Tugas SKT
Tugas SKT
Oleh :
Dwi Putri Suryani (03021181419035)
KELAS A
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2017
Studi kelayakan tambang terdapat aspek - aspek penting dalam pelaksanaannya,
aspek tersebut ialah:
METALLURGY
Metalurgi (metallurgy) adalah ilmu yang mempelajari cara-cara untuk
memperoleh logam (metal) melalui proses fisika dan kimia serta mempelajari cara-cara
memperbaiki sifat-sifat fisik dan kimia logam murni maupun paduannya (alloy).
Metalurgi ada 3 macam atau kelompok utama, yaitu :
1. Metalurgi ekstraktif (extractive metallurgy).
Menurut Kirk-Othmer metalurgi ekstraktif adalah ilmu yang mempelajari cara-
cara pengambilan (ekstraksi) logam dari bijih (ore = naturally occuring compounds)
dan proses pemurniannya, sehingga sesuai dengan syarat-syarat komersial.
Metalurgi ekstraktif dibagi menjadi 3 (tiga) jalur, yaitu :
a) Pirometalurgi (pyro metallurgy)
Suatu proses ekstraksi metal dengan memakai energi panas. Suhu yang dicapai
ada yang hanya 50o – 250o C (proses Mond untuk pemurnian nikel), tetapi ada yang
mencapai 2.000o C (proses pembuatan paduan baja). Yang umum dipakai hanya
berkisar 500o – 1.600o C ; pada suhu tersebut kebanyakan metal atau paduan metal
sudah dalam fase cair bahkan kadang-kadang dalam fase gas.
Umpan yang baik adalah konsentrat dengan kadar metal yang tinggi agar dapat
mengurangi pemakaian energi panas. Penghematan energi panas dapat juga dilakukan
dengan memilih dan memanfaatkan reaksi kimia eksotermik (exothermic).
Sumber energi panas dapat berasal dari :
1. Energi kimia (chemical energy = reaksi kimia eksotermik).
2. Bahan bakar (hydrocarbon fuels) : kokas, gas dan minyak bumi.
3. Energi listrik.
4. Energi terselubung/tersembunyi (conserved energy = sensible heat), panas
buangan dipakai untuk pemanasan awal (preheating process).
Peralatan yang umumnya dipakai adalah :
1. Tanur tiup (blast furnace). 2. Reverberatory furnace.
Sedangkan untuk pemurniannya dipakai :
1. Pierce-Smith converter. 4. Linz-Donawitz (L-D) converter.
2. Bessemer converter. 5. Open hearth furnace.
3. Kaldo cenverter.
b) Hidrometalurgi (hydro metallurgy)
Yaitu proses ekstraksi metal dengan larutan reagen encer (< 1 gramol) dan pada
suhu < 100o C. Reaksi kimia yang dipilih biasanya yang sangat selektif, artinya hanya
metal yang diinginkan saja yang akan bereaksi (larut) dan kemudian dipisahkan dari
material yang tak diinginkan.
Kondisi yang baik untuk hidrometalurgi adalah :
1. Metal yang diinginkan harus mudah larut dalam reagen yang murah.
2. Metal yang larut tersebut harus dapat “diambil” dari larutannya dengan mudah
dan murah.
3. Unsur atau metal lain yang ikut larut harus mudah dipisahkan pada proses
berikutnya.
4. Mineral-mineral pengganggu (gangue minerals) jangan terlalu banyak
menyerap (bereaksi) dengan zat pelarut yang dipakai.
5. Zat pelarutnya harus dapat “diperoleh kembali” untuk didaur ulang.
6. Zat yang diumpankan (yang dilarutkan) jangan banyak mengandung lempung
(clay minerals), karena akan sulit memisahkannya.
7. Zat yang diumpankan harus porous atau punya permukaan kontak yang luas
agar mudah (cepat) bereaksi pada suhu rendah.
8. Zat pelarutnya sebaiknya tidak korosif dan tidak beracun (non-corrosive and
non-toxic), jadi tidak membahayakan alat dan operator.
Peralatan yang dipergunakan adalah Electrolysis / electrolytic cell dan Bejana
pelindian (leaching box).
c) Elektrometalurgi (electro metallurgy)
Suatu proses ekstraksi logam yang memakai teknik elektro-kimia, misalnya:
baterai dan elektrolisa (electrolysis=electrorefining). Pada proses ini kecuali
diperlukan arus listrik sebagai sumber energi juga diperlukan elektroda (electrodes)
dan cairan elektrolit (electrolyte).
Elektroda harus memiliki sifat-sifat :
1. Konduktor listrik yang baik.
2. Potensial yang terbentuk di sekitar elektroda harus rendah.
3. Tidak mudah bereaksi dengan metal yang lain dan tidak membentuk campuran
yang dapat mengganggu proses elektrolisa.
Bila elektroda itu padat, ada syarat tambahan agar proses elektrolisa berlangsung
memuaskan, yaitu harus :
1. Mudah diperoleh atau disiapkan 3. Stabil, kuat dan tidak mudah
dengan murah. terkikis (resistance to abrasion).
2. Tahan korosi dalam zat larut. 4. Harus murah harganya.
Elektrolit harus memiliki sifat-sifat :
1. Memiliki daya hantar ion yang 3. Memiliki daya larut yang tinggi
tinggi. bagi metal yang diinginkan.
2. Tidak mudah terurai atau
bereaksi (high chemical
stability).
Peralatan yang biasa dipakai electric arc furnace.
2. Metalurgi fisik dan ilmu bahan (physical metallurgy and material science).
Adalah mempelajari struktur dan sifat fisik lainnya dari logam dan paduannya.
Untuk mengetahui sifat fisik diperlukan peralatan seperti mikroskop optic, mikroskop
electron untuk mempelajari struktur logam dan sinar X untuk mempelajari struktur
kristal dasar. Juga dipelajari sifat magnetic, daya hantar listrik dan panas, susut muai
logam dan tahanan listriknya. Semua penelitian dilakukan dalam keadaan padat.
3. Metalurgi Mekanik
Proses pengerjaan secara mekanik untuk mencapai bentuk tertentu termasuk
proses pembentukan dan proses lainnya yang tidak merubah komposisi kimia,
termasuk sifat mekanik dan cara ujinya.
B. ASPEK TRANSPORTASI
Dalam Usaha penambangan baik itu mineral, bahan galian industri, maupun
batubara, transportasi merupakan salah satu hal yang wajib ada. Karena transportasi
menjadi peralatan utama guna menunjang berjalannya aktivitas penambangan.
Pada aspek ini merupakan pelayanan pendukung yang menyalurkan bahan galian
dari tambang menuju ke tempat pengolahan dan juga menuju pemasaran . Pada hal ini
sesuai harus sesuai dengan studi kelayakan . Faktor yang mempengaruhi sistem
pengangkutan tambang yaitu:
a. Produksi dan umur tambang d. Pengangkutan peralatan
b. Keadaan geologi e. Jarak dan gradient
c. Metode penambangan f. Jalan masuk tambang
Transportasi di tambang terbagi menjadi 2, yaitu:
1. Transportasi Bagian Penambangan
Adapun transportasi yang biasa ada di front penambangan adalah:
Excavator
Excavator merupakan alat yang berfungsi untuk melakukan pembersihan lahan
(Land Clearing), pembuatan saluran, pembuatan jenjang (bench), pengupasan top soil,
penggalian overburden dan bahan galian, pemuatan overburden dan bahan galian,
pencucian kanal, dan pemindahan pipa air asam tambang.
Dump Truck
Dump Truck merupakan alat berat yang berfungsi untuk mengangkut atau
memindahkan overburden dan top soil ke disposal area, selain itu juga digunakan
untuk mengangkat atau memindahkan material bahan galian dari front penambangan
ke stockpile.
Bulldozer
Bulldozer merupakan alat yang berfungsi untuk melakukan pembersihan lahan
(land clearing), perbaikan jalan menuju ke lokasi tambang, mengumpulkan material ke
satu tempat sehingga mempermudah proses penggalian dan untuk merapikan batubara
pada stockpile.
Haul Dump Truck
Haul Dump Truck merupakan salah satu jenis Dump Truck , namun hanya
digunakan untuk mengangkut barang tambang dan quarries di dunia pertambangan.
Unit alat berat ini pun tergolong memiliki spesifikasi muatan dan dimensi yang besar.
Underground Truck
Underground Truck merupakan salah satu jenis alat angkut yang digunakan
untuk mengangkut material tambang pada tambang bawah tanah . Jenis dan
mekanisme kerjanya hampir mirip dengan truck pada tambang terbuka tapi dalam
bentuk yang lebih kecil karena disesuaikan dengan daerah operasinya.
Skip
Skip merupakan salah satu alat angkut pada tambang bawah tanah yang
digunakan pada pengangkutan material melalui shaft. Skip merupakan semacam lori
yang di tarik oleh kabel untuk mengangkut bijih.
Grader
Grader merupakan alat yang digunakan untuk meratakan tanah dan
menghamparkan top soil.
Water Tank
Water tank digunakan dalam perawatan hauling road, stockpile dan perawatan
jalan di sekitar tambang.
Fuel Tank
Fuel tank merupakan truk pengangkut bahan bakar yang akan digunakan oleh
alat-alat berat di lokasi penambangan.
Tower Lamp
Tower lamp digunakan sebagai penerangan areal penambangan di malam hari
untuk mempermudah kegiatan penambangan.
Compactor
Compactor adalah alat berat yang digunakan untuk memadatkan jalan atau area
kontruksi sehingga memiliki tingkat kepadatan yang diinginkan.
2. Transportasi Bagian Pengangkutan dan Pemasaran
Pemasaran merupakan masalah yang lebih sulit dari pada penambangannya.
Salah satu penunjang untuk kegiatan pemasaran yaitu transportasi. Transportasi yang
umum digunakan baik pada tambang terbuka ataupun tambang bawah tanah mineral,
batubara ataupun bahan galian industri untuk pengangkutan pemasaran yaitu:
Belt Conveyor (Ban Berjalan)
Fungsi dari belt conveyor adalah untuk membawa material dari dari tambang
menuju tempat penampungan sementara. Belt conveyor berbentuk semacam sabuk
besar yang terbuat dari karet yang bergerak melewati head pulley dan tail pulley yang
keduanya berfungsi untuk menggerakkan belt conveyor, serta tensioning pulley yang
berfungsi sebagai peregang belt conveyor. Untuk menyangga belt conveyor beserta
beban batubara yang diangkut dipasang idler pada jarak tertentu di antara head pulley
dan tail pulley. Idler berupa bantalan berputar yang dilewati oleh belt conveyor.
Dump Truck
Dump Truck merupakan alat berat yang berfungsi untuk mengangkut atau
memindahkan overburden dan top soil ke disposal area, selain itu juga digunakan
untuk mengangkat atau memindahkan material bahan galian dari front penambangan
ke stockpile. Selain itu, dumpt truck juga digunakan untuk mengangkut material dari
tambang menuju konsumen.
Lokomotif dan Lori
Jenis alat angkut ini digunakan pada daerah yang relatif mendatar dengan
kemiringan maksimum 5% dengan jarak angkut sedang. Alat ini terdiri dari lokomotif
yang berfungsi sebagai penggerak untuk menarik rangkaian lori yang berisi material
yang bergerak di atas rel.
Ship
Ship adalah suatu peralatan yang digunakan untuk melakukan pembongkaran
material berupa kapal.
C. ASPEK LINGKUNGAN
Lingkungan juga merupakan salah satu hal yang haru diperhatikan dalam
kegiatan pertambangan.
analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)
Analisis mengenai dampak lingkungan atau ANDAL mempertimbangkan semua
dampak potensial terhadap berbagai sumber daya seperti tanah, air, udara, biologi dan
masyarakat di sekitar tambang.
Dokumen ANDAL berisi alternatif terbaik yang dipilih dan disahkan oleh
Pemerintah Indonesia. Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) dan Rencana
Pengelolaan Lingkungan (RKL) yang tercakup dalam dokumen ini secara khusus
dirancang untuk meminimalkan dampak potensial serta memberikan prioritas tertinggi
pada pengelolaan lingkungan yang sejalan dengan prinsip-prinsip pemeliharaan dan
perlindungan lingkungan.
Permasalahan Deskripsi Dampak Langkah-Langkah Mitigasi
Air Limbah Daerah aliran buangan air limbah akan -Air limbah akan dirawat di tiga pabrik pengolahan air limbah; satu pabrik
mencakup limbah padat, permukaan aliran akan digunakan untuk proses air limbah, yang kedua untuk air limpasan dari
pembuangan,halaman penyimpanan batubara, daerah pembuangan limbah padat, dan yang ketiga untuk air limpasan dari
lantai dan halaman saluran air, limbah tempat penyimpanannya batubara sebelum dibuang. Penggunaan
laboratorium, dll. pengambilan sampel harus digunakan untuk menunjukkan batas kepatuhan.
Selain itu, pH, COD (disimpulkan melalui ORP analyzer), dan Kekeruhan
akan terus dipantau.
-Mutu air diterapkan sistem pengelolaan air terpadu untuk memastikan
dampak minimum terhadap mutu air pada sistem air di daerah setempat.
Selama tambang beroperasi, tanaman asli setempat ditanam kembali
sesegera mungkin pada lahan-lahan yang dibuka, untuk meminimalkan luas
tanah terbuka dan mencegah erosi yang dapat mempengaruhi mutu air.
Fasilitas pengendalian endapan, seperti kolam dan saluran pengalih, telah
dibangun untuk mengendapkan sedimen, sehingga hanya air bersih dan
tidak terkena dampak yang mengalir ke luar lokasi proyek. Sistem
Pengelolaan Air Tambang ekstensif yang dibangun mengalihkan aliran air-
larian dari hutan alami di sekitar tambang ke sungai-sungai di sekitarnya.
Saat ini air di sungai-sungai setempat sama bersihnya seperti sungai lain
yang tidak terkena dampak. Sistem Pengelolaan Air Tambang memastikan
bahwa air yang terkena dampak penambangan, termasuk resapan air asam
tambang dan air di permukaan pit, tidak akan mengalir ke luar kawasan
tambang.
Pelepasan Muatan Panas Air laut dipanaskan dibuang kembali ke laut. Sebuah thermal model analisis dispersi 3-dimensi, CORMIX, digunakan
dari pengolahan pabrik Pabrik akan dirancang untuk penggunaan air untuk menilai dampak termal dan potensi re-sirkulasi. Sebagai hasil dari
laut asupan dengan suhu maksimum 32° C. pemodelan ini, pipa pembuangan telah dirancang dengan sistem diffuser
peraturan Indonesia melarang debit air yang untuk mengoptimalkan pencampuran dengan kenaikan minimal yang
lebih besar dari 40° C. dihasilkan suhu air laut. Berdasarkan hasil pemodelan, pemisahan ini cukup
untuk menghindari resirkulasi.
Penyimpanan batubara dan Halaman penyimpanan batubara mungkin -Berpotensi terkontaminasi limpasan air hujan dari tempat penyimpanannya
penyimpanan limbah padat memiliki efek pada kualitas air tanah karena batubara dan tempat pembuangan sampah akan dikumpulkan di kolam
pada kualitas Tanah pengolah abu dapat mempengaruhi air. berjajar di dekat daerah masing-masing, dirawat dan kemudian kembali
digunakan untuk penyemprot debu sebanyak mungkin.
-Tailing adalah lumpur yang tersisa dari pengolahan bahan galian. Tailing
merupakan bagian yang tersisa dari batuan yang telah digerus sampai halus
dan diambil kandungan mineral berharganya dan menempatkan tailing di
dasar laut dalam, di bawah zona laut yang produktif secara
biologis. Penanganan tailing dimulai setelah pemisahan mineral di sel flotasi
ketika slurry (bubur bijih) masuk ke dalam tangki de-aerasi. Tangki ini
berfungsi untuk menghilangkan kandungan udara dalam tailing, sehingga
saat dikeluarkan ke dalam laut, tailing tidak bergerak ke atas akibat udara
yang naik.
Pencegahan erosi Kegiatan Tambang dapat menyebabkan Reklamasi dilakukan dengan melakukan penanaman kembali tanaman dan
terjadinya erosi pada tanah akibat penggerusan tumbuhan asli yang tumbuh di tempat tersebut sesegera mungkin selama
tanah periode konstruksi berlangsung. Program penanaman kembali dan reklamasi
ini terus dilakukan selama kegiatan penambangan berlangsung.
Program pemantauan revegetasi dilakukan secara berkala untuk memastikan
bahwa metode untuk mencegah erosi dan melestarikan alam terlaksana
secara efektif .Selain itu program pemantauan revegetasi ditujukan untuk
memastikan tingkat keberhasilan program reklamasi telah sesuai dengan
Peraturan Pemerintah yang berlaku.
Penutupan Tambang Jika pada saat tambang ditutup tidak dikelola Seiring dengan perkembangan penambangan, lebih banyak data geologi,
maka akan banyak permasalahan yang dapat tambang dan metalurgi yang tersedia dan hal ini akan menghasilkan
terjadi perhitungan yang lebih akurat mengenai jumlah bijih bernilai ekonomis
yang terkandung dalam tanah, dan waktu yang dibutuhkan untuk
menambang dan mengolah bijih tersebut. Reklamasi di tempat penempatan
batuan sisa dilakukan selama operasi tambang berlangsung, agar dapat
mengembalikan sebanyak mungkin lahan ke keadaan semula sesegera
mungkin. Dinding pit tidak direklamasi karena lubang tambang akan terisi
air secara bertahap. Perencanaan penggunaan lahan setelah tambang tutup
akan dibuat atas persetujuan pemerintah dan masyarakat. Pengelolaan dan
pemantauan air yang berasal dari tempat penimbunan batuan sisa akan
dilanjutkan sesuai dengan kebutuhan.
Pendekatan Ekonomi Masyarakat sekitar tambang sering terdapat Pada bagian ini, semua pihak harus saling bekerjasama untuk memajukan
kesenjangan sosial perekonomian masyarakat. Tidak hanya oleh perusahaan tambang saja,
Sosial dan Budaya tetapi juga oleh pemerintah. Program yang dapat dibuat antara lain: program
pendidikan, program ukm masyarakat, program kesehatan masyarakat,
program kemakmuran ekonomi rakyat dan lain sebagainya.