Anda di halaman 1dari 6

Praktikum Agrometeorologi ke-VII

KEBUTUHAN AIR TANAMAN (WATER USE EFFICIENCY)

Tujuan praktikum

1. Menghitung nilai kebutuhan air tanaman (ETc) cendana dengan inang primer
berbeda
2. Membandingkan nilai total kebutuhan air tanaman.
3. Mengetahui nilai efisiensi penggunaan air oleh tanaman Cendana dengan
Tanaman inang yang berbeda

Dasar Teori

Komponen neraca air meliputi curah hujan, irigasi, intersepsi tajuk,


infiltrasi, perkolasi, limpasan permukaan, kadar air tanah,evaporasi dan
transpirasi. Tanaman sangat bergantung air tanah untuk proses proses transpirasi.
Sedangkan air tanah jumlahnya sangat tergantung curah hujan dan irigasi dan juga
komponen lainnya (Handoko, 1994). Air hujan jatuh pada permukaan tajuk
tanaman.dan sisanya jatuh ke permukaan. Air yang tertahan tajuk kemudian
diintersepsi lalu kembali menguap ke atmosfer. Air yang sampai ke tanah diserap
tanah dalam bentuk infiltrasi. Air yang tidak terinfiltrasi mengalir menjadi aliran
permuakaan atau run off.
Dalam tanah, air tanah menuju lapisan yang lebih bawah (perkolasi) terjadi
apabila kandungan air didalam tanah belum kapasitas lapang. Apabila telah
kapasitas lapang maka air akan dibuang berupa drainasi.
Selain intersepsi dan drainase kehilangan air tanah dapat berupa
penguapan tanah atau evaporasi (Ea) dan Transpirasi (Ta). Kedua proses ini dapat
berlangsung secara bersamaan sehingga dapat disebut evapotranspirasi (ETa). Air
yang benar-benar dimanfaatkan oleh tanaman adalah air yang berada di dalam
tanah. Pada praktikum kali ini tanaman di dalam pot dipenuhi kebutuhan airnya
dari irigasi. Diasumsikan nilai selisih air antara irigasi yang terdrainasi merupakan
air yang digunakan tanaman untuk pertumbuhan. Nilai air yang diperoleh
kemudian dievapotranspirasikan sebagai bagian dari mekanisme pertumbuhan
tanaman

Metode

Kebutuhan air tanaman sebagai jumlah air yang dibutuhkan untuk


mengimbangi evapotranspirasi dari tanaman sehat (ET c) yang tumbuh pada suatu
lahan yang luas, kondisi air tanah dan kesuburan tanah tidak dalam keadaan
terbatas serta dapat mencapai produksi potensial pada lingkungan
pertumbuhannya. Menentukan kebutuhan air secara tidak langsung dapat
dilakukan dengan menggunakan nilai ETc (evapotranspirasi tanaman). Istilah
kebutuhan air tanaman memiliki pengertian yang sama dengan konsumsi air oleh
tanaman. Konsumsi air oleh tanaman adalah banyaknya air yang hilang dari areal
yang bervegetasi persatuan waktu yang digunakan untuk transpirasi atau
pertumbuhan /perkembangan, dan yang dievaporasikan dari permukaan vegetasi
dan tanah. Jadi, pada prinsipnya kebutuhan air tanaman adalah evapotranspirasi.
Nilai ETc dapat diketahui dengan menghitung nilai evapotranspirasi
potensial acuan (ET0) yang kemudian dikoreksi dengan nilai koefisien tanaman.
Koefisien tanaman sesuai dengan jenis dan pertumbuhan vegetatifnya. Nilai
koefisien tanaman (Kc) menggambarkan laju kehilangan air secara drastis pada
fase-fase pertumbuhan tanaman dan menggambarkan keseimbangan komponen-
komponen energi yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman.
Nilai WUE dapat diartikan sebagai jumlah hasil produksi atau biomassa
bahan kering yang dihasilkan tanaman dengan menggunakan sejumlah air untuk
memenuhi kebutuhan air tanaman dalam satu masa tanam (kg/m3).

Kc generatif

Kc akhir

Kc pertunasan

Pertunasan Fase vegetatif Fase generatif Pematangan

Gambar 1 Skema nilai Kc tanaman padi selama masa tanam

1. Data masukan yang dibutuhkan


ET0 (evapotranspirasi potensial acuan) : lintang (latitude), bujur
(longtitude), ketinggian tempat di atas
permukaan laut (altitude), kecepatan
angin yang terukur pada ketinggian dua
meter (U2), suhu udara maksimum
(Tmax), suhu udara minimum (Tmin), dan
suhu udara rata-rata (Trerata).
Kc (koefisien tanaman) : kecepatan angin yang terukur pada ketinggian dua
meter (U2), RH minimum, ketinggian tanaman.

2. Mencari nilai ET0 (evapotranspirasi potensial acuan)


Menggunakan persamaan FAO penman-monteith:
ET0 = 0.408∆(Rn-G) + γ((900/(T*273))U2 (es – ea) ………………..…(1)
∆ + γ (1 + 0.34 U2)

Di mana :
ET0 evapotranspirasi acuan (mm hari-1)
Rn radiasi netto pada permukaan tanaman (MJ m-2 hari-1)
G kerapatan flux bahang tanah harian (≈ 0 MJ m-2 hari-1)
U2 rata-rata kecepatan angin pada ketinggian dua meter (m detik-1)
es tekanan uap jenuh (kPa)
ea tekanan uap aktual (kPa)
∆ slope kurva tekanan uap (kPa oC-1)
γ konstanta psikrometrik (≈ 0.0667 kPa oC-1)
T suhu udara rata-rata (oC)

Berikut ini merupakan rumus yang digunakan untuk mengetahui nilai radiasi
netto (Rn) pada permukaan tanaman (Allen et al., 1998) yaitu:
Rn = Rns - Rnl………………………….(2)
Rns = (1 – α) Rs……………………….(3)

Rnl= σ [ T max, K 4 +T min, K 4


2 ] [
(0.34-0.14 √e a )
1.35
Rs
Rso ]
−0 .35
…………………...(4)
Rs = kRs (Tmax-Tmin)0.5 Ra……………...(5)
Rso = (0.75 + 2.10-5 z) Ra…………….(6)
Ra = (Gsc/π) dr [ωs sin(φ) sin(δ) + cos (φ) cos(δ) sin(ωs)]}…………………(7)
[rad] = π/180 [derajat desimal]………(8)
dr = 1 + 0.033 cos(2πJ/365)………...(9)
δ = 0.409 sin[(2πJ/365) – 1.39]…….(10)
ωs = arcos[-tan(φ)tan(δ)]……………(11)
Keterangan:
Rn radiasi netto pada permukaan tanaman (MJ m-2 hari-1)
Rns radiasi netto gelombang pendek pada permukaan tanaman (MJ m-2 hari-1)
Rnl radiasi netto gelombang panjang pada permukaan tanaman (MJ m-2 hari-1)
Rs radiasi bruto gelombang pendek matahari (MJ m-2 hari-1)
Rso radiasi bruto matahari saat kondisi cerah, tidak ada penutupan awan (MJ
m-2 hari-1)
Ra radiasi matahari ekstraterestrial (MJ m-2 hari-1)
α albedo kanopi (= 0.23)
z Ketinggian tempat (mdpl)
Tmax,K4 suhu absolut maksimum selama 24 jam (K=oC + 273.16)
Tmin,K4 suhu absolut minimum selama 24 jam (K=oC + 273.16)
σ ketetapan Stefan-Boltzmann (4.93 10-9 MJ K-4 m-2 hari-1)
kRs faktor koreksi (≈0.16 oC-0.5)
Tmax suhu udara maksimum (oC)
Tmin suhu udara minimum (oC)
Gsc konstanta matahari (=118.08 MJ m-2 hari-1)
dr invers jarak bumi – matahari (rad)
ωs sudut terbenam matahari (rad)
φ lintang (rad), bernilai (+) untuk BBU (Belahan Bumi Utara) dan bernilai
(-) untuk BBS (Belahan Bumi Selatan)
δ sudut deklinasi matahari (rad)
π ≈ 3.14
J Julian date

Besarnya nilai tekanan uap jenuh (es) dan tekanan uap aktual (ea) didapatkan
dengan menggunakan persamaan sebagai berikut (Allen et al., 1998):

es = [eo(Tmax) + eo(Tmin)]/2 …………..(12)


eo(Tmax) = 0.6108 exp[(17.27 Tmax)/(Tmax + 237.3)]…………………..(13)
eo(Tmin) = 0.6108 exp[(17.27 Tmin)/(Tmin + 237.3)]…………………..(14)
ea = eo(Tmin)……………………….....(15)
asumsi persamaan (15) adalah suhu titik embun (Tdew) mendekati suhu
minimum harian.

Keterangan:
eo(Tmax) tekanan uap saat suhu maksimum (kPa)
eo(Tmin) tekanan uap saat suhu maksimum (kPa)
Tmax suhu udara maksimum (oC)
Tmin suhu udara minimum (oC)

Menentukan nilai slope kurva tekanan uap (∆) dengan menggunakan


persamaan berikut (Allen et al., 1998):

[
4098 0 .6108exp
+237.3 )]
( T17.27T
( T +237.3 )
2
∆= ..............(16)
Keterangan:
Trerata suhu udara rata-rata (oC)

3. Mencari nilai Kc pada setiap fase pertumbuhan


Saat pertunasan nilai Kc didasarkan pada kondisi rata-rata RH minimum dan
kondisi kecepatan angin pada ketinggian dua meter.
Tabel 1 Klasifikasi nilai RH minimum dan kecepatan
angin pada ketinggian dua meter (U2)
RHmin U2
Deskripsi (%) Deskripsi (m/s)
Kering 20 tenang < 1.0
semi kering 30 menengah 2.0
semi lembab 45 kuat > 4.0
Lembab 70
sangat lembab 80

Tabel 2 Nilai Kc pertunasan untuk berbagai kondisi iklim


U2
Kelembaban Tenang menengah kuat
kering-semi kering 1.10 1.15 1.20
semi lembab-
1.05 1.10 1.15
lembab
sangat lembab 1.00 1.05 1.10

Rumus untuk menghitung nilai Kc saat fase generatif dan fase akhir:

Kc(hit) = Kc(tab) + [0.04(U2-2)-0.004(RHmin-45)](h/3)0.3 .……………..(17)


Keterangan:
Kc(hit) menentukan nilai Kc saat fase generatif ataupun fase akhir
Kc(tab) nilai Kc dari Tabel 3
U2 nilai rata-rata kecepatan angin harian pada ketinggian dua meter (saat
fase generatif ataupun fase akhir) [m/s]
RHmin rata-rata nilai RH minimum harian (saat fase generatif ataupun fase
akhir) [%]
h nilai rata-rata tinggi tanaman (saat fase generatif ataupun fase akhir)
[m]

sedangkan untuk menentukan Kc saat fase pertumbuhan vegetatif dan


pematangan bulir dapat dilakukan interpolasi dari nilai Kc(hit) dengan rumus
sebagai berikut:
Kci = Kc-prev+[i-Σ(Lprev)/Lstage](Kc-next – Kc-prev) ………………………………..
…….(18)

Keterangan:
Kci koefisien tanaman pada hari ke-i (saat fase pertumbuhan vegetatif ataupun
fase pematangan)
Kc-prev nilai koefisien tanaman sebelum fase pertumbuhan vegetatif ataupun
pematangan
Kc-next nilai koefisien tanaman setelah fase pertumbuhan vegetatif ataupun
pematangan
Σ(Lprev) jumlah panjang hari fase sebelumnya [hari]
Lstage panjang hari fase yang dihitung (fase pertumbuhan vegetatif ataupun
pematangan) [hari]

Tabel 3 Nilai Kc tanaman padi pada berbagai


fase pertumbuhan (Allen, 1998).

Fase Kc
Pertunasa
n 1.05
Generatif 1.20
Akhir 0.90

4. Menghitung nilai kebutuhan air tanaman (ETc) setiap fase pertumbuhan dan
kebutuhan air tanaman selama satu masa tanam (ETc total)
Menduga besarnya nilai kebutuhan air tanaman menggunakan rumus:

ETc = ET0 . Kc…………………....(19)


Keterangan:
ETc evapotranspirasi tanaman (mm/hari)
Kc koefisien tanaman sesuai jenis dan pertumbuhan vegetasinya
ET0 evapotranspirasi potensial acuan (mm/hari)

Menghitung ETc total selama satu masa tanam:


ETc (total) = ETc1+ETc2+……+ETcn……………(20)
Keterangan:
ETc1 evapotranspirasi tanaman pada hari ke-1
ETcn evapotranspirasi tanaman pada hari ke-n saat panen
ETc (total) evapotranspirasi tanaman selama musim tanam

5. Menghitung nilai efisiensi penggunaan air oleh tanaman


Berdasarkan nilai ETc dapat diketahui nilai efisiensi penggunaan air oleh
tanaman. Efisiensi penggunaan air atau Water Use Efficiency (WUE) oleh
tanaman dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:

WUE = Produksi berat kering (DM) ….....(21)


ETc (total)

dinyatakan dalam kg DM . (m3)-1 air.

Anda mungkin juga menyukai