Anda di halaman 1dari 7

PT.

MITRATAMA ASIA PASIFIC LAPORAN HIDROLOGI

BAB 3
EVAPOTRANSPIRASI

Data Evapotranspirasi diperlukan untuk menghitung kehilangan air pada lahan khususnya
Daerah Pengaliran Sungai (DPS) atau ‘catchment area’. Besaran evapotranspirasi dihitung
memakai cara Penman modifikasi (FAO), dengan masukan data klimatologi sebagai berikut :
(a) temperature udara, (b) kelembaban relatif, (c) kecepatan angin dan (d) lama penyinaran
matahari.

4.1 DATA KLIMATOLOGI


Data klimatologi yang dipakai adalah stasiun Namlea (posisi 030 15’ LS dan 1280 24’ BT)
dengan data rata-rata bulanannya tersaji di Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Data Temperatur

DED Jaringan Irigasi Ngade P. Buru di Kabupaten Buru III - 1


PT. MITRATAMA ASIA PASIFIC LAPORAN HIDROLOGI

Tabel 3.2 Data Penyinaran Matahari

Tabel 3.3 Data Kelembaban Relatif

Tabel 3.4 Data Kecepatan Angin (Knot)

DED Jaringan Irigasi Ngade P. Buru di Kabupaten Buru III - 2


PT. MITRATAMA ASIA PASIFIC LAPORAN HIDROLOGI

4.2 METODE PENMAN MODIFIKASI

Persamaan Penman dirumuskan sebagai berikut:

ETo = c [ W . Rn + (1-W). f(u). (ea-ed) ]

dengan:

Eto = evapotranspirasi tanaman (mm/hari)

W = faktor temperatur

Rn = radiasi bersih (mm/hari)

f(u) = faktor kecepatan angin

(ea-ed) = perbedaan antara tekanan uap air pada temperatur rata-rata


dengan tekanan uap jenuh air (mbar)

c = faktor perkiraan dari kondisi musim

dengan:


W 
 

P
  0,386 x
L

L = 595 - 0.51T

P = 1013 - 0.1055E

 = 2(0.00738T+0.8072)T-0.00116

Rn = Rns - Rn1

DED Jaringan Irigasi Ngade P. Buru di Kabupaten Buru III - 3


PT. MITRATAMA ASIA PASIFIC LAPORAN HIDROLOGI

Rns = ( 1 -  )Rs

Rs = ( 0.34 + 0.56 n/N )  Ra

Rn1 = f (r)  f (ed)  f(n/N)  Ra

ed = ea  Rh

ea = 33.8639  ((0.00738T+0.8072)8-0.000019(1.8T+48) +0.001316 ))

c = 0.68 + 0.0095  Rh max + 0.018125 - 0.068 Ud + 0.013  Ur + 0.0097

 Ud  Ur + 0.43 10-4  Rh max  Rs  Ud

U 2  Ur
Ud =
 43.2 1 Ur  

Ud
Ur =
Un

dengan :

E= elevasi diatas muka laut

Ur = kecepatan rasio

Ud = kecepatan angin siang

Un = kecepatan angin malam

Nilai fungsi-fungsi:

f (u) = 0.27 ( 1+ u/100)

f (T) = 11.25 . 1.0133T

f (ed) = 0.34 - 0.044 ed

f (n/N) = 0.1 + 0.9 n/N

DED Jaringan Irigasi Ngade P. Buru di Kabupaten Buru III - 4


PT. MITRATAMA ASIA PASIFIC LAPORAN HIDROLOGI

Reduksi pengurangan temperatur karena ketinggian elevasi daerah pengaliran


diambil menurut rumus:

T = (X - 0.006 H) C.

dengan :

T = suhu udara (C)

X = suhu udara di daerah pencatatan klimatologi (C)

H = perbedaan elevasi antara lokasi dengan stasiun pencatat (m)

Koreksi kecepatan angin karena perbedaan elevasi pengukuran diambil


menurut rumus:

Ul = Up * (Ll /Lp )1/7

dengan:

Ul = kecepatan angin dilokasi perencanaan

Up = kecepatan angin dilokasi pengukuran

Ll = elevasi lokasi perencanaan

Lp = elevasi lokasi pengukuran

Reduksi terhadap lama penyinaran matahari untuk lokasi perencanaan mengikuti


rumus berikut:

n/Nc = n/N - 0.01  ( Ll - Lp )

dengan :

n/Nc = lama penyinaran matahari terkoreksi

DED Jaringan Irigasi Ngade P. Buru di Kabupaten Buru III - 5


PT. MITRATAMA ASIA PASIFIC LAPORAN HIDROLOGI

n/N = lama penyinaran matahari terukur

Ll = elevasi lokasi perencanaan

Lp = elevasi lokasi pengukuran

a dan b = konstanta yang tergantung letak suatu tempat di atas bumi

a = 0.28

b = 0.48

Hasil analisa evapotranspirasi Stasiun Namlea dengan metode Penman Modifikasi


dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3. 5 Analisa evapotranspirasi Stasiun Namlea
dengan metode Penman Modifikasi

Sumber : Hasil Perhitungan Konsultan

DED Jaringan Irigasi Ngade P. Buru di Kabupaten Buru III - 6


PT. MITRATAMA ASIA PASIFIC LAPORAN HIDROLOGI

DED Jaringan Irigasi Ngade P. Buru di Kabupaten Buru III - 7

Anda mungkin juga menyukai