Anda di halaman 1dari 2

The source of what we value is non-material

Sumber-sumber kebahagiaan, cinta, kepuasan dan hal-hal lain yang kita hargai
sangat tinggi adalah bersifat non-material. Hal ini tidaklah mengherankan karena
semua fenomena ini juga bersifat non-material. Sumber-sumber kekayaan,
pemilikan, keberhasilan material (semuanya material) adalah juga bersifat non-
material. Kita keliru membedakan bentuk-bentuk material sebagai sumber apa yang
kita inginkan dan sebagai fokus dari keinginan kita. Kita besar dalam sebuah kultur
yang berfokus pada pemenuhan kebutuhan dasar indrawi kita. Masyarakat kita yang
menitik beratkan pada masalah materi adalah akibat dari ilmu pengetahuan klasik
dan modern yang hanya berhubungan dengan obyek-obyek kajian yang hanya bisa
diukur.

Dalam filsafat Yunani, ilmu pengetahuan berkaitan dengan pikiran (thinking), bukan
pengukuran (measuring), dan meyakini bahwa sumber dari segala sesuatu adalah
bersifat non-material. Filsafat Timur juga melihat bahwa non-material adalah sumber
dari segala sesuatu. Ilmu pengetahuan kontemporer sebenarnya sudah mulai
melihat bahwa segala sesuatu yang material bersumber dari yang non-material
seperti energi/informasi yang selalu berada dalam keadaan penuh gerak. Berbagai
perusahaan dan lembaga/organisasi kita hingga sekarang ini belum mampu
membuat lompatan dengan cara berfikir seperti diatas, dan mereka masih terjebak
dengan pola berfikir material.

Kehidupan yang berkaitan dengan non-material masih sering dilecehkan dan


dianggap sebagai cara hidup “sufi” dan dianggap sebagai masalah lunak (soft
issues) yang bisa diabaikan. Jadilah kita hidup untuk apa yang bisa kita ukur dan
gagal melihat sumber dunia yang diukur itu. Bahkan ketika behubungan dengan
issue-issue lunak (soft issues) itu, kita masih tetap menggunakan metode-metode
logika, pengukuran dan pendekatan yang sebenarnya dirancang untuk dunia fisik
dan material.

Tapi cobalah ini: periksalah keberhasilan di lingkup kerja anda dan catatlah hal-hal
dasar yang membuat anda berhasil. Bagilah daftar keberhasilan itu menjadi dua:
material dan non-material. Sekarang lihatlah mana yang paling banyak menarik
perhatian anda, seperti energi, fokus, pengukuran…dll

Sekarang lihatlah daftar dibagian material dan periksalah apa yang menjadi sumber
penyebab dari masing-masing item. Bukankah di waktu sebelumnya masing-masing
item itu sangat tergantung pada hal-hal yang bersifat non-material, seperti
pengetahuan, berpikir, kemampuan, kekuatan (human energy), tindakan yang
terkoordinasi, teamwork, komunikasi, organisasi, komitmen, niat, dan lain-lain???

Apakah anda berharap bahwa keberhasilan anda di masa yang akan datang berasal
dari hal-hal material yang sekarang ini anda miliki, seperti modal, pemilikan, pabrik,
peralatan dan lain-lain?? Ataukah anda berharap bahwa keberhasilan masa depan
anda akan tergantung pada masalah-masalah non-material, seperti aplikasi dari
energi dan informasi?

Selama ini kita keliru mengidentifikasi sumber-sumber keberhasilan kita dan hingga
sekarang kita bekerja keras agar kita berhasil tetapi dengan berfokus pada hal-hal
yang salah. Kita bersatu dalam lembaga/tim demi tujuan-tujuan yang bersifat
material, bukan yang non-material, dan menerapkan berfikir mekanistik untuk
fenomena yang bersifat emergent (non-mekanistik). Tidaklah mengherankan bila kita
telah bekerja mati-matian, tapi hanya untuk hal-hal yang begitu kecil: we are
working so hard for so little…. …………..Anonimous

Anda mungkin juga menyukai