Oleh:
YUSTINA EMIRENSIANA WULA LEA
NIRM. 07.1.2.14.1791
1.3 Tujuan
2.1 Evaluasi
2.1.1 Pengertian Evaluasi.
Evaluasi adalah alat manajemen yang berorientasi pada tindakan dan
proses. Informasi yang dikumpulkan kemudian dianalisis sehingga relevansi dan
efek serta konsentrasinya ditentukan sesistematis dan seobjektif mungkin
(Vanden Ban dan Hawkins, 1999)
Evaluasi penyuluhan pertanian adalah kegiatan untuk menilai suatu
program penyuluhan pertanian. Evaluasi penyuluhan pertanian dilakukan dengan
proses pengumpulan data, penentuan ukuran, penilaian serta perumusan
keputusan yang digunakan untuk perbaikan atau penyempurnaan perencanaan
berikutnya. Hal ini dilakukan demi tercapainya tujuan dari program penyuluhan
pertanian.
Kegiatan evaluasi penyuluhan pertanian yang telah dikenal selama ini
adalah evaluasi pada program penyuluhan. Evaluasi pada program penyuluhan
dapat dilakukan pada : 1) tujuan penyuluhan. 2) sasaran. 3) materi. 4) metoda.
5) media. 6) hasil penyuluhan. 7) dampak penyuluhan.
Seiring dengan ditetapkannya UU SP3K No.16 tahun 2006 (Undang-
Undang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan), maka lingkup
evaluasi penyuluhan tidak terbatas pada evaluasi program penyuluhan, tetapi
dapat lebih meluas. Evaluasi dapat diperluas pada lingkup : kelembagaan
(kelembagaan penyuluhan dan kelembagaan pelaku utama), ketenagaan
(penyuluh PNS, penyuluh swadaya dan penyuluh swasta), penyelenggaraan
penyuluhan (programa, mekanisme kerja dan metoda, materi penyuluhan, peran
serta dan kerjasama), sarana dan prasarana dan pembiayaan.
Aspek yang dapat dievaluasi bisa berada pada aspek perencanaan
penyuluhan (penyuluhan dan program), output (Pengetahuan, Ketrampilan dan
Sikap), hasil (produksi dan program), dampak (Sikap, Ekonomi, Sosial). Dari
lingkup dan aspek yang akan dievaluasi dapat menjadi topik yang bisa diambil
oleh evaluator. Mahasiswa dapat memilih kedalaman evaluasi atau topik (obyek
evaluasi) berdasarkan kondisi lapangan dan arahan pembimbing.
Evaluasi merupakan suatu proses untuk melakukan pengamatan atau
pengumpulan fakta dan menggunakan beberapa standar atau kriteria
pengamatan tertentu.
2.1.2 Tujuan Evaluasi.
Evaluasi Penyuluhan merupakan salah satu bentuk evaluasi yang umum
dilakukan. Evaluasi ini dapat dipergunakan untuk mengukur ketercapaian
program atau mengukur sampai sejauh mana program dapat terimplementasi.
Seorang evaluator melakukan evaluasi perlu mencermati tujuan program
penyuluhan pertanian yang sudah dilaksanakan yang nantinya akan dijadikan
dasar penentuan tujuan evaluasi penyuluhan. Menurut Jabar dan Arikunto (2010)
untuk mempermudah mengidentifikasi tujuan evaluasi suatu program harus
memperhatikan unsur – unsur dalam kegiatan atau penggarapannya. Ada tiga
unsur penting dalam kegiatan atau penggarapan suatu kegiatan, yaitu :
What = Apa yang digarap
Who = Siapa yang menggarap
How = Bagaimana menggarapnya
Fokuskan perhatian pada tiga unsur kegiatan tersebut, paling sedikit
dapat diidentifikasi adanya 3 (tiga) komponen kegiatan, yaitu tujuan,
pelaksanaan kegiatan dan prosedur atau teknik pelaksanaan. Sedangkan
menurut Wirawan (2012) semua proses evaluasi dan juga penelitian dimulai
dengan penelitian pendahuluan.
Adapun langkah-langkah untuk menentukan tujuan evaluasi adalah :
1. Menjaring data sekunder
Menjaring data sekunder yang berhubungan dengan program atau obyek
yang akan dievaluasi. Untuk itu evaluator perlu mengunjungi lokasi
program, wawancara dengan pimpinan atau staf program dilokasi, meminta
dan mempelajari programa penyuluhan pertanian serta mengumpulkan
data sekunder yang diperlukan.
2. Mengidentifikasi para klien / pemangku kepentingan (stakeholder)
Evaluator mengidentifikasi para pemangku kepentingan atau stakeholder
objek evaluasi. Para pemangku kepentingan yaitu individu atau kelompok
anggota masyarakat yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung
dalam kegiatan penyuluhan, salah satunya adalah Kepala BPP setempat,
penyuluh yang melaksanakan kegiatan, pengurus kelompok tani, anggota
kelompok tani dan warga sekitar.
3. Mempelajari Programa Penyuluhan Pertanian
Sejarah dari rencana sampai dilaksanakannya objek evaluasi
Tujuan dan sasran kegiatan penyuluhan
Organisasi dan aktifitas pelaksanaan program
Rencana kegiatan penyuluhan
Setelah mengikuti langkah – langkah tersebut maka ditetapkanlah tujuan
penyuluhan berdasarkan data yang ada. Suatu program penyuluhan terdiri dari
berbagai komponen atau dimensi, yaitu antara lain :
Tujuan penyuluhan (sejauh mana penyuluhan dapat dicapai)
Sasaran (apakah tujuan penyuluhan tersebut sesuai dengan
kebutuhan sasaran)
Materi (apakah materi yang disampaikan sesuai dengan keadaan
sasaran dan tujuan penyuluhan)
Metode (apakah metode yang digunakan sesuai dengan keadaan
sasaran dan tujuan penyuluhan)
Media (apakah media yang digunakan sesuai dengan keadaan
sasaran dan tujuan penyuluhan)
Hasil penyuluhan
Jika proses penyuluhan akan dievaluasi maka ditentukan terlebih dahulu
focus dari kegiatan evaluasi penyuluhan yang akan dilaksanakan (misalnya :
penyuluhan tentang pembuatan pupuk bokashi), setelah itu baru menentukan
cakupan focus. Dimensi ini adalah untuk menentukan cakupan focus evaluasi,
sedangkan apabila mengacu pada SKKNI penyuluh pertanian, maka kegiatan
evaluasi yang dilakukan adalah evaluasi pelaksanaan kegiatan penyuluhan dan
evaluasi dampak penyuluhan.
Tujuan evaluasi adalah memperbaiki program/kegiatan yang sedang
berjalan maupun umpan balik untuk perbaikan program yang akan datang dan
pengambilan keputusan. Dalam tulisan ini tujuan evaluasi dibagi menjadi tiga
tujuan (Cerbea and Tepping, 1977, FAO, 1984, dalam Werimon A., 1992),
disamping itu tujuan dan manfaat bersifat implisit. Berikut dijelaskan beberapa
aspek atau cakupan tujuan evaluasi yaitu antara lain :
1. Tujuan Kegiatan (activity objective)
a. Mengumpulkan data yang penting untuk perencanaan program (keadaan
umum daerah, sosial, teknis, ekonomis, budaya, masalah, kebutuhan,
minat, sumber daya dan faktor-faktor pendukung).
b. Mengetahui sasaran/tujuan program/kegiatan telah tercapai.
c. Mengetahui perubahan-perubahan yang telah terjadi sebagai akibat
intervensi program/kegiatan penyuluhan
d. Mengetahui strategi yang paling efektif untuk pencapaian tujuan
program.
e. Mengidentifikasi “strong dan weak points” dalam perencanaan dan
pelaksanaan program.
f. Mengetahui kemajuan pelaksanaan kegiatan.
2. Tujuan Managerial (managerial objective)
a. Memberikan data/informasi sebagai dasar pertimbangan untuk
pengambilan keputusan.
b. Memperbaiki perencanaan dan pelaksanaan program
c. Berkomunikasi dengan masyarakat dan penyandang dana/stake holder.
d. Menimbulkan rasa persatuan dan motivasi untuk bekerja lebih baik.
3. Tujuan Program (Program objective)
Menilai efisiensi, efektifitas, dan manfaat dari program selain untuk
memenuhi beberapa tujuan tersebut di atas, alasan lain mengapa perlu
dilakukan evaluasi adalah karena mungkin:
a. Telah terjadi perubahan dalam sifat dari masalah
b. Telah terjadi perubahan struktur dan program dari lembaga-lembaga
terkait
c. Telah terjadi perubahan kebutuhan, aspirasi, dan harapan dari
masyarakat.
I = Interval
3 Rendah(15 – 35) 0 0
2. Karakteritis Responden
1 26 – 45 5 25
2 45 – 49 3 15
3 50 – 62 12 60
Jumlah 20 100
1 SR 3 15
2 SD 8 40
3 SMP 6 30
4 SMA 3 15
Jumlah 20 100
scor tertinggi (75) Scor terendah (15) = Nilai Tertinggi – Nilai terendah
3( kategori)
= 75 – 15
3
= 20
Katagori Postest
Rendah (15 – 0 0 0 0
35)
5.1 Kesimpulan
1. Tujuan pelaksanaan evaluasi kegiatan penyuluhan tentang Sistem tanam
Jajarlegowo adalah untuk mengukur keberhasilan kegiatan penyuluhan
tentang Sistem Tanama Jajar Legowo di Desa Cingklung Kecamatan
Bancar Kabupaten Tuban.
2. Metode evaluasi yang digunakan untuk mengukur keberhasilan kegiatan
penyuluhan tentang Sistem tanam Jajarlegowo adalah metode kuantitatif.
3. Instrumen yang digunakan adalah koesioner tertutup atau koesioner
terstruktur.
4. Hasil rekapan dan tabulasi data adalah lima belas pernyataan koesioner
yang diberikan pada dua pulu responden.
5. Analisis data menunjukan bahwa dua pulu responden setuju dengan
kegiatan penyuluhan tentang sistem tanam Jajarlegowo yang dilaksanakan
di desa Sumengko, karena dari lima belas pernyataan yang diberikan ada
lima belas jawaban rata – rata empat sampai lima, sementara lima jawaban
rata – rata tiga.
6. Hasil evaluasi penyuluhan pertanian menunjukan bahwa adanya tingkat
perubahan pengetahuan petani tentang sistem tanam jajar legowo di
Kelompok Tani manunggal I Desa Cingklung terjadi peningkatan.
7. Penyusunan laporan merupakan barang bukti evaluator
pertanggungjawaban terhadap pelaksanaan kegiatan evaluasi.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan tersebut maka di sarankan agar :
1. Petani menerapkan sistem tanam jajar legowo dalam berusahatani pada
tanaman padi yang dapat memberikan keuntungan berlipat ganda dan
ramah lingkungan.
2. Penyuluh di lingkup BPP dapat mempertimbangkan hasil evaluasi ini dalam
menetapkan pada program-program pembangunan terutaman di sektor
pertanian dalam mendukung swasembada pangan Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA