Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN KASUS

IMPETIGO BULLOSA

Preseptor :
dr. Mahdar Johan, Sp.KK

Disusun Oleh :
Yuningsih
12100116208

SMF ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH R. SYAMSUDIN, SH SUKABUMI

2017

1
BAB I

LAPORAN KASUS

1.1 Identitas Pasien

• Nama : An. MSM

• Jenis Kelamin : Laki-laki

• Umur :2 tahun 10 bulan

• Alamat : Cibeureum Hilir

• Pendidikan : Belum sekolah

• Agama : Islam

• Suku : Sunda

• Status marital : Belum menikah

• Tanggal pemeriksaan : 27 Desember 2017

1.2 Keluhan Utama

Lepuh berisi cairan dan lepuh pecah pada wajah, leher, perut, dan kedua tangan

1.2.1 Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke poli kesehatan Kulit dan Kelamin RSUD Syamsudin dengan
keluhan lepuh berisi cairan dan lepuh pecah pada wajah, leher, perut, dan kedua
tangan atas sejak pasien masih bayi. Keluhan diawali dengan timbulnya bentol kecil
berisi cairan yang lama kelamaan membesar.

2
Keluhan disertai rasa gatal sehingga pasien menggaruknya sampai
lepuhannya pecah serta mengering dengan warna kuning kecoklatan.

Keluhan selalu ada pada pasien di beberepa bagian tubuh yang berbeda
dengan keluhannya saat ini seperti di punggung, wajah, dan kaki. Pasien sudah
berobat satu kali ke dokter Sp.KK dan berkali-kali ke puskesmas dengan diberikan
salep betamethasone namun keluhan belum membaik dan tidak pernah sembuh.
Keluhan yang sama juga terjadi pada kakak dan ibu pasien.

1.3 Pemeriksaan Fisik


• Keadaan umum : Tampak sakit ringan
• Kesadaran : Compos Mentis
• Keadaan gizi : Baik
• Tekanan darah : Tidak dilakukan
• Nadi : 86x/menit
• Respirasi : 21x/menit
• Suhu : 36,5 °c
• Kepala : Normocephal
• Thorax
o Jantung : BJ I/II reguler, M -, G-
o Paru : VBS +/+, Rhonki-, weezing -
• Abdomen : Supel, BU+ , Hepar: DBN, Limpa: DBN
• KGB : Tidak ada pembesaran
• Ekstremitas : Edema -, Sianosis -

1.4 Status Dermatologis


• Lokasi Lesi : Pada tangan, wajah, leher, perut, dan kedua tangan
• Distribusi Lesi : Regional
• Efloresensi / UKK
 Primer : Bulla
 Sekunder : Krusta, Koleret, Erosi

3
• Jumlah : Multipel
• Penyebaran : Diskret
• Pola : Anular
• Bentuk : Teratur (Bulat, lonjong)
• Ukuran : Numular-Plakat
• Batas : Tegas
• Lesi terelevasi dan terdepresi
• Lesi sebagian kering dan sebagian basah

Gambar 1 Gambar 2
a/r Neck a/r Face & Neck

4
Gambar 3 Gambar 4

a/r Abdomen a/r Manus Dextra

Gambar 3 Gambar 4

a/r Manus sinistra a/r Manus sinistra

5
1.5 Resume
Pasien anak laki-laki berusia 2 tahun 10 bulan dengan gizi baik datang dengan
keluhan lepuh berisi cairan dan lepuh pecah pada wajah, leher, perut, dan kedua tangan atas
sejak pasien masih bayi. Keluhan diawali dengan timbulnya bentol kecil berisi cairan yang
lama kelamaan membesar. lalu pecah karena garukan. Pasien sudah berobat namun keluhan
belum membaik. Keluhan yang sama juga terjadi pada kakak dan ibu pasien.
Pada pemeriksaan fisik generalis tidak ditemukan kelainan. Pada
pemeriksaan dermatologis ditemukan lesi primer bulla multipel diskret berukuran
1,5x2x2 cm sampai 3x4x3 cm, krusta, koleret, dan erosi dengan dasar kemerahan.

1.6 Diagnosis Banding


• Impetigo Bullosa
• Impetigo Krustosa
• Varicella

1.7 Pemeriksaan Penunjang

• Tes yang dilakukan : -

• Pemeriksaan anjuran : Pewarnaan gram

1.8 Diagnosis
Impetigo Bullosa

1.9 Tatalaksana

1.9.1 Edukasi

 Menjaga kebersihan diri dan lingkungan


 Mencuci pakaian, kain, atau handuk penderita setiap hari dan tidak
menggunakan peralatan harian bersama-sama.
 Memotong kuku untuk menghindari penggarukan yang memperberat lesi.
 Memotivasi penderita untuk sering mencuci tangan

6
 Memberi informasi pada ibu dan kakaknya untuk melakukan pengobatan

1.9.2 Medikamentosa :

 R/ Amoksisilin 250 mg no.XV

S 3dd1 tab

 R/ krim Gentamicin sulfat tube no.I

S u.e

1.10 Prognosis

1.10.1 Quo ad vitam : Ad Bonam

1.10.2 Quo ad functionam : Ad Bonam

1.10.3 Quo ad sanationam : Dubia ad bonam

7
BAB II

ANALISIS KASUS

2.1 Analisis Diagnosis Kerja

Pada pasien ini ditegakkan diagnosis Impetigo Bullosa. Hal ini diperoleh dengan

dilakukanya anamnesis dan pemeriksaan fisik.

Pasien adalah anak laki-laki berusia 2tahun 10 bulan, yang Pasien anak laki-laki

berusia 2 tahun 10 bulan dengan gizi baik datang dengan keluhan lepuh berisi cairan dan lepuh

pecah pada wajah, leher, perut, dan kedua tangan atas sejak pasien masih bayi. Keluhan

diawali dengan timbulnya bentol kecil berisi cairan yang lama kelamaan membesar. lalu pecah

karena garukan dan terdapat sisa dari lesi yang telah kering. Keluhan ini memberi gambaran

kemungkinan pasien menderita Impetigo Bullosa. Impetigo Bullosa merupakan pioderma

superfisialis (terbatas pada epidermis) yang disebabkan oleh infeksi bakteri Staphylococcus
1,2
aureus pada kulit yang bersifat jinak sering terjadi pada anak -anak.

Keluhan yang sama juga terjadi pada kakak dan ibu pasien. Faktor impetigo bullosa

adalah hygienitas yang kurang, dikarenakan pasien beserta kakak dan ibunya tinggal serumah

dapat dikatakan bahwa hygienitas lingkungan pasien kemungkinan buruk.1,2, 3

Pada pemeriksaan fisik ditemukan lesi primer bulla di leher, tangan kanan, dan

tangan kiri dan lesi sekunder berupa krusta dan koleret di wajah, leher, tangan kanan,

tangan kiri, dan perut serta erosi terutama pada bagian leher dan perut. Lesi multipel,

diskret berukuran 1,5x2x2 cm sampai 3x4x3 cm

8
Karakteristik lesi impetigo bullosa berupa predileksi pada ketiak, dada dan punggung,

sering muncul bersama milliaria. Kelainan kulit berupa eritema, bulla, dan bulla hipopion

kadang pada saat penderita berobat, vesikel atau bulla telah pecah sehingga tampak koleret

dan dasarnya masih eritematosa. Keluhan tidak disertai gejala umum. 1,2, 3

2.2 Analisis Diagnosis Banding


2.2.1 Impetigo Krustosa

Impetigo krustosa merupakan pioderma superficialis yang disebabkan oleh infeksi


Streptococcus beta hemolyticus grup A yang biasanya terjadi pada anak-anak dengan
predileksi pada wajah disekitarlubang hidung dan mulut. Kelainan kulit berupa eritema
dan vesikel yang cepat pecah menjadi krusta tebal berwarna kuning seperti madu. Jika
krusta dilepaskan terdapat erosi dibawahnya. Krusta menyebar ke bagian perifer dan
sembuh di bagian tengah. Keluhan tidak disertai dengan gejala umum. 1,2, 3

Jika dilihat dari predileksi yang tidak dominan di area wajah terutama di
dekat lubang hidung dan mulut juga gambaran lesi pada pasien yang lebih dominan
bulla dibandingkan vesikel dan krusta yang berbentuk seperti madu, maka dapat
dikatakan bahwa penyakit yang diderita pasien bukanlah impetigo krustosa
walaupun sangat banyak kemiripan antara impetigo krustosa dan bullosa bukan
hanya darai manifestasi klinis tetapi juga faktor risiko.

2.2.2 Varicella

Varicella merupakan infeksi akut primer yang disebabkan oleh virus varicella
zoster yang menyerang kulit dan mukosa dengan faktor risiko terapi steroid jangka
panjang, Immunocompromised , pasien penyakit keganasan. Manifestasi klinis pada
pasien didahului gejala prodormal yaitu demamyang tidak terlalu tinggi, malaise, nyeri
kepala, disusul timbul erupsi kulit. Erupsi kulit yang terjadi berupa papul eritematosa
dalam beberapa jam menjadi vesikel (tear drops), kemudian akan menjadi keruh, pecah

9
membentuk krusta dengan penyebaran sentrifugal dari badan ke muka dan ekstremitas.
1,2,3

Jika dilihat dari manifestasi klinisnya, tidak ada gejala prodormal pada
pasien dan tidak terdapat erupsi kulit khas varicella yang muncul setelah gejala
prodormal dengan adanya papul eritomatosayang menjadi vesikel berbentuk tear
drops yang penyebarannya secara sentrifugal. Oleh sebab itu diagnosis ini dapat
disingkirkan.

2.3 Analisis Terapi

Terapi pada impetigo krustosa dapat dilakukan dengan edukasi untuk pencegahan dan
perawatan lesi, terapi topikal dan terapi sistemik. Edukasi berhubungan dengan pengetahuan
tentang keadaan penyakit, cara pencegahan dan perawatan lesi.2 Maka pada pasien ini
diberikan edukasi dan konseling.

2.3.1 Edukasi dan Konseling

Perlu diberikan informasi dan edukasi kepada pasien, orangtua pasien, kakak
pasien, dan anggota keluarga lainnya mengenai impetigo bullosa, transmisi penyakit,
serta faktor resiko dan pencegahan penyakit. Sebagai contoh menjaga hygienitas diri
dengan mandi dan rutin mencuci tangan menggunakan sabun atau membersihkannya
dengan zat yang mengandung ethanol dan juga hygienitas lingkungan. 1,2

Maka pada pasien dan orangtua pasien diberikan edukasi mengenai impetigo
bullosa, transmisi penyakit, serta faktor resiko dan pencegahan penyakit yaitu
Menjaga kebersihan diri dan lingkungan, mencuci pakaian, kain atau handuk
penderita setiap hari dan tidak menggunakan peralatan harian bersama-sama,
memotong kuku untuk menghindari penggarukan yang memperberat lesi, dan
memotivasi penderita dan keluarga untuk sering mencuci tangan.

2.3.2 Terapi Topikal


Terapi topikal diberikan terutama bila vesikel dan bulla sedikit dan sudah banyak
yang pecah maka dapat diberikan salep antibiotic seperti mupirocin 2% , retapamulin,

10
dan fusidic acid, dan gentamicin sulfat. Selain itu dapat diberikan juga bedak salisilat 2%.
1, 2, 3

Karena pada pasien sudah banyak bulla yang pecah maka dapat diberikan
salep antibiotik gentamicin sulfat.

2.3.3 Terapi Sistemik


Terapi sistemik harus diberikan pada pasien impetigo bullosa. Berikut merupakan
pilihan antibiotic yang dapat diberikan.1, 2, 3

Pasien diberikan obat sistemik seperti antibiotik lini pertama yaitu


amoxicillin 250 mg tiga kali sehari selama 5 hari. Dosis disesuaikan dengan berat
badan pasien.

11
DAFTAR PUSTAKA

1. Buku Ajar Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi 7, Cetakan Pertama Tahun 2015,
Penerbit: Badan Penerbit FKUI

2. Fitzpatrick’s Color Atlas and Synopsis of Clinical Dermatology Seventh Edition. Tahun
2013. Penerbit: Mc. Graw Hill

3. Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine Eight Edition Volume 1& 2. Tahun 2012.
Penerbit: Mc. Graw Hill

12

Anda mungkin juga menyukai