Anda di halaman 1dari 25

PROPOSAL

EVALUASI PENGETAHUAN PETANI TERHADAP PENYULUHAN TEKNIK


PENANAMAN PADI DENGAN SISTEM JAJAR LEGOWO DI DESA
CINGKLUNG KECAMATAN BANCAR KABUPATEN TUBAN

Oleh:
YUSTINA EMIRENSIANA WULA LEA
NIRM. 07.1.2.14.1791

SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN MALANG


BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
2017
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Evaluasi suatu kegiatan merupakan hal yang penting, namun sering
dikesampingkan, dan konotasinya negatif, karena dianggap mencari kesalahan,
kegagalan dan kelemahan dari suatu kegiatan penyuluhan pertanian.
Sebenarnya monitoring dan evaluasi harus dilihat dari segi manfaatnya sebagai
upaya memperbaiki dan penyempurnaan program/ kegiatan penyuluhan
pertanian sehingga lebih efektif, efisien dan dapat mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Monitoring dan evaluasi penyuluhan pertanian dapat digunakan untuk
memperbaiki perencanaan kegiatan/program penyuluhan, dan kinerja
penyuluhan, mempertanggungjawabkan kegiatan yang dilaksanakan,
membandingkan antara kegiatan yang dicapai dengan tujuan yang telah
ditetapkan.
Seorang Penyuluh Pertanian Terampil untuk dapat melakukan evaluasi
dengan benar harus merencanakan/menyusun instrumen dan melaksanakan
evaluasi serta dapat menyusun laporan hasil evaluasi sesuai dengan metoda
ilmiah, untuk itu, maka tahapan evaluasi yang dilakukan harus jelas, sistematis
dan mengikuti kaidah berfikir ilmiah.
Manfaat dari hasil evaluasi penyuluhan antara lain: menentukan tingkat
perubahan perilaku petani, untuk perbaikan program, sarana, prosedur,
pengorganisasian dan pelaksanaan penyuluhan pertanian dan untuk
penyempurnaan kebijakan penyuluhan pertanian. Pelaporan hasil kegiatan
penyuluhan pertanian sangat penting sebagai penyampaian informasi, sebagai
bahan pengambilan keputusan/kebijakan oleh pimpinan/penanggung jawab
kegiatan, pertanggungjawaban, pengawasan dan perbaikan perencanaan
berikutnya.
Hasil dari suatu kegiatan evaluasi agar dapat dipercaya, perlu adanya
prinsip-prinsip sebagai landasan dalam pelaksanaan evaluasi penyuluhan
pertanian yaitu berdasarkan fakta, bagian integral dari proes penyuluhan,
berhubungan dengan tujuan program penyuluhan, menggunakan alat ukur yang
sahih, dilakukan terhadap proses dan hasil penyuluhan serta dilakukan terhadap
kuantitatif maupun kualitatif

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana menetapkan tujuan evaluasi penyuluhan pertanian ?


2. Bagaimana memilih metoda evaluasi ?
3. Bagaimana menyusun instrumen evaluasi ?
4. Bagaimana merekap dan mentabulasi jenis data hasil evaluasi ?
5. Bagaimana menganalisis data sesuai dengan tujuan evaluasi ?
6. Bagaimana menetapkan hasil evaluasi ?
7. Bagaimana menyusun laporan hasil evaluasi ?

1.3 Tujuan

Tujuan dari kegiatan ini adalah :


1. Menetapkan tujuan evaluasi penyuluhan pertanian.
2. Memilih metoda evaluasi.
3. Menyusun instrumen evaluasi.
4. Merekap dan mentabulasi jenis data hasil evaluasi.
5. Menganalisis data sesuai dengan tujuan evaluasi.
6. Menetapkan hasil evaluasi.
7. Menyusun laporan hasil evaluasi.
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Evaluasi
2.1.1 Pengertian Evaluasi.
Evaluasi adalah alat manajemen yang berorientasi pada tindakan dan
proses. Informasi yang dikumpulkan kemudian dianalisis sehingga relevansi dan
efek serta konsentrasinya ditentukan sesistematis dan seobjektif mungkin
(Vanden Ban dan Hawkins, 1999)
Evaluasi penyuluhan pertanian adalah kegiatan untuk menilai suatu
program penyuluhan pertanian. Evaluasi penyuluhan pertanian dilakukan dengan
proses pengumpulan data, penentuan ukuran, penilaian serta perumusan
keputusan yang digunakan untuk perbaikan atau penyempurnaan perencanaan
berikutnya. Hal ini dilakukan demi tercapainya tujuan dari program penyuluhan
pertanian.
Kegiatan evaluasi penyuluhan pertanian yang telah dikenal selama ini
adalah evaluasi pada program penyuluhan. Evaluasi pada program penyuluhan
dapat dilakukan pada : 1) tujuan penyuluhan. 2) sasaran. 3) materi. 4) metoda.
5) media. 6) hasil penyuluhan. 7) dampak penyuluhan.
Seiring dengan ditetapkannya UU SP3K No.16 tahun 2006 (Undang-
Undang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan), maka lingkup
evaluasi penyuluhan tidak terbatas pada evaluasi program penyuluhan, tetapi
dapat lebih meluas. Evaluasi dapat diperluas pada lingkup : kelembagaan
(kelembagaan penyuluhan dan kelembagaan pelaku utama), ketenagaan
(penyuluh PNS, penyuluh swadaya dan penyuluh swasta), penyelenggaraan
penyuluhan (programa, mekanisme kerja dan metoda, materi penyuluhan, peran
serta dan kerjasama), sarana dan prasarana dan pembiayaan.
Aspek yang dapat dievaluasi bisa berada pada aspek perencanaan
penyuluhan (penyuluhan dan program), output (Pengetahuan, Ketrampilan dan
Sikap), hasil (produksi dan program), dampak (Sikap, Ekonomi, Sosial). Dari
lingkup dan aspek yang akan dievaluasi dapat menjadi topik yang bisa diambil
oleh evaluator. Mahasiswa dapat memilih kedalaman evaluasi atau topik (obyek
evaluasi) berdasarkan kondisi lapangan dan arahan pembimbing.
Evaluasi merupakan suatu proses untuk melakukan pengamatan atau
pengumpulan fakta dan menggunakan beberapa standar atau kriteria
pengamatan tertentu.
2.1.2 Tujuan Evaluasi.
Evaluasi Penyuluhan merupakan salah satu bentuk evaluasi yang umum
dilakukan. Evaluasi ini dapat dipergunakan untuk mengukur ketercapaian
program atau mengukur sampai sejauh mana program dapat terimplementasi.
Seorang evaluator melakukan evaluasi perlu mencermati tujuan program
penyuluhan pertanian yang sudah dilaksanakan yang nantinya akan dijadikan
dasar penentuan tujuan evaluasi penyuluhan. Menurut Jabar dan Arikunto (2010)
untuk mempermudah mengidentifikasi tujuan evaluasi suatu program harus
memperhatikan unsur – unsur dalam kegiatan atau penggarapannya. Ada tiga
unsur penting dalam kegiatan atau penggarapan suatu kegiatan, yaitu :
What = Apa yang digarap
Who = Siapa yang menggarap
How = Bagaimana menggarapnya
Fokuskan perhatian pada tiga unsur kegiatan tersebut, paling sedikit
dapat diidentifikasi adanya 3 (tiga) komponen kegiatan, yaitu tujuan,
pelaksanaan kegiatan dan prosedur atau teknik pelaksanaan. Sedangkan
menurut Wirawan (2012) semua proses evaluasi dan juga penelitian dimulai
dengan penelitian pendahuluan.
Adapun langkah-langkah untuk menentukan tujuan evaluasi adalah :
1. Menjaring data sekunder
Menjaring data sekunder yang berhubungan dengan program atau obyek
yang akan dievaluasi. Untuk itu evaluator perlu mengunjungi lokasi
program, wawancara dengan pimpinan atau staf program dilokasi, meminta
dan mempelajari programa penyuluhan pertanian serta mengumpulkan
data sekunder yang diperlukan.
2. Mengidentifikasi para klien / pemangku kepentingan (stakeholder)
Evaluator mengidentifikasi para pemangku kepentingan atau stakeholder
objek evaluasi. Para pemangku kepentingan yaitu individu atau kelompok
anggota masyarakat yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung
dalam kegiatan penyuluhan, salah satunya adalah Kepala BPP setempat,
penyuluh yang melaksanakan kegiatan, pengurus kelompok tani, anggota
kelompok tani dan warga sekitar.
3. Mempelajari Programa Penyuluhan Pertanian
 Sejarah dari rencana sampai dilaksanakannya objek evaluasi
 Tujuan dan sasran kegiatan penyuluhan
 Organisasi dan aktifitas pelaksanaan program
 Rencana kegiatan penyuluhan
Setelah mengikuti langkah – langkah tersebut maka ditetapkanlah tujuan
penyuluhan berdasarkan data yang ada. Suatu program penyuluhan terdiri dari
berbagai komponen atau dimensi, yaitu antara lain :
 Tujuan penyuluhan (sejauh mana penyuluhan dapat dicapai)
 Sasaran (apakah tujuan penyuluhan tersebut sesuai dengan
kebutuhan sasaran)
 Materi (apakah materi yang disampaikan sesuai dengan keadaan
sasaran dan tujuan penyuluhan)
 Metode (apakah metode yang digunakan sesuai dengan keadaan
sasaran dan tujuan penyuluhan)
 Media (apakah media yang digunakan sesuai dengan keadaan
sasaran dan tujuan penyuluhan)
 Hasil penyuluhan
Jika proses penyuluhan akan dievaluasi maka ditentukan terlebih dahulu
focus dari kegiatan evaluasi penyuluhan yang akan dilaksanakan (misalnya :
penyuluhan tentang pembuatan pupuk bokashi), setelah itu baru menentukan
cakupan focus. Dimensi ini adalah untuk menentukan cakupan focus evaluasi,
sedangkan apabila mengacu pada SKKNI penyuluh pertanian, maka kegiatan
evaluasi yang dilakukan adalah evaluasi pelaksanaan kegiatan penyuluhan dan
evaluasi dampak penyuluhan.
Tujuan evaluasi adalah memperbaiki program/kegiatan yang sedang
berjalan maupun umpan balik untuk perbaikan program yang akan datang dan
pengambilan keputusan. Dalam tulisan ini tujuan evaluasi dibagi menjadi tiga
tujuan (Cerbea and Tepping, 1977, FAO, 1984, dalam Werimon A., 1992),
disamping itu tujuan dan manfaat bersifat implisit. Berikut dijelaskan beberapa
aspek atau cakupan tujuan evaluasi yaitu antara lain :
1. Tujuan Kegiatan (activity objective)
a. Mengumpulkan data yang penting untuk perencanaan program (keadaan
umum daerah, sosial, teknis, ekonomis, budaya, masalah, kebutuhan,
minat, sumber daya dan faktor-faktor pendukung).
b. Mengetahui sasaran/tujuan program/kegiatan telah tercapai.
c. Mengetahui perubahan-perubahan yang telah terjadi sebagai akibat
intervensi program/kegiatan penyuluhan
d. Mengetahui strategi yang paling efektif untuk pencapaian tujuan
program.
e. Mengidentifikasi “strong dan weak points” dalam perencanaan dan
pelaksanaan program.
f. Mengetahui kemajuan pelaksanaan kegiatan.
2. Tujuan Managerial (managerial objective)
a. Memberikan data/informasi sebagai dasar pertimbangan untuk
pengambilan keputusan.
b. Memperbaiki perencanaan dan pelaksanaan program
c. Berkomunikasi dengan masyarakat dan penyandang dana/stake holder.
d. Menimbulkan rasa persatuan dan motivasi untuk bekerja lebih baik.
3. Tujuan Program (Program objective)
Menilai efisiensi, efektifitas, dan manfaat dari program selain untuk
memenuhi beberapa tujuan tersebut di atas, alasan lain mengapa perlu
dilakukan evaluasi adalah karena mungkin:
a. Telah terjadi perubahan dalam sifat dari masalah
b. Telah terjadi perubahan struktur dan program dari lembaga-lembaga
terkait
c. Telah terjadi perubahan kebutuhan, aspirasi, dan harapan dari
masyarakat.

2.1.3 Memilih Metode Evaluasi


Secara umum metode penelitian yang digunakan dalam evaluasi dapat
dikelompokkan menjadi metoda kuantitatif, metoda kualitatif dan metoda
campuran. Penggunaan metoda ditentukan oleh jenis data yang perlu dijaring,
sumber informasi, waktu yang diperlukan untuk melaksanakan evaluasi,
sumberdaya yang diperlukan (tenaga, biaya dan alat).
Pemilihan metoda evaluasi yang dipergunakan untuk menjaring data
memerlukan pertimbangan teoritis dan praktis.
a. Pertimbangan Teoritis
Pertimbangan teoritis atau pertimbangan saintifik berkaitan dengan data
yang diperlukan evaluator untuk mencapaitujuan evaluasi. Pertimbangan teoritis
terdiri dari nilai jenis data, kekuatan saintifik data. Metode kualitatif
memungkinkan evaluator untuk meneliti obyek evaluasi secara mendalam dan
rinci. Metode kuantitatif menggunakan kriteria-kriteria untuk menjaring data yang
menggunakan standarisasi data dan pengukurannya.
b. Pertimbangan Praktis
Penggunaan metode kuantitatif, kualitatif dan campuran juga ditentukan
oleh pertimbangan – pertimbangan praktis pelaksanaan evaluasi, yaitu antara
lain :
 Waktu yang tersedia
 Tenaga
 Biaya
 Asesibilitas responden (dapat dijangkau dan ditemuinya responden)
 Daerah operasi program
Berikut menurut sugiyono (2007) kapan sebaiknya metode kuantitatif dan
kualitatif digunakan :
1. Penggunaan Metode Kuantitatif
Metode kuantitatif digunakan apabila :
a. Bila masalah yang merupakan titik tolak penelitian sudah jelas. Masalah
adalah merupakan penyimpangan antara yang seharusnya dengan yang
terjadi, antara aturan dengan pelaksanaan, antara teori dengan praktek,
antara rencana dengan pelaksanaan.
b. Bila peneliti ingin mendapatkan informasi yang luas dari suatu populasi.
Metode penelitian kuantitatif cocok digunakan untuk mendapatkan
informasi yang luas tetapi tidak mendalam. Bila populasi terlalu luas,
maka penelitian dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi
tersebut.
c. Bila ingin diketahui pengaruh perlakuan/ treatment tertentu terhadap yang
lain. Untuk kepentingan ini metode eksperimen paling cocok digunakan.
2. Penggunaan metode kualitatif
Metode kualitatif digunakan untuk kepentingan yang berbeda bila
dibandingkan dengan metode kuantitatif. Berikut ini dikemukakan kapan
metode kualitatif digunakan :
a. Bila masalah penelitian belum jelas, masih remang – remang atau
mungkin masih gelap. Kondisi ini cocok diteliti dengan metode kualitatif,
karena peneliti kualitatif akan masuk ke obyek, melakukan penjelajahan
dengan grant tour question.
b. Untuk memahami makna di balik data yang Nampak
c. Untuk memahami interaksi social
d. Memahami perasaan orang

2.1.4 Manfaat Evaluasi


Manfaat melakukan evaluasi adalah:
a. Menentukan tingkat perubahan perilaku petani setelah penyuluhan
dilaksanakan,
b. Perbaikan program, sarana, prosedur, pengorganisasian petani dan
pelaksanaan penyuluhan pertanian, dan
c. Penyempurnaan kebijakan penyuluhan pertanian
2.1.5 Kegunaan Evaluasi
Mardikanto dan Sutarni (1985) dalam Mardikanto (1993) mengemukakan
3 kegunaan evaluasi penyuluhan yang mencakup :
a. Kegunaan bagi kegiatan penyuluhan, yakni sebagai berikut :
1) Untuk mengetahui seberapa jauh tujuan kegiatan telah dicapai.
2) Untuk mencari bukti, apakah seluruh kegiatan telah dilaksanakan seperti
yang direncanakan dan apakah semua perubahan-perubahan yang terjadi
memang sesuai dengan sasaran yang diinginkan.
3) Untuk mengetahui segala masalah yang muncul/dijumpai, yang berkaitan
dengan tujuan yang diinginkan.
4) Untuk mengukur efektivitas dan efisiensi sistem kerja dan metoda-metoda
penyuluhan yang telah dilaksanakan.
5) Untuk menarik simpati para aparat dan warga masyarakat, bahwa program
yang dilaksanakan itu memang memperoleh perhatian sungguh-sungguh,
untuk selanjutnya, dengan adanya simpati mereka itu diharapkan lebih
meningkatkan aktivitas dan partisipasi mereka dalam kegiatan penyuluhan di
masa-masa mendatang.
b. Kegunaan bagi aparat penyuluhan, yang meliputi :
1) Dengan adanya kegiatan evaluasi, penyuluh merasa diperhatikan dan tidak
dilupakan,sehingga memberikan kepuasan psikologis yang akan mampu
mendorong aktivitas penyuluhannya di masa mendatang.
2) Melalui evaluasi, seringkali juga digunakan untuk melakukan penilaian
terhadap aktivitas atau mutu kegiatan penyuluh itu sendiri, yang sangat
penting artinya karena melalui evaluasi biasanya juga akan menentukan
masa depan/promosi bagi pengembangan karier yang bersangkutan.
3) Dengan adanya kegiatan evaluasi, setiap penyuluh akan selalu mawas diri,
dan selalu berusaha agar kegiatannya dapat dinilai baik, sehingga akan
membiasakan dirinya untuk bekerja tekun dan penuh tanggung jawab.
c. Kegunaan bagi pelaksana evaluasi, yang berupa :
1) Kebiasaan untuk mengemukakan pendapat berdasarkan data atau fakta dan
bukan berdasarkan pada asumsi, praduga, atau intuiasi semata.
2) Kebiasaan bekerja sistematis, sesuai dengan prosedur dan pedoman yang
telah ditetapkan.
3) Memperoleh peningkatan pengetahuan dan keterampilan untuk
menggunakan dan mengembangkan :
 Teknik pengukuran yang tepat dan teliti.
 Teknik pengumpulan data yang andal.
 Teknik analisis yang tepat dan tajam.

2.1.6 Prinsip Evaluasi


Evaluasi merupakan kegiatan untuk menilai sesuatu keadaan, gejala,atau
kegiatan-kegiatan tertentu. Menurut Mardikanto (1993), kegiatan evaluasi harus
memperhatikan prinsip-prinsip evaluasi yang terdiri atas :
1. Kegiatan evaluasi harus merupakan bagian integral yang tak terpisahkan
dari kegiatan perencanaan program, artinya, tujuan evaluasi harus selaras
dengan tujuan yang ingin dicapai yang telah dinyatakan dalam perencanaan
programnya.
2. Setiap evaluasi harus memenuhi persyaratan :
a. Obyektif, artinya selalu berdasarkan pada fakta.
b. Menggunakan pedoman tertentu yang telah dibakukan (standardized).
c. Menggunakan metoda pengumpulan data yang tepat dan teliti.
3. Setiap evaluasi, harus menggunakan alat ukur yang berbeda untuk
mengukur tujuan evaluasi yang berbeda pula.
4. Evaluasi harus dinyatakan dalam bentuk :
a. Data kuantitatif, agar dengan jelas dapat diketahui tingkat pencapaian
tujuan dan tingkat penyimpangan pelaksanaannya.
b. Uraian kualitataif, agar dapat diketahui faktor-faktor; penentu
keberhasilan, penyebab kegagalan, dan faktor penunjang serta
penghambat keberhasilan tujuan program yang direncanakan.
5. Evaluasi harus efektif dan efisien, artinya :
a. Evaluasi harus menghasilkan temuan-temuan yang dapat dipakai untuk
meningkatkan efektivitas (tercapainya tujuan) program.
Evaluasi harus mempertimbangkan ketersediaan sumberdayanya sehingga
tidak terjebak pada kegiatan-kegiatan yang terlalu rinci, tetapi tidak banyak
manfaatnya bagi tercapainya tujuan, melainkan harus dipusatkan pada kegiatan-
kegiatan yang strategis (memiliki dampak yang luas dan besar bagi tercapainya
tujuan program).

2.1.7 Jenis-jenis Evaluasi


Jenis-jenis evaluasi antara lain:
1. Evaluasi Penyuluhan Pertanian
Merupakan alat untuk mengambil keputusan dan menyusun
pertimbangan-pertimbangan. Dari hasil evaluasi penyuluhan pertanian dapat
diketahui sejauhmana perubahan perilaku petani, hambatan yang dihadapi
petani, efektivitas program penyuluhan pertanian serta seberapa jauh
pemahaman masalah dan penyempurnaan kegiatan.
Dalam evaluasi dikenal beberapa klasifikasi evaluasi seperti : Evaluasi
Formatif dan sumatif, Evaluasi Formal dan Informal, Evaluasi Internal dan
Eksternal, Evaluasi Proses dan Produk (out put), Evaluasi Deskriptif dan
Inferensial, Evaluasi Holistik (misal CIPP) dan Analitik, Evaluasi on going,
terminal dan ex post evaluation, Evaluasi Teknis dan Ekonomis, Evaluasi
Program, Monitoring dan Evaluasi Dampak.
2. Evaluasi Program Penyuluhan
Setiap program kegiatan yang direncanakan seharusnya diakhiri dengan
evaluasi dan dimulai dengan hasil evaluasi kegiatan sebelumnya. Evaluasi yang
dilakukan dimaksudkan untuk melihat kembali apakah suatu program atau
kegiatan telah dapat dilaksanakan sesuai dengan perencanaan dan tujuan yang
diharapkan. Dari kegiatan evaluasi tersebut akan diketahui hal-hal yang telah
dicapai, apakah suatu program dapat memenuhi kriteria yang telah ditentukan.
Berdasarkan hasil evaluasi itu kemudian diambil keputusan, apakah suatu
program akan diteruskan, atau direvisi, atau bahkan diganti sama sekali. Hal ini
didasarkan pada pengertian evaluasi, yaitu suatu proses pengumpulan informasi
melalui pengumpulan data dengan menggunakan instrumen tertentu untuk
mengambil suatu keputusan. Jadi, pada dasarnya evaluasi adalah suatu
kegiatan yang menguji atau menilai pelaksanaan suatu program.
Evaluasi program biasanya dilakukan untuk kepentingan pengambilan
keputusan dalam rangka menentukan kebijakan selanjutnya. Dengan melalui
evaluasi suatu program dapat dilakukan secara sistematis, rinci dan
menggunakan prosedur yang sudah diuji secara cermat. Dengan metode tertentu
akan diperoleh data yang handal, dapat dipercaya sehingga penentuan
kebijakan akan tepat, dengan catatan apabila data yang digunakan sebagai
dasar pertimbangan tersebut benar, akurat dan lengkap.
Adapun program itu sendiri diartikan segala sesuatu yang dilakukan
dengan harapan akan mendapatkan hasil atau pengaruh. Jadi evaluasi program
merupakan suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan dengan sengaja untuk
melihat tingkat keberhasilan program dan untuk melihat tercapai atau tidaknya
suatu program yang sudah berjalan diperlukan kegiatan evaluasi.
3. Evaluasi Hasil Penyuluhan Pertanian
Tujuan penyuluhan pertanian adalah perubahan perilaku petani (kognitif,
afektif, dan psikomotor).
a. Kognitif adalah Kemampuan mengembangkan intelegensia (pengetahuan,
pengertian, penerapan, analisis, sintesis)
b. Afektif adalah Sikap, minat, nilai, menanggapi, menilai/tata nilai dan
menghayati
c. Psikomotor adalah Gerak motor : kekuatan, kecepatan, kecermatan,
ketepatan, ketahanan dan keharmonisan
Jadi evaluasi hasil penyuluhan pertanian adalah mengevaluasi sampai
seberapa jauh tingkat pencapaian tujuan, berupa perubahan perilaku petani dan
keluarganya.
4. Evaluasi Metode
Evaluasi metode yaitu evaluasi semua kegiatan penyuluhan pertanian
yang dilakukan penyuluh pertanian dalam rangka mencapai perubahan perilaku
sasaran.
5.Evaluasi Sarana Prasarana
Sarana dan prasarana adalah pendukung penyuluhan pertanian, sangat
penting dalam kegiatan penyuluhan pertanian, efektifitas penyuluhan pertanian
sebagian tergantung pada alat bantu penyuluh, perlengkapan, peralatan, bahan-
bahan serta sarana dan prasarana yang digunakan. Evaluasi sarana prasarana
pada dasarnya mengevaluasi kesiapan perangkat sarana prasarana yang
menunjang kegiatan penyuluhan.
6..Evaluasi Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian
Dalam prakteknya pelaksanaan evaluasi penyuluhan pertanian dapat
merupakan kombinasi dari beberapa macam/cara evaluasi, hal ini dimaksudkan
untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, lebih akurat, dan lebih sahih dari pada
evaluasi dengan menggunakan cara tunggal.
7. Evaluasi Pelaksanaan kegiatan Penyuluhan Pertanian
merupakan proses yang sistematis, sebagai upaya penilaian atas suatu
kegiatan oleh evaluator melalui pengumpulan dan analisis informasi secara
sistematik mengenai perencanaan, pelaksanaan, hasil dan dampak kegiatan
penyuluhan pertanian. Hasil evaluasi ini untuk menilai relevansi,
efektifitas/efisiensi pencapaian / hasil suatu kegiatan, untuk selanjutnya
digunakan sebagai pertimbangan dalam pengambilan kebijakan pada
perencanaan dan pengembangan kegiatan selanjutnya.
8.Evaluasi pelaksanaan atau evaluasi proses (on going evaluation)
dilaksanakan pada saat kegiatan sedang dilaksanakan. Fokus utama
evaluasi ini menyangkut proses pelaksanaan kegiatan yang berkaitan dengan:
 Tingkat efisiensi dan efektifitas pelaksanaan
 Kemungkinan keberhasilan kegiatan sebagaimana yang direncanakan
 Sejauh mana hasil yang diperoleh dapat memberi sumbangan kepada
tujuan pembangunan
 Tindakan korektif yang diperlukan untuk memperbaiki efisiensi dan
efektifitas pelaksanaan
 Tindakan-tindakan lain yang diperlukan sebagai pelengkap kegiatan yang
telah direncanakan.
 Hasil dari evaluasi pelaksanaan kegiatan penyuluhan biasanya digunakan
untuk membantu pengambilan keputusan/penentu kebijakan dalam
mengatasi permasalahandan tindakan penyesuaian/perbaikan atas
pelaksanaan kegiatan
III. METODE PELAKSANAAN

3.1 Lokasi dan Waktu


Lokasi pelaksanaan kegiatan Evaluasi Pengetahuan Petani terhadap
Penyuluhan Teknik Penanaman Padi dengan Sistem Jajar Legowo Desa
Cingklung Kecamatan Bancar Kabupaten Tuban Propinsi Jawa Timur.
Waktu pelaksanaan dari bulan Oktober 2016 sampai dengan Januari
2017.

3.2 Penetapkan Tujuan Evaluasi


Evaluasi Pengetahuan Petani terhadap Penyuluhan Teknik penanaman
padi dengan sistem jajar legowo, yang dievaluasi adalah Pengetahuan petani
dengan melihat atau mengukur respon petani terhadap materi penyuluhan yang
disampaikan oleh penyuluh. Penentuan tujuan evaluasi ini beberapa hal antara
lain :
1) Hasil identifikasi atau pengamatan langsung dilokasi kegiatan PKL
2) Berdasarkan hasil wawancara secara langsung dengan petani dilokasi
kegiatan.
3) Hasil koordinasi dan konsultasi dengan lembaga/ instansi terkait dalam hal ini
PPL setempat.
Data dan informasi pendukung yang berhasil dikumpulkan selanjutnya
dianalisa dan didiskusikan bersama PPL untuk penetapan tujuan pelaksanaan
Evaluasi Penyuluhan yang akan dilaksanakan.

3.3 Memilih Metode Evaluasi


Secara umum metode penelitian yang digunakan pada kegiatan evaluasi
pengetahuan petani terhadap penyuluhan teknik penanaman padi dengan
sistem jajar legowo adalah dengan menggunakan metode kuantitif. Penetapan
metode kuantitatif ini dipilih berdasarkan beberapa hal, antara lain :
1. Jenis evaluasi
2. Sumber data/informasi yang diperoleh.
3. Jenis instrumen yang dipakai.
4. Kriteria dan skala pengukuran yaitu dengan menggunakan skala likert.
3.4 Mempersiapkan Instrument Evaluasi
Instrumen evaluasi adalah alat yang diperlukan untuk mempermudah
pengumpulan data. Setiap jenis instrumen memiliki karakteristik yang berbeda-
beda dimana memiliki fungsi dan tujuan yang berbeda. Penentuan jenis
instrumen yang akan dipakai berdasarkan jenis dan tujuan dari evaluasi adalah
dengan menggunakan kuisioner dalam bentuk daftar pernyataan, instrumen ini
ditetapkan karena tujuan dari pelaksanaan evaluasi ini adalah untuk mengetahui
sikap/ respon petani terhadap pelaksanaan penyuluhan dengan judul teknik
penanaman padi dengan sistem jajar legowo
Untuk mempersiapkan instrumen evaluasi suatu kegiatan harus
melakukan beberapa tahapan antara lain : melakukan pengkajian data sekunder,
menetapkan variabel, menetapkan indikator, membuat kisi-kisi instrumen, dan
penyusunan butir soal/item kuisoner.
3.4.1 Menetapkan Sampel Sesuai Tujuan Evaluasi
Jumlah populasi sebanyak 50 orang anggota kelompok Tani Budidaya,
responden yang dijadikan sampel sebanyak 20 orang. Jumlah ini dijadikan dasar
pertimbangan karena responden yang hadir dalam kegiatan penyuluhan teknik
penanaman padi dengan Sistem Jajar Logowo.
3.4.2 Merekap dan Mentabulasikan Jenis Data Hasil Evaluasi
Merekap data Evaluasi perlu disesuaikan dengan tujuan dan sub yang
telah ditetapkan pembuatan tabel rekap data atau tabel lampiran yang dibuat
dengan menghubungkan nama responden, serta nilai atau angka berdasarkan
jawaban dari responden tersebut. Kegiatan ini dilakukan setelah kuisioner
dimintakan jawaban dari responden. Kegiatan ini bisa dilakukan secara manual
maupun menggunakan komputer langsung sehingga dapat memberi gambaran
sementara tentang hasil Evaluasi.

3.4.3 Menganalisis Data yang Dikumpulkan Sesuai dengan Tujuan


Evaluasi
Kegiatan menganalisis data merupakan kegiatan lanjutan setelah data
terkumpul dan ditabualasi dari pengolahan data biasa didapatkan
keterangan/informasi yang bermakna atas sekumpulan angka, symbol atau
tanda yang didapatkan dari lapangan.
3.4.4 Analisa Kuantitatif
Metode analisis data yang digunakan dalam evaluasi penyuluhan ini
adalah analisis data kuantitatif. Data yang telah dikumpul kemudian dilakukan
editing, koditing dan mentabulasikan dalam bentuk tabel . Data hasil tabulasi
dideskripsikan dengan menggunakan pendekatan statistic deskriptif. Pendekatan
ini hanya mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah dikumpulkan
sebagaimana adanya tanpa menarik kesimpulan secara general.
Pengukuran pengetahuan dalam evaluasi ini menggunakan skala Likert.
Skor yang digunakan untuk mengukur Pengetahuan adalah Sangat setuju (SS)
skor 5, Setuju (S) skor 4, Ragu (R) skor 3, Tidak setuju (TS) skor 2 dan Sangat
tidak setuju (STS) skor 1.
Dalam konteks pengukuran Pengetahuan petani terhadap materi
penyuluhan yang disampaikan adalah dalam bentuk 15 pernyataan (kuesioner
terlampir). Setiap skor jawaban memiliki nilai tertinggi 5 dan Nilai terendah 1.
Untuk mendapatkan nilai maksimal diperoleh dengan cara skor tertinggi di kali
banyaknya item pernyataan. Sedangkan untuk memperoleh nilai minimal, skor
terendah dikali banyaknya item pernyataan. Dengan demikian skor nilai
maksimal 75 dan minimal 15.
Skor tertinggi menunjukkan pengetahuan yang tinggi terhadap teknik
penanaman padi dengan Sistem Jajar Logowo dan skor terendah menunjukkan
rendahnya pengetahuan petani terhadap teknik penanaman padi dengan Sistem
Jajar Logowo, sebagai berikut :
Kuesioner Pengetahuan Petani Terhadap Penanaman Padi dengan Sistem
Jajar Legowo
Jawaban
No Pernyataan
SS S R TS STS

1. Pngolahan dan pemupukan tanah sebelum


penanaman di mulaui

Penerapan sistem tanam jarwo sesuai


2. anjuran memberikan peluang lebih besar
untuk mencapai hasil yang lebih tinggi
Perendaman pada air garam merupakan
salah satu anjuran budidaya untuk
3
mendapatkan benih yang
bermutu sebelum dilakukan penyemaian.
Pola tanam Jajar legowo merupakan usaha
4. padi sawah irigasi secara intensif dan
efesien..

Jajar legowo banyak digunakan petani


5 karena dapat meningkatkan populasi
tanaman.

Jajar legowo mempermudah dalam


6. pengendalian gulma terutama
menggunakan gasrok/landak.

7. Sistem tanam Jajar legowo mempermudah


dalam pemupukan

Jajar legowo Tipe 2:1 digunakan untuk


8
mendapatkan malai yang bagus dan
bernas.

Jajar legowo tipe 4:1 digunakan untuk


9
mendapatkan jumlah populasi yang optimal.

Pemupukan dilakukan sesuai anjuran dari


10 dinas pertanian setempat, baik dosis
maupun teknis pemberian.

Penggunaan pupuk kimia yang berlebihan


11 dapat
mengurangi kesuburan tanah
Pengairan dilakukan secara terputus-putus.
Pada awal penanaman maksimal sekitar 2
12
cm. Kemudian dibiarkan mengering dan
diairi lagi
Dalam pola tanam jajar legowo,
13 pengendalian hama dilakukan dengan
sistim pengendalian hama terpadu (PHT)..

Kelebihan dari teknik budidaya jajar legowo


14 jumlah anakan 2 kali lebih banyak bila di
bandingkan dengan sistim tanam tegel
Panen dilakukan setelah tanaman menua
dengan ditandai dengan menguningnya
15
semua bulir secara merata. Bila bulir digigit
tidak sampai mengeluarkan air.
Pernyataan diatas mewakili pengetahuan petani terhadap Hasil
penyuluhan budidaya padi dengan Sistem Jajar Logowo sehingga dapat kita
lihat adopsi petani dari satu angket kuesioner yang berisi apa yang hendak kita
evaluasi kali ini.
Penetapan Range dan Interval per kategori terkait dengan Pengetahuan
petani terhadap penanaman padi dengan sistem jajar legowo adalah sebagai
berikut :
5 Range ( R )
R = Y - X
= 75 - 15
R = 60
 Interval
𝑅
I =
𝐾
= 60
3
= 20
Jadi interval per kategori ialah

Interval jawaban Kriteria Jml (Org) %


15 - 32  Rendah
35 - 51  Cukup
55 - 75  Tinggi

Keterangan : R = Range Y = Skor Tertinggi


K = Kategori X = Skor Terendah

I = Interval

3.4.5 Karakteristik Respondent.

Responden yang berjumlah 20 orang yang dijadikan sampel dalam


peningkatan pengetahuan tentang penanaman padi dengan system jajar legowo
dominan berpendidikan SMP yang berjumlah 6 orang dengan prosentasi 50%
bisa menerapkan pengetahuan tentang penanaman padi dengan system jajar
legowo.
3.4.6 Menetapkan hasil evaluasi
Penetapan hasil evaluasi adalah penarikan kesimpulan dan proses
menetapkan rekomendasi seorang evaluator untuk perbaikan kegiatan
selanjutnya kesimpulan merupahakan peranan atau abstrak dari sederean
informasi atau sajian yang menyatakan status dari program yang sedang
dievaluasi. Dalam evaluasi program, kesimpulan diambil dari atau dibuat
berdasarkan hasil analisis data yang sudah disajikan dalam bentuk yang sudah
sistimatis ,ringkas dan jelas kesimpulan disusun tidak menggunakan angka.

3.4.7 Penyusunan Laporan Hasil Evaluasi.


Bagian akhir dari kegiatan evaluasi adalah Penyusunan Laporan hasil
evaluasi yang dimaksudkan sebagai barang bukti evaluator untuk menyampaikan
laporan pertanggungjawaban terhadap kegiatan penyuluhan tentang Penanaman
dengan Sistem Jarwo.

Persiapan yang perluh dilakukan dalam penyusunan laporan evaluasi adalah

1. Memahami format penyusunan laporan


2. Menyampaikan isi Materi laporan
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Menetapkan Tujuan Evaluasi
1. Menjaring Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang memperoleh atau dikumpulkan dari
berbagai sumber yang ada dengan melakukan wawancara langsung dengan
koordinator dan penyuluh Badan Penyuluhan Pertanian Kecamatan Jatirejo. Dari
hasil wawancara tersebut terdapat kegiatan yang dilaksanakan yaitu sistem
tanam jajarlegowo
2. Mengidentifikasi para klien / pemangku kepentingan
Kegiatan evaluasi ini selain menjaring data sekunder juga melakukukan
konsultasi dengan Koordinator penyuluh dan penyuluh yang melaksanakan
penyuluhan tentang sistem tanam jajarlegowo yang bertujuan untuk
meningkatkan hasil pertanian dan pendapatan petani.
3. Menetapkan tujuan
Dengan menjaring data dan mengidentifikasi klien atau pemangku
kepentingan maka ditetapkan tujuan evaluasi penyuluhan pertanian adalah
mengukur sikap petani terhadap sistem tanam jajarlegowo.
4.2 Metode Evaluasi
Metode yang digunakan dalam kegiatan evaluasi penyuluhan pertanian
tentang sistem tanam jajarlegowo adalah metode kuantitatif. Penggunaan
metode ini disesuaikan dengan data yang dijaring dari sumber informasi waktu
pelaksanaan sumberdaya dan alat bantu yang diperlukan berdasarkan
pertimbangan teoritis dan pertimbangan praktis (Sugiyono 2007)
4.3 Instrument Evaluasi
Instrumen evaluasi yang digunakan untuk mengukur pemgetahuan petani
tengtang penanaman padi dengan sistem tanam jajarlegowo adalah dengan
menggunakan kuisioner tertutup atau koesioner terstruktur.
4.4 Merekap dan Mentabulasi Data
Tabulasi digunakan untuk mengolah dan menganalisis data baik secara
manual maupun komputer. Data direkap dalam matrik rekap data kuantitatif
untuk mengukur sikap petani tanamn padi tentang sistem tanam jajarlegowo.
1. Rekapitulasi nilai Postest

NO Kategori Jumlah (Orang) Presentase


%

1 Tinggi (57 – 77) 9 45

2 Sedang (36 – 56) 11 55

3 Rendah(15 – 35) 0 0

Sumber Data Primer yang diolah 2015

Berdasarkan tabel diatas distribusi jawaban responden berdasarkan


pengetahuan sesudah penyuluhan tentang sistem tanam jajar legowo di
kelompok tani manunggal I desa sumenko Pada tabel di atas dapat dilihat tingkat
perubahan pengetahuan anggoata kelompok tani Manunggal I yang mana
Katagori tinggi 9 responden dengan presentase 45 % Kategori sedang 11
responden dengan presentase 55% dan kategori rendah tidak ada tidak ada.

2. Karakteritis Responden

No Kategori umur Jumlah responden Presentase


%

1 26 – 45 5 25

2 45 – 49 3 15

3 50 – 62 12 60

Jumlah 20 100

Sumber : Data Primer Diolah 2016

Tabel diatas menunjukan bahwa jumlah petani responden atau sasaran


paling banyak terdapat pada rentang umur 50 – 62 sebanyak 12 orang dengan
presentase 60 % dan usia seperti ini sudah tidak produktif lagi ( tua )dan
tenaganya sudah berkurang,dan menurut Ananta Anwar (1994)didalam analisis
demografistruktur umur penduduk dibedakan menjadi tiga ( a.)kelompok umur
muda dibawah 15 tahun (b) Kelompok Umur Produktif umur 15 – 54 tahun dan
(c) kelompok umur tua 65 tahun ke atas sedangakan jumlah responden menurut
tingkat pendidikan dapat dilihat pada Table berikut :
No Tingkat Jumlah Orang Persentase
Pendidikan %

1 SR 3 15

2 SD 8 40

3 SMP 6 30

4 SMA 3 15

Jumlah 20 100

Sumber : Data Primer diolah2016

Table diatas menunujukan bahawa tingkat pendidikan petani responden


mayoritas adalah tingat pendidikan SD lebih besar dari jumlah keseluruhan 20
orang cepat atau lambatnya suatu inovasi dapat diterima sasaran salah satunya
ditentukan oleh tingkat pendiidikan sehingga dengan jumlah presentase tertinggi
pada tingkat pendidikan SD tentunya punya tingkat penyerapan lebih lambat.

4.5 Evaluasi Penyuluhan menggunakan instrument


Pelaksanaan Evaluasi Penyuluhan dimulai dengan membagikan
kuesioner sebelum untuk dapat mengetahui sikap petani dalam hal memahami
materi penyuluhan tentang sistem tanam padi jajarlegowo melalui kuisioner yang
dibagikan. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif.
Untuk mengetahui sikap petani tentang sistem tanam padi jajarlegowo
terlebih sikap kategori tingkat pengetahuan Tinggi,sedang,rendah dengan skor
maksimum (5x15=75) dan Minimum(1x15=15) sesuai dengan nilai pada data
kuisioner dengan rumus :

Tingkat Pengetahuan : Nilai tertingg– Nilai Terendah


tegori)

scor tertinggi (75) Scor terendah (15) = Nilai Tertinggi – Nilai terendah
3( kategori)

= 75 – 15
3
= 20

Artinya interval nilai dari tiga kategori sebesar (20)


sehingga tingkat pengetahuan petani dengan kategori sebagai berikut.
 Tinggi : 57 - 77
 Sedang 36 - 56
 Rendah 15 - 35

4.6 Hasil Evaluasi

Berdasarkan analisis data yang dilakukan maka dapat diketahui hasil


evaluasi penyuluhan pertanian tentang sistem tanam jajarlegowo pada kelompok
Tani Manunggal I mengalami tingkat perubahan atau tidak pada tabel berikut :

Katagori Postest

Frekw Persent Jumlah Rata-rata


ensi ase Scor

Tinggi (57 -77) 9 45 544 36,26

Sedang (36 – 11 55 601 40,07


56)

Rendah (15 – 0 0 0 0
35)

Total 20 100 1145 76,33

Tabel diatas menunjukan bahwa kelompok Tani Manunggal I untuk


timgkat pengetahuan terhadap adobsi inovasi tentang penanaman dengan
system jarwo kategori terbanyak adalah sedang mencapai 55 % hal ini
menunujukan bahwa setelah dilakukan Penyuluhan respon kelompok Tani tidak
ada yang rendah hal ini bisa dipengaruhi oleh metode Penyuluhan yang
digunakan adalah Praktek sehingga anggota kelompok Tani sangat positif
responnya terhadap penyuluhan Sitem Jarwo.
V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1. Tujuan pelaksanaan evaluasi kegiatan penyuluhan tentang Sistem tanam
Jajarlegowo adalah untuk mengukur keberhasilan kegiatan penyuluhan
tentang Sistem Tanama Jajar Legowo di Desa Cingklung Kecamatan
Bancar Kabupaten Tuban.
2. Metode evaluasi yang digunakan untuk mengukur keberhasilan kegiatan
penyuluhan tentang Sistem tanam Jajarlegowo adalah metode kuantitatif.
3. Instrumen yang digunakan adalah koesioner tertutup atau koesioner
terstruktur.
4. Hasil rekapan dan tabulasi data adalah lima belas pernyataan koesioner
yang diberikan pada dua pulu responden.
5. Analisis data menunjukan bahwa dua pulu responden setuju dengan
kegiatan penyuluhan tentang sistem tanam Jajarlegowo yang dilaksanakan
di desa Sumengko, karena dari lima belas pernyataan yang diberikan ada
lima belas jawaban rata – rata empat sampai lima, sementara lima jawaban
rata – rata tiga.
6. Hasil evaluasi penyuluhan pertanian menunjukan bahwa adanya tingkat
perubahan pengetahuan petani tentang sistem tanam jajar legowo di
Kelompok Tani manunggal I Desa Cingklung terjadi peningkatan.
7. Penyusunan laporan merupakan barang bukti evaluator
pertanggungjawaban terhadap pelaksanaan kegiatan evaluasi.

5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan tersebut maka di sarankan agar :
1. Petani menerapkan sistem tanam jajar legowo dalam berusahatani pada
tanaman padi yang dapat memberikan keuntungan berlipat ganda dan
ramah lingkungan.
2. Penyuluh di lingkup BPP dapat mempertimbangkan hasil evaluasi ini dalam
menetapkan pada program-program pembangunan terutaman di sektor
pertanian dalam mendukung swasembada pangan Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Mardikanto dan Sutarni, (1985). Petunjuk Penyuluhan


Pertanian.https://id.wikipedia.org/wiki/Evaluasi_penyuluhan_perta
nian

Frutchey, (1973). Dalam Mardikanto (2008). Tujuan Evaluasi Penyuluhan


Pertanian.http://cekzaislami.blogspot.co.id/2011/03/evaluasi-
pelaksanaan-penyuluhan.html
Arikunto, S dan Jabar CSA. 2010. Evaluasi Program Pendidikan.
http://digilib.unila.ac.id/15776/6/DAFTAR%20PUSTAKA.pdf

Mardikanto,Totok, 1993. Penyuluhan Pembangunan Sebelas Maret University


Press
Surakarta.http://download.portalgaruda.org/article.php?article=71
23&val=538
Raudabaugh, (2001). Dalam Yayasan Pengembangan Sinar Tani Pengertian
EvaluasiPenyuluhanPertanian.http://cekzaislami.blogspot.co.id/2
011/03/evaluasipelaksanaanpenyuluhan.html
Sumarsono, 2004. Jenis Data
http://digilib.mercubuana.ac.id/manager/n!@file_skripsi/Isi422
6652986488.pdf

Anda mungkin juga menyukai