Anda di halaman 1dari 7

Analisis Break Even Point (Bab 10) Astried P

ANALISIS BREAK EVEN POINT

A. Pengertian Break Even Point (Analisis Pulang Pokok)


 Break Even Point adalah Teknik analisis untuk mempelajari hubungan antara Biaya Tetap, Biaya Variabel,
Laba dan Volume Penjualan (Cost-Profit-Volume Analysis / CPV Analysis)

 Dalam perencanaan keuntungan, analisis BEP merupakan Profit-Planning-Approach yang mendasarkan


pada hubungan antara biaya & penghasilan penjualan (Revenue)

 Masalah BEP akan muncul apabila suatu perusahaan selain memiliki biaya tetap juga memiliki biaya
variabel.

 Biaya variabel secara totalias besarnya akan berubah-ubah sesuai dengan perubahan volume produksi,
sedangkan besarnya biaya tetap secara totalitas tidak mengalami perubahan meskipin ada perubahan
volume produksi

 Contoh biaya tetap adalah biaya sewa, bunga utang, gaji pegawai, biaya asuransi,dll

 Contoh biaya variabel adalah biaya bahan mentah, upah buruh langsung, komisi penjualan, biaya over
head pabrik (biaya yang dikeluarkan untuk kelancaran proses produksi : biaya listrik, biaya air, biaya
pemeliharaan mesin, ,dll)

 BEP merupakan keadaan dimana suatu usaha tidak mendapatkan laba dan tidak menderita kerugian (Laba
= 0)

 Penggunaan BEP sangat membantu pihak manajemen dalam menentukan harga jual dan volume
penjualan.

B. Asumsi Dasar Analisis BEP


 Seluruh jenis biaya dibagi dalam golongan biaya variabel dan biaya tetap.
 Besarnya biaya variabel secara totalitas berubah-ubah secara proporsionil dengan volume
produksi/penjualan
 Besarnya biaya tetap secara totalitas tidak berubah, meskipun adanya perubahan volume
produksi/penjualan
 Harga jual per unit tidak berubah selama periode yang dianalisis
 Perusahaan hanya memproduksi/menjual satu jenis barang. Apabila memproduksi lebih dari satu jenis
produk, perimbangan penghasilan penjualan antara masing-masing produk/sales mix adalah tetap
konstan.
 Kebijakan manajemen tentang operasi perusahaan tidak berubah secara material (Perubahan besar)
dalam jangka waktu pendek
 Kebijakan persediaan barang tetap konstan/tidak ada persediaan sama sekali, baik persediaan awal
maupun persediaan akhir.
 Efisiensi dan produktivitas per karyawan tidak berubah dalam jangka pendek.

Manajemen Keuangan 59
Analisis Break Even Point (Bab 10) Astried P

C. Menentukan Break Even Point

1. Secara Grafik (Break Even Chart)


 Besarnya volume produksi / penjualan dalam unit terlihat pada sumbu horizontal (sumbu X) dan besarnya
biaya dan penghasilan penjualan akan terlihat pada sumbu vertikal (sumbu Y).

 Dalam gambar, BEP dapat ditentukan yaitu pada titik persilangan antara garis penghasilan penjualan
dengan garis biaya total. Apabila dari titik tersebut ditarik garis lurus vertikal kebawah sampai sumbu Y
akan nampak besarnya “BE” dalam unit. Jika dari titk tersebut ditarik garis lurus horizontal ke samping
sampai sumbu Y, maka akan nampak besarnya “BE” dalam Rupiah.

 Contoh 1 :
Suatu perusahaan bekerja dengan biaya tetap sebesar Rp. 3 juta, biaya variabel per unit Rp. 400.000.
Harga jual per unit Rp. 1 juta, kapasitas produksi maksimal 10.000 unit. Dengan 2 cara dalam
menggambarkan garis biaya tetap. Atas dasar data tersebut, maka dapat dibuat 2 gambar Break Even Point
sbb :

 Ada 2 cara dalam menggambarkan garis biaya tetap dalam break even point :
a. Dengan menggambarkan garis biaya tetap secara horizontal sejajar dengan sumbu X

Y
Laba Operasi
Laba

5
Penghasilan BEP Biaya Variabel
penjualan &
biaya
3 FC
Rugi

Biaya Tetap

5 X
Unit yang diproduksi dan di jual
(dalam Ribuan unit)

Manajemen Keuangan 60
Analisis Break Even Point (Bab 10) Astried P

b. Dengan menggambarkan garis biaya tetap sejajar dengan garis biaya variabel. Untuk cara ini,
besarnya Contribution Margin (Penghasilan penjualan setelah dikurangi biaya variabel yang
merupakan bagian dari penghasilan penjualan yang tersedia untuk menutup biaya tetap) akan
nampak pada gambar break even tersebut.

Y
Laba Operasi
Laba
Contribution
5 Margin
Penghasilan BEP Biaya Variabel
penjualan &
biaya
3 FC
Rugi

Biaya Tetap

5 X
Unit yang diproduksi dan di jual
(dalam Ribuan unit)

2. Secara Matematis
 Ada 2 cara perhitungan :
a. Atas Dasar Unit (Q)

FC
BEP (Q) =
P - VC

b. Atas Dasar Rupiah (Rp)

FC
BEP (Rp) =

1 – (VC / S)

Dimana : FC : Biaya Tetap


VC : Biaya Variabel
P : Harga Jual per unit
Q : Jumlah quantitas/unit produk yang dihasilkan
S : Volume penjualan

Manajemen Keuangan 61
Analisis Break Even Point (Bab 10) Astried P

 Contoh 2

Diketahui data sbb : FC = Rp. 800.000, VC = Rp.10.000/unit, P = Rp. 90.000/unit dan kapasitas produksi
makximal 1000 unit. Berapakah BEPnya?
a) BEP (Q)

b) BEP (Rp) =

c) Contribution Margin Ratio

= 1 – VC / S

Artinya : Bahwa setiap perubahan penghasilan penjualan menyebabkan perubahan Contribution to


Fixed Cost sebesar ………….% dari perubahan tersebut.

d) Margin of Safety

Penjualan yang di rencanakan – Penjualan Pada Break Even


= x 100 %
Penjualan yang di rencanakan

Artinya : Angka margin of safety sebesar…..x…….% menunjukkan jika jumlah penjualan yang
nyata kurang / menyimpang lebih besar dari …..x%......(dari penjualan yang direncanakan)
perusahaan akan menderita kerugian.

Margin of safety merupakan angka yang menunjukkan jarak antara penjualan yang
direncanakan/dibudgetkan (budgeted sales) dengan penjualan pada break even.

Dengan kata lain, margin of safety menggambarkan batas jarak, dimana kalau berkurangnya
penjualan melampaui batas tersebut perusahaan akan menderita kerugian.

Semakin kecil margin of safety berarti semakin cepat perusahaan menderita kerugian dalam hal ada
penurunan jumlah penjualan yang nyata.

D. Efek Berbagai Faktor Terhadap Break Evan Point.

1. Efek terhadap perubahan harga jual per unit dan jumlah biaya tetap terhadap BEP
 Apabila P (Harga jual) naik, maka akan mempunyai efek yang menguntungkan, karena BEP-nya
akan turun

 Dalam menggambarkan BEP, titik BE-nya akan bergeser ke kiri, yang berarti untuk mencapai BEP
cukup diperlukan jumlah yang lebih kecil.

 Dalam analisis BEP juga diasumsikan bahwa jumlah biaya tetap secara totalitas adalah konstan.
Apabila ada perubahan besarnya jumlah biaya tetap maka BEP-nya pun akan bertambah.

Manajemen Keuangan 62
Analisis Break Even Point (Bab 10) Astried P

Bertambahnya jumlah biaya tetap akan menaikkan BEP, demikian pula sebaliknya, berkurangnya
jumlah biaya tetap akan mengakibatkan turunnya BEP.

2. Efek perubahan Sales Mix terhadap BEP


 Salah satu asumsi dasar dalam BEP bagi suatu perusahaan yang menghasilkan 2 atau lebih macam
produk ialah tidak adanya perubahan dalam sales mix-nya.

 Sales mix menggambarkan perimbangan sales revenue antara beberapa macam produk yang
dihasilkan oleh suatu perusahaan.

 Contoh 3 :
Suatu perusahaan yang menghasilkan 2 macam produk, Produk A dan Produk B, dimana data
finansiilnya sbb :

Produk A Produk B Total


Sales 20.000 unit Rp. 200.000 80.000 unit Rp. 200.000 Rp. 400.000
VC 60% Rp. 120.000 40 % Rp. 80.000 Rp. 200.000
FC Rp. 40.000 Rp. 80.000 Rp. 120.000
Biaya Total Rp. 160.000 Rp. 160.000 Rp. 320.000
Laba Netto Rp. 40.000 Rp. 40.000 Rp. 80.000

Dari data tersebut diketahui bahwa :


Sales Mix (A:B)
Produk Mix =

BEP Totalitas

Sales Mix A:B = 1


- Sales Produk A (Rp)
- Sales Produk A (Q) =

- Sales Produk B (Rp)


- Sales Produk B(Q) =

Produk Mix A : B =
=

Produk A Produk B Total


Sales
VC
FC
TC
Laba/Rugi Netto

Bagaimana pengaruhnya terhadapa BEP jika ada perubahan Sales Mix?

a. Misalkan jumlah produk A bertambah 50% sedangkan jumlah produk B tetap tidak berubah,
maka BEPnya?

Manajemen Keuangan 63
Analisis Break Even Point (Bab 10) Astried P

Produk A Produk B Total


Sales
VC
FC
TC
Laba/Rugi Netto

Sales Mix =

BEP =

b. Misalkan jumlah produk B bertambah 50% sedangkan jumlah produk A tetap tidak berubah,
maka BEPnya?

Produk A Produk B Total


Sales
VC
FC
TC
Laba/Rugi Netto

Sales Mix =

BEP =

Keadaan sebelum dan sesudah adanya perubahan sales mix dapat diikhtisarkan sbb :

Sebelum Sesudah
A (+) 50% B (+) 50%
Sales Mix (A:B)
Laba Netto
% perubahan keuntungan
(Bertambah/Berkurang)
BEP

Berdasarkan analisis menunjukkan bahwa lebih baik perusahaan memperbanyak jumlah produk B,
karena dengan bertambahnya jumlah produk B maka :
a. Keuntungan netto lebih besar
b. BEP lebih rendah

Manajemen Keuangan 64
Analisis Break Even Point (Bab 10) Astried P

E. Penentuan Penjualan Minimal


FC + Keuntungan
Sales =
Minimal
1 – (VC / S)

Contoh 4:
Tahun 2014 perusahaan XYZ mencapai BEP. Perusahaan tersebut bekerja dengan FC Rp. 120.000 dan
dalam tahun tersebut mempunyai penghasilan penjualan Rp. 200.000. Jika perusahaan memperkirakan
tahun 2015 lebih baik dan menetapkan target keuntungan sebesar Rp. 30.000, berapa besarnya penjualan
minimal yang harus dicapai untuk mencapai target keuntungan tersebut?

Manajemen Keuangan 65

Anda mungkin juga menyukai