Anda di halaman 1dari 46

MAKALAH RADAR DAN NAVIGASI

Atmospheric Effects





Disusun Oleh :
1. Andreas Mestika Adi 13221728
2. Robby Irawan 13221739
3. Sartika Rizki Hartanti 13221713
4. Tri Kencana Galaxy 13221715


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
2013

Atmospheric Effects 1

Atmospheric Effects

Efek atmosfer pada propagasi radar :
1. Pembiasan dari sinar diantara target dan radar
2. Redaman gelombang yang mengelilingi garis edar
3. Putaran pada polarisasi gelombang pada ionosfir (pada frekuensi dibawah
S band)
Redaman dan rotasi Faraday mempunyai keterkaitan dalam persamaan radar,
tetapi pembiasan juga harus dipertimbangkan karena sinar dibiaskan dari radar
diatas lintasan lurus geometric kepada target, penurunan redaman relative pada
lintasan lurus garis edar yang dipakai.

7.1 Pembiasan Troposfer
Contoh untuk indeks bias troposfer sebagai sebuah fungsi dari ketinggian
yang diperlukan, dan kita menyajikan contoh alternative yang diizinkan dari
perbedaan letak radar dan efek cuaca di semua frekuensi radar.

7.1.1 Indeks Bias di Udara
Pembiasan gelombang radar pada troposfer tergantung dari bagian nyata n dari
indeks bias, dimana fungsi dari temperatur T, tekanan udara P, dan tekanan partial
e, pada kadar uap air.
Bagian nyata dari indeks bias biasanya dijelaskan pada saat pembiasan N,
permulaan dari n dari kesatuan dan diberikan dengan [3, p. 7, Eq. (1.15)]:

Dimana :
T = Temperatur (dalam K)
P
da
= Tekanan partial dari udara kering (dalam mbar)
e = Tekanan partial dari uap air (dalam mbar)
P = P
da
+ e = Tekanan udara (dalam mbar)

Atmospheric Effects 2
Persamaan ini mempunyai ketelitian sampai 0.5 % pada semua frekuensi radar,
sedikit menurun untuk frekuensi di atas 60 GHz daerah penyerapan oksigen.
Tekanan partial e dapat ditunjukkan sebagai fungsi dari berat jenis [4, p. 16-3]:



Dimana adalah dalam g/m
3
. Jadi, (7.1) dapat dituliskan seperti :




7.1.2 Standar Atmosfer

Standar atmosfer telah ditetapkan oleh komite ahli dari US pada tahun 1950, dan
1976 versi [5] yang masih berlaku dan diperbaharui oleh para ahli dari NOAA,
NASA, dan USAF. Hal ini identik dengan ICAO 1964 standar hingga 32-km
ketinggian dan ISO 1973 standar hingga 50 km. temperatur dan tekanan data
dibawah ketinggian 30km, lihat gambar 7.1, relevan dengan radar. Perhatikan
bahwa profil tekanan dekat dengan eksponensial, meskipun perubahan kemiringan
pada ketinggian 11 km.



Gambar 7.1 temperatur dan tekanan dari standar atmosfer US. 1976



Atmospheric Effects 3
Temperature ditandai dengan tiga segmen linier dengan perubahan kemiringan
pada 11km dan 20 km. parameter pada permukaan laut yaitu :

Temperatur T(0) 288K;
Tekanan (Pressure) P(0) 1013.25 mbar

dimana (0) menunjukkan ketinggian permukaan laut. Profil tekanan dapat didekati
dengan dua bagian eksponensial.




7.1.3 Pencantuman Uap Air

standar atmosfer tidak menentukan kadar uap air di udara, tetapi nilai permukaan
laut untuk standar atmosfer yaitu
0
= 7.75 g/m
3
. Hal ini dapat dibandingkan
dengan kepadatan uap air jenuh, 12.8 g/m
3
pada 288K. ketika dikombinasikan
dengan standar atmosfer, ini mengarah pada parameter permukaan laut berikut :

Berat jenis uap air
w0
7.75 g/m
3

Berat jenis uap air jenuh
wmax
12.8 g/m
3
Kelembapan relative RH 60%
Tekanan partial uap air e
0
10.3 mbar (dari 7.2)
Tekanan partial udara kering P
da0
1002.7 mbar

Komponen Pembiasan permukaan laut dan udara kering dan uap air dapat
dihitung menggunakan (7.1) :

Pembiasan N
0
319.2 ppm
Pembiasan udara kering N
d0
70.1 ppm
Pembiasan uap air N
w0
49.1 ppm


jadi 85% dari permukaan laut menghasilkan pembiasan dari udara kering dan 15%
dari uap air, meskipun tekanan parsial dari uap air hanya 1% dari tekanan total.
Blake [1, p 207] menunjukkan sebuah profil vertical dari pengukuran
w
sebagai
sebuah fungsi dari ketinggian dimana dapat ditingkatkan pada nilai permukaan
laut
w0
= 7.75 g/m
3
untuk menghasilkan Gambar 7.2 Profil untuk berat jenis uap
air dapat ditunjukkan oleh contoh berikut :
Atmospheric Effects 4



Gambar 7.2 Berat jenis uap air vs ketinggian
w0
= 7.75 g/m
3


Dimana pembiasan permukaan laut uap air adalah
w0
= 7.75 g/m
3
, untuk 60%
kelembapan relative dalam standar atmosfer. Profil yang terpisah harus digunakan
untuk tekanan udara dan berat jenis uap air untuk menghitung konsentrasi uap air
pada ketinggian rendah.


7.1.4 Profil Vertical Dari Pembiasan

Diberikan profil dari T, P, dan
w
(7.3) diterapkan untuk memperoleh profil
pembiasan dari standar atmosfer. Dalam gambar 7.3 bahwa profil dibandingkan
dengan garis putus putus yang mewakili bagian tunggal eksponensial yang
sesuai untuk nilai pembiasan ketinggian rendah yang mendominasi efek troposfer.
Ini adalah salah satu keluarga profil pembiasan dikenal sebagai CRPL
Exponential Referensi atmosfer, dikembangkan oleh Central Radio Propagation
Laboratory. CRPL Exponential Reference Atmosphere ditentukan oleh [3, p. 65,
Eq. (3.43)]:


Atmospheric Effects 5

Dimana

Gambar 7.3 Pembiasan vs Ketinggian untuk
w0
= 7.75 g/m
3


h = ketinggian dalam km di atas permukaan laut;
N
0
= pembiasan permukaan laut dalam ppm;
h
0
= skala ketinggian atmosfer dalam km;
N
s
= pembiasan pada ketinggian h
s
;
h
s
= ketinggian permukaan dalam km di atas permukaan laut.

Perkiraan symbol terlihat di bentuk terakhir dari (7.6) karena skala ketinggian h
0
digunakan dengan N
0
harus sedikit lebih tinggi daripada N
s
. skala ketinggian telah
diberikan di [3, p. 66, Table 3.3] ditunjukkan dalam Tabel 7.1, dan dapat
dinyatakan untuk 200 N 450 dengan akurasi 0.02 km oleh



Contoh CPRL berdasarkan pada banyak pengukuran yang dilakukan pada tahun
1950. Garis putus putus pada Gambar 7.3 adalah untuk sebuah pembiasaan
permukaan N
s
= 313 ppm, digunakan oleh Blake [1, p. 183] sebagai rata rata
untuk US. Parameter parameter ditunjukkan dalam tabel 7.1 berlaku untuk
ketinggian tempat yang berbeda dan kondisi cuaca.

Atmospheric Effects 6

Tabel 7.1 Parameter parameter CRPL

Parameter k
e
merupakan rasio radius efektif Bumi dengan jari-jari yang benar a
e
=
6,378 km dan k
e
= 4/3 adalah nilai yang umum digunakan dalam perhitungan
radar.

Motivasi pengembangan CRPL exponential reference atmosphere dibahas secara
rinci dalam [6], yang juga menyajikan grafik iklim di AS yang menunjukkan
kontur pembiasan untuk kondisi siang dan malam pada bulan Februari dan
Agustus, disesuaikan dengan nilai-nilai permukaan laut N
0
. Nilai-nilai ekstrim
pada grafik tersebut adalah sebagai berikut:

Maximum N
0
= 390 di Gulf Coast pada bulan agustus
Minimum N
0
= 285 di southern Nevada pada bulan febuari.

Masuknya Ns = 450 pada Tabel 7.1 diamati hanya di tempat yang panas,
lingkungan lembab. Masuknya N
0
= 200 dikaitkan dalam [3] dengan ketinggian 3
km, dekat ketinggian maksimum untuk radar darat.
Rata rata di US Ns = 313 dikaitkan dalam data CRPL dengan ketinggian
permukaan 700 ft (213m), dimana permukaan laut yang sesuai N
0
= 323.
Data CRPL menunjukkan bahwa 250 N
0
400 mencakup variasi kemungkinan
di kondisi permukaan laut, dengan N
0
320. Profil indeks bias untuk ketinggian
tempat tertentu kemudian berdasarkan dari (7,6) menggunakan N0 yang dipilih.



7.1.5 Sinar Garis Edar Pada Troposfer

7.1.5.1 Metode Tracing Sinar

Sebuah sinar meninggalkan radar pada sudut elevasi
0
secara bertahap
membengkok kebawah sebagai akibat dari penurunan indeks bias troposfer
Atmospheric Effects 7
dengan ketinggian h. garis edar dihitung untuk mengetahui profil vertical dari
indeks bias oleh sinar tracing, dimana jarak R
d
= ct
d
/2 diukur dengan waktu delay
t
d
dari gema rada, diberikan pada [1, hal. 182, Eq. (5.9)]:


Dimana,
N (h) = 1 + N(h) x 10
-6
= profil vertical dari indeks bias;
h
s
= ketinggian radar dalam km di atas permukaan laut dari radar
h = ketingiian dalam km diatas permukaan laut sepanjang garis edar
a
e
= 6378km = jari2 bumi


Untuk menggunakan hasil (7.8) dalam perhitungan redaman garis edar, garis edar
harus dibalik untuk menghasilkan ketinggian h (R,
0
). Tidak ada bentuk
persamaan tertutup untuk ini, jadi metode akar harus digunakan.


7.1.5.2 Ketinggian Berdasarkan Jari jari Efektif Bumi

Jari jari efektif bumi k
e
a
e
Jari-jari efektif bumi didefinisikan sehingga sinar
meninggalkan antena radar di
Tingkat ketinggian hs di atas permukaan laut pada sudut elevas
0
i mencapai
ketinggian h jarak R
diberikan oleh [1, hal. 187, Eq. (5,15)]




Untuk rentang radar di mana jari-jari efektif bumi dapat digunakan, pendekatan
berikut ini berlaku [1, hal. 188, Eq. (5.16)]:



Sebagai contoh, pada R = 1.000 km kesalahan ketinggian kurang dari 0,4% dari
nilai dari (7,9). Pendekatan ini memungkinkan perhitungan redaman yang akan
dilakukan dengan akurasi yang dapat diterima lebih banyak rentang dan sudut
elevasi tanpa kompleksitas tracing sinar.



Atmospheric Effects 8

7.2 Redaman Pada Troposfer

Redaman untuk garis edar radar dinyatakan sebagai produk dari koefisien
redaman dua arah dalam dB / km dan panjang garis edar dalam km melewati
redaman medium. Dalam persamaan berikut, koefisien redaman troposfer dua
arah dilambangkan dengan k

digunakan di posisi , yang dalam literatur


direferensikan menunjukkan koefisien satu arah dalam dB / km.


7.2.1 Koefisien Redaman Permukaan Laut Dari Gas Troposfer

Hasil redaman dari bagian imajiner indeks bias kompleks, yang bervariasi dengan
frekuensi radar f dan dengan tekanan atmosfer P, temperatur T, dan kepadatan uap
air . Hubungan antara jumlah ini dan redaman (penyerapan) yang dikembangkan
pada MIT Laboratorium Radiasi oleh JH Van Vleck, diringkas dalam [7]. Teori
yang digunakan sebagai dasar untuk pengerjaan pada [3, Bab 7] dan oleh Blake
[1, hlm 200-204].
Oksigen dan uap air menyebabkan redaman, keduanya memiliki yang kuat, garis
sempit penyerapan dalam spektrum gelombang milimeter (dan pada 22,2 GHz
untuk uap air). Penyerapan meluas di tingkat bawah di seluruh band yang
digunakan oleh radar.

7.2.1.1 Redaman Oksigen

Garis penyerapan oksigen primer berpusat di dekat f
01
60 GHz (
01
= 0.50 cm).
dalam tabel 7.2 diCatat resonansi baik dipisahkan di f1- = 118.75 GHz, yang akan
muncul dalam plot berikutnya.



Atmospheric Effects 9


Koefisien redaman oksigen k
0
diperoleh Van Vleck [7 pp. 646 656], yang
persamaannya diberikan dalam [1, pp. 200201] (dengan konstanta awal dua kali
lipat untuk redaman dua arah) adalah sebagai berikut:


Dimana,
k
0
= redaman dua arah dalam dB/km;
f = frekuensi dalam GHz
P = tekanan udara dalam mbar
h = ketinggian dalam km
T = temperature dalam K

Istilah F
0

2
N0
pada (7.11) memberikan penyerapan no resonan, sedangkan hasil
F
N

2
N
dari daftar resonansi pada tabel 7.2. factor ketinggian g(h) pada (7.13),
(7.14) termasuk dalam persamaan Blake, berdasar [8]. Hasil untuk atmosfer
permukaan laut ditunjukkan pada gambar 7.4.




Atmospheric Effects 10







Gambar 7.4 Koefisien redaman permukaan laut k
0
dari oksigen atmosfer


7.2.1.2 Redaman Uap Air

Koefisien redaman dari uap air juga diperoleh Van Vleck [7, pp. 656 664]
berdasarkan garis utama penyerapan uap air pada f
W1
= 22.235 GHz. Selanjutnya
sudah termasuk tambahan garis penyerapan pada frekuensi f
W2
= 183.3 GHz dan
f
W3
= 323.8 GHz. Pernyataan untuk redaman uap air dua arah dalam dB/km yaitu :



Atmospheric Effects 11

Persamaan radar untuk Radar modern dimana:
h = ketinggian dalam km;

w
(h) = indensita suap air di g/m3 pada ketinggian h;
P (h) = tekanan udara di mbar di ketinggian h;
T (h) = suhu dalam K di ketinggian h;
F
wz
= struktur garis resonansi;
F
wz
= resonansi frekuensi FW1 ... 3 di GHz;
f
w
= lebar garis resonansi dalam GHz.

Istilah dalam (7.19) yang melibatkan f / 100 adalah non resonant (residual)
koefisien air-uap. Dari baris di atas 100 GHz, sedangkan dengan f / FR1 adalah
jumlah dari kontribusi resonansi didefinisikan oleh (7.20).5 air uap koefisien
atenuasi untuk standar density
w
(0) = 7,75 g/m3 ditunjukkan pada Gambar 7.5.


Gambar 7.5 Sea-tingkat koefisien atenuasi k
w
uap air dengan kepadatan
w
0 =
7,75 g/m3


7.2.1.3 Jumlah Tropospheric Attenuation Koefisien

Gambar 7.6 menunjukkan koefisien atenuasi gabungan untuk suasana permukaan
laut. Dengan indensitas air-uap 7,75 g/m3, dan kontribusi individu oksigen dan
uap air.
Konstanta pada (7.19) - (7.21) telah berubah dari orang-orang dalam literature
untuk konsisten dengan penggunaan. Dari referensi suhu T tunggal (0) = 288K,
daripadakedua 288K dan 300K muncul di beberapa sastra, densitas air-
g/m3 dari pada tekanan parsial dalam torr, dan tekanan udara digambar, bukan di
torr.



Atmospheric Effects 12

Gambar 7.6 Sea-tingkat koefisien redaman atmosfer: gabungan redaman ko (garis
utuh); oksigen koO (garis putus-putus), air-uap kow untuk kepadatan w0 = 7.75
g/m3 (lari-dot line).


7.2.2 Variasi Attenuation Koefisien dengan Altitude

Koefisien atenuasi oksigen dan uap air bervariasi dalam cara yang berbeda
sebagai
balok radar berjalan keatas melalui troposfer atmosfer dan model geometris yang
dikembangkan dalam Bagian 7.1 memberikan data yang diperlukan untuk
menghitung redaman pada jalan menuju target , atau melalui seluruh atmosfer
keruang angkasa .
Persamaan( 7.11 ) - ( 7.21 ) untuk koefisien redaman termasuk beberapa istilah
yang
Tergantung pada ketinggian di atas permukaan laut. Kita dapat menemukan
koefisien untuk setiap ketinggian Dalam troposfer menggunakan profil vertikal
tekanan P (h ) , suhu T (h ) dan air - uap density w(h) yang diberikan oleh ( 7.4 )
, Gambar 7.1 ( b ) , dan ( 7,5 ) . Hasilnya ditunjukkan pada Gambar 7.7,untuk
ketinggian h = 0,3 km ,dan 10 km . Perhatikan bahwa redaman pada frekuensi
resonansi berkurang jauh lebih lambat dari pada istilah non resonant sebagai
ketinggian meningkat.Untuk alasan ini, sebuah skala sederhana redaman koefisien
dengan ketinggian atau tekanan atmosfer tidak dapat digunakan. Sebaliknya,
Atenuasi harus dihitung dengan integrasiatas jalan raya yang sebenarnya,
menggunakan koefisien yang bervariasi dengan ketinggian.

7.2.3 Attenuation Melalui Troposfer

Total dua arah pelemahan Lt(hm) sepanjang jalan meninggalkan radar pada
ketinggian Sudut 0 dan mencapai ketinggian hm km diberikan oleh [1, hal. 209,
Eq. (5.46)]:
Atmospheric Effects 13

Gambar 7.7 Koefisien Atenuasi ko sebagai fungsi dari frekuensi pada ketinggian
yang berbeda, untuk suasana Dengan indensitas air-uap permukaan laut w0 =
7,75 g/m3: h = 0 (garis utuh), h = 3 km (garis putus putus), h = 10 km (garis
putus-putus-dot).


dimana
n (h) = profil indeks bias;
k (h) = koefisien redaman dalam dB / km pada ketinggian h km;
a
e
= 6.378 km = radius Bumi

0
= elevasi sudut balok meninggalkan radar;
hs = ketinggian situs radar di km.

Untuk jalur dari permukaan laut keluar angkasa, ketinggian batas bawah hs = 0
dan atas batas ketinggian dapat diambil sebagai hm = 100 km. Gambar 7.8
menunjukkan pelemahan ke ruang untuk ketinggian balok yang berbeda sebagai
fungsi dari frekuensi.


7.2.4 Redaman ke Range R

Attenuation Lo(R, u) untuk jalan berkisar R pada sudut elevasi u dapat ditemukan
dengan merencanakan hasil (7.22) sebagai fungsi dari R(hm, u) dari (7,8).
Hasilnya, ditunjukkan pada Gambar 7,9-7,18 yang setara dengan yang disajikan
oleh Blake [1, hal 210 -216, Gambar 5,12-519], banyak digunakan untuk
mendapatkan redaman atmosfer yang digunakan dalam atmosfer Efek persamaan
radar. Plot yang disajikan di sini didasarkan pada permukaan laut air-uap
kerapatan w0 = 7,75 g/m3, sesuai dengan kelembapan relatif 60% dalam standar
atmosfer, dan diplot pada skala log-log untuk akurasi pembacaan yang lebih baik.
Atmospheric Effects 14



Gambar 7.8 redaman atmosferdari permukaan laut melalui troposfer sebagai
fungsi dari frekuensi pada balok yang berbeda elevasi sudut; atmosfer standar
dengan indensitas air-uap w0 = 7,75 g/m3


Gambar 7.9 redaman atmosfer berkisar R untuk frekuensi f0 = 225 MHz pada
elevasi balok yang berbeda sudut, untuk suasana standardengan air-uap indensitas
w0 = 7,75 g/m3.

Atmospheric Effects 15

Gambar 7.10 redaman atmosfer berkisar R untuk frekuensi f0 = 450 MHz pada
elevasi balok yang berbeda sudut, untuk suasana standar dengan air-uap indensitas
w0 = 7,75 g/m3.


Gambar 7.11 redaman atmosfer berkisar R untuk frekuensi f0 = 1,3 GHz pada
elevasi balok yang berbeda sudut, untuk suasana standar dengan air-uap indensitas
w0 = 7,75 g/m3.

Atmospheric Effects 16

Figure 7.12 Atmospheric attenuation to range R for frequency f0 = 3.0 GHz at different
beam elevation
angles, for a standard atmosphere with water- w0 = 7.75 g/m3.

Gambar 7.13 redaman atmosfer berkisar R untuk frekuensi f0 = 5,6 GHz pada
elevasi balok yang berbeda sudut, untuk suasana standar dengan air-uap indensitas
w0 = 7,75 g/m3.



Atmospheric Effects 17

Gambar 7.14 redaman atmosfer berkisar R untuk frekuensi f0 = 10 GHz pada
elevasi balok yang berbeda sudut, untuk suasana standar dengan air-uap indensitas
w0 = 7,75 g/m3.



Gambar 7.15 redaman atmosfer berkisar R untuk frekuensi f0 = 15 GHz pada
elevasi balok yang berbeda sudut, untuk suasana standar dengan air-uap indensitas
w0 = 7,75 g/m3



Atmospheric Effects 18

Gambar 7.16 redaman atmosfer berkisar R untuk frekuensi f0 = 35 GHz
pada elevasi balok yang berbeda sudut, untuk suasana standardengan air-uap
indensitas w0 = 7,75 g/m3.


Gambar 7.17 redaman atmosfer berkisar R untuk frekuensi f0 = 45 GHz pada
elevasi balok yang berbeda sudut, untuk suasana standar dengan air-uap indensitas
w0 = 7,75 g/m3.




Atmospheric Effects 19

Gambar 7.18 redaman atmosfer berkisar R untuk frekuensi f0 = 95 GHz
pada elevas ibalok yang berbeda sudut, untuk suasana standar dengan air-uap
indensitas w0 = 7,75 g/m3.

7.2.5 Attenuation untuk kering dan lembap atmosfer

Data Attenuation kadang-kadang diperlukan untuk indensitas air-uap selain w0 =
7,75 g/m3 digunakan dalam Angka 7,8-7,18. Karena kontribusi relative Oksigen
dan uap air bervariasi dengan frekuensi dan ketinggian, kurva redaman yang tepat
untuk densitas air-uap lainnya mengharuskan perhitungan dengan menggunakan
(7.22) diulang untuk kondisi kelembapanlainnya.
Solusi Blake untuk masalah ini adalah untuk merencanakan terpisah keluarga
kurva untuk koO dan untuk koW sebesar 7,75 g/m3 pada frekuensi di atas L-
band. Total redaman ko kemudian ditemukan dengan mengalikan k diplot koW
dalam decibel oleh rasio w /m3 w/7.75 dan menambahkannya ke koO oksigen.
Sebuah alternative untuk metode Blake menyesuaikan kadar air-uap, yang
menghindari prosedur tahapan,adalah untuk skala pembacaan dari kurva
Angka7,8-7,18 langsung oleh air-uap faktor W, yang didefinisikan sebagai


dimana ko(0), koO(0), dan koW(0) adalah koefisien redaman di
permukaan laut. Angka 7.19 menunjukkan W untuk beberapa nilai Atenuasi
skala yang diberikan oleh Lo(hm, w) = W(w) Lo(hm,7.75) hanya perkiraan,
karena gagal untuk model Variasi dalam koefisien relatif sebagai fungsi dari
ketinggian, tapi seperti yang ditunjukkan pada Gambar 7.20 dekat dengan nilai-
nilai yang tepat. Perbedaan kurang dari kesalahan pengetahuan kepadatan air-uap.
Atmospheric Effects 20
Untuk rata-rata kondisi atmosfer kurva yang diberikan dalamAngka 7,8-7,18
dapat digunakan secara langsung.

Gambar 7.19 Air-uap faktor W sebagai fungsi frekuensi untuk kepadatan
air-uap yang berbeda.


Gambar 7.20 Atmospheric Lo redaman L sebagai fungsi dari jangkauan untuk f0
= 10 GHz pada ketinggian yang berbeda sudut, dengan air-uap indensitas w0 =
12,5 g/m3. Garis padat: hasil yang tepat dari (7.22), garis putus-putus: pendekatan
menggunakan produk redaman untuk w0 = 7,75 g/m3 dan faktor air-uap Wp.







Atmospheric Effects 21
7.3 REDAMAN DARI PRESIPITASI

7.3.1 Koefisien Redaman Hujan di 293K
Studi teoritis redaman hujan disajikan oleh Goldstein [ 11 ] dan Gunndan Timur [
12 ] , yang hasilnya tetap digunakan luas. Banyak analisis yang dan Model yang
saat ini pelemahan cuaca berasal dalam laporan perusahaan 1945Ryde dan Ryde [
13 ] dan kertas berikutnya mereka diterbitkan pada tahun 1946 oleh FisikSociety,
London [ 14 ] , tak satu pun dari yang tersedia saat ini . Penyesuaian yang lebih
baru disajikan oleh Blake [ 1 , hlm 214-221 ] , dan Nathanson [ 15 , hlm 226-228
]. Model standar yang berhubungan koefisien atenuasi k
r
untuk curah
hujanmengambil bentuk [ 1 , hal. 215 , Persamaan. ( 5.47) ] :
k
r
(r
r
)=

dB/km
dimana
rr = curah hujan dalam mm / jam ;
a = faktor pengali yang tergantung pada frekuensi f0 ;
b = eksponen yang tergantung pada frekuensi f0 .
dandiperbarui di sini untuk mencocokkan data dalam [ 1 , hal. 228 , Tabel 6.4 ] :

Dimana:
C
0
= 6,2x10
-5
, f
1
= 3 GHz , f
2
= 35 GHz , f
3
= 50 GHz , f
4
= 110 GHz , dan x
f
=
16.7log ( 0.13f
0
) . Perubahan yang dibuat di sini untuk persamaan Blake adalah
bahwa istilah terakhir dalam penyebut dari ( 7.25 ) memiliki eksponen 0.65
daripada 0,5 , dan parameter x
f
sekarang 16.7log ( 0.13f
0
) daripada 16.7log (0.1f
0

) . Efeknya menurun a ( f
0
) untuk f
0
> 90 GHz , dan pergeseran puncak kurva
untuk b ( f
0
) dari 10 GHz menjadi 7,75 GHz . itudihasilkan dua arah koefisien
redaman hujan k
r
ditampilkan sebagai fungsi dari frekuensi pada Gambar 7.21 ,
untuk tingkat curah hujan yang berbeda.Tabel Nathanson yang memberikan nilai
yang sedikit berbeda dari a dan b untuk horisontal dan polarisasi vertikal ,
konsisten dengan pengamatan yang memprediksi pergeseran bertahap sirkuler
terpolarisasi gelombang polarisasi elips . Itu adalah isu penting dalam
Atmospheric Effects 22

Gambar 7.21 Dua arah koefisien redaman hujan pada T = 293K sebagai fungsi
frekuensi untuk berbagai tingkat curah hujan, dihitung dengan menggunakan
(7.24) dengan a dan b dari (7.25) dan (7.26). sistem komunikasi dengan polarisasi
diplexing, tetapi rata-rata setiap konstan atas kedua polarisasi memadai untuk
menghitung radar redaman dalam hujan, memberikan akurasi yang lebih baik
daripada yang bisa dibenarkan oleh model cuaca. Medhurst [16] dan Catatan
Blake yang diukur redaman sering melebihi yang diperkirakan oleh teori. Blake
menunjukkan bahwa ini mungkin akibat dari kelembaban relatif mendekati 300%
selama badai hujan, efek yang dapat dimodelkan dengan meningkatk
(7.23) dan menerapkan gas
atmosfer.

7.3.2 Suhu Ketergantungan Rain Attenuation
Beberapa studi [10-13, 17, 18] telah menunjukkan bahwa redaman hujan
bervariasi secara signifikan dengan suhu tetesan air. Hasil Ryde, yang disajikan
dalam [17, p. 19-12, Tabel 19-1] menunjukkan bahwa koefisien atenuasi untuk T
= 291K, digunakan dalam model bagian sebelumnya, harus dikalikan dengan
faktor koreksi
tercantum dalam Tabel 7.3. Sementara nilai-nilai berbeda secara signifikan dari
beberapa hasil sebelumnya di [12, 13], terutama untuk panjang gelombang yang
lebih panjang pada temperatur rendah, mereka muncul untuk mewakili model
yang memadai. Data pada Tabel 7.3 dapat didekati dengan pendekatan berikut:
Atmospheric Effects 23


Hasil (7.27) diplot pada Gambar 7.22 sebagai fungsi dari panjang gelombang di m
dan frekuensi dalam GHz. Transisi mendadak untuk persatuan di 0.015m panjang
gelombang realistis, tetapi untuk panjang gelombang lebih pendek koreksi yang
sebenarnya kurang dari 10% dan tidak memerlukan pemodelan yang akurat.
Efek dari suhu yang lebih tinggi dan lebih rendah dibandingkan pada Gambar 7.23
untuk tingkat curah hujan yang tinggi dan rendah. Hal ini dapat dilihat bahwa
hanya microwave dan radar yang lebih rendah band dipengaruhi secara signifikan
oleh perubahan suhu, tetapi koefisien dapat menambah atau mengurangi dengan
faktor dua di L-band dan 1,6 untuk S-band. Ketidakpastian dalam profil
temperatur di atas luasnya wilayah hujan sehingga mencegah estimasi akurat
kerugian untuk X-band dan frekuensi yang lebih rendah, tetapi terbesar kesalahan
terjadi di mana persentase redaman rendah, dan kesalahan yang dihasilkan dalam
Perhitungan kisaran moderat.
Atmospheric Effects 24




7.3.3 Statistik Curah Hujan Tingkat
Probabilitas menghadapi redaman hujan yang diberikan tergantung dari jenis
iklim di mana radar dioperasikan. Gambar 7.24 menunjukkan persentase waktu
dan sesuai jam per tahun di mana curah hujan melebihi tingkat diberikan untuk
empat iklim. Mengambil iklim benua sebagai contoh, "moderat" tingkat 3 mm /
jam dapat diharapkan sekitar 1% dari waktu, atau 90 jam per tahun. Itu
probabilitas hujan dianggap "berat," 16 mm / jam, sekitar 0,2%, sesuai dengan 18
jam per tahun. Kebutuhan untuk memasukkan tingkat-tingkat pelemahan dalam
menghitung jangkauan.
Atmospheric Effects 25

lation tergantung pada keandalan yang dibutuhkan dari layanan radar . Misalnya,
signifikan pengurangan jangkauan untuk 18 jam per tahun mungkin tidak dapat
diterima untuk bandara radar pengawasan di lokasi yang sering digunakan, tetapi
dapat diterima untuk radar lainnya .
Statistik lebih rinci tentang hujan dapat ditemukan dalam buku ini ditujukan untuk
subyek dengan Derek [ 19 ] , dimaksudkan untuk menggambarkan masalah
redaman hujan pada komunikasi jalan . Di antara data yang ia menyajikan adalah
ketinggian maksimum hujan sel yang sesuai dengan tingkat curah hujan yang
diamati dengan probabilitas 0,001 % dan 1,0 % .
Pada lintang antara 40 mereka adalah ketinggian 4-5,5 km dan 2,7-4,6 km ,
masing-masing. Nathanson [ 15 , hal. 223 ] menyajikan plot sebagai fungsi
ketinggian curah hujan
km . Dia menunjukkan bahwa model dengan menggunakan seragam tingkat
hingga 4 - km ketinggian cukup dalam banyak kasus . Di sisi lain, ada telah
pengukuran hujan reflektifitas sesuai dengan tingkat melebihi 250 mm / jam
dalam awan petir, yang didukung oleh arus naik pada ketinggian di dekat 12 km,
selama saat-saat ketika permukaan tidak menerima hujan.
Nathanson mencatat bahwa " desain pertahanan udara , kontrol lalu lintas udara ,
atau multimode sistem udara sangat berbeda dengan apa-apa dekat tingkat curah
hujan 20 mm / jam . Sekarang juga pertanyaan tentang kemampuan musuh untuk
beroperasi di lingkungan seperti itu . radar pengawasan udara militer dan sipil
biasanya menentukan luas 1 - untuk 4-mm / jam hujan dan kadang-kadang badai
mungkin 16 mm / jam selama diameter 10 sampai 20 km. Lebih berat badai
memiliki diameter yang lebih kecil. "Dia menyarankan hubungan perkiraan yang
dalam satuan metrik mengkonversi ke
d = 41.7 23.7log rr
Atmospheric Effects 26
dimana d = diameter badai di km dan rr = tingkat curah hujan dalam mm / jam.

Data daerah yang diduduki oleh badai hujan jarang. Semakin tinggi tingkat curah
hujan lebih terbatas luasnya horisontal, dengan daerah dekat 5 km2 untuk sel
hujan yang intens. Tabel 7.4 menunjukkan pathlengths khas dan redaman untuk
daerah besar hujan ringan dan daerah kecil hujan yang intens. Panjang garis dan
redaman berlaku untuk elevasi sudut sedemikian rupa sehingga jalan tetap di
bawah ketinggian hujan maksimum saat melintas dalam volume hujan. Sebagai
perbandingan, redaman atmosfer udara ditampilkan di baris terakhir dari tabel.
Hal ini dapat dilihat bahwa kehadiran hujan ringan memiliki efek kecil pada X-
band atas tingkat volume hujan dibandingkan dengan udara, sementara hujan
deras lebih dari tiga kali lipat pelemahan dalam jarak kecil.
Perbandingan yang akan mengubah untuk band-band lainnya. Efek hujan
kekacauan pada jangkauan deteksi harus dipertimbangkan, tentu saja, bersama
dengan pelemahan dibahas di sini (lihat Bab 9).


7.3.4 Attenuation in Snow

Water in frozen form has a much lower attenuation coefficient than rain. Blake
presents an expression [1, p. 221, Eq. (5.53)] derived from Gunn and East [12, p.
536] that gives the two-


dimana rs dalam mm / jam adalah kadar air cair setara dan dalam m.6 Gambar
7.25 menunjukkan hasil (7.29) untuk salju tarif rr = 0,32, 1,0, dan 3,2 mm / jam,
dengan kurva untuk hujan pada 1 mm / jam untuk perbandingan. Harga lebih dari
Atmospheric Effects 27
3,2 mm / jam jarang terjadi, tetapi koefisien meningkat tajam untuk melelehkan
salju di lapisan bawah yang sempit tingkat di mana suhu udara mencapai 273K.
Di atas lapisan itu, suhu nilai koreksi untuk menggantikan konstan 4,4 10 5 di
(7.29) dapat diturunkan dari Data di [11]:



Pengaruh koreksi suhu adalah untuk mengurangi redaman salju di Band
microwave di daerah di mana suhu jauh di bawah 273K, sebagai ditunjukkan pada
Gambar 7.25.

7.3.5 Atenuasi di Awan
Derivasi Goldstein redaman awan [11] tetap definitif, dikonfirmasi oleh Gunn dan
East [12]. Keduanya didasarkan pada karya Ryde [13, 14] dan Mie klasik Teori
tentang hamburan dari benda bulat [20]. Redaman kecil, tetesan air bulat dihitung
dari kompleks c konstanta dielektrik c air, diberikan sebagai fungsi dari panjang
gelombang oleh Debye rumus [21]:
Atmospheric Effects 28





Atmospheric Effects 29



7.3.6 Efek Cuaca pada Sistem Kebisingan Suhu

Perhitungan suhu langit Bagian 6.3.2 dianggap hanya redaman dalam suasana
yang jelas. Setiap kenaikan redaman dari curah hujan atau awan disertai dengan
peningkatan suhu kebisingan sistem. Total suhu kebisingan ditemukan dengan
menambahkan satu arah koefisien atenuasi cuaca kw1 (f0, h) dari (7.24), (7.29),
atau (7,35) dengan yang dari troposfer dalam integral dari (6.21):
Atmospheric Effects 30


Dalam banyak kasus suhu fisik konstan TPW berlaku untuk cuaca, dan kebisingan
komponen suhu dinyatakan sekitar dengan menambahkan ke suhu troposfer
komponen cuaca yang diberikan oleh


Misalnya, kw1 kerugian A w = 1 dB dalam partikel pada Tw = 290K kontribusi ~
60K untuk suhu kebisingan. Redaman yang jelas-pesawat dari rentang lebih
pendek mengurangi Tw, sementara redaman cuaca dari rentang luar cuaca
mengurangi suhu udara yang jelas- kontribusi, menurut integral kedua di (7.38).


7.4 TROPOSPHERIC LENS LOSS
Sinar meninggalkan antena radar yang dibiaskan ke bawah di troposfer, seperti
yang ditunjukkan pada Gambar 7.28. Sebuah sinar meninggalkan permukaan pada
sudut elevasi u
0
tiba di titik sasaran (R, ht) yang sudut elevasi sejati u
t
. Waktu
tunda atas jalan ini melebihi dari jalur vakum oleh o
t
= (R
d
R)/c, di mana Rd
diberikan oleh

Gambar 7.28 Geometri dari jalan sinyal melalui troposfer.
Atmospheric Effects 31
Ray-tracing rumus (7.8). Lentur dari jalan ray adalah terbesar untuk u
0
=
0 dan menurun secara monoton sebagai
0
meningkat. Hasilnya adalah bahwa
energi yang dipancarkan dari permukaan dalam sebuah sudut membentang dari u
0
sampai u
0
+ A
0
didistribusikan melalui sektor sudut sedikit lebih besar u
t
ke u
t
+ A
t
pada target, mengurangi energi densi-ty relatif terhadap bahwa diperkirakan
untuk propagasi dalam ruang hampa. Efek ini adalah de-jelaskan oleh Weil [22],
yang menyajikan plot dari dua arah loss sebagai fungsi dari tar-get sudut elevasi
dan jangkauan.
Kerugian dapat dihitung dengan cara yang berbeda, tetapi sebuah metode
sederhana adalah untuk mengekspresikan kehilangan lensa satu arah sebagai
turunan dari sudut elevasi akhir ray ut sehubungan dengan nilai u0 saat
meninggalkan antena:

dimana u
0
adalah sudut peluncuran dari antena, Au
0
adalah kenaikan kecil
di sudut itu, dan Au
t
adalah kenaikan yang sesuai pada elevasi yang benar dari
sinar tib-val sudut di kisaran target. Karena (7.8) tidak dapat terbalik untuk
mengevaluasi turunan-tive diwakili oleh (7.40), u
t
diperoleh menggunakan
algoritma akar-mencari, memungkinkan turunannya untuk didekati melalui
perbedaan sudut kecil Au
0
di sudut peluncuran ray dari permukaan. Hasilnya pada
Gambar 7.29 sebagai dua arah loss lensa L
lens2
dalam desibel. Faktor Lensa yang
sesuai digunakan dalam (1.25) adalah

Hasil ini dalam perjanjian dekat dengan data yang disajikan dalam [22]
dan [1, hal. 192, Gambar 5.7]. Yang terakhir, namun meluas dalam kisaran hanya
750 km dan kerugian
Atmospheric Effects 32

Gambar 7.29 Dua arah loss lensa troposfer sebagai fungsi dari jangkauan untuk
ketinggian balok yang berbeda.
Sudut mendekati nol gagal untuk menunjukkan terus meningkat yang
mencapai maksimum untuk R > 2.000 km .
Kurva pada Gambar 7.28 de - bagianuntuk minimum diplot elevasi balok
0.03 pada rentang panjang dari kurva mulus karena kesulitan dalam algoritma
untuk menemukan derivatif dalam ( 7.40 ) dari ray -tracing ekspresi (7.8) di u <
0.1. Namun, variasi biasanya ditemui dalam bias profil indeks mengakibatkan
perbedaan pada kehilangan lensa di wilayah ini yang menutupi kesalahan
komputasi .
Kesimpulan dalam [ 1 ] timbal balik yang berlaku untuk kerugian lensa di
jalan kembali gema sudah benar , karena proses bias linear dan setara dengan
peningkatan beamwidth antena , dengan kerugian yang sesuai sebagai sinar lulus
melalui dan melampaui troposfer dan kembali ke radar di sepanjang jalan yang
sama .

Kehilangan lensa bukan hasil dari disipasi energi di troposfer , dan kontras
dengan kerugian atmosfer lainnya tidak berkontribusi pada suhu kebisingan
sistem . Untuk alasan ini , itu termasuk dalam persamaan radar sebagai faktor
respon tergantung jangkauan F
lens
untuk tetap terpisah dari troposfer penyerapan
- tion Lo.

7.5 EFEK ionosfer
Ionosfer mempengaruhi kinerja jangkauan radar dalam dua cara :
memperkenalkan rotasi Faraday polarisasi gelombang , menyebabkan polarisasi
yang diterima berbeda dengan yang dikirim , dan hal itu menyebabkan
penyebaran komponen yang berbeda dari spektrum signal , memperluas denyut
nadi dan mengurangi amplitudonya . Kedua efek ini adalah variabel, tergantung
Atmospheric Effects 33
pada jalur melalui lapisan ionosfer dan kerapatan elektron dari lapisan ini. Rotasi
Faraday juga tergantung pada kekuatan dan arah medan magnet sehubungan
dengan arah sinar.
7.5.1 Geometri Ray di I onosfer
Geometri dari jalan ray melalui lapisan ionosfir ditunjukkan pada Gambar
7.30. Ray daun permukaan bumi pada ketinggian sudut u, memasuki lapisan di
ketinggian h
1
dan keluar pada h
2
. Kerapatan elektron maksimum lapisan terjadi
pada ketinggian h
m
, dimana elevasi ray sudut relatif terhadap horisontal lokal u'.
The pathlength melalui lapisan adalah AR, yang diberikan oleh

Bumi medan magnet H diarahkan pada beberapa sudut relatif terhadap
daerah horizontal, berbeda dengan Au dari arah sinar.

Gambar 7.30 Geometri jalan ray melalui lapisan ionosfir.


7.5.2 Struktur ionosfer

Siang hari ionosfer terdiri dari tiga lapisan, yang dikenal sebagai E, F
1
,
dan lapisan F
2
(yang lebih rendah, lapisan D yang lemah adalah tidak penting
dalam operasi radar). Pada malam hari, lapisan E menghilang dan F
1
dan F
2

lapisan bergabung menjadi lapisan F tunggal. Elektron kepadatan N
e
ionosfer
digambarkan pada tahun 1927 oleh Sydney Chapman, dan persamaan itu telah
digunakan oleh Millman [23] untuk mendapatkan efek pada radar transmis-
diskusi:

dimana
N
m
= kerapatan elektron maksimum dalam electrons/m3;
Atmospheric Effects 34
Z = (h h
m
)/h
0 = ketinggian normal;
H = ketinggian normal;
Hm = ketinggian kepadatan maksimum di m;
h0 = ketinggian skala m.


Nilai-nilai N
m
, h
m
,, dan h
0 untuk hari biasa dan malam kondisi ditunjukkan pada
Tabel 7.5, dan kerapatan total ditunjukkan pada Gambar 7.31 sebagai fungsi dari
altitude.
7

Table 7.5 Chapman Parameter ionosfer Layers
Layer
Nm (m
3
)
hm (km) h0 (km)
Daytime E
1.5 10
11

100 10
Daytime F1
3.0 10
11

200 40
Daytime F2
1.25 10
12

300 50
Nighttime E
8 10
9

120 10
Nighttime F
4 10
11

300 45


Gambar 7.31 Khas ionosfer kepadatan elektron Ne: siang hari (garis utuh), malam
hari (garis putus-putus).

Atmospheric Effects 35
7 Banyak literatur menyatakan kepadatan elektron per cm
3
dan ketinggian di
cm, untuk menghindari kesalahan konversi dalam perhitungan banyak efek
ionosfer, kepadatan per m
3
dan ketinggian dalam m yang digunakan di sini.

Kepadatan elektron bervariasi atas dan ke bawah oleh faktor sampai sekitar dua,
tergantung pada kondisi matahari dan lintang, tetapi nilai-nilai yang ditunjukkan
pada Gambar 7.30 dapat digunakan untuk menghitung efek khas pada sinyal
radar.

7.5.3 J umlah Elektron Hitungan
Efek dari ionosfer pada sinyal radar sebanding dengan total elec-tron count N
t
di
kolom yang memiliki penampang satu cm
2
membentang dari radar ke target:




dimana a
e
adalah jari-jari bumi di m. Fungsi F adalah cosecan dari sudut
elevasi lokal balok di ketinggian h. Ini menggambarkan rasio pathlength melalui
setiap dh elemen ketinggian di daerah ketinggian ray u' dengan ketebalan elemen
itu, memungkinkan integrasi terhadap ketinggian daripada jangkauan. Integrasi
(7.44) ke ketinggian 106 m cukup untuk menangkap efek dari ionosfer, karena
kerapatan elektron di atas ketinggian yang cukup rendah untuk diabaikan.
Total jumlah elektron ditunjukkan sebagai fungsi target ketinggian pada
Gambar 7.32 untuk siang hari dan malam hari kondisi khas. Sinyal dari target
yang di bawah 100 km akan mengalami efek ionosfer diabaikan, seperti yang
akan ditunjukkan saat rotasi Faraday dan dispersi efek dihitung dalam bagian
berikut.

7.5.4 Faraday Rotasi
Millman memberikan persamaan untuk rotasi Faraday |(h) yang dialami
pada jalur dua arah antara radar dan target [24, p. 362, Eq. (1-138)]:

Atmospheric Effects 36

Gambar 7.32 jumlah total elektron Khas untuk siang hari dan malam hari
ionosfer di ketinggian sudut 0 dan 90 .


M = 9.1 10
28
= elektron massal di g;
C = 3 10
10
= kecepatan cahaya dalam cm / s;
F = frekuensi dalam Hz;
F (h) = faktor didefinisikan oleh (7.45);
H = Medan magnet bumi di gauss;
u = sudut antara sinar dan medan magnet;
N
e
(h) = kerapatan elektron per cm
3
;
h
1
, h
2 = batas ketinggian di cm dari kerapatan elektron yang signifikan;
h = ketinggian di cm.

Medan magnet bervariasi dengan ketinggian seperti :


di mana H0 ~ 0,65 gauss adalah nilai permukaan laut di lintang bunga
terbesar. Konstan dalam (7.46) menjadi 4,73 ketika h dinyatakan dalam m, c
dalam m / s, dan Ne dalam elektron per m
3
. Meskipun u sudut bervariasi dengan
arah di mana radar melihat target, maksimum Faraday sudut rotasi dapat
ditemukan untuk u = 0, yang (7.46) dapat ditulis sebagai
Atmospheric Effects 37

Rotasi Faraday sudut max | (h) untuk f = 100 MHz di bawah siang hari
yang khas dan kondisi malam hari pada 0 dan 90 elevasi ditunjukkan sebagai
fungsi target ketinggian pada Gambar 7.33. Untuk ketinggian di atas 600 km
rotasi Faraday ditunjukkan pada Gambar 7.34 sebagai fungsi dari frekuensi.
Kerugian rata-rata sebagai polarisasi bervariasi dari nol sampai maksimum untuk
radar menggunakan polarisasi linier diberikan oleh


dan kerugian ini ditunjukkan pada Gambar 7.35 sebagai fungsi frekuensi untuk
target pada h = 300 km. Kerugian adalah 3 dB bila dirata-rata lebih dari 20 rotasi,
dan os-cillates sebagai nomor yang menurun, memuncak dekat 4 dB ketika rata-
rata antara 0

Gambar 7.33 Khas Faraday rotasi sudut untuk siang hari (garis padat) dan malam
hari (garis putus-putus) pada 0 dan 90 sudut elevasi, sebagai fungsi dari
ketinggian, untuk f = 100 MHz.

Atmospheric Effects 38

Gambar 7.34 Khas Faraday rotasi sudut untuk siang hari (garis padat) dan malam
hari (garis putus-putus) ionosfer pada 0 dan 90 sudut elevasi, sebagai fungsi
dari frekuensi, untuk h > 600 km.

Gambar 7.35 Faraday kehilangan rotasi sebagai fungsi dari frekuensi.

dan 130 rotasi . Sebagai rotasi maksimum jauh berkurang kerugian
tersebut kembali diproduksi, mendekati 0 dB untuk rotasi maksimum kurang dari
20 .
Untuk ionosfer siang nol elevasi, Gambar 7.34 menunjukkan bahwa sudut
rotasi kurang dari 20 untuk f > 3GHz. Hal ini diperlukan pada L-band (1,3 GHz)
dan bawah untuk memungkinkan rotasi Faraday dalam menerapkan persamaan
radar target di atas sekitar 250-km ketinggian. Kerugian dapat dihilangkan dengan
menggunakan polarisasi melingkar, di mana rotasi hanya mengubah fase sinyal
yang diterima. Jika polarisasi linear digunakan untuk transmisi, antena penerima
dual-terpolarisasi dapat digunakan, dua polarisasi linear yang dikombinasikan
baik adaptif, untuk mengikuti sinyal polarisasi diputar, atau dengan noncoherently
menjumlahkan output dari penerima dua channel, menimbulkan integrasi kecil
loss.
Karena sudut rotasi Faraday tidak dapat diprediksi secara akurat efeknya
pada probabilitas deteksi harus diperlakukan sebagai jumlah statistik dan
Atmospheric Effects 39
hilangnya corre-sponding (Gambar 10.5) dievaluasi sebagai fungsi dari Pd, seperti
dibahas dalam Bagian 10.2.1.

7.5.5 Dispersi Across Signal Spectrum

7.5.5.1 Refractivity Di Ionosfer
Sumber kedua kerugian ionosfer dalam persamaan radar hasil dari dispersi
seluruh spektrum sinyal, menyebabkan distorsi pulsa yang diterima. The
refractivi-ty Ni ionosfer adalah fungsi dari kerapatan elektron:



Dimana,
f
0
= frekuensi carrier dalam Hz;
N
e
(h) = kerapatan elektron per m3;
H = ketinggian.

7.5.5.2 Time Delay melalui Ionosfer
Waktu tunda dari sinyal gema dari target melebihi nilai ruang kosong di
atas troposfer dengan A t, yang bervariasi dengan frekuensi, untuk diberikan
jumlah total elektron Nt:

Dimana,
Nt = jumlah total elektron per m2 diberikan oleh (7.44);
c = kecepatan cahaya dalam m / s.

Atmospheric Effects 40
Penundaan ini positif karena kecepatan kelompok di ionosfer adalah v
g
=
n
i
c. Keterlambatan mikrodetik ditunjukkan pada Gambar 5.36 sebagai fungsi dari
rasio N
t
/f
2
dimana f adalah dalam Hz.


Gambar 7.36 ionosfir keterlambatan waktu dalam s sebagai fungsi
dari rasio Nt/f0
Sebagai contoh, sebuah sinyal pada frekuensi pembawa f0 = 100 MHz,
menggema dari target luar siang hari ionosfer khas nol elevasi dengan Nt =
1018/m2, kembali ke radar dengan 28 s delay tambahan, sesuai dengan kisaran
4,2 km di luar target yang sebenarnya. Rentang tambahan tidak signifikan dalam
menggunakan persamaan radar, tetapi dalam pro-cess melewati ionosfer frekuensi
yang berbeda dalam pulsa spektrum pengalaman penundaan diferensial.
Membiarkan f0 menjadi frekuensi carrier, dan f offset dari frekuensi dari
komponen spektral gelombang, kita bisa ex-press penundaan diferensial o t
sebagai:

Dimana,
o t = perbedaan waktu keterlambatan s;
F = frekuensi offset dalam Hz dari f0 frekuensi pembawa.

Atmospheric Effects 41
Istilah orde pertama atas keterlambatan diferensial dengan demikian
sebanding dengan keterlambatan A t dari f0-frekuensi pembawa dikalikan dengan
deviasi frekuensi sebagai sebagian kecil dari mobil-carrier. Pada contoh
sebelumnya pulsa di f0 = 100 MHz, keterlambatan pada frekuensi pembawa
adalah A t = 28 s. Untuk gelombang dengan lebar spektral B = 1 MHz, di
ionosfer ini, komponen spektral ekstrim dipisahkan oleh 0,5 MHz dari operator
akan memiliki keterlambatan yang berbeda dengan o t = dari yang dari Komponen
utama dari spektrum. Pada f0 = 100 MHz, ini sesuai dengan pergeseran dalam
fase di seluruh spektrum sinyal.

7.5.5.3 Pengaruh Ionosfer on Diterima Pulse
Hasil dispersi spektral adalah pergeseran fase diferensial | o seluruh spektrum
sinyal gema, diberikan untuk f dan f0 di Hz oleh

Spektrum sinyal biasanya digambarkan dengan fungsi A (f), dimana
f menunjukkan frekuensi relatif terhadap operator di f0. Spektrum sinyal yang
diterima kemudian

dimana | 0 = 2 t (f0 + f) A t adalah delay fase dari carrier. Unit istilah
dalam tanda kurung siku sesuai dengan fase dari carrier, yang kedua untuk efek
dispersif seluruh bandwidth sinyal.
Dengan asumsi H respon filter (f), kita dapat menulis ekspresi untuk
gelombang keluaran pada target dengan ruang bebas delay td sebagai


Dengan tidak adanya dari _ ionosfer (td) akan menjadi gelombang
keluaran dari filter yang cocok.
Atmospheric Effects 42
Efek dari dispersi pada gelombang yang diterima ditunjukkan pada
Gambar 7.37, yang dihitung untuk frekuensi pembawa yang memberikan produk
ditunjukkan keterlambatan diferensial dan bandwidth lebih jalan dengan jumlah
total elektron 3 1017 per m2. Dalam Gambar-ure 7.38 kelebihan pembawa
waktu tunda A t telah dihapus untuk menyelaraskan bentuk gelombang, untuk
membandingkan efek pada bentuk pulsa dan amplitudo. Pulsa yang
ditransmisikan Diasumsikan untuk plot ini adalah persegi panjang dengan lebar t
= 0,1 s, sehingga bandwidth suara transmisi dan cocok-filter Bn = 10 MHz.
Sebagai frekuensi carier berkurang terhadap 145 MHz dari 10 GHz, di mana delay
ionosfer diabaikan (A t = 0), delay meningkat menjadi 4 s, penundaan
diferensial waktu meningkat menjadi o t = 0,5 s = 5 / B, pulsa memperluas ke ~
0,5 s, dan amplitudo yang menurun menjadi kurang dari setengah tegangan
aslinya.

Gambar 7.37 Bentuk gelombang pulsa persegi panjang 0,1 s melewati ionosfer
dan filter yang cocok untuk bentuk gelombang yang ditransmisikan (Bn t = 1).

Atmospheric Effects 43

Gambar 7.38 Detail bentuk gelombang dari Gambar 7.37 dengan waktu tunda
dihapus.

Gambar 7.39 ionosfer kerugian dispersi sebagai fungsi dari o TBN.
Karena respon filter tidak dapat disesuaikan untuk mengkompensasi
pergeseran fasa atas bandwidth sinyal, ada kehilangan sinyal amplitudo, yang
ditunjukkan pada Gambar 7.39. Kerugian ini dibahas oleh Brookner [25], yang
menggambarkan perluasan dan rugi pulsa Gaussian. Kurva-Nya menunjukkan,
misalnya, bahwa "bandwidth yang tersedia" untuk propagasi pada sudut elevasi
rendah melalui ionosfer siang parah terbatas sekitar 1 MHz pada f0 = 100 MHz,
konsisten dengan kurva untuk o TBN = 0,5 pada Gambar 7.37 dan hilangnya 1,3
dB ditunjukkan pada Gambar 7.38.

Untuk kompresi pulsa dan bentuk gelombang lainnya , sesuai yang ditransmisikan
spektrum A ( f ) dari sinyal yang ditransmisikan dan filter yang cocok H ( f ) dapat
dimasukkan ke dalam ( 7.55 ) untuk mendapatkan bentuk gelombang dari gema
yang diterima . TBN harus mengikuti kurva yang mendekati Gambar 7.37
.oKerugian , ketika dinyatakan sebagai fungsi dari produk
Atmospheric Effects 44


7.6 RINGKASAN EFEK ATMOSFER
Refraksi troposfer adalah penyebab kesalahan dalam pengukuran posisi
target , tapi persamaan radar tidak terpengaruh oleh masalah tersebut. Hal ini
dipengaruhi , namun, dengan fakta bahwa jalan ray melalui troposfer terletak di
atas garis geomet - ric langsung ke sasaran , yang mengurangi kepadatan , dan
karenanya redaman , di sepanjang jalan . Oleh karena itu , perhitungan atenuasi
harus dilakukan dengan model - ray tracing appropri - makan untuk troposfer .
Koefisien redaman gas atmosfer dapat ditemukan dari teori yang
dikembangkan selama Perang Dunia II oleh JH Van Vleck , dan diperpanjang
selanjutnya untuk menutupi wilayah gelombang milimeter . Blake [ 1 ]
memberikan persamaan yang diperlukan dan diplot hasilnya. Hasil yang sama
diplot di sini sebagai fungsi dari jangkauan di kil - ometers . Sebuah alternatif
untuk prosedur nya untuk menyesuaikan dengan kadar air pra -disajikan yang
memegang akurasi dalam batas-batas yang ditetapkan oleh ketidakpastian dalam
model atmosfer .
Curah hujan dan awan menambah redaman udara jelas, dan model yang
digunakan oleh Blake diperpanjang di sini untuk memasukkan efek temperatur.
Variasi normal dalam suhu dapat mengubah koefisien redaman hujan, dinyatakan
dalam dB / km, lebih dari 3:1 kisaran diwakili oleh faktor-faktor antara 1,8 dan
0,6 relatif terhadap nilai-nilai di 291K yang sering dikutip. Literatur tentang efek
ini masih jauh dari bersatu, tetapi model perkiraan dikembangkan di sini untuk
memperkirakan koreksi ini.
Untuk menggambarkan kinerja radar saat cuaca hadir, efek redaman pada
suhu langit diungkapkan di sini oleh Selain terpisahkan disajikan dalam Bab 6
yang memberikan konvensional suhu langit cerah udara. Koreksi ini menjadi
semakin penting karena suhu penerima kebisingan dikurangi menjadi dekat atau
di bawah suhu langit yang cerah.
Pengaruh ionosfer pada persamaan radar penting bagi radar beroperasi di
bawah S-band pada target di atau di luar lapisan F. Rotasi Faraday dari sinyal
polarisasi gema menyebabkan kerugian bila selain polarisasi melingkar
digunakan. Ada juga batas dispersi pada bandwidth sinyal yang dapat didukung
oleh jalur transmisi melalui ionosfer, dan kekuatan sinyal gema berkurang tajam
sebagai bandwidth melebihi kebalikan dari penundaan diferensial seluruh
spektrum.

Efek ionosfer sangat penting dalam VHF dan UHF radar ketika mereka digunakan
untuk deteksi dan pelacakan rudal balistik, tapi harus dipertimbangkan dalam
aplikasi tersebut bahkan untuk radar L-band.
Atmospheric Effects 45

Anda mungkin juga menyukai