Anda di halaman 1dari 18

S1 Keperawatan UPN "Veteran"

Jakarta
Senin, 27 Oktober 2014

GOUT ARTRITIS
BAB II
GOUT ARTRITIS
A. Pengertian
 Gout adalah penyakit metebolik yang ditandai dengan penumpukan asam urat yang nyeri pada
tulang sendi, sangat sering ditemukan pada kaki bagian atas, pergelangan dan kaki bagian
tengah. (Merkie, Carrie. 2005).
 Gout merupakan penyakit metabolic yang ditandai oleh penumpukan asam urat yang
menyebabkan nyeri pada sendi. (Moreau, David. 2005;407).
 Gout merupakan kelompok keadaan heterogenous yang berhubungan dengan defek
genetic pada metabolism purin atau hiperuricemia. (Brunner & Suddarth. 2001;1810).
 Gout atau sering disebut “asam urat” adalah suatu penyakit metabolik dimana tubuh tidak dapat
mengontrol asam urat sehinggaterjadi penumpukan asam urat yang menyebabkan ras nyeri pada
tulang dan sendi. (Kesimpulan Kelompok).

B. ETIOLOGI
Penyebab utama terjadinya gout adalah karena adanya deposit / penimbunan kristal asam urat
dalam sendi. Penimbunan asam urat sering terjadi pada penyakit dengan metabolisme asam urat
abnormal dan Kelainan metabolik dalam pembentukan purin dan ekskresi asam urat yang kurang
dari ginjal.
Faktor predisposisi terjadinya penyakit gout adalah:
1. Umur
Umumnya pada usia pertengahan, tetapi gejala bisa terjadi lebih awal bila terdapat factor
herediter.

2. Jenis Kelamin
Lebih sering terjadi pada pria dengan perbandingan 20:1
3. Iklim
Lebih banyak ditemukan pada daerah dengan suhu yang lebih tinggi
4. Herediter
Factor herediter dominan autosomal sangat berperan dan sebanyak 25% disertai adanya
hiperurikemi
5. Keadaan-keadaan yang menyebabkan timbulnya hiperurikemi
Beberapa factor lain yang mendukung, seperti :
1. Faktor genetik seperti gangguan metabolisme purin yang menyebabkan asam urat berlebihan
(hiperuricemia), retensi asam urat, atau keduanya.
2. Penyebab sekunder yaitu akibat obesitas, diabetes mellitus, hipertensi, gangguan ginjal yang
akan menyebabkan : Pemecahan asam yang dapat menyebabkan hiperuricemia.
3. Karena penggunaan obat-obatan yang menurunkan ekskresi asam urat seperti : aspirin, diuretic,
levodopa, diazoksid, asam nikotinat, aseta zolamid dan etambutol
Faktor Resiko Terjadinya Asam Urat
Tidak semua orang dengan peningkatann asam urat dalam darah (hiperuremia) akan
menderita penyakit asam urat. Namun ada beberapa kondisi yang menyebabkan seseorang
menderita penyakit asam urat, diantaranya:
a. Pola makan yang tidak terkontrol. Asupan makanan yang masuk ke dalam tubuh dalam tubuh
dapat mempengaruhi kadar asam urat dalam darah. Makanan yang mengandung zat purin yang
tinggi akan diubah menjadi asam urat.
b. Seseorang dengan berat badan yang berlebihan (obesitas).
c. Suku bangsa tertentu. Menurut penelitian, suku bangsa di dunia yang paling tinggi terserang
asam urat adalah orang maori di Australia. Sedangkan di Indonesia tertinggi pada penduduk
pantai dan yang paling tinggi di daerah Manado-Minahasa karena kebiasaan atau pola makan
ikan dan mengkonsumsi alcohol.
d. Peminum alcohol. Alcohol dapat menyebabkan pembuangan asam urat lewat utine ikut
berkurang, sehingga asam urat tetap bertahan di dalam darah.
e. Seseorang yang berumur ≥ 45 tahun biasanya pada laki-laki, dan perempuan saat umur
menepouse.
f. Seseorang yang memiliki riwayat keluarga dengan penyakit asam urat.
g. Seseorang kurang mengkonsumsi air putih.
h. Seseorang dengan gangguan ginjal dan hipertensi.
i. Seseorang yang menggunakan obat-obatan dalam jangka waktu lama.
j. Seseorang yang mempunyai penyakit diabetes mellitus.

C. KLASIFIKASI
Klasifikasi gout dibagi dua yaitu:
1. Gout Primer
Gout primer dipengaruhi oleh factor genetic. Terdapat produksi/sekresi asam urat yang
berlebihan dan tidak diketahui penyebabnya.

2. Gout Sekunder
Gout sekunder dapat disebabkan oleh dua hal yaitu;
a. Produksi asam urat yang berlebihan, misalnya pada:
o Kelainan mieloproliferatif (polisitemia, leukemia, myeloma retikulasi)
o Sindroma Lesch-Nyhan yaitu kelainan akibat defisiensi hipoxantin guanine fosforibosil
transferase yang terjadi pada anak-anak dan pada sebagian orang dewasa
o Gangguan penyimpanan glikogen
o Pada pengobatan anemia pernisiosa oleh karena maturasi sel megaloblastik menstimulasi
pengeluaran asam urat
b. Sekresi asam urat yang berkurang misalnya pada:
o Kegagalan ginjal kronik
o Pemakaian obat-obat salisilat, tiazid, beberapa macam diuretic dan sulfonamide
o Keadaan-keadaan alkoholik, asidosis laktik, hiperparatiroidisme dan pada miksedema
c. Obesitas (kegemukan)
d. Intoksikasi (keracunan timbal)
e. Pada penderita diabetes mellitus yang tidak terkontrol dengan baik dimana akan ditemukan
mengandung benda-benda keton (hasil buangan metabolism lemak) dengan kadar yang tinggi.
Kadar benda-benda keton yang meninggi akana menyebabkan kadar asam urat juga ikut
meninggi.

Penyakit asam urat mempunyai 4 tahapan, yaitu:


a. Tahap 1 (Tahap akut)
Pada tahap ini penderita akan mengalami serangan arthritis yang khas untuk pertama kalinya.
Serangan arthritis tersebut akan menghilang tanpa pengobatan dalam waktu 5-7 hari. Bila
dilakukan pengobatan maka akan cepat menghilang. Karena cepat menghilang maka penderita
sering menduga kakinya hanya keseleo atau terkena infeksi, sehingga tidak menduga terkena
penyakit gout arthritis dan tidak melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Pada pemeriksaan kadang-
kadang tidak ditemukan ciri-ciri penderita terserang penyakit gout arthritis. Ini karena serangan
pertama berlangsung secara singkat dan dapat sembuh dengan sendirinya (self-limiting), maka
penderita sering berobat ke tukang urut dan pada saat penderita sembuh, penderita menyangka
hal itu dikarenakan hasil urutan/pijatan. Namun jika dilihat dari teori, nyeri yang diakibatkan
asam urat tidak boleh dipijat atau diurut, tanpa diobati atau diurut sekalipun serangan pertama
kali akan hilang dengan sendirinya

b. Tahap 2 (Tahap Interkritikal)


Pada tahap ini penderita dalam keadaan sehat selama rentang waktu tertentu. Rentang waktu
setiap penderita berbeda-beda. Dari rentang waktu 1-10 tahun. Namun rata-rata rentang
waktunya antara 1-2 tahun. Panjangnya rentang waktu pada tahap ini menyebabkan seseorang
lupa bahwa dirinya pernah menderita serangan gout arthritis akut .

c. Tahap 3 (Tahap Intermitten)


Setelah melewati masa Interkritikal selama bertahun-tahun tanpa gejala, maka penderita akan
memasuki tahap ini yang ditandai dengan serangan arthritis yang khas seperti diatas. Selanjutnya
penderita akan sering mendapat serangan (kambuh) yang jarak antara serangan yang satu dengan
serangan berikutnya makin lama makin rapat dan lama serangan makin lama makin panjang, dan
jumlah sendi yang terserang makin banyak.

d. Tahap 4 (Tahap Kronik Tofaceous)


Tahap ini terjadi bila penderita telah mengalami sakit selama 10 tahun atau lebih. Pada tahap ini
akan terbentuk benjolan-benjolan disekitar sendi yang sering meradang yang disebut dengan
Thopi. Thopi ini berupa benjolan keras yang berisi serbuk kapur yang merupakan deposit dari
Kristal monosodium urat. Thopi ini akan menyakibatkan kerusakan pada sendi dan tulang
disekitarnya.

D. PATOFISIOLOGI
Adanya gangguan metabolisme purin dalam tubuh, intake bahan yang mengandung asam urat
tinggi, dan sistem ekskresi asam urat yang tidak adequat akan menghasilkan akumulasi asam urat
yang berlebihan di dalam plasma darah (Hiperurecemia), sehingga mengakibatkan kristal asam
urat menumpuk dalam tubuh. Penimbunan ini menimbulkan iritasi lokal dan menimbulkan
respon inflamasi.
Hiperurecemia merupakan hasil :
a. Meningkatnya produksi asam urat akibat metabolisme purine abnormal.
b. Menurunnya ekskresi asam urat.
c. Kombinasi keduanya.
Saat asam urat menjadi bertumpuk dalam darah dan cairan tubuh lain, maka asam urat
tersebut akan mengkristal dan akan membentuk garam-garam urat yang akan berakumulasi atau
menumpuk di jaringan konectiv diseluruh tubuh, penumpukan ini disebut tofi. Adanya kristal
akan memicu respon inflamasi akut dan netrofil melepaskan lisosomnya. Lisosom tidak hanya
merusak jaringan, tapi juga menyebabkan inflamasi.
Pada penyakit gout akut tidak ada gejala-gejala yang timbul. Serum urat maningkat tapi tidak
akan menimbulkan gejala. Lama kelamaan penyakit ini akan menyebabkan hipertensi karena
adanya penumpukan asam urat pada ginjal.
Serangan akut pertama biasanya sangat sakit dan cepat memuncak. Serangan ini meliputi
hanya satu tulang sendi. Serangan pertama ini sangat nyeri yang menyebabkan tulang sendi
menjadi lunak dan terasa panas, merah. Tulang sendi metatarsophalangeal biasanya yang paling
pertama terinflamasi, kemudian mata kaki, tumit, lutut, dan tulang sendi pinggang. Kadang-
kadang gejalanya disertai dengan demam ringan. Biasanya berlangsung cepat tetapi cenderung
berulang dan dengan interval yang tidak teratur.
Periode intercritical adalah periode dimana tidak ada gejala selama serangan
gout. Kebanyakan pasien mengalami serangan kedua pada bulan ke-6 sampai 2 tahun setelah
serangan pertama. Serangan berikutnya disebut dengan polyarticular yang tanpa kecuali
menyerang tulang sendi kaki maupun lengan yang biasanya disertai dengan demam. Tahap akhir
serangan gout atau gout kronik ditandai dengan polyarthritis yang berlangsung sakit dengan tofi
yang besar pada kartilago, membrane synovial, tendon dan jaringan halus. Tofi terbentuk di jari,
tangan, lutut, kaki, ulnar, helices pada telinga, tendon achiles dan organ internal seperti ginjal.
Kulit luar mengalami ulcerasi dan mengeluarkan pengapuran, eksudat yang terdiri dari Kristal
asam urat

E. MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis yang ditimbulkan pada penyakit asam urat antara lain adalah sebagai
berikut:
a. Nyeri hebat pada malam hari, sehingga penderita sering terbangun saat tidur.
b. Saat dalam kondisi akut, sendi tampak terlihat bengkak, merah dan teraba panas.
c. Disertai pembentukan Kristal natrium urat yang dinamakan thopi.
d. Terjadi deformitas (kerusakan) sendi secara kronis.
e. Thopi pada ibu jari, mata kaki dan pinna telinga
f. Peningkatan suhu tubuh.

a. Gangguan akut :
a) Nyeri hebat
b) Bengkak dan berlangsung cepat pada sendi yang terserang
c) Sakit kepala
d) Demam.

b. Gangguan kronis :
a) Serangan akut
b) Hiperurisemia yang tidak diobati
c) Terdapat nyeri dan pegal
d) Pembengkakan sendi membentuk noduler yang disebut tofi (penumpukan monosodium urat
dalam jaringan).

Menurut Buditanto (2000) mengatakan, bahwa pasien dengan gejala gout arthritis akan
mengalami peradangan pada satu atau beberapa persendian. Sendi metatarsophalangeal dengan
jari kaki pertama. Tapi tidak jarang seni lutut, tarsal, dan pergelangan kaki juga ikut terlibat.
Nyeri yang terbiasa dikeluhkan pasien adalah tajam dan terkadang membuat pasien tidak bisa
berjalan. Pada beberapa orang, nyeri dirasakan terutama setelah bangun tidur.

F. KOMPLIKASI
1. Erosi, deformitas dan ketidakmampuan aktivitas karena inflamasi kronis dan tofi yang
menyebabkan degenerasi sendi.
2. Hipertensi dan albuminuria.
3. Kerusakan tubuler ginjal yang menyebabkan gagal ginjal kronik
4. Deformitas pada persendian yang terserang
5. Urolitiasis akibat deposit kristal urat pada saluran kemih
6. Nephrophaty akibat deposit kristal urat dalam interstisial ginjal.

G. PENATA LAKSANAAN
Penatalaksanaan asam urat secara umum, dapat diatasi dengan menggunakan pengobatan
modern (kimia) ataupun pengobatan tradisional.
a. Pengobatan Modern (Konvensional/Kimia)
Pengobatan modern ini biasa diperoleh dengan mengunakan resep dokter. Obat-obatannya
antara lain:
1) Obat Anti Inflamasi Non-Steroid (OAINS), yang berfungsi untuk mengatasi nyeri sendi akibat
proses peradangan.
2) Kortikosteroid, yang berfungsi sebagai obat anti radang dan menekan reaksi imun. Obat ini
dapat diberikan dalam bentuk tablet atau suntikan dibagian sendi yang sakit.
3) Imunosupresif, yang berfungsi untuk menekan reaksi imun. Obat ini jarang digunakan karena
efek sampingnya cukup berat yaitu dapat menimbulkan penyakit kan ker dan bersifat racun bagi
ginjal dan hati.
4) Suplemen antioksidan yang diperoleh dari asupan vitamin dan mineral yang berkhasiat untuk
mengobati asam urat. Asupan vitamin dan mineral dapat diperoleh dengan mengkonsumsi buah
atau sayuran segar atau orange, seperti wortel.
Selain obat-obatan tersebut, pengobatan secara medis dapat juga dilakukan melalui program
rehabilitasi. Rehabilitasi ini berfungsi untuk mengembalikan kemampuan penderita seperti
semula sehingga dapat menjalankan kehidupan sehari-hari dengan lancar. Caranya adalah
mengistirahatkan sendi yang sakit, melakukan pemanasan atau pendinginan, dan memanfaatkan
arus listrik untuk meningkatkan ambang rasa sakit.

b. Pengobatan Tradisional (Herbal)


Tanaman obat yang digunakan untuk penyakit asam urat berfungsi sebagai anti radang,
penghilang rasa sakit (analgesic). Membersihkan darah dari zat toksik, peluruh kemih (diuretic)
sehingga memperbanyak urin, dan menurunkan asam urat. Adapun jenis tanaman berkhasiat obat
yang dapat digunakan untuk mengatasi asam urat diantaranya yaitu (Saraswati, 2009 dalam
Muhammad, 2010):
1) Mengkudu (Morinda Citrifolia). Buah ini dipercaya memiliki khasiat sebagai pengurang rasa
nyeri dan anti-inflamasi alamiah. Ekstraknya dapat menghambat enzim siklooksigenase-2 (COX-
2) yang akan menyingkirkan penimbul rasa nyeri, prostaglandin (PEG).
2) Sambiloto. Efeknya adalah anti-radang, menghilangkan nyeri, dan penawar racun.
3) Kumis kucing. Efeknya adalah anti-radang, peluruh kemih, menghancurkan batu ginjal dari
kristal adam urat.
4) Daun salam. Efeknya adalah sebagai peluruh kencing, penghilang nyeri.
5) Alang-alang. Efeknya adalah peluruh kemih.
6) Temulawak. Efeknya adalah anti radang, menghilangkan nyeri, dan peluruh kemih.
7) Jahe merah. Efeknya adalah anti-radang, dan melancarkan sirkulasi darah.
8) Kunyit. Efeknya adalah anti-radang, menghilangkan nyeri, melancarkan darah dan vital energy.

c. Pengobatan Modalitas
Terapi non farmakologis yang dapat digunakan sebagai alternative pilihan dalam
pengobatan diminore primer adalah:
1) Kompres hangat
Kompres hangat adalah pengompresan yang dilakukan dengan mempergunakan buli-buli panas
yang di bungkus kain yaitu secara konduksi dimana terjadi pemindahan panas dari buli-buli ke
dalam tubuh sehingga akan menyebabkan pelebaran pembuluh darah dan akan terjadi penurunan
ketegangan otot sehingga nyeri sendi yang dirasakan akan berkurang atau hilang (Perry & Potter,
2005)
Menurut Bare & Smeltzer (2001), kompres hangat mempunyai keuntungan meningkatkan aliran
darah ke suatu area dan kemungkinan aliran darah ke suatu area dan kemungkinan dapat turut
menurunkan nyeri dengan mempercepat penyembuhan.
Menurut Price & Wilson (2005), kompres hangat sebagai metode yang sangat efektif untuk
mengurangi nyeri atau kejang otot. Panas dapat disalurkan melalui konduksi (botol air panas).
Panas dapat melebarkan pembuluh darah dan dapat meningkatkan aliran darah.
Kompres hangat adalah metode yang digunakan untuk meredakan nyeri dengan cara
menggunakan buli-buli yang diisi dengan air panas yang ditempelkan pada sendi yang nyeri.
2) Olahraga
Olahraga secara teratur dapat menimbulkan aliran darah sirkulasi darah pada sendi menjadi
lancar sehingga dapat mengurangi rasa nyeri. Pelepasan endorphin alami dapat meningkatkan
dengan olahraga teratur yang akan menekan pelepasan prostaglandin, selain itu mampu
menguatkan kadar beta andorfin yaitu zat kimia otak yang berfungsi meredakan rasa sakit
(Sadoso, 1998).
3) Berhenti merokok dan mengkonsumsi alcohol
Kebiasaan-kebiasaan buruk ini, mempunyai efek negative terhadap tubuh manusia, pada
perokokk berat dapat meningkatkan durasi terjadinya nyeri, hal ini berkaitan dengan peningkatan
volume dan durasi perdarahan selama nyeri. Dengan menghindari dan menghilangkan kebiasaan
tersebut, diharapkan efek negative dapat dihilangkan sehingga nyeri tidak terjadi (Medicastore,
2004).
4) Pengaturan diet
Cara mengurangi dan mencegah rasa nyeri saat menstruasi, dianjurkan mengkonsumsi makanan
yang banyak mengandung kalsium dan makanan segar, seperti sayuran, buah-buahan, ikan,
daging, dan makanan yang mengandung vitamin B6 karena berguna untuk metabolism estrogen
(Medicastore, 2004).

H. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Serum asam urat
Umumnya meningkat, diatas 7,5 mg/dl. Pemeriksaan ini mengindikasikan hiperuricemia, akibat
peningkatan produksi asam urat atau gangguan ekskresi.
2. Angka leukosit
Menunjukkan peningkatan yang signifikan mencapai 20.000/mm3 selama serangan akut.Selama
periode asimtomatik angka leukosit masih dalam batas normal yaitu 5000 –10.000/mm3.
3. Eusinofil Sedimen rate (ESR)
Meningkat selama serangan akut. Peningkatan kecepatan sedimen rate mengindikasikan proses
inflamasi akut, sebagai akibat deposit asam urat di persendian.
4. Urin spesimen 24 jam
Urin dikumpulkan dan diperiksa untuk menentukan produksi dan ekskresi dan asam urat. Jumlah
normal seorang mengekskresikan 250 - 750 mg/24 jam asam urat di dalam urin. Ketika produksi
asam urat meningkat maka level asam urat urin meningkat. Kadar kurang dari 800 mg/24 jam
mengindikasikan gangguan ekskresi pada pasien dengan peningkatan serum asam
urat.Instruksikan pasien untuk menampung semua urin dengan peses atau tisu toilet selama
waktu pengumpulan. Biasanya diet purin normal direkomendasikan selama pengumpulan urin
meskipun diet bebas purin pada waktu itu diindikasikan.
5. Analisis cairan aspirasi dari sendi yang mengalami inflamasi akut atau material aspirasi dari
sebuah tofi menggunakan jarum kristal urat yang tajam, memberikan diagnosis definitif gout.
6. Pemeriksaan radiografi
Dilakukan pada sendi yang terserang, hasil pemeriksaan akan menunjukkan tidak terdapat
perubahan pada awal penyakit, tetapi setelah penyakit berkembang progresif maka akan terlihat
jelas/area terpukul pada tulang yang berada di bawah sinavial sendi.
7. Pemeriksaan Laboratorium
Seorang dikatakan menderita asam urat apabila pemeriksaan laboratorium menunjukkan kadar
asam urat dalam darah diatas 7 mg/Dl untuk pria dan lebih dari 6 mg/Dl untuk wanita. Selain
itu, kadar asam urat dalam urin lebih dari 760-1000 mg/24 jam dengan diet biasa. Disamping hal
tersebut, sering juga dilakukan pemeriksaan gula darah, ureum, dan kreatinin, disertai
pemeriksaan profil lemak darah untuk menguatkan diagnosis.
Pemeriksaan gula darah dilakukan untuk mendeteksi ada dan tidaknya penyakit diabetes
mellitus. Ureum dan kreatinin diperiksa untuk mengetahui normal dan tidaknya fungsi ginjal.
Sementara itu pemeriksaan profil lemak darah penanda ada dan tidaknya gejala aterosklerosis.
8. Pemeriksaan Radiologis
pemeriksaan radiologis digunakan untuk melihat proses yang terjadi dalam sendi dan tulang serta
untuk melihat proses pengapuran di dalam tofus.
9. Pemeriksaan Cairan Sendi
Tujuannya adalah untuk melihat Kristal urat atau monosodium urate (Kristal MSU) dalam cairan
sendi. Untuk melihat perbedaan jenis arthritis yang terjadi perlu dilakukan kultur cairan sendi.
Jika ada peradangan sendi, maka cairan sendi yang dikeluarkan bisa dipakai sebagai bahan
pemeriksaan penyakit sendi tersebut. Dengan mengeluarkan cairan sendi yang meradang maka
pasien akan merasakann nyeri sendi yang berkurang.
10. Pemeriksaan dengan Rontgen
Pemeriksaan rontgen perlu dilakukan untuk melihat kelainan baik pada sendi maupun pada
tulang dan jaringan disekitar sendi (Ketria, 2009).
Seberapa sering penderita asam urat untuk melakukan pemeriksaan rontgen tergantung
perkembangan penyakitnya. Jika sering kumat, sebaiknya dilakukan pemeriksaan rontgen ulang.

I. PENCEGAHAN
Pembatasan purin : Hindari makanan yang mengandung purin yaitu : Jeroan (jantung, hati,
lidah ginjal, usus), Sarden, Kerang, Ikan herring, Kacang-kacangan, Bayam, Udang, Daun
melinjo.
a. Kalori sesuai kebutuhan : Jumlah asupan kalori harus benar disesuaikan dengan
kebutuhan tubuh berdasarkan pada tinggi dan berat badan. Penderita gangguan asam
urat yang kelebihan berat badan, berat badannya harus diturunkan dengan tetap
memperhatikan jumlah konsumsi kalori. Asupan kalori yang terlalu sedikit juga bisa
meningkatkan kadar asam urat karena adanya badan keton yang akan mengurangi
pengeluaran asam urat melalui urine.
b. Tinggi karbohidrat : Karbohidrat kompleks seperti nasi, singkong, roti dan ubi
sangat baik dikonsumsi oleh penderita gangguan asam urat karena akan meningkatkan
pengeluaran asam urat melalui urine.
c. Rendah protein : Protein terutama yang berasal dari hewan dapat meningkatkan
kadar asam urat dalam darah. Sumber makanan yang mengandung protein hewani
dalam jumlah yang tinggi, misalnya hati, ginjal, otak, paru dan limpa.
d. Rendah lemak : Lemak dapat menghambat ekskresi asam urat melalui urin.
Makanan yang digoreng, bersantan, serta margarine dan mentega sebaiknya dihindari.
Konsumsi lemak sebaiknya sebanyak 15 persen dari total kalori.
e. Tinggi cairan : Selain dari minuman, cairan bisa diperoleh melalui buah-buahan
segar yang mengandung banyak air. Buah-buahan yang disarankan adalah semangka,
melon, blewah, nanas, belimbing manis, dan jambu air. Selain buah-buahan tersebut,
buah-buahan yang lain juga boleh dikonsumsi karena buah-buahan sangat sedikit
mengandung purin. Buah-buahan yang sebaiknya dihindari adalah alpukat dan durian,
karena keduanya mempunyai kandungan lemak yang tinggi.
f. Tanpa alkohol : Berdasarkan penelitian diketahui bahwa kadar asam urat mereka
yang mengonsumsi alkohol lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak mengonsumsi
alkohol. Hal ini adalah karena alkohol akan meningkatkan asam laktat plasma. Asam
laktat ini akan menghambat pengeluaran asam urat dari tubuh.

J. Asuhan keperawatan pada klien Gout Artritis


Asuhan keperwatan kasus gout artritis
1. Data Fokus

Data subyektif Data obyektif


1. Klien mengatakan rasa sakit pada ibu jari
1. Kesadaran composmentis.
kakinya kambuh sejak 2 hari yang lalu. 2. Terdapat tanda-tanda inflamasi akut pada sendi
2. Klien mengatakan tidak berani minum obat metatarsofangeal digitti I manus dextra.
anti nyeri. 3. Terdapat tofi di daerah aurikula dan maleolus
3. Klien mengatakan tidak mengetahui tentang lateralis sinistra.
penggunaan obat dan perawatan dirumah. 4. Hasil lab :
4. Klien bertanya tentang penyakitnya dapata. Hb 14 gr %
ditirunkan ke anaknya atau tidak. b. Leukosit 13000 u/l
5. Klien merasa aneh dengan bentuk ibu c. LED 40 mm/jam
jarinya. d. Kadar uric acyd 9,3 gr %
5. Skala nyeri 4
6. P : Makan jeroan
Q : Nyeri sendi
R : Nyeri pada ibu jari kakinya
S : Skala 4
T : 2 hari yang lalu
7. Klien bertanya tentang penyakitnya

2. Analisa Data

Data Masalah Etiologi


DS : Nyeri sendi Peradangan sendi,
1. Klien mengatakan rasa sakit pada penimbunanKristal pada
ibu jari kakinya kambuh sejak 2 membrane sinovia, tulang
hari yang lalu. rawan arikular, erosi tulang
2. Klien mengatakan tidak berani rawan, prolifera sinovia dan
minum obat anti nyeri. pembentukan panus.
DO :
1. Skala nyeri 4
2. P : Makan jeroan
Q : Nyeri sendi
R : Nyeri pada ibu jari kakinya
S : Skala 4
T : 2 hari yang lalu
3. Terdapat tanda-tanda inflamasi akut
pada sendi metatarsofangeal digitti
I manus dextra.
4. Terdapat tofi di daerah aurikula dan
maleolus lateralis sinistra.
5. Hasil lab :
e. Hb 14 gr %
f. Leukosit 13000 u/l
g. LED 40 mm/jam
h. Kadar uric acyd 9,3 gr %
Ds : G Gangguan citra diri P perubahan bentuk kaki dan
1. Klien merasa aneh terbenuknya tofus.
dengan bentuk ibu jarinya.
Do :
1. Terdapat tofi di daerah aurikula dan
maleolus lateralis sinistra.

Ds : Defisit pengetahuan kurangnya pemahaman


1. Klien mengatakan tidak berani pengobatan dan perawatan di
minum obat anti nyeri. rumah .
2. Klien mengatakan tidak
mengetahui tentang penggunaan
obat dan perawatan dirumah.
3. Klien bertanya tentang penyakitnya
dapat ditirunkan ke anaknya atau
tidak.
Do :
1. Klien terlihat kurang mengetahuin
tentang penyakit gout
2. Klien terlihat kurang mengetahuin
tetang obat gout

Diagnosa keperawatan
1. Nyeri sendi b. d peradangan sendi, penimbunan kristal pada membrane sinovia, tulang rawan
artikular, erosi tulang rawan, prolifera sinovia dan pembentukan panus.
2. Gangguan citra diri b. d perubahan bentuk kaki dan terbenuknya tofus.
3. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya pemahaman pengobatan dan perawatan di
rumah .
Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional
Keperawatan Hasil
1 Nyeri sendi Setelah dilakukan MANDIRI MANDIRI
berhubungan tindakan keperawatan 1. Nyeri merupakan respon
denganPeradangan selama 3 x 24
1. Kaji lokasi, intensitas, dan subjektif yangbdapat
sendi, diharapkan nyeri tipe nyeri. Observasi dikaji dengan
penimbunanKristal pada berkurang, hilang, kemajuan nyeri ke daerah menggunakan skala
membrane sinovia, teratasi. yang baru. Kaji nyeri nyeri. Klien melaporkan
tulang rawan arikular, Dengan kriteria hasil : dengan skala0 – 4. nyeri biasanya di atas
erosi tulang rawan,1. Klien melaporkan tingkat cedera.
prolifera sinovia dan penelusuran nyeri.
pembentukan panus. 2. menunjukan perilaku Nyeri dipengaruhi oleh
2.
yang lebiih rileks. kecemasan dan
3. memperagakan 2. Bantu klien peradangan pada sendi.
keterampilan reduksi dalam mengidentifikasi
nyeri. factor pencetus. 3. Pendekatan dengan
4. Skala nyeri 0 – 1 atau menggunakan relaksasi
teratasi. dan farmakologilain
3. Jelaskan dan bantu klien menunjukan keefektifan
terkait dengan tindakan dalam mengurangi nyeri.
pereda nyeri
nonfamakologi dan non 4.– Akan melancarkan
invasif. peredaran darah sehingga
kebutuhan oksigen pada
jaringan terpenuhi dan
mengurangi nyeri.

4. Ajarkan relaksasi: teknik5. Mengalikan perhatian


terkait ketegangan otot klien terhadap nyeri ke
rangka yang dapat hal yang menyenangkan.
mengurangi intensitas
nyeri. pengetahuan
6. tersebut
membatu mengurangi
nyeri dan dapat
menbatumeningkatkan
5. Ajarkan metode distraksi kepatuhan klien terhadap
selama nyeri akut. rencana terapeutik.

7. pemakaian alkohol,
6. Tingkatkan kafein, dan obat-obatan
pengetahuaan tentang diuretik akan menambah
penyebab nyeri dan peningkatan kadar asam
hubungan dengan berapa urat dalam serum.
lama nyeri akan
berlangsung.
KOLABORASI

7. Hindarkan klien
1. Alopurinol menghambat
meminum alcohol, kafein, biosentesis asam urat
dan obat diuretik. sehingga menurunkan
kadar asam urat serum.
KOLABORASI

1. Kolaborasi dengan tim


medis untuk pemberian
alopurinol
2 Gangguan citra diri Setelah dilakukan MANDIRI MANDIRI
berhubungan dengan tindakan keperawatan 1. Menetukan bantuan
perubahan selama 3 x 24 diharapkan1. Kaji perubhan perspsi dan individual dalm
bentuk kaki dan citra diri klien hubungannya dengan menyusun rencana
terbenuknya tofus. meningkat. Dengan derajat ketidakmampuan. perawatan atau pemilihan
kriteria hasil : intervensi.
1. Klien mampu2. Ingatkan kembali realitas
mengatakan atau bahwa masih dapat2. Membantu klien melihat
mengkomunikasikan menggunakan sisi yang bahwa peraat menerima
dengan orang terdekat sakit dan belajar kedua bagian dari seluruh
tentang situasi dan mengontrol sisi yang tubuh dan mulai
perubahan yang terjadi. sehat. menerima situasi baru.
2. Mampu menyatakan
penerimaan diri terhadap 3. Membantu
situasi. 3. Bantu dan ajurkan meningkatkan perasaan
3. Mengakui dan perawatan yang baik dan harga diri dan
menggabungkan memperbaiki kebiasaan. mengontrol lebih dari
perubhan dalam konsep satu area kehidupan.
diri dengan cara yang
akurat tanpa merasakan 4. Menghidupkan kembali
harga dirinya negatif. 4. Anjurkan orang terdekat perasaan mandiri dn
untuk mengizinkan klien membatu perkemabangan
melakukan sebanyak harga diri serta
mungkin hal untuk dirinya. memengaruhi proses
rehabilitasi.

5. Dukungan perawat
kepada klien dapat
5. Bersama klien mencari meningkat kan rasa
alternatif koping yang percaya diri klien.
positif.
6. Klien dapat beradaptasi
terhadap perubahan dan
memahami peran
6. Dukung prilaku atau usaha individu dimasa
peningkata minat atau mendatang.
partisipasi dalam aktifitas
rehabilitasi. KOLABORASI
1. Dapat memfasilitasi
KOLABORASI perubahan peran yang
penting untuk
1. Kolaborasi dengan ahli perkembangan perasaan.
neuropsikologi dan
konseling bila da indikasi.
3 Defisit pengetahuan Setelah dilakukan MANDIRI MANDIRI
berhubungan dengan tindakan keperawatan1. Kaji kemampuan pasien1. Mengetahui respon dan
kurangnya pemahaman selama 3 x 24 dalam mengungkapkan kemampuan kognnitif
pengobatan dan diharapkan Pasien dan instruksi yang diberikan klien dalam menerima
perawatan di rumah . keluarga dapat oleh dokter atau perawat. informasi.
memahami penggunaan
obat dan perawatan 2. Berikan Jadwal obat yang2. Penjelasan ini dapat
dirumah. harus di gunakan meliputi meningkatkan koordinasi
nama obat, dosis, tujuan dan kesadaran pasien
dan efek samping terhadap pengobatan
yang teratur.

3. Bantu pasien dalam3. Memberikan struktur dan


merencanakan program mengurangi kecemasan
latihan dan istirahat yang pada waktu menangani
teratur. proses penyakit yang
kronis kompleks.
4. Keuntungan dari terapi
obat-obatan tergantung
4. Tekankan pentingnya pada ketepatan dosis.
melanjutkan manajemen5. Mengurangi paksaan
farmako terapeutik. untuk menggunakan
sendi dan memungkinkan
5. Berikan informasi individu untuk ikut serta
mengenai alat-alat bantu secara lebih nyaman
yang mungkin dibutuhkan. dalam aktifitas yang
dibutuhkan atau
diinginkan.
6. Memberikan
pengetahuan pasien
sehingga pasien dapat
menghindari terjadinya
6. Jelaskan pada pasien serangan berulang.
tentang asal mula penyakit KOLABORASI
1. Bantuan dan dukungan
dari orang lain untuk
meningkatkan pemulihan
KOLABORASI maksimal.
1. Kolaborasi dengan
sumber- sumber komunitas
arthritis.

Asuhan Keperawatan Teori Gout Artritis


Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri sendi b. d peradangan sendi, penimbunan kristal pada membrane sinovia,
tulang rawan artikular, erosi tulang rawan, prolifera sinovia dan pembentukan panus.
2. Hambatan mobilisasi fisik b. d penurunaan rentang gerak, kelemahan otot, pada
gerakan, dan kekakuan pada sendi kaki sekunder akibat erosi tulang rawan, proloferasi
sinovia, dan pembentukan panus.
3. Gangguan citra diri b. d perubahan bentuk kaki dan terbenuknya tofus.
4. Perubahan pola tidur b.d nyeri.
5. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya pemahaman pengobatan dan
perawatan di rumah .

Rencana Keperawatan

1. Dk. I : Nyeri sendi b. d peradangan sendi, penimbunan Kristal pada membrane sinovia, tulang
rawan arikular, erosi tulang rawan, prolifera sinovia dan pembentukan panus.
Tujuan keperawatan : Nyeri berkurang, hilang, teratasi.
Kriteria hasil :
o Klien melaporkan penelusuran nyeri.
o menunjukan perilaku yang lebiih rileks.
o memperagakan keterampilan reduksi nyeri.
 Skala nyeri 0 – 1 atau teratasi.

INTERVENSI RASIONAL
MANDIRI
 
Kaji lokasi, intensitas,an tipe nyeri. Nyeri merupakan respon subjektif
Observasi kemajuan nyeri ke daerah yang yangbdapat dikaji dengan menggunakan
baru. Kaji nyeri dengan skala0 – 4. skala nyeri. Klien melaporkan nyeri
biasanya di atas tingkat cedera.
 
Bantu klien dalam mengidentifikasi factor Nyeri dipengaruhi oleh kecemasan dan
pencetus. peradangan pada sendi.
 
Jelaskan dan bantu klien terkait dengan Pendekatan dengan menggunakan
tindakan pereda nyeri nonfamakologi dan relaksasi dan farmakologilain
non – invasif. menunjukan keefektifan dalam
mengurangi nyeri.
 
Ajarkan relaksasi: teknik terkait ketegangan
Akan melancarkan peredaran darah
otot rangka yang dapat mengurangi sehingga kebutuhan oksigen pada
intensitas nyeri. jaringan terpenuhi dan mengurangi nyeri.

Mengalikan perhatian klien terhadap nyeri
 Ajarkan metode distraksi selama nyeri akut.
ke hal yang menyenangkan.
 Tingkatkan pengetahuaan tentang penyebab
pegetahuan tersebut membatu mengurangi
nyeri dan hubungan dengan berapa lama nyeri dan dapat menbatumeningkatkan
nyeri akan berlangsung. kepatuhan klien terhadap rencana
terapeutik
 
Hindarkan klien meminum alcohol, kafein, pemakaian alkohol, kafein, dan obat-
dan obat diuretik. obatan diuretik akan menambah
peningkatan kadar asam urat dalam
serum.
KOLABORASI
 Kolaborasi dengan tim medis untuk  Alopurinol menghambat biosentesis asam
pemberian alopurinol urat sehingga menurunkan kadar asam
urat serum.

2. Dk. II : Hambatan mobilisasi fisik b. d penurunaan rentang gerak, kelemahan otot, pada gerakan,
dan kekakuan pada sendi kaki sekunder akibat erosi tulang rawan, proloferasi sinovia, dan
pembentukan panus.
Tujuan keperawatan : klien mampu melaksanakan aktifitas fisik sesuai dengan kemampuannya.
Kreteria hasil :
o klien ikut dalam program latihan
o tidak mengalami kontraktur sendi
o kekuatan otot bertambah
o klien menunjukkan tindakan untuk meningkatkan mobilitas dan mempertahankan koordinasi
optimal.

INTERVENSI RASIONAL
MANDIRI
 Kaji mobilitas yang ada dan observasi  Mengetahui tingkat kemampuan klien
adanya peningkatan kerusakan. dalam melakukan aktifitas.
 Ajarkan klien melakukan latihan gerak aktif Gerakan aktif memberi masa tonus, dan
pada ekstermitas yang tidak sakit. kekuatan otot, serta memperbaiki fungsi
 Bantu klien melakukan latihan ROM dan jantung dan pernafasan.
perawatan diri sesuai toleransi.  Untuk mempertahankan fleksibilitas sendi
 Pantau kemajuan dan perkembangan sesuai kemampauan.
kemamapuan klien dalam melakukan  Untuk mendeteksi perkembangan klien.
aktifitas

KOLABORASI  Kemampuan mobilisasi ekstermitas dapat


 Kolaborasi dengan ahli fisioterapi untuk ditingkatkan dengan latihan fisik dari tim
latihan fisik klien. fisioterapi.

3. Dk. III : Gangguan citra diri b. d perubahan bentuk kaki dan terbenuknya tofus.
Tujuan perawatan : Citra diri klien meningkat
Kriteria hasil :
o Klien mampu mengatakan atau mengkomunikasikan dengan orang terdekat tentang situasi dan
perubahan yang terjadi
o mampu menyatakan penerimaan diri terhadap situasi
 mengakui dan menggabungkan perubhan dalam konsep diri dengan cara yang akurat
tanpa merasakan harga dirinya negatif.

INTERVENSI RASIONAL
MANDIRI
 Kaji perubhan perspsi dan
Menetukan bantuan individual dalm
hubungannya dengan derajat kletidak menyusun rencana perawatan atau
mampuan. pemilihan intervensi
 Membantu klien melihat bahwa peraat
 Ingantkan kembali realitas bahwa masih menerima kedua bagian dari seluruh
dapat menggunakan sisi yang sakit dan tubuh dan mulai menerima situasi baru.
belajar mengontrol sisi yang sehat.
 Membantu meningkatkan perasaan harga diri
 Bantu dan ajurkan perawatan yang baik dan mengontrol lebih dari satu area
dan memperbaiki kebiasaan. kehidupan.
 Menghidupkan kembali perasaan mandiri dn
 Anjurkan orang terdekat untuk membatu perkemabangan harga diri serta
mengizinkan klien melakukan sebanyak memengaruhi proses rehabilitasi.
mungkin hal untuk dirinya.  Dukungan perawat kepada klien dapat
meningkat kan rasa percaya diri klien.
 Bersama klien mencari alternatif koping Klien dapat beradaptasi terhadap perubahan
yang positif. dan memahami peran individu dimasa
mendatang.
 Dukung prilaku atau usaha peningkata
minat atau partisipasi dalam aktifitas  Dapat memfasilitasi perubahan peran yang
rehabilitasi. penting untuk perkembangan perasaan.

KOLABORASI
 Kolaborasi denagn ahli neuropsikologi dan
konseling bila da indikasi .

4. DK IV : Perubahan Pola Tidur b/d Nyeri.


Kriteria Hasil : Klien dapat memenuhi kebutuhan istirahat dan tidur.

INTERVENSI RASIONAL
 
Tentukan kebiasaan tidurnya dan perubahan Mengkaji pola tidurnya dan mengidentifikasi
saat tidur. intervensi yang tepat.
 
Buat rutinitas tidur baru yang dimasukkan Bila rutinitas baru mengandung aspek
dalam pola lama dan lingkungan baru. sebanyak kebiasaan lama, stress dan
ansietas yang berhubungan dapat
berkurang
Membantu menginduksi tidur
 Tingkatkan regimen kenyamanan waktu  Dapat merasakan takut jatuh karena
tidur, misalnya mandi hangat dan massage. perubahan ukuran dan tinggi tempat tidur,
memberikan kenyamanan pagar tempat
untuk membantu mengubah posisi. 5. DK
 Gunakan pagar tempat tidur sesuai indikasi V :
; rendahkan tempat tidur  jika Tidur tanpa gangguan lebih menim- bulkan
memungkinkan. rasa segar, dan pasien mungkin tidak Defi
mampu untuk kembali ke tempat tidur bila sit
 Kolaborasi dalam pemberian obat sedative, terbangun. peng
hipnotik sesuai dengan indikasi.  Di berikan untuk membantu pasien tidur atau
etah
istirahat.
uan
berhubungan dengan kurangnya pemahaman tentang pengobatan dan perawatan di rumah .
Kriteria hasil :
Pasien dan keluarga dapat memahami penggunaan obat dan perawatan dirumah.

INTERVENSI RASIONAL
 Kaji kemampuan pasien dalam  Mengetahui respon dan kemampuan
mengungkapkan instruksi yang diberikan kognnitif klien dalam menerima informasi.
oleh dokter atau perawat.  Penjelasan ini dapat meningkatkan
 Berikan Jadwal obat yang harus di koordinasi dan kesadaran pasien terhadap
gunakan meliputi nama obat, dosis, tujuan pengobatan yang teratur.
dan efek samping  Memberikan struktur dan mengurangi
kecemasan pada waktu menangani proses
 Bantu pasien dalam merencanakan program penyakit yang kronis kompleks.
latihan dan istirahat yang teratur.  Keuntungan dari terapi obat-obatan
tergantung pada ketepatan dosis.
 Mengurangi paksaan untuk
menggunakan sendi dan memungkinkan
 Berikan informasi mengenai alat-alat bantu individu untuk ikut serta secara lebih
yang mungkin dibutuhkan. nyaman dalam aktifitas yang dibutuhkan
atau diinginkan.
 Memberikan pengetahuan pasien
sehingga pasien dapat menghindari
 Jelaskan pada pasien tentang asal mula terjadinya serangan berulang.
KOLABORASI
penyakit
 Bantuan dan dukungan dari orang lain
 Kolaborasi dengan sumber- sumber untuk meningkatkan pemulihan
komunitas arthritis. maksimal.Mengkaji pola tidurnya dan
mengidentifikasi intervensi yang tepat.

http://cardiovaskular1.blogspot.co.id/2014/10/gout-artritis.html

Anda mungkin juga menyukai