PENDAHULUAN
dewasa yang mampu hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat di lingkungan
optimal. Untuk itu, langkah yang paling efisien dalam memperbaiki sifat dan akhlak
seorang siswa adalah melalui peningkatan pendidikan. Salah satu cara yang dilakukan
pendidikan. Ada tiga komponen yang perlu disoroti dalam pembaharuan pendidikan
meningkatkan kualitas hasil pendidikan. Cara yang dapat digunakan yaitu dengan
penerapan strategi atau metode pembelajaran yang efektif di kelas dan lebih
memberdayakan potensi siswa. Penerapan strategi atau metode yang seperti itulah
yang sangat dibutuhkan pada mata pelajaran sains khususnya fisika. Dalam hal ini,
Apabila mendengar kata “Fisika” siswa cenderung merasa malas dan tidak
ingin masuk ke kelas untuk belajar. Karena siswa selalu merasa bahwa fisika adalah
mata pelajaran yang sangat sulit. Hal ini dikarenakan siswa selalu beranggapan
1
bahwa mata pelajaran fisika selalu berkaitan dengan rumus-rumus. Mereka tidak
memahami makna dibalik rumus yang ada. Konsep merupakan salah satu hal yang
sangat penting untuk diketahui, karena dengan mengetahui konsep tersebut akan lebih
Kegiatan pembelajaran di dalam kelas merupakan salah satu tugas utama guru
sehingga mereka lebih banyak menunggu penjelasan dari guru dibandingkan mencari
dan menemukan pengetahuannya sendiri. Oleh karena itu perlu adanya suatu
perubahan strategi pembelajaran dari yang berpusat pada guru (teacher centered)
menjadi berpusat pada siswa (student centered). Pembelajaran berpusat pada siswa
adalah pembelajaran yang lebih berpusat pada kebutuhan, minat, bakat, dan
kemampuan peserta didik, sehingga pembelajaran akan lebih bermakna dan siswa
dapat mengeluarkan potensi dan kemampuan yang mereka miliki. Dengan melibatkan
siswa dalam proses pembelajaran, siswa akan lebih mudah dalam memahami apa
Salah satu teori yang dapat digunakan untuk melibatkan siswa dalam proses
2
mengeluarkan pendapat mereka, ide-ide yang mereka punya tanpa takut berbeda dari
temannya. Siswa diberikan kesempatan untuk memahami materi yang diajarkan dan
mencari makna dari materi tersebut. Teori kostruktivisme menggunakan srategi yang
berpusat pada siswa (student centered) dimana siswa lebih aktif dan termotivasi
dalam mencari pengetahuan baru. Ada beberapa model pembelajaran yang dapat
meningkatkan keaktifan dan motivasi siswa dalam belajar. Salah satunya adalah
model pembelajaran yang berpusat pada pemecahan masalah yang ada dalam
Learning.
siswa untuk belajar dan bekerjasama dalam kelompok untuk mencari penyelesaian
masalah. Dalam Problem Based Learning, sikap siswa seperti pemecahan masalah,
Problem Based Learning juga memfasilitasi siswa untuk saling bertukar pendapat,
3
Model PBL (Problem Based Learning) merupakan suatu model pembelajaran
PBL dimulai dengan memberikan masalah yang berkaitan dengan materi yang
mengidentifikasi masalah tersebut agar siswa dapat menemukan solusi yang tepat.
Dengan pembelajaran ini, siswa dapat aktif memecahkan masalah sehingga dapat
Dari hasil penelitian Bilgin dkk. (2008), problem based learning dapat
Learning adalah membuat siswa menjadi aktif, bebas, dan belajar mandiri dari pada
tersebut akan sangat bermanfaat bagi siswa untuk kehidupan yang akan datang.
mengembangkan sifat atau karakter baik pada diri siswa. Perbedaan kemampuan
siswa dalam suatu kelompok juga dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa
4
Penerapan model Problem Based Learning pada setiap jenjang pendidikan
saat ini sudah tepat karena pendidikan lebih mengedepankan penguasaan aspek
keilmuan dan kecerdasan peserta didik. Jika peserta didik sudah mencapai nilai
dan nilai-nilai budaya dalam diri peserta didik sudah mulai terabaikan. Sedangkan
menurut Suyitno (2012), pendidikan karakter dan budaya bangsa penting karena
dalam kehidupan nyata masyarakat yang memiliki karakter dan budaya yang kuat
adaptasi dari langkah-langkah ilmiah pada sains. Proses pembelajaran dapat disatukan
peserta didik. Dalam pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah,
(informasi) dan menarik kesimpulan serta mengkomunikasikan hasil yang terdiri dari
5
kesimpulan untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap. Langkah-
langkah tersebut dapat dilanjutkan dengan kegiatan mencipta. Oleh karena itu,
masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah terdapat pengaruh pemahaman konsep
fisika antara kelas yang menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) dengan pendekatan saintifik dan kelas yang menggunakan model pembelajaran
konsep fisika antara kelas yang menggunakan model pembelajaran Problem Based
Palu”.
6
1. Secara umum hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan
sekolah-sekolah.
2. Secara khusus dapat memberikan informasi kepada para guru, khususnya
menangkap makna dari suatu konsep baik yang berupa verbal maupun tulisan
mengekstrapolasi
7
kesimpulan serta mengkomunikasikan hasil yang terdiri dari kesimpulan
8
BAB II
siswa dengan siswa akan terjalin dengan efektif. Terjalinnya interaksi siswa
dengan guru maupun siswa dengan siswa tentu mampu menumbuhkan sikap
2. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rihardani Woro Trisnani (2007) bahwa
melaksanakan tugas.
9
3. Hasil penilitian yang dilakukan oleh Nutri Artanti (2008) tentang penerapan
terbukti dengan peningkatan aktivitas siswa dan nilai rata-rata tes siswa
meningkat
proses terhadap hasil belajar siswa kelas VII dalam pembelajaran fisika di
proses sains siswa kelas VII SMP Negeri 1 Tanggul selama pembelajaran
baik.
proses belajar mengajar agar dicapai perubahan spesifik pada perilaku peserta
10
peserta didik, mampu berpikir kritis, memiliki keterampilan sosial, dan
pembelajaran dapat memacu peserta didik untuk lebih aktif dalam belajar. Salah
Based Learning.
peserta didik, yang dapat berfungsi sebagai batu loncatan untuk investigasi dan
prestasi belajar peserta didik karena melalui pembelajaran ini peserta didik
belajar bagaimana menggunakan konsep dan proses interaksi untuk menilai apa
11
nyata. Sama halnya menurut Yatim Riyanto (2009), model Problem Based
cara membangun penalaran dari semua pengetahuan yang sudah dimilikinya dan
dari semua yang diperoleh sebagai hasil kegiatan berinteraksi dengan sesama
individu. Hal itu menyiratkan bahwa proses pembelajaran berpindah dari transfer
12
Sedangkan peluang siswa memperoleh hakikat tentang keilmuan, keterampilan
sebagai berikut:
1) Proses belajar harus diawali dengan suatu masalah, terutama masalah dunia
5) Pokok materi yang dipelajari tidak harus memiliki tingkat kesulitan yang
13
dapat memilih masalah yang dianggap menarik untuk dipecahkan sehingga
Tahap-2
Guru membantu siswa untuk mendefinisikan dan
Mengorganisasi siswa untuk mengorganisasikan tugas belajar yang
belajar berhubungan dengan masalah tersebut.
14
Tahapan Kegiatan Guru Di Kelas
berikut :
menjelaskan dengan rinci apa yang harus dilakukan oleh siswa dan guru
ini penting untuk memberikan motivasi agar siswa dapat ikut serta dalam
pembelajaran yang dilakukan. Empat hal penting pada proses ini, yaitu: a)
tujuan utama pengajaran ini tidak untuk mempelajari sejumlah informasi baru,
15
pertanyaan yang diselidiki tidak mempunyai jawaban mutlak “benar”, sebuah
Guru akan bertindak sebagai pembimbing yang siap membantu, namun siswa
harus berusaha untuk bekerja mandiri atau dengan temannya; dan d) selama
tahap analisis dan penjelasan, siswa akan didorong untuk menyata-kan ide-
idenya secara terbuka dan penuh kebebasan.Dalam pembelajaran ini, tidak ada
ide yang akan ditawarkan oleh guru atau teman sekelas. Semua siswa diberi
mereka.
antar anggota mendorong siswa untuk belajar berkolaborasi. Oleh sebab itu,
yang efektif, adanya tutor sebaya, dan sebagainya. Hal penting yang
16
pembelajaran. Selanjutnya guru dan siswa menetapkan subtopik-subtopik
dari berbagai sumber, siswa diberi pertanyaan yang membuat mereka berpikir
yang aktif dan dapat menggunakan metode yang sesuai untuk masalah yang
dihadapinya, siswa juga perlu diajarkan apa dan bagaimana etika penyelidikan
yang benar.
representasi fisik dari situasi masalah atau solusinya, dan program komputer
17
mengevaluasi proses berpikirnya sendiri maupun keterampilan menyelidiki
dan keterampilan intelektual yang mereka gunakan. Selama fase ini, guru
berbagai fase pelajaran. Tantangan utama bagi guru dalam tahap ini adalah
dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan
dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap selangkah demi selangkah.
termasuk pemberian umpan balik. Satu penerapan teori perilaku dalam belajar
18
adalah pemberian penguatan. Umpan balik kepada siswa dalam pembelajaran
peragaan dan penjelasan guru digabungkan dengan latihan dan umpan balik
didasarkan pada bangunan penelitian yang luas dan terutama efektif saat
berhadapan dengan siswa bermotif prestasi rendah dan siswa dengan kesulitan
Fase Tujuan
Fase 1: Perkenalan dan Review - Menarik perhatiaan siswa dan menarik
mereka ke dalam pelajaran
Guru memperkenalkan pelajaran - Secara informal menilai pemahaman siswa
dan mereview pemahaman awal untuk menjamin mereka memiliki
pemahaman mininum yang dibutuhkan untuk
memahami keterampilan
Fase 2: Presentase - Mendorong keterlibatan siswa
Keterampilan baru disajikan, - Memastikan bahwa siswa memahami
dijelaskan, dan digambarkan kerangka kerja konseptual untuk kerampilan
dengan contoh berkualitas tinggi
Fase 3: Latihan dan Terbimbing - Memulai proses mengembangkan
keterampilan
Siswa melatih kemampuan di - Memastikan keberhasilan siswa
bawah bimbingan guru
Fase 4: Latihan Mandiri - Membangun otomatisitas keterampilan
Siswa melatih mandiri - Mendorong transfer ke konteks baru
keterampilan
19
Model pengajaran langsung memberikan kesempatan siswa belajar
dimodelkan gurunya. Oleh karena itu hal penting yang harus diperhatikan dalam
variabel lingkungan lain, yaitu fokus akademik, arahan dan kontrol guru, harapan
yang tinggi untuk kemajuan siswa, waktu dan dampak dari pembelajaran.
20
2.2.3 Pendekatan saintifik
dan siswa dalam mencapai tujuan instruksional untuk suatu satuan instruksional
bagi para guru memberikan pelayanan belajar dan juga mempermudah bagi
merujuk pada pandangan tentang terjadinya proses yang sifatnya umum (Andi
lainnya, sehingga realitas yang akan berbicara sebagai informasi atau data yang
2012).
1. Mengamati
21
(tanpa atau dengan alat). Kompetensi yang dikembangkan adalah melatih
2. Menanya
cara mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa
apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang
membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang
hayat.
3. Mengumpulkan Informasi/Eksperimen
pembelajaran yang berupa eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks,
22
4. Mengasosiasikan/Mengolah Informasi
mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan
menyimpulkan.
5. Mengkomunikasikan
singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan
benar.
Kelima tahapan diatas adalah hal-hal yang harus dilakukan guru dan
23
2.2.4 Pemahaman Konsep
menentukan dasar terhadap apa yang akan mereka gunakan untuk membangun
berbeda ke dalam satu unsur tunggal. Setiap konsep tidak dapat berdiri
24
1) mengurangi beban berat memori karena kemampuan manusia dalam
Pemahaman sangat relevan bila kita tinjau dari sudut pandang fisika.
sistematik tetapi juga yang terpenting sebagai suatu proses. Perubahan konsep
sangat penting dimiliki oleh siswa yang telah mengalami proses belajar.
siswa harus dapat menghubungkan antara satu konsep dengan konsep lainnya.
25
Tabel 2.2 Indikator Pemahaman Konsep
26
Pemahaman adalah suatu jenjang di ranah kognitif yang menunjukan
makna atau arti dari sesuatu konsep. Untuk itu maka diperlukan adanya
hubungan antara konsep dengan makna yang ada dalam konsep tersebut. Ada
dalamnya.
dapat bernilai amat baik, baik, cukup, dan jelek. Pemahaman merupakan
prasyarat mutlak untuk menuju tingkatan kognitif yang lebih tinggi, aplikasi,
lebih lanjut, dan mengubah konsep. Pemahaman konsep dalam penelitian ini
adalah konsepsi siswa yang sama dengan konsepsi para fisikawan yang
27
2.2.5 Materi Suhu
menyatakan ukuran dingin atau panasnya suatu benda. Nah, untuk mengetahui
dingin atau panasnya suatu benda dengan pasti, kita membutuhkan suatu
besaran yang dapat diukur dengan alat ukur. Misalnya ketika kita minum es
apa yang kamu rasakan? Pasti yang kita rasakan yaitu dingin. Lalu pada saat
kita merebus air, air yang kita rebus lama kelamaan akan menjadi panas. Itulah
suhu. Dengan alat pengukur suhu, kita bisa mengetahui panas atau dingginya
suatu benda. Ada beberapa alat atau media yang bisa kita gunakan untuk
benda, salah satunya yaitu tangan dan jari kita. Misalnya ketika kita ingin
mengetahui suhu suatu minuman di gelas, kita bisa menggunakan tangan kita
tersebut bersuhu dingin, hangat, atau panas. Selain tangan atau jari, kita bisa
28
menggunakan badan kita untuk mengukur suhu udara, dan lidah kita untuk
suhu menggunakan badan memang cepat dan instan, akan tetapi megukur
Hasil pengukuran suhu antara tangan orang satu dan orang lainnya tidak
terstandar, oleh karena itu telah tercipta alat yang bisa digunakan oleh manusia
dibuat pada tahun 1564-1642 oleh Galileo Galilei. Dengan alat termometer, kita
bisa mengukur suhu suatu benda dengan tepat, dan tentunya terstandar.
menunjukkan titik suhu suatu benda. Titik suhu suatu benda dinyatakan dalam
satuan suhu. Secara umum, didunia ini ada empat macam satuan atau skala
suhu yaitu Celcius (C), Reamure (R), Fahrenheit (F), dan Kelvin (K). Mari
29
1. Skala Fahrenheit
membuat termometer yang mula-mula diisi alkohol dan lalu diganti dengan
raksa. Sebagai titik tetap pertama ia memakai campuran garam dapur dan es
yang diberi angka 00F (suhu terendah yang ia ketahui) dan titik tetap kedua ia
ditetapkan sebagai 212 derajat. Termometer ini pada jaman dulu banyak
digunakan di Amerika Serikat dan Eropa, akan tetapi sekrang ini negara di
menggunakannya.
2. Skala Celcius
Celsius memakai titik tetap atas adalah suhu air sedang mendidih sebagai
1000C dan titik tetap bawah adalah suhu es sedang mencair sebagai 00C.
30
Skala antar kedua temperatur ini dibagi dalam 100 derajat. Termometer
dengan skala Celsius adalah termometer yang paling banyak digunakan oleh
3. Skala Kelvin
Akan tetapi, skala kelvin dimulai dari suhu nol mutlak (0 K) yang nilainya
sama dengan -273,150C. Sehingga untuk suhu air mendidih sama dengan
4. Skala Reamur
Reamur memilih titik 80o untuk air mendidih dan 0o untuk es yang
mencair. Artinya skala reamur mempunyai rentang suhu antara 0oR - 80oR.
yang digunakan di dunia, yaitu Celcius (C), Reamure (R), Fahrenheit (F), dan
Kelvin (K). Keempat skala tersebut dapat kita konversi, artinya dari skala satu
ke skala lain bisa kita hubungkan dan kita ubah nilainya. Contohnya jika kita
Mengubah skala suhu dari satu satuan ke satuan yang lainnya dinamakan
31
1. Rumus Konversi Suhu Cara Mudah
Caranya, yaitu (Skala tujuan) / (Skala awal) x Suhu. Contoh soal konversi
dari Celsius ke Fahrenheit 77° Fahrenheit pada skala Celsius = 5/9 x (77-32) =
25.
32
Langkah yang sesuai untuk meminimalisir keadaan tersebut adalah Pemilihan
siswa. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan yaitu model Problem
sebuah masalah yang berkaitan dengan konsep dan dituntun untuk dapat
langkah pada model Problem Based Learning ini. Hal ini dapat membuat siswa
Siswa
Siswa pasif Pembelajaran
mengalami
berbasis pada
miskonsepsi
guru
solusi
Mampu menyelesaikan
Siswa aktif
masalah secara
sistematis
33
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya,
Problem Based Learning dengan pendekatan saintifik dan kelas yang menggunakan
5 Palu”.
34
BAB III
MOTODE PENELITIAN
hanya dilakukan pada satu variabel saja, yaitu variabel yang paling dominan.
group design” yaitu penelitian yang dilaksanakan dengan menggunakan dua kelas
yang dijadikan sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol. Desain ini dapat
Saintifik
35
T1 : Tes awal (Pretest) dillakukan sebelum diberikan perlakuan (Treatment) pada
Pada penelitian ini, terdapat dua variable yaitu variable bebas (X) dan Variabel
terikat (Y). variabel bebas dan variabel terikat itu sebagai berikut :
Adapun populasi penelitian yang digunakan adalah siswa kelas X SMA yang
terdaftar pada tahun ajaran 2017/2018. Sampel penelitian yang digunakan adalah
purposive sampling, yaitu memilih dua kelas yang paling rendah hasil belajarnya
.Adapun kelas yang dipilih dalam penelitian ini yaitu kelas XA dan XB.
36
Agar terhindar dari salah paham penafsiran judul penelitian, penulis jelaskan
berikut :
1. Model Pembelajaran berbasis masalah
Model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) merupakan
serta mampu mengungkapkan suatu materi yang disajikan ke dalam bentuk yang
mengaplikasikannya.
3. Konvensional
digunakan oleh guru mata pelajaran dalam proses pembelajaran. Pada sekolah
yang akan dijadikan objek penelitian model pembelajaran yang saat ini digunakan
37
3.7 Jenis dan Sumber Data
Jenis penelitian ini mencakup data primer yang bersumber pada sampel
1. Tahap Persiapan
3. TahapAkhir
Kegiatan yang akan dilakukan pada tahap ini adalah mengolah dan
hasil penelitian.
38
Tes ini digunakan untuk mengevaluasi peningkatan pemahaman konsep
siswa. Tes ini berbentuk pilihan ganda, dilaksanakan sebanyak dua kali yaitu
N XY X Y
rXY
N X 2
X
2
N Y 2
Y
2
Keterangan:
rxy : koefesien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang
dikorelasikan
X : skor item
Y : skor total
N : jumlah siswa
Batasan Kategori
0,80< rxy ≤ 1,00 Sangat tinggi (sangat baik)
0,60< rxy ≤ 0,80 tinggi (baik)
0,40< rxy ≤ 0,60 Cukup (sedang)
0,20< rxy ≤ 0,40 rendah (kurang)
0,00< rxy ≤ 0,20 Sangat rendah (sangat kurang)
39
Kriteria penerimaan tiap item adalah memenuhi jika 0,30 ≤ rp
P = tingkat kesukaran
∑X = jumlah skor siswa pada soal tertentu
Sm = skor masksimum
N = jumlah peserta tes
40
Tabel 3.3. Klasifikasi interprestasi indeks kesukaran
Batasan Kategori
p ≤ 0,00 Soal terlalu sukar
0,00 <p ≤ 0,30 Soal sukar
0,30 <p ≤ 0,70 Soal sedang
0,70 <p ≤ 1,00 Soal mudah
kemampuan suatu butir soal membedakan antara siswa yang pandai dengan
Keterangan:
DP = indeks daya pembeda butir tes
SA = jumlah skor yang dicapai kelompok atas
SB = jumlah skor yang dicapai kelompok bawah
Smax = skor maksimal butir soal
NA = jumlah peserta tes pada kelompok atas
NB = jumlah peserta tes pada kelompok bawah
Tabel 3.4. Kriteria klasiifikasi daya pembeda butir soal sebagai berikut
Batasan Kategori
DP ≥ 0,40 Baik sekali
0,30 ≤ DP < 0,40 Baik
0,20 ≤ DP < 0,30 Kurang baik
DP < 0,20 Jelek
41
d. Analisa Reliabilitas Tes
Dengan:
: varian total
adalah:
Keterangan:
= varians
42
(∑x)2 = kuadrat jumlah skor yang diperoleh siswa
∑x2 = jumlah kuadrat skor yang diperoleh siswa
N = jumlah subjek
Tabel 3.5 Kriteria koefisien reliabilitas adalah sebagai berikut:
Batasan Kategori
0,80< rxy ≤ 1,00 Sangat tinggi (sangat baik)
0,60< rxy ≤ 0,80 tinggi (baik)
0,40< rxy ≤ 0,60 Cukup (sedang)
0,20< rxy ≤ 0,40 rendah (kurang)
0,00< rxy ≤ 0,20 Sangat rendah (sangat kurang)
diperoleh dari hasil penelitian terdistribusi normal atau tidak. Data yang di
maksud adalah nilai yang diperoleh siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.
2
k
Oi Ei 2
hitung
i 1 Ei
43
Dengan:
Oi : Frekuensi pengamatan
3. Uji Homogenitas
Hipotesis yang akan diuji haruslah diuji apakah varian kedua sampel homogen
atau tidak, maka perlu diuji homogenitas variannya terlebih dulu dengan uji F.
Varianterb esar
F=
Varianterk ecil
4. Uji Hipotesis
tersebut harus diuji. Untuk menguji tingkat signifikasi perbedaan teratas kor
44
posttest antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan analisis secara
X1 X 2
t hit
1 1
s
n1 n 2
dimana :
n1 1 S12 n2 1 S 22
S
n1 n 2 2
Dengan :
S : Simpangan baku
45
H1 : 0 1 terdapat perbedaan pemahaman konsep antara siswa yang
Sudjana, (2005).
46
Daftar Pustaka
Akhmad Sudrajat. (2008). Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, Taktik
dan Model Pembelajaran. Diakses dari
https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/12/pendekatanstrategi-
metode-teknik-dan-model-pembelajaran/. Tanggal 28 Oktober 2017.
Buchari Alma. (2008). Guru Profesional Menguasai Metode dan Terampil Mengajar.
Bandung:Alfabeta
47
Mirah Wartini.(2010).” Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap
Sikap Ilmiah Dan Keterampilan Berpikir Kritis”. e-Journal Program
Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi IPA (Volume 3
Tahun 2013)
Purwanto,B.(2012). Fisika untuk Kelas VII SMP dan MTs. Jakarta : Global
Tim Abdi Guru. (2006). IPA Fisika untuk SMP Kelas VII. Jakarta : Penerbit Erlangga
48