PENYAKIT TUBERKULOSIS
PUSKESMAS KAMPUS
TAHUN 2017
I. PENDAHULUAN ..............................................................................
A. LATAR BELAKANG....................................................................
B. TUJUAN .....................................................................................
C. DASAR HUKUM..........................................................................
D. DEFINISI OPERASIONAL..........................................................
V. PERMASALAHAN
A. LATAR BELAKANG
Tuberkulosis adalah kumpulan penyakit menular langsung yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis yang dapat menyerang paru dan organ tubuh lainnnya.
Menurut data WHO sekitar 3 juta orang per tahun meninggal karena Tuberkulosis dan
95% berada di negara berkembang termasuk Indonesia. Untuk mengatasi penyakit
Tuberkulosis sejak tahun 1995 di Indonesia diberlakukan strategi DOTS yang
direkomendasikan oleh WHO.
WHO memperkirakan bahwa sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi oleh TB
paru. Hal ini dibuktikan dengan masih banyaknya jumlah penderita TB paru yang
ditemukan di masyarakat sejak tahun 1993. Oleh sebab itu, pada tahun 2003, WHO
menyatakan bahwa TB paru merupakan kedaruratan global bagi kemanusiaan
dikarenakan banyaknya jumlah kasus tuberkulosis paru dan kegagalan penyembuhan
penyakit tersebut di beberapa negara (high burden countries) termasuk negara Indonesia.
Menurut Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Direktorat Jenderal
Bina Kesehatan masyarakat (Ditjen Binkesmas) Depkes RI (2010), diperkirakan
sebanyak 75% penderita TB paru adalah kelompok usia produktif. Di provinsi Sumatera
Selatan sendiri, kasus tuberkulosis paru BTA (+) memperlihatkan trend yang meningkat
pada tahun 1997 (117), tahun 1998 (380), tahun 1999 (849), tahun 2000 (752), dan tahun
2001 (658).
Oleh sebab itu, pemerintah Indonesia membentuk suatu program kesehatan untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan
masyarakat yang didukung dengan pelindungan finansial dan pemerataan pelayanan
kesehatan. Untuk melaksanakan Program Indonesia Sehat diperlukan pendekatan
keluarga, yang mengintegrasikan upaya kesehatan perorangan (UKP) dan upaya
kesehatan masyarakat (UKM) secara berkesinambungan, dengan target keluarga,
berdasarkan data dan informasi dari Profil Kesehatan Keluarga.
Salah satu upaya kesehatan yang berperan dalam mensukseskan Program
Indonesia Sehat adalah Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat, yaitu pelayanan
profesional yang terintegrasi dengan pelayanan kesehatan di Puskesmas, yang
dilaksanakan oleh perawat, untuk mencapai kemandirian masyarakat dalam perawatan
kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
Pengobatan kasus TB merupakan salah satu strategi utama dalam pengendalian
TB karena dapat memutuskan rantai penularan. Pada 1994 WHO meluncurkan strategi
pengendalian TB untuk diimplementasikan secara internasional, disebut DOTS (Direct
Observed Treatment Short-course). Lima elemen strategi DOTS sebagai berikut (WHO,
2009); 1. Komitmen politis yang berkesinambungan; 2. Akses terhadap pemeriksaan
mikroskopis dahak yang berkualitas; 3. Kemoterapi standar jangka pendek untuk semua
kasus TB, dengan manajemen kasus yang tepat termasuk pengawasan langsung
pengobatan; 4. Keteraturan penyediaan obat yang dijamin kualitasnya; 5. Sistem
pencatatan dan pelaporan yang memungkinkan peniliaian hasil pada semua pasien dan
penilaian kinerja keseluruhan program. Provinsi Sumatera Selatan sendiri pada tahun
1996-1997 sudah melaksanakan program DOTS.
Penanggulangan penyakit tuberkulosis menerapkan strategi DOTS yang
dilaksanakna pemerintah indonesia di seluruh UPK terutama puskesmas yang
diintregasikan dalam pelayanan kesehatan dasar. Konsep perawatan kesehatan
masyarakat ditujukan pada seluruh masyarakat dengan penekanan pada kelompok yang
sakit dan beresiko tinggi. Perawatan kesehatan masyarakat ini dapat dilakukan di
puskesmas pada unit rawat jalan dalam bentuk asuhan keperawatan individu, di rumah
dalam bentuk home care, di sekolah, ditempat kerja, ditempat pengungsian, dalam
kegiatan Pusling, maupun di panti-panti.
Pelayanan perawatan kesehatan masyarakat ini mempunyai ciri sebagai berikut,
merupakan perpaduan pelayanan keperawatan dan kesehatan masyarakat, adanya
kesinambungan pelayanan kesehatan, fokus pada upaya peningkatan kesehatan
(promotif) dan pencegahan penyakit, terjadi proses alih peran dari perawat kesehatan
masyarakat kepada klien (individu, keluarga,kelompok, masyarakat), sehingga terjadi
kemandirian, ada kemitraan antara perawat kesehatan masyarakat dengan masyarakat
dalam upaya kemandirian klien. Serta ciri yang lain adalah upaya perkesmas ini
memerlukan kerjasama tenaga perawat dan masyarakat. Sehingga, keluaran yang
diharapkan dari program ini ialah meningkatkan angka cakupan capaian kunjungan
pasien TB di Puskesmas Kampus, menurunkan angka kesakitan dan angka kematian
yang diakibatkan penyakit tuberkulosis, memutuskan mata rantai penularan, serta
mencegah terjadinya MDR tuberkulosis.
TB yaitu strategi DOTS yang terdiri dari lima komponen kunci, yaitu:
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Melindungi kesehatan masyarakat dari penularan Tb agar tidak terjadi kesakitan,
kematian dan kecacatan
2. Tujuan Khusus:
Menjamin bahwa setiap pasien TB mempunyai akses terhadap pelayanan yang
bermutu untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian karena TB.
Menurunkan risiko penularan Tb
Mengurangi dampak sosial dan ekonomi akibat TB
C. DASAR HUKUM
1. Permenkes Nomor 82 Tahun 2014 tentang Penanggulangan Penyakit Menular.
2. Permenkes Nomor 67 Tahun 2016 tentang Penanggulangan Tuberkulosis
3. Kepmenkes Nomor 364/MENKES/SK/V/2009 tentang Pedoman
Penanggulangan Tuberkulosis (TB).
4. Permenkes Nomor 66 Tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan.
5. Permenkes Nomor 39 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program
Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga.
6. Permenkes Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.
7. Kepmenkes Nomor 1190/MENKES/SK/X?2004 tentang Pemberian Gratis
Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dan Obat Anti Retro Viral (ARV) untuk
HIV/AIDS.
8. Kepmenkes Nomor 1479/MENKES/SK/X/2003 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi Penyakit Menular dan
Penyakit Tidak Menular Terpadu.
9. Permenkes No. 565/Menkes/PER/III/2011 tentang strategi nasional
pengendalian tuberculosis tahun 2011-2014
D. DEFINISI OPERASIONAL
Yang dimaksud dengan:
1. Tuberkulosis yang selanjutnya disingkat TB adalah penyakit menular yang
disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, yang dapat menyerang paru dan
organ lainnya.
2. Penanggulangan Tuberkulosis yang selanjutnya disebut Penanggulangan TB
adalah segala upaya kesehatan yang mengutamakan aspek promotif dan
preventif, tanpa mengabaikan aspek kuratif dan rehabilitatif yang ditujukan
untuk melindungi kesehatan masyarakat, menurunkan angka kesakitan,
kecacatan atau kematian, memutuskan penularan, mencegah resistensi obat dan
mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan akibat Tuberkulosis.
3. Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama yang selanjutnya disingkat FKTP adalah
fasilitas kesehatan yangmelakukan pelayanan kesehatan perorangan yang
bersifat non spesialisatik untuk keperluan observasi, diagnosis, perawatan,
pengobatan, dan pelaanan kesehatan lainnya. Fasilitas kesehatan tersebut
meliputi Puskesmas, Dokter Praktek Mandiri (DPM), praktik dokter gigi, dan
klinik pratama, dan rumah sakit kelas D pratama.
4. Formulir TB 01 adalah kartu pengobatan pasien TB yang disimpan di unit
pelayanan kesehatan (FKTP dan FKRTL) dimana pasien mendapat
pengobatan.
5. Formulir TB 02 adalah kartu identitas pasien yang disimpan oleh pasien TB
digunakan untuk mencatat paduan obat yang diberikan kepada pasien, jumlah
obat yang telah diberikan, tangga harus kembali, tanggal pemeriksaan ulang
dahak dan catatan lain dari dokter atau perawat.
6. Register TB 03 UPK adalah buku register TB yang disimpan unit pelayanan
kesehatan (FKTP dan FKRTL).
7. Register TB 04 adalah buku register laboratorium, yang digunakan untuk
mencatat setiap melakukan pemeriksaan dahak dari seorang penderita, diisi
oleh petugas laboratorium yang melakukan pewarnaan dan pembacaan sediaan
dahak di sarana pelayanan kesehatan.
8. Formulir TB 05 adalah permohonan laboratorium untuk pemeriksaan dahak
bagian atas diisi oleh petugas yang meminta pemeriksaan dahak, bagian bawah
diisi oleh petugas yang meminta pemeriksaan dahak. Satu pasien menggunakan
satu formulir TB 05 yang digunakan untuk permohonan laboratorium 3
spesimen (diagnosis) dan 2 spesimen (follow up pengobatan).
9. Register TB 06 adalah buku bantu bagi petugas TB di sarana pelayanan
kesehatan yang mengobati pasien untuk menuliskan daftar suspek yang
diperiksa dahak SPS.
10. Formulir TB 09 adalah formulir rujukan / pindah pasien TB digunakan bila
seorang pasien akan dirujuk atau pindah berobat ke saran pelayanan kesehatan
diluar wilayah kabupaten/kota.
11. Formulir TB 10 adalah formulir hasil akhir pengobatan dari pasien TB
pindahan, diisi oleh unit pengobatan yang menerima pasien pindahan. Formulir
ini dikirim ke unit pengobatan dimana pasien TB terdaftar pertama kali karena
hasil pengobatan pasien TB akan dilaporkan secara kohort.
12. Formulir TB 12 adalah Formulir Triwulan Uji Silang Sediaan TB Fasilitas
Kesehatan Mikroskopis, diisi di sarana pelayanan kesehatan. Formulir ini
dipakai untuk pengambilan sediaan dahak dari laboratorium pemeriksa pertama
untuk dikirim ke laboratorium rujukan dengan maksud untuk cross check.
Pemeriksaan uji silang merupakan salah satu kegiatan pemantapan mutu
laboratorium dengan maksud untuk mengetahui kualitas hasil pemeriksaan
sediaan dahak BTA.
BAB II
GAMBARAN UMUM
Penemuan kasus TB dilakukan secara aktif maupun pasif. Penemuan kasus TB secara
aktif dilakukan melalui:
investigasi dan pemeriksaan kasus kontak;
skrining secara massal terutama pada kelompok rentan dan kelompok berisiko; dan
skrining pada kondisi situasi khusus.
Penemuan kasus TB secara pasif dilakukan melalui pemeriksaan pasien yang datang ke
Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Penemuan kasus TB ditentukan setelah dilakukan
penegakan diagnosis, penetapan klasifikasi dan tipe pasien TB.
2. Proses
Sosialisasi norma, standar, prosedur dan kriteria (NSPK) P2 TB secara
berjenjang.
Penyusunan perencanaan dan penganggaran program P2 TB tahunan di
fasilitas pelayanan kesehatan.
Melaksanakan P2 TB terpadu disarana dan fasilitas kesehatan.
Menggunakan logistik sesuai kebutuhan dalam penyelenggaraan P2 TB
Standarisasi pengelola program dalam penyelenggaraan P2 TB Standarisasi
tenaga kesehatan dalam memberikan P2 TB terpadu.
Menggunakan informasi, sistem dan tempat rujukan kasus dalam pelaksanaan
P2 TB terpadu.
Menggunakan informasi endemisitas dan daerah berisiko tinggi terjadinya
penyakit terkait kehamilan dalam memberikan P2 TB terpadu.
Menggunakan pedoman pelaksanaan program terkait dalam
menyelenggarakan P2 TB terpadu.
3. Output
1. Tersosialisasinya norma, standar, prosedur dan kriteria (NSPK) P2 TB terpadu.
Terlaksananya P2 TB terpadu di fasilitas pelayanan kesehatan sesuai
2. perencanaan yang didukung anggaran tahunan
Terlaksananya P2 TB terpadu disarana dan fasilitas kesehatan yang telah
3. terstandar.
Digunakannya logistik pendukung yang dibutuhkan dalam penyelenggaraan P2
4. TB terpadu.
Tenaga pengelola program mampu mengelola P2 TB terpadu
5. Tenaga kesehatan mampu memberikan P2 TB terpadu sesuai standar.
6. Digunakannya informasi sistem dan tempat rujukan dalam pelaksanaan P2 TB
7. terpadu. P2 TB terlaksana sesuai dengan status endemisitas dan daerah berisiko
tinggi penyakit yang mempengaruhi penularan.
Digunakan informasi endemisitas dan daerah berisiko tinggi terjadinya penyakit
8. terkait kehamilan dalam memberikan P2 TB
Digunakan pedoman pelaksanaan program terkait dalam menyelenggarakan P2
TB.
B. SASARAN PROGRAM
Kegiatan yang sudah dilksanakan selama tahun 2017 adalah sebagai berikut:
1. Kasus Baru TB BTA+, angka kesembuhan, resistensi obat dan status HIV berdasarkan jenis kelamin pada penduduk wilayah kerja Puskesmas Kampus Palembang
Jumlah penduduk Jumlah kasus baru TB + Jumlah kasus resistensi obat Jumlah pasien yang dicek/mengetahui status HIV
Angka keberhasilan
jumlah semua kasus TB yang sembuh dan pengobatan lengkap
3. pengobatan pasien TB semua jumlah semua kasus TB yang diobati dan dilaporkan
x 100% >85% 100%
kasus (Cure Rate/CR)
Cakupan penemuan kasus Jumlah kasus TB − MDR
4. >2% 0%
resistan obat perkiraan kasus TB − MDR
Angka keberhasilan
pengobatan pasien TB resistan jumlah semua kasus TB − MDR yang dinyatakan sembuh dan pengobatan lengkap
5.
obat jumlahkasus TB − MDR yang memulai pengobatan lini kedua
Penyebab Masalah
Masalah
No Man Metode Lingkungan Sarana Dana Pemecahan Masalah
Masyarakat
Petugas kurang belum banyak
1. Penambahan dan pelatihan KADER
aktif dalam tau tentang Frekuensi dalam
2. Penyuluhan mengenai TB di setiap RT
Persentasi cakupan menjalankan Upaya promosi adanyan menjalankan
3. Advokasi dengan Ketua RT yang
1 temuan kasus baru BTA + program. masih belum pelayanan program seperti -
ditemukan penderita TB
kurang dari 70% Jumlah petugas optimal kesehatan pendataan masih
4. Screening keluarga dan tetangga
kurang tradisional di kurang
penderita TB
memadai puskesmas
kampus
Petugas kurang
aktif dalam
menjalankan
Masyarakat
program. 1. Penambahan dan pelatihan KADER
masih belum Frekuensi dalam
Jumlah petugas 2. Penyuluhan mengenai TB di setiap RT
Persentase penemuan Upaya promosi mempercayai menjalankan
kurang 3. Advokasi dengan Ketua RT yang
2 kasus TB-MDR kurang masih belum puskesmas program seperti -
memadai ditemukan penderita TB
dari 2% optimal sebagai fasilitas pendataan masih
Stigma 4. Screening keluarga dan tetangga
pelayanan kurang
masyarakat penderita TB
kesehatan
yang masih
malu dengan
kondisi TB
RENCANA USULAN KEGIATAN TAHUN 2018
KEBUTUHA
SUMBER
TARGET PENANGGUNG N MITRA WAKTU KEBUTUHAN INDIKATOR
NO UPAYA KESEHATAN KEGIATAN TUJUAN SASARAN PEMBIAYA
SASARAN JAWAB SUMBERDA KERJA PELAKSANAAN ANGGARAN KINERJA
AN
YA
Melakukan
pengobatan Penderita
Capaian
kuratif pada TB yang
Petugas kunjungan
penderita ada di
Pelayanan pengobatan pemegang 1 minggu sekali pasien tahun
1 tuberkulosis yang wilayah 100% - - APBD
pasien tuberkulosis. program Road (tiap hari selasa) 2017 mencapai
ada di wilayah cakupan
to Zero TB target
cakupan puskesmas
puskesmas. kampus.
Melakukan
Penderita
pengobatan
TB yang
kuratif pada Minimal Petugas Jumlah
ada di
Rujukan kader penderita
2 wilayah dua kasus pemegang -
Tiap bulan - rujukan yang APBD
posyandu tuberkulosis yang
cakupan perposyand program Road dilakukan oleh
ada di wilayah u to Zero TB kader
puskesmas
cakupan
kampus.
puskesmas.
Meningkatkan
kesadaran
Meningkatnya
masyarakat
angka
tentang Seluruh
kunjungan
pentingnya penderita
pasien TB
pengonsumsian TB dan
yang berobat,
obat TB secara masyarakat Petugas 1 bulan sekali
Penyuluhan dan
3 rutin. sekitar pemegang - (hari selasa - APBD
mengenai 80% menurunkan
Meningkatkan yang program Road minggu pertama
tuberkulosis risiko
kesadaran berisiko to Zero TB tiap bulannya)
penularan
masyarakat tertular
penyakit TB
mengenai penyakit
dari penderita
pentingnya TB.
ke lingkungan
pencegahan
sekitarnya.
penularan
penyakit TB.
Meningkatkan
pengetahuan Seluruh
masyarakat penderita
mengenai TB dan Kerjasama
Terlaksananya
pemanfaatan masyarakat petugas
1 bulan sekali pemanfaatan
Penyuluhan mengenai upaya kesehatan sekitar pemegang
4 - (hari selasa - asuhan mandiri APBD
pemanfaatan asuhan tradisional yang yang 80% program Road
minggu ketiga pada penderita
mandiri pada pasien TB dapat dilakukan berisiko to Zero TB
tiap bulannya) TB.
secara mandiri tertular dan klinik Griya
oleh penderita penyakit Sehat
TB, untuk TB.
mengatasi
masalah-masalah
kesehatan yang
sering dialami
oleh penderita TB
seperti batuk,
penurunan nafsu
makan, penurunan
imunitas, mual
muntah, dan
gangguan tidur.
Memastikan Penderita Petugas
Terlaksananya
kepatuhan pasien TB yang pemegang
program
dalam ada di program Road
pemantauan
5 SMS Gateway mengonsumsi wilayah to Zero TB - - APBD
100% Setiap hari pengonsumsia
obat cakupan
n obat TB
antituberkulosis puskesmas
selain dengan
kampus.
metode PMO
A. KESIMPULAN
Pelayanan kesehatan tradisional merupakan fasilitas kesehatan yang penting dan menjadi kebutuhan bagi masyarakat khususnya di
wilayah Lorok Pakjo. Hal ini terlihat dengan makin meningkatnya jumlah kunjungan griya sehat dan makin semangatnya masyarakat
dalam menanam dan memanfaatkan TOGA untuk perawatan kesehatan diri dan keluarganya.
B. SARAN
Pelayanan kesehatan tradisional perlu ada pengembangan dan inovasi secara terus menerus, serta dukungan ketersediaan obat Herbal
dari Dinas Kesehatan Kota Palembang, agar pelayanan kesehatan tradisional ini berjalan dengan baik dan tetap menjadi pilihan masyarakat
kota Palembang..
LAMPIRAN
PROGRAM TB NASIONAL TB 01
KARTU PENG OB AT AN PASIEN T B
Riwayat pengobatan sebelumnya: Belum pernah/ Pernah diobati lebih dari 1 bulan Paru Ekstra paru
kurang 1 bulan Lokasi
Catatan: (untuk hasil pemeriksaan lain, misalnya: foto toraks, biopsi, kultur, skoring TB Anak, dll) …………………
Dirujuk oleh:
TIPE PASIEN
Inisiatif pasien
Anggota masy Baru Kambuh
RS/BP4/Pusk Pindahan Gagal
Pemeriksaan kontak serumah: KTS/PDP Pengobatan Lain-lain
No Nama L/P Umur Tgl pemeriksaan Hasil Lain-lain, sebutkan setelah default sebutkan
1 …………………….. …… …… ………………… ………… ……………….. …………………
2 …………………….. …… …… ………………… …………
3 …………………….. …… …… ………………… ………… HASIL PEMERIKSAAN DAHAK
4 …………………….. …… …… ………………… ………… Bulan ke Laboratorium pembaca BB (kg)
5 …………………….. …… …… ………………… ………… Tanggal No Reg Lab BTA *
6 …………………….. …… …… ………………… ………… 0 (awal)
2
Jenis OAT: Kombipak KDT (FDC) 3
TAHAP INTENSIF 4
Kategori 1 Kategori 2 Kategori Anak Sisipan 5/6
7/8
4KDT(FDC): tablet/hari Streptomisin: mg/hari AP
*) Tulislah 1+, 2+, 3+ atau Neg sesuai dengan hasil pemeriksaan dahak
Tanggal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 Jumlah
Bulan
Berilah tanda √ jika pasien datang mengambil obat atau pengobatan dibawah pengawasan petugas kesehatan.
Berilah tanda “garis lurus menyambung” jika obat dibawa pulang dan ditelan sendiri dirumah.
TAHAP LANJUTAN
(Berilah tanda √ pada kotak pilihan yang sesuai)
Berilah tanda √ jika pasien datang mengambil obat atau pengobatan dibawah pengawasan petugas kesehatan.
Berilah tanda “garis lurus putus-putus sesuai tanggal minum obat” jika obat dibawa pulang dan ditelan sendiri dirumah.
Nama Lengkap :
Alamat Lengkap :
KLASIFIKASI PENYAKIT
Paru Ekstra Paru Tanggal mulai berobat
Lokasi _________________
- -
TIPE PASIEN
INGAT :
1. Simpanlah kartu anda dan bawa selalu bila datang ke unit pelayanan kesehatan
2. Anda dapat sembuh jika mengikuti aturan pengobatan dengan menelan obat
secara teratur.
3. Penyakit TB dapat menyebar ke orang lain bila tidak diobati teratur.
Tanggal Perjanjian
Mengambil Obat, Konsultasi Dokter, Periksa Ulang Dahak
Tahap Jumlah Obat yang Tanggal harus
Tanggal
Pengobatan Diberikan Kembali
Nama lengkap :
Alamat lengkap :
KLASIFIKASI PENYAKIT
Lokasi
TIPE PASIEN
Baru Gagal
Paduan OAT yg diberikan:
Kambuh Pindahan
Setelah Lain-lain
putus
berobat (Default) Sebutkan:
Bila kartu ini sudah penuh dapat diganti dengan kartu baru.
Pada kolom Paduan OAT ygang diberikan, isi dengan kode yang sesuai: Pada kolom PMO isi dengan kode yang sesuai: Pada kolom Tipe Pasi
Padaen,kolisoi dengan
m Tipe Pasi
kodeen,yang
isi dengan
sesuai:kode yang sesuai: Pada kolom hasil pengobatan dan tanggal berhenti berobat, isi dengan tanggal pada kolom yang sesuai dengan hasil pengobatan:
KAT-1 (2HRZE / 4H3R3), untuk pasien baru, yaitu pasien TB paru BTA positif , P = Petugas Kesehatan B = Kasus Baru : pasien yang belum pernah diobati dengan OAT atau sudah pernah menelan OAT kurang dari 1 bulan (4 minggu). Sembuh : pasien yang telah menyelesaikan pengobatannya secara lengkap dan hasil pemeriksaan dahak ulangnya (follow-up) hasilnya
pasien baru TB paru BTA negatif dengan foto thoraks mendukung TB K = Kader K = Kasus Kambuh : pasien TB yang sebelumnya pernah mendapat pengobatan TB dan telah dinyatakan sembuh atau pengobatan lengkap, negatif pada AP dan pada satu atau seluruh pemeriksaan dahak ulang sebelumnya.
dan pasien baru TB ekstra paru. TM = Tokoh Masyarakat didiagnosis kembali dengan hasil BTA positif (pemeriksaan dahak atau kultur). Pengobatan Lengkap : pasien yang telah menyelesaikan pengobatannya secara lengkap, namun tidak memenuhi persyaratan sembuh atau gagal
F = Famili (anggota keluarga) D = Kasus Default : pasien yang telah berobat dan putus berobat 2 bulan atau lebih dengan pemeriksaan dahak ulang BTA positif . Default (Putus berobat) : pasien yang tidak datang berobat dan tidak meminum obatnya selama 2 bulan berturut-turut atau lebih sebelum masa pengobatanya selesai
KAT-2 (2HRZES / HRZE / 5H3R3E3), untuk pasien TB BTA positif yang telah L = Lain-lain G = Kasus Gagal : pasien yang hasil pemeriksaan dahak ulangnya tetap positif atau kembali menjadi positif pada bulan ke 5 atau lebih Gagal : pasien yang hasil pemeriksaan dahak ulangnya tetap positif atau kembali menjadi positif pada bulan ke 5 atau lebih selama pengobatannya.
diobati sebelumnya, yaitu pasien kambuh, pasien gagal dan pasien T = Tidak ada PMO selama pengobatan. Pindah : pasien yang pindah berobat ke UPK lain yang Register TB.03 nya berbeda dan hasil pengobatannya tidak diketahui.
dengan pengobatan setelah default (terputus). P = Kasus Pindahan : pasien yang dipindahkan dari UPK lain yang memiliki Register TB yang berbeda untuk melanjutkan pengobatannya. Meninggal : pasien TB yang meninggal dalam masa pengobatannya karena sebab apapun.
L = Kasus Lain-lain : semua kasus yang tidak memenuhi ketentuan diatas. Dalam kelompok ini termasuk juga Kasus Kronik (K), yaitu
PROGRAM TB NASIONAL TB.04
REGISTER LABORATORIUM
Nama UPK Mikroskopis :
Kabupaten/Kota :
Nama UPK : 1. 3.
2. 4. Bulan Tahun
Keterangan:
No. identitas sediaan dahak : Tulis sesuai dengan form TB.05.
Alasan pemeriksaan : Tulis sesuai kode huruf identitas sediaan/ jenis pemeriksaan.
Hasil pemeriksaan : Tulis hasil pembacaan sediaan sesuai kolomnya, neg untuk negatif dan 1+, 2+ dst untuk hasil positif,
S untuk dahak sewaktu pertama, P untuk dahak pagi dan S untuk dahak sewaktu kedua.
Nomor Register Laboratorium : Tulis nomor register Lab. dengan 3 digit, mulai dengan 001 pada setiap permulaan tahun anggaran dan tulis berurutan
berdasarkan
tanggal pemeriksaan.
PROGRAM TB NASIONAL TB.05
Kab/Kota :
B (Pagi)
C (Sewaktu)
*) Diisi sesuai kode huruf sesuai identitas sediaan Diperiksa oleh
**) Beri tanda rumput pd hasil yg sesuai Tanda tangan pemeriksa,
***) Isi dengan jumlah BTA yang ditemukan
(………………………………)
PROGRAM TB NASIONAL
TB.06
DAFTAR TERSANGKA PENDERITA (SUSPEK) YANG DIPERIKSA DAHAK SPS
Catatan:
1. Tanggal didaftar : diisi dengan tanggal pengambilan dahak Sewaktu yang pertama.
2. No. Identitas sediaan dahak ditulis dengan : No kode Kab (14) / no urut UPK/RS (31)-kode Tim paru (1) / No urut (121) sesuai no pada kolom 1.
3. A = Slide dahak sewaktu pertama ; B = Slide dahak pagi ; C = Slide dahak sewaktu kedua
4. No: Isi nomor urut 3 digit, dimulai dengan 001 pada setiap permulaan tahun.
5. Nomor Identitas Sediaan Dahak : Tulis sesuai dengan Form TB.05
6. Tanggal Pengiriman Sediaan Dahak ke Lab = diisi sama dengan tanggal didaftar.
7. Tanggal Hasil Diperoleh : diisi dengan tanggal terakhir pemeriksaan.
8. Hasil Pemeriksaan : Tulis hasil pembacaan sediaan sesuai kolomnya, neg untuk negatif dan 1+, 2+ dst. untuk hasil positif. A untuk A untuk dahak sewaktu pertama, B untuk dahak pagi, dan C untuk dahak sewaktu
kedua.
9. Nomor Reg. Lab : Tulis No. Register Lab sesuai dengan form TB.04 yang ada pada TB.05 bagian bawah (hasil pemeriksaan Lab).
10. No. Reg ART : Tulis No. Register ART
11. Status HIV : Tulis NR = bila Non Reaktif (Negatif); RR = Repeated Reaktif (2 x reaktif), IR = Initial Reaktif (1 x reaktif); 3TR = 3 x.
PENANGGULANGAN TB NASIONAL TB.07
BTA positif baru ........ ....... ....... ....... ...... ....... ...... ...... ...... .......
Semua kasus TB kecuali BTA positif baru, pindahan dan kasus ........ ....... ........ ........ ........ ....... ........ ....... ....... .......
kronis
PROGRAM TB NASIONAL TB.09
No Reg TB Kab/Kota :
Tanggal mulai berobat : - -
( )
( )
PROGRAM TB
TB.10
NASIONAL
Keterangan:
, Tgl.
( )
Kepada Yth.
di
PENANGGULANGAN TB TB.14
NASIONAL FASKES
INDONESIA/2015
1 2 3 4 5 6
PUSKESMAS
Dokter Umum
Petugas TB (perawat/dll)
Petugas Laboratorium
Petugas Farmasi
Petugas Pustu
RUMAH SAKIT
PEMERINTAH
Dokter Umum
Petugas Laboratorium
Petugas Farmasi
Dokter Umum
Petugas Laboratorium
Petugas Farmasi
Dokter Umum
Petugas Laboratorium
Petugas Farmasi
Dokter Umum
Petugas Laboratorium
Petugas Farmasi
KLINIK
Dokter Umum
Petugas Laboratorium
Petugas Farmasi
DOKTER PRAKTEK
MANDIRI
Dokter Umum
Keterangan:
Petugas TB Faskes hanya mengisi baris sesuai dengan tipe Faskes. Contoh: untuk Puskesmas
hanya mengisi bagian Puskesmas
Jumlah kebutuhan posisi staf disesuaikan dengan standar yang ada pada buku pedoman.
Jumlah posisi yang akan dikembangkan disesuaikan dengan rencana pengembangan pelibatan
Fasyankes dan standar ketenagaan pada buku pedoman.
PENANGGULANGAN TB NASIONAL TB.15
INDONESIA/2015
PELACAKAN KONTAK ANAK
Unit Pelayanan Kesehatan : …………………… Tahun: …………………