, dan konflik gender. Setiap
koflik muncul dari ketimpangan antara yang kuat dan lemah.
3. Teori Interaksi Simbolis
Teori ini melihat masalah sosial sebagai interaksi simbolis antara individu yang tidak
mempunyai masalah sosial dan individu yang mempunyai masalah sosial yang mengarahkan
individu yang tanpa masalah berperilaku seperti individu yang bermasalah. Dalam teori ini
ada dua pandangan yang berbeda tentang masalah sosial. Pertama adalah teori pelabelan
(labeling theory). Suatu kondisi sosial kelompok atau masyarakat tertentu dianggap
bermasalah, karena kondisi itu sudah dicap bermasalah. Kedua yaitu konstruksionisme sosial,
melihat bahwa individu yang menginterpretasikan dunia sekitarnya secara universal.

2. Kemiskinan sebagai Masalah Sosial


Menurut Gilling dan Gillin, kemiskinan adalah ketika seseorang tidak dapat mempertahankan
skala hidup yang cukup tinggi untuk memberikan efisiensi fisik dan mental untuk
memungkinkan dia dan keluarganya menjalankan fungsi sebagaimana mestinya sesuai
dengan standar masyarakatnya baik karena pendapatan yang tidak memadai atau pengeluaran
yang tidak bijaksana.
Ada beberapa hal yang menjadi penyebab kemiskinan menurut Hendry George,
penyebab utama kemiskinan adalah kepemilikan pribadi atau monopoli individu atas tanah.
Pandangan ini muncul saat kepemilikan tanah menjadi alat ukur kekayaan pribadi. Karl Marx
mengatakan bahwa kemiskinan terjadi karena eksploitasi kaum pekerja oleh kaum kapitalis.
Kemiskinan dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yakni:
1. Penyakit dan kemiskinan membentuk kemitraan yang saling membantu. Penyakit
meningkatkan kemiskinan dan kemiskinan juga meningkatkan penyakit.
2. Penyakit mental membuat orang menjadi tidak mampu melakukan sesuatu. Hal inni
mengurangi pendapatan dan meningkatkan kemiskinan. Di sisi lain juga kemiskinan dapat
meningkatkan penyakit jiwa.
3. Kecelakaan dapat membuat seseorang yang produktif menjadi sama sekali tidak bisa
bekerja atau mengurangi kapasitasnya.
4. Buta huruf dan kemiskinan juga saling terkait. Karena buta huruf dapat membuat
seseorang menjadi miskin karena sedikit pengetahuan yang ia dapat, begitu pula kemiskinan
dapat membuat seseorang tidak bersekolah atau mendapat membaca.
5. Kemalasan juga merupakan penyebab kemiskinan. Banyak kesempatan kerja namun
karena seseorang itu malas maka ia kehilangan kesempatan dan menjadi miskin.
6. Pemborosan juga dapat menjadi faktor kemiskinan. Orang yang boros akan tetap
miskin berapa pun penghasilan yang mereka dapatkan.
7. Demoralisasi atau penurunan karakter dan moral menyebabkan kekacauan pribadi dan
akhirnya jatuh dalam kemiskinan. Minum-minuman keras, perjudian, narkoba dan kebiasaan
negative lainnya akan menjerumuskan orang dalam jurang kemiskinan.
Sementara itu faktor georafis yang menyebabkan kemiskinan antara lain sebagai berikut:
1. Iklim dan cuaca yang kurang baik dapat menyebabkan produktivitas menurun.
2. Tidak adanya sumber daya alam yang memadai. Seperti contohnya tidak ada tanah
yang subur, mineral dan air yang cukup.
3. Bencana alam, seperti letusan gunung berapi, angina topan, banjir, dan gempa bumi,
menyebabkan kerusakan yang serius pada perumahan dan pertanian.
Ada pula kemiskinan yang disebabkan oleh faktor ekonomis, antara lain:
1. Sebab-sebab pertanian, seperti pupuk yang tidak cukup, perbaikan peralatan, dan
mesin yang tidak mutakhir, penyakit, tidak adanya sarana yang memadai untuk melindungi
lading dari hama dan hewan.
2. Distribusi kekayaan yang tidak merata. Dalam sistem kapitalis, yang kaya terus
semakin kaya dan yang miskin makin miskin.
3. Depresi ekonomi yang dapat menyebabkan penurunan dalam perdagangan, penutupan
pabrik dan pengangguran jutaan buruh.
4. Penganggurann adalah penyebab utama dalam kemiskinan.
5. Penimbunan kekayaan yang tidak produktif, seperti pembelian perhiasan.
Sementara itu kemiskinan juga dapat semakin meningkat karena sebab-sebab sosial seperti
berikut ini:
1. Sistem pendidikan yang kurang baik dapat menyebabkan orang yang berpendidikan
menganggur dan menjalani kemiskinan.
2. Perumahan yang tidak cukup juga dapat membuat orang terpaksa tinggal di
pemukiman kumuh yang kotor dan tidak sehat. Konsekuensinya kapasitas mereka untuk
bekerja berkurang. Hal ini tentu saha mengarahkan mereka pada kemiskinan.
3. Imigrasi, ini menjadi salah satu faktor peyebab kemiskinan. Kurangnya pengetahuan,
dan kemampuan membuat imigran yang berangkat dari desa kalah saing dengan orang yang
sudah memahami seluk beluk kota. Sehingga kebanyakan dari imigran menjadi
pengangguran di kota, dan menjadi beban kemiskinan bagi negara.
Penanggulangan kemiskinan adalah kebijakan dan program pemerintahan dan pemerintah
daerah yang dilakukan secara sistematis, terencana dan bersinergi dengan dunia usaha dan
masyarakat untuk mengurangi jumlah penduduk miskin dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan rakyat. Seperti yang telah dicanangkan oleh presiden pada Perpres No. 15
Tahun 2010 tentang percepatan penanggulangan kemiskinan. Dengan strategi sebagai
berikut:
1. Mengurangi beban pengeluaran masyarakat miskin,
2. Meningkatkan kemampuan dan pendapat masyarakat miskin,
3. Mengembangkan dan menjamin keberlanjutan usaha mikro dan kecil,
4. Menyinergikan kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan.
3. Kriminalitas sebagai Masalah Sosial
Penyimpangan dan kriminalitas merupakan dua hal yang berbeda. Penyimpangan merupakan
kegagalan untuk menyesuaikan diri dengan norma-norma sosial dan tidak disetujui oleh
masyarakat atau kelompok sosial. Sementara itu, kriminalitas adalah salah satu bentuk
penyimpangan, khususnya, perilaku yang melanggar hukum pidana tertentu. Tidak semua
penyimpangan adalah kejahatan. Penyimpangan menjadi kejahatan ketika lembaga
masyarakat menunjuk penyimpangan itu sebagai perilaku yang melanggar hukum atau
undang-undang yang meletakkan hukuman bagi kejahatan membentuk hukum pidana.
Beberapa faktor yang mendorong timbulnya tindak kejahatan adalah sebagai berikut:
1. Terjadi perubahan sosial, ekonomi, politik, seperti perang dan bertambahnya pengangguran.
2. Pemerintah yang lemah dan korup sehingga mendorong orang mancari kesempatan untuk
berbuat kejahatan.
3. Masalah kependudukan dan kesulitan ekonomi.
4. Pengembangan sikap mental yang keliru, misalnya ambisi yang berlebihan untuk menaikkan
status membuat seseorang melakukan suap.
5. Kurang model (teladan) dan orang yang dituakan (senior).

4. Kesenjangan Sosial-Ekonomi sebagai Masalah Sosial


Kesenjangan ekonomi selalu menjadi salah satu isu utama dari setiap sistem sosial.
Pertanyaan utama dari sosiologi modern adalah analisis kesenjangan sosial terstruktur, yang
sebagian besar berasal dari perbedaan wewenang atas sumber daya ekonomi. Ekonomi selalu
mengklaim bahwa kriteria untuk kebijakan ekonomi adalah efisiensi dan pemerataan.
Secara etimologis, kesenjangan berarti tidak seimbang, tidak simetris, atau berbeda. Pola
kesenjangan sosial dapat kita pahami dan pemahaman kita tentang berbagai dimensi
stratifikasi sosial. Stratifikasi sosial merujuk pada suatu hierarki hak-hak istimewa relative
yang berdasarkan pada kekuasaan, kepemilikan, dan prestise. Kesenjangan sosial-ekonomi
mengacu pada kotras antara kondisi ekonomi orang yang berbeda dan kelompok yang
berbeda dalam masyarakat yang melaksanakan pembangunan atau modernisasi. Sumber
pedapatan, kesempatan kerja, kesempata berusaha, dan kesempatan berpartisipasi dalam
pembangunan. Faktor penyebabnya antara lain:
1. Menurunnya pendapatan perkapita sebagai akibat pertumbuhan penduduk yang relative tinggi
tanpa diimbangi peningkatan produktivitas.
2. Ketidakmerataan pembangunan antardaerah sebagai akibat dari kebijakan politik dan
kekurangsiapan SDM.
3. Rendahnya mobilitas sosial sebagai akibat sikap mental tradisional yang kurang menyukai
persaingan dan kewirausahaan.

5. Ketidakadilan sebagai Masalah Sosial


Ada beberapa bentuk ketidakadilan. Diantaranya adalah:
1. Stereotip: pemberian sifat tertentu secara subjektif terhadap seseorang berdasarkan kategori
kelompoknya. Stereotip merupakan salah satu bentuk prasangka antar ras berdasarkan jenis
kelamin, kebangsaan, dan tampilan komunikasi verbal maupun nonverbal. menunjukkan
perbedaan antara “kami” dengan “mereka”. Kami yang termasuk in group dan mereka
menjadi lawan in group atau out group.
2. Marginalisasi: proses pemutusan hubungan kelompok-kelompok tertentu dengan lembaga
sosial utama. Seperti struktur ekonomi, pendidikan dan lembaga sosial.
3. Subordinasi: pembedaan perlakuan terhadap identitas sosial. Menurut Louis Wirth, kelompok
minoritas secara eksplisit dibedakan dengan kelompok mayoritas. Anggota kelompok
mayoritas dan minoritas diperlakukan tidak seimbang. Mereka menguasai sumber daya
sehingga merasa dapat bertindak secara tidak adil, dan merasa mempunyai martabat.
4. Dominasi: Dominasi merupakan suatu kondisi yang dipahami oleh orang-orang atau
kelompok untuk sejauh bahwa mereka bergantung pada hubungan sosial dimana beberapa
orang atau kelompok lain memegang kekuasaan sewenang-wenang atas mereka.
Perbedaan, kesetaraan dan harmoni sosial
Struktur Sosial
Soerjono Soekanto
1. Struktur sosial : organisasi yang berkaitan dengan pilihan dan keputusan dalam
hubungan-hubungan sosial.
2. Struktur sosial : bangunan abstrak selaku masyarakat yang berisi susunan yang hierarki
yang berisi kedudukan dan peran dari tingkatan yang tertinggi hingga tingkatan yang terendah
3. Struktur sosial : hubungan timbal balik antarposisi sosial dan antar peran.
Diferensiasi Sosial
Ada beberapa ciri yang sering digunakan sebagai tolak ukur diferensasi sosial. Ciri-ciri ini
merupakan identitas khas yang menjadikan sebuah kelompok tampak berbeda dengan
kelompok lainnya. yang mengakibatkan timbulnya diferensiasi sosial sehingga membuat individu
atau kelompok terpisah dan berbeda satu sama lain. Adapun ciri-ciri diferensiasi sosial yang
dimaksud ialah sebagai berikut:
Ciri fisik
Yakni ciri-ciri yang berhubungan dengan sifat-sifat kasat mata yang ditunjukkan oleh ras, seperti
warna rambut, warna kulit, postur tubuh, bentuk dan warna mata, dan lain sebagainya. ciri ini
menyebabkan penggolongan manusia ke dalam golongan tertentu berdasarkan perbedaan
Ciri budaya
Ciri ciri budaya adalah ciri-ciri yang berhubungan dengan adat istiadat dan kebudayaan yang
berkembang pada kehidupan masyarakat. Setiap bangsa memiliki adat istiadat dan kebudayaan
yang berbeda-beda. Di Indonesia saja, terdapat ratusan sistem adat dan sistem budaya, seperti
yang terdapat pada masyarakat Sunda, Jawa, Bali, Lombok, Madura, Dayak, Batak, dan lain
sebagainya. Dalam cakupan dunia pastinya sistem adat dan system budaya akan semakin
banyak jumlahnya. Masyarakat Afrika, Asia, Eropa, Amerika dan Australia tentu mamiliki
karakteristik yang khas yang berbeda dengan lainnya.
Ciri-ciri Sosial
Ciri ciri Sosial merupakan ciri yang berhubungan dengan fungsi warga masyarakat dalam
kehidupan bermasyarakat. Sebagaimana sudah maklum bahwa setiap warga masyarakat
memiliki fungsi dan tugas yang berbeda-beda yang berkaitan dengan pekerjaan, profesi, atau
mata pencaharian sehari-hari, baik untuk kepentingan dirinya sendiri maupun untuk kepentingan
sosial. pekerjaan, profesi, atau mata pencaharian yang dipilih oleh tiap orang tidak menunjukkan
adanya tingkatan yang bersifat vertikal, melainkan menunjukkan adanya perbedaan bakat dan
minat antara orang yang satu dengan lainnya yang bersifat horisontal.
Stratifikasi Sosial
stratifikasi sosial yang ada dalam suatu kelompok sosial atau komunitas (Svalastoga, 1989),
misalnya: dimensi pemilikan kekayaan (diteorikan Koentjaraningrat), sehingga ada strata wong
sugih dan wong cilik. Awalnya, dimensi ini digunakan untuk melakukan identifikasi pada
masyarakat Jawa, maka yang disebut pemilikan kekayaan akan terfokus pada simbol-simbol
ekonomi yang lazim dihargai masyarakat Jawa. Misalnya, pemilikan tanah (rumah, pekarangan
atau sawah)
Harmoni Sosial
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia harmoni berarti selaras atau serasi, sedangkan sosial
berarti berkenaan dengan masyarakat, mengenai masyarakat, atau suka memperhatikan
kepentingan umum. Sedangkan menurut Enda M.C social adalah cara tentang bagaimana
individu saling berhubungan social secara baik dan saling menghargai satu sama lain. Harmoni
sosial adalah kondisi dimana individu hidup sejalan dan serasi dengan tujuan masyarakatnya.
Harmoni sosial juga terjadi dalam masyarakat yang ditandai dengan solidaritas
Kesetaraan dan Harmoni Sosial dalam Masyarakat Multikultural
Akar kata multikulturalisme adalah kebudayaan. Secara etimologis, multikulturalisme dibentuk
dari kata multi (banyak), kultur (budaya), dan isme (aliran/paham). Secara hakiki, dalam kata itu
terkandung pengakuan akan martabat manusia yang hidup dalam komunitasnya dengan
kebudayaannya masing-masing yang unik. Dengan demikian, setiap individu merasa dihargai
sekaligus merasa bertanggung jawab untuk hidup bersama komunitasnya. Pengingkaran suatu
masyarakat terhadap kebutuhan untuk diakui (politics of recognition) merupakan akar dari segala
ketimpangan dalam berbagai bidang kehidupan. Pengertian kebudayaan di antara para ahli
harus dipertaruhkan atau dipertentangkan antara satu konsep yang dipunyai oleh seorang ahli
dengan konsep yang dipunyai ahli lainnya. Karena multikulturalisme itu adalah sebuah ideology
dan sebuah alat atau wahana untuk meningkatkan derajat manusia dan kemanusiaannya, maka
konsep kebudayaan harus dilihat dalam perspektif fungsinya bagi kehidupan manusia.

Anda mungkin juga menyukai