Edo PROP BAB I PENDAHULUAN PDF
Edo PROP BAB I PENDAHULUAN PDF
PENDAHULUAN
Daerah aliran sungai (DAS) adalah suatu wilayah daratan yang merupakan
satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi menampung,
menyimpan dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut
secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografis dan batas di laut
sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktifitas daratan ( PP No.
Tahun 2015 Tentang Penetapan Wilayah Sungai. Wilayah Sungai Buru secara
astronomis terletak pada posisi 3º 29’ 20” - 8 º 96’ 55” LS dan 137 º 77’ 35” - 140º
98’ 15” BT. Wilayah Sungai Buru terdiri atas 53 Daerah Aliran Sungai (DAS).
Secara umum kondisi seluruh DAS masih relatif terjaga. Potensi air dari 53 DAS
menentukan langkah dan tindakan harus dilakukan agar dapat memenuhi kebutuhan
(developer) dan pengelola (operator). Oleh karena itu, diperlukan upaya bersama
dengan para stakeholder terkait. Pendekatan prinsip yang harus dilakukan adalah
dengan prinsip one river basin, one plan and one integrated management, sehingga
diwujudkan.
Proses erosi dan sedimentasi ini baru mendapat perhatian cukup serius oleh
manusia pada sekitar 1940-an, setelah menimbulkan kerugian yang besar, baik
berupa merosotnya produktivitas tanah serta yang tidak kalah pentingnya adalah
merupakan lahan yang paling rentan terhadap terjadinya erosi (Suriin, 2002).
degradasi lahan (Harifa, 2017). Demikian halnya dengan volume aliran permukaan
alam akhir-akhir ini seperti longsor, banjir, dan kekeringan merupakan indikator
menurunnya ekosistim DAS akibat pemanfaatan lahan yang tidak sesuai dengan
kecamatan di Kabupaten Buru, dengan luasan total 2.411,06 km2 adalah sebesar
26,01 % dari luas total DAS di Pulau Buru. Bersadarkan data Hasil Analisis
( metode USLE ) Tahun 2015 dari Direktorat Sungai Dirjen Sumber Daya Air
2
Kementerian PU-PR diperoleh bahwa erosi total pada DAS Apu adalah sebesar
Buru.
sedimentasi dan banjir yang terjadi, sehingga hal tersebut mengakibatkan gangguan
fungsi ekosistem DAS. Alih fungsi lahan merupakan salah satu faktor yang turut
perubahan lahan hutan menjadi lahan pertanian dan lahan terbuka bekas-bekas
penebangan liar.
Gambar 1.1. Kondisi akibat banjir pada DAS Apu termasuk dalam areal pertanian, Juni-Juli 2017
3
Kondisi seperti ini membutuhkan penanganan yang serius melalui penataan
penggunaan lahan yang baik, terencana dan penerapan teknologi konservasi tanah
dan air yang tepat sehingga erosi aliran permukaan dapat dikendalikan. Oleh sebab
Run Off ) Pada Daerah Aliran Sungai ( DAS ) Apu Terhadap Daerah Irigasi
Way Leman Kabupaten Buru” ini dilakukan untuk memahami kondisi eksisting
erosi akibat aliran permukaan di DAS Apu dan diharapkan dari hasil kajian ini
dapat digunakan untuk memperbaiki kondisi DAS Apu secara umum dari dampak
negatif kerusakan lahan DAS sehingga persoalan seperti banjir, erosi, dan
sedimentasi dapat dikurangi, secara khususnya terhadap Daerah Irigasi Way Leman