Anda di halaman 1dari 4

Testimoni: Pelayanan di RSPM

Saya ingin berbagi kisah menyenangkan tentang pelayanan publik di RSUD Pasar
Minggu. Ini pengalaman yang sangat inspiratif. Saya berharap semua pelayanan
publik di Indonesia bisa belajar dari keindahan pelayanan yang kami alami di RS ini.

Kondisi luka akibat DM di perut Ibunda yang makin parah memaksa kami harus
membawanya ke RSUD Pasar Minggu. Dan ini membawa kami pada pengalaman
menerima pelayanan yang menyenangkan dan menenangkan di sana. Secara
pribadi, saya tak pernah menyukai berada di RS. Yang terbayang ya orang sakit,
kuman penyakit hehe.... Belum lagi wajah-wajah lelah nan judes yang biasa
menghiasi wajah para petugas kesehatan. Bikin makin sedih dan menyebarkan aura
negatif.

Tetapi saya terkejut ketika memasuki depan ruang IGD RSUD Pasar Minggu.
Gedungnya yang berwarna hijau, begitu besar dan lapang. Jalanannya lapang.
Gedungnya terlihat bersih. Ini memang gedung baru ya. Bagus.

Begitu keluar dari mobil, pak Satpam membukakan pintu dan dengan wajah ramah
dan sopan menanyakan kepada saya mau menuju kemana. Saya bilang ke IGD. Pak
Satpam bertanya apakah perlu dibawakan kursi roda. Bahkan ditawarkan untuk
mendorong kursinya. Aahhh...ini seperti pelayanan doorman di hotel-hotel mahal
ya....

Saya langsung tersenyum mendapat pelayanan ramah ini, bahkan sebelum saya
menginjakkan kaki ke dalam RS. Saya diminta memasukkan langsung Ibunda ke
ruang IGD sementara saya mengurus pendaftaran di loket.

Di loket, petugas loket sigap melayani kami. Saya bilang Ibunda saya bernama
Endang Lestariningsih, usia 64 tahun 10 bulan, luka abses akibat DM, peserta KJS.
Langsung diminta fotokopi KK, KTP, dan KJS.
Jreng jreng. Ga sampai 1 menit. Selesai.

Saya diberi selembar kertas berisi nomor pasien. Lalu saya diberitahu jika harus
mengambil obat, serahkan lembar kertas itu ke instalasi farmasi. Jika rawat inap,
abaikan. Selesai.

Lalu setelah diurus di IGD, Ibunda diwajibkan rawat inap.


Adik saya diminta melapor ke pendaftaran. Tak perlu bawa fotokopi apa pun lagi.
Langsung diurus. Pasien BPJS kelas 3. Mendapat ruang rawat inap kamar
604. Selesai.

Dan hanya itu pengalaman kami harus mengurus berkas-berkas di RS.


Hingga kami pulang. Sama sekali tak perlu lagi urus berkas apa pun selama Ibunda
dirawat dan dioperasi di sana.
Asyik kan?

Kelas 3 di RSUD ini pun fasilitasnya bagus. Satu ruangan hanya terdiri atas 4 bed.
Luas. Bersih. Full AC. Mendapat lemari besi plus lemari kayu cukup besar untuk
menyimpan barang. Ruangan disapu dan dipel dua kali sehari. Pagi dan sore.
Kamar mandi dan wastafel dibersihkan tiap hari.
Tempat sampah berkali-kali diganti tiap hari. Saya lupa menghitung.
Meja makan, atap lemari tak lupa dilap tiap pagi. Bersih.

Ini di ruang rawat inap kelas 3 lho. Pasien diperlakukan seperti penghuni hotel. Full
2

service. Pasien tinggal tidur cantik di tempat tidur. Suster, dokter, bahkan obat,
mendatangi pasien.

Selama 11 hari saya dan adik-adik bergantian menjaga Ibunda di RS, kami
merasakan pelayanan yang ramah dari semua petugas RS.

Dari satpam yang semuanya berwajah ramah dan berbahasa santun juga kooperatif.
Mereka semua inisiatif menawarkan bantuan. Suster-suster yang sigap dan ramah-
ramah. Bahkan petugas-petugas cleaning service yang istimewanya ko ya pada
ramah semua ya...

Saya baru sekalinya mengalami petugas CS yang kalau masuk ke ruangan memberi
salam dengan ramah dan meminta maaf kalau mengganggu... lalu menyapa semua
pasien apa kabarnya dan semoga lekas sehat dan segera pulang, SETIAP HARI, ya
di RS ini. Semua pasien di ruangan kami disapa lhooo.... padahal selama 11 hari itu
pasien di ruangan 604 berganti-ganti. Ibunda saja yang paling betah menginap
selama11 hari di RS hahaha.... Tetapi keramahan petugasnya tetap sama.

Di ruang itu pasien umum dan pasien BPJS bercampur. Tak ada perbedaan
pelayanan. Semua sama. Musola pun tersedia di basement, lantai 3,5,6,7,8 dan
mana lagi saya ga tahu. Tapi musolanya bersih, cukup lapang, nyaman. tempat
wudhu ada di dalam, full AC. Dingiiin hahaa..orang dari kampung seperti saya jadi
suka kedinginan melulu hahahaha...

Ibunda ditangani oleh dokter spesialis penyakit dalam Dr. Mursida, dokter spesialis
bedah Dr. Laksmi, dan dokter spesialis anestesi Dr. Sri. Semua dokter ramah,
informatif dan kooperatif. Maasya Allaah.

Dr. Laksmi bahkan memberi kelonggaran kepada Ibunda ketika Ibunda takut dan
meminta dibius total saat operasi karena khawatir tak bisa menahan sakit. Ditambah
efek stroke Ibunda sekitar 6 tahun lalu yang sempat membuat Ibunda lumpuh
setengah badan hingga 6 bulan, membuat tubuh bagian kiri Ibunda masih sering
tremor dan lebih peka sakit. Luka abses DM Ibunda pun ada di perut sebelah kiri.

Dr. Laksmi dengan kebaikan hatinya mau menerima kondisi Ibunda dan bersedia
mengganti waktu operasinya. Bahkan beliau dengan keramahannya mengajak
Ibunda bercanda agar tetap tenang dan santai menunggu waktu operasi.

Lalu bergantian dokter spesialis jantung juga dokter spesialis anestesi mengunjungi
Ibunda untuk observasi dan memberi persetujuan pembedahan dengan bius total.

Bahkan dokter anestesi, Dr. Sri, juga menyempatkan diri berdialog dari hati ke hati
dengan Ibunda. Dokter menasihati Ibunda untuk menjaga pikiran, hati dan makanan
agar gula darahnya tetap stabil. Ibunda harus rajin kontrol ke dokter untuk menjaga
agar tidak muncul luka lagi.
Beliau juga meminta Ibunda membantu proses operasinya dengan doa. Para dokter
hanya bisa berusaha yang terbaik. Pasien membantu dengan doa. Karena Allah
yang Mahamenyembuhkan. Ibunda diminta untuk shalat tahajud sebelum operasi.

Maasya Allaah.... Ibunda tersenyum bahagia mendapat dokter-dokter yang


profesional dan lembut hati. Saya terenyuh melihat sendiri pancaran kasih sayang
dari para dokter ini.

Saya terharu. Ibu saya 'hanya' pasien BPJS kelas 3. Tetapi kami mendapat
pelayanan yang menyejukkan hati di RS ini.
3

Dan setelah proses operasi berjalan lancar, Ibunda diperbolehkan rawat jalan. Kami
benar-benar tak mengurus berkas apa pun. Tinggal pulang saja. Alhamdulillaah.

Lalu sepekan kemudian Ibunda diminta kontrol. Tepatnya Jumat 17 September


2016 kemarin kontrol ke poli penyakit dalam dan Senin 19 September 2016 lalu
kontrol ke poli bedah.

Saya kembali mengalami proses pelayanan yang nyaman dan cepat. Cukup daftar
membawa fotokopi surat kontrol, KTP dan KJS/kartu BPJS, antri daftar sebentar
dibantu oleh bapak satpam yang sangat kooperatif. Langsung mendapat nomor
dengan barcode.

Di hari Senin, saya terlambat datang untuk antri ambil nomor. Sampai RS pukul 7.30
wib. Mendapat antrian pasien BPJS lama nomor 261. Deg-degan. Dapat nomor ga
yaaa buat ke dokter poli bedah? Eeh siapa sangka, sistem online dan kesigapan
petugas di sana benar-benar membuat semua proses jauuuh lebih cepat dan
mudah. Tak menunggu lama, tak sampai 10 menit, saya langsung mendapat nomor
antrian poli bedah buat Ibunda. Alhamdulillaah.

Ternyata, manajemen RSUD Pasarminggu membuat sistem pelayanan yang


mengusahakan agar jarak waktu antara pasien mendaftar hingga bertemu dokter
paling lama hanya SEJAM!!!
Wow! Keren!

Dan saya telah membuktikan sendiri sistem yang berjalan itu benar adanya. Saya
naik ke lantai 2. Pasien sudah buaanyaaakkk. Banyak yang sakit yaaa hiks..sedih
melihatnya. Tetapi semua terlihat rapi dan cepat proses pelayanannya...pasien silih
berganti tak henti. Suster dan satpam terlihat sigap dan ramah dalam melayani
pasien-pasien rawat jalan itu.

Masuk ke dokter bedah, Ibunda diminta kontrol selama sepekan sekali hingga 6
bulan untuk melihat perkembangan bekas lukanya. Dan Ibunda pun langsung
dibuatkan surat rekomendasi oleh dokter bedah untuk membuat surat rujukan dari
Puskesmas langsung selama 6 bulan sehingga kami tak perlu bolbal tiap bulan ke
puskesmas untuk meminta surat rujukan.

Kemudahan lagi dari para dokter di RSUD ini. Kita mungkin sudah tahu
banyak cerita 'sedih' di balik pelayanan bagi pasien BPJS. Baik dari sisi pasien, dari
sisi manajemen RS, juga dari sisi dokter.

Tetapi di RSUD Pasarminggu saya tidak mendapatkan cerita sedih itu. RS ini
melayani pasien BPJS sama seperti pasien umum lain. Seluruh biaya obat tercover.

Dokter-dokternya bahkan kooperatif sekali membantu pasien BPJS agar bisa kontrol
ke beliau. Padahal kalau berhitung uang, pasti dokter tak mendapat keuntungan apa
pun. Sebagian dokter di RS lain bahkan sering bercerita dan mengeluh tentang
lelahnya mengurus proses laporan ke BPJS. Keluhan yang mungkin akan
mempengaruhi sikap sang dokter dalam menangani pasien BPJS.

Tetapi jika kita mendapatkan dokter yang berjiwa sosial tinggi, juga berjiwa welas
asih, dia takkan membedakan perlakuannya terhadap pasien. Toh dia
telah berprofesi sebagai dokter, yang sepertinya takkan jatuh miskin hanya dengan
mengurus begitu banyak pasien gratis/berbayar murah hehe....
4

Dan di RSUD Pasarminggu, saya menemukan pelayanan penuh welas asih itu.
RSnya ramah dengan pasien BPJS. Dokternya pun begitu. Memang seperti
seharusnya.

Keluar dari poli penyakit dalam dan bedah umum, saya langsung diminta ke lantai 1
untuk antri menunggu dipanggil di Instalasi Farmasi. Cukup membawa lembar
pendaftaran pasien saja, langsung duduk manis di ruang tunggu yang luaaass dan
nyaman. Menunggu panggilan. Hahahaha....

Lalu pengalaman antri mengambil obat di Instalasi Farmasi. Hari Jumat lalu saya
harus menunggu hingga 2,5 jam sampai dipanggil oleh petugas!!! Lama yaaa! Dan
pasien buanyaakk yang antri dan silih berganti.Ini pertanda banyak pasien yang sakit
ya...hiks 😞.

Asyiknya, hari Senin kemarin saya tak lama menunggu antrian obat. Hanya sekitar
setengah jam sudah dipanggil untuk mengambil obat. Alhamdulillaah. Lagi ga rame
hehehe.

Tetapi sistem pelayanan online di sini memang sangat mempermudah. Kita tinggal
mendatangi komputer yang berada di sudut kanan Instalasi Farmasi. Ada alat
pengecek barcode atau bisa juga ketik nomor pasien di keyboard yang tersedia.
Taraaa. Di layar komputer langsung terpampang status obat sang pasien. Sedang
proses peracikan/persiapan atau sudah selesai. Saya tinggal shalat dan makan
saja. Selesai shalat, mengecek status obat, ternyata sudah selesai. Saya hampiri
petugas di loket farmasi, langsung dicarikan. Berikan lembar pendaftaran pasien ke
petugas. Obat diberikan. Menandatangani form penerimaan obat. Selesai.

Kalau mau sabar menunggu, ya asyik juga. Tinggal menunggu nama pasien
dipanggil saja. Kan bisa sambil ngobrol ama sesama penunggu resep, atau kulik-
kulik hape hahaha.

Saya cukup banyak mengobrol dengan para pasien lain yang sebagian cukup
berpengalaman keluar masuk RS. Dan komentar mereka sama. Di sini dari satpam,
suster dan dokternya ramah. Sigap dan suka menolong. Pelayanannya termasuk
cepat. RSnya bersih. Luas. Dan online.

Apakah karena ini RS baru? Mungkin.


RS baru dengan manajemen baru dan rekrutmen petugas yang baru, tentu lebih
mudah mengaturnya untuk mengikuti SOP yang ditetapkan RS baru ini.

Apa pun alasannya, keluarga kami telah merasakan manfaat dari pelayanan terbaik
di RSUD Pasarminggu ini. Alhamdulillaah. Terima kasih buat manajemen RSUD
Pasarminggu yang telah mengusahakan memberikan pelayanan terbaik bagi
pasiennya. Semoga kebaikan pelayanan ini tetap dipertahankan dan dapat terus
ditingkatkan.

Kesan pertama sudah begitu menggoda. Selanjutnya? Mari kita amati.


Saya optimis jika RS pemerintah di Indonesia bisa melakukan sistem pelayanan
publik seperti yang sedang berjalan di RSUD Pasming ini, masyarakat akan lebih
tenang dan senang, insyaAllah.

Semoga pengalaman ini bisa bermanfaat bagi pembacanya. Semoga kita semua
tetap sehat sehingga tidak perlu ke RS untuk berobat yaa....aamiin. 😞

*Catatan Pengalaman Pengguna Kartu BPJS di RSUD Pasarminggu

Anda mungkin juga menyukai