Anda di halaman 1dari 30

MASTER CLASS

CATATAN TUTORIAL OPTIMA

ILMU NEUROLOGI

OFFICE ADDRESS:
Jl padang no 5, manggarai, setiabudi, jakarta selatan Medan :
(belakang pasaraya manggarai) Jl. Setiabudi no. 65 G, medan P
phone number : 021 8317064 Hone number : 061 8229229
pin BB 2A8E2925 Pin BB : 24BF7CD2
WA 081380385694 Www.Optimaprep.Com

www.optimaprep.com
CEREBROVASKULER
STROKE (definisi)

Merupakan sindrom klinis yang terdiri dari defisit neurologis, baik


fokal maupun global, yang terjadi secara tiba- tiba, dengan
progresivitas yang cepat, yang berlangsung 24 jam atau lebih atau
langsung menimbulkan kematian, dan semata-mata disebabkan oleh
gangguan vaskular atau peredaran darah otak nontraumatik .
Berdasarkan penyebabnya dapat dibagi menjadi

• Stroke hemoragik akibat perdarahan pembuluh otak, dapat berupa


perdarahan intraserebral atau perdarahan subarakhnoid.
• Stroke iskemik adalah akibat gangguan aliran darah karena
hambatan vaskular oleh trombus ataupun emboli maupun
disebabkan oleh hipoperfusi ataupun hipoksia.
STROKE (defenisi)
Berdasarkan lamanya defisit neurologis ini dapat
dibagi menjadi:
• Serangan iskemik transien (transient ischaemic
attack, TIA)  hilangnya fungsi sistem saraf
pusat fokal yang secara cepat < 24 jam, dan
diduga diakibatkan oleh mekanisme vaskular
emboli, trombosis, atau hemodinamik.
• Sementara, episode transien yang berlangsung
lebih dari 24 jam dan pasien mengalami
pemulihan sempurna disebut dengan reversible
ischaemic neurological deficit (RIND).
STROKE (gejala klinis)
Disesuaikan berdasarkan pembuluh darah yang
terkena
• Stroke perdarahan  tanda peningkatan
tekanan intracranial (sakit kepala, muntah dan
penurunan kesadaran), pada perdarahan
intraserebral tekanan darah umumnya meninggi
sebagai upaya kompensasi tubuh. Pada
perdarahan subarachnoid disertai dengan kaku
kuduk.
• Stroke iskemik  kehilangan fungsi neurologis,
parese, hipestesi, disfasia dan disfagia.
STROKE (gejala klinis)
Stroke (pemeriksaan)
• CT scan  sebagai pemeriksaan baku emas.
Perdarahan akan memperlihatkan gambaran
hiperdens. Gambara iskemik akan
menyebabkan gambaran hipodense.
• •MRI  dapat dilakukan untuk menyingkirkan
stroke hemoragik dan menunjang hasil CT
scan, namun harga pemeriksaan mahal.
STROKE (tatalaksana)
• Menjaga airway, breathing dan circulation.
• Pada stroke iskemik, reperfusi dapat dilakukan
menggunakan recombinant tissue
plasminogen activator (t-PA). Pemberian
antikoagulan juga dapat dipertimbangkan
• Pada stroke homoragik tatalaksana dilakukan
dengan memposisikan tubuh lebih tinggi,
pemberian larutan manitol 20-25%. Kontrol
tekanan darah jika MAP > 130.
TRAUMA KEPALA
• Epidural hematoma:
– Interval lucid
– robeknya a.meningeal media
• Subdural hematoma
– Hemiparesis dan penurunan kesadaran,
cephalgia
– robeknya bridging vein
• Subarachnoid hemorrhage (stroke)
– Thunderclap headache, tanda meningeal,
Penurunan kesadaran
– Etiologi: robeknya aneurysma
• Intracerebral hemorrhage (stroke)
– Paresis, hypesthesia, ataxia, Penurunan
kesadaran
– Etiology: Hypertension
TRAUMA KEPALA
• BERDASARKAN PATOFISIOLOGI • BERDASARKAN GCS:
• 1.Komosio serebri : tidak ada • 1.GCS 13-15 : Cedera kepala ringan
jaringan otak yang rusak tp hanya CT scan dilakukan bl ada lucid
kehilangan fungsi otak sesaat interval/ riw. kesdran menurun.
(pingsan < 10 mnt) atau amnesia evaluasi kesadaran, pupil, gejala fokal
pasca cedera kepala. serebral + tanda-tanda vital.
• 2.Kontusio serebri : kerusakan jar. • 2.GCS 9-12 : Cedera kepala sedang
Otak + pingsan > 10 mnt atau prks dan atasi gangg. Nafas,
terdapat lesi neurologik yg jelas. pernafasan dan sirkulasi, pem.
• 3.Laserasi serebri : kerusakan otak yg Ksdran, pupil, td. Fokal serebral,
luas + robekan duramater + fraktur tl. leher, cedera orga lain, CT scan
Tengkorak terbuka kepala, obsevasi.
• 3.GCS 3-8 : Cedera kepala berat :
Cedera multipel. + perdarahan
intrakranial dg GCS ringan /sedang
Nyeri kepala primer
Nyeri kepala primer secara garis besar klasifikasinya
adalah:
• Migren dengan atau tanpa aura
• Tension Type Headache (TTH)
• Cluster Headache
• Trigeminal Neuralgia
Nyeri kepala primer
GANGGUAN SISTEM SARAF PERIFER
(gbs)
Suatu sindroma neuropati perifer yang dimediasi
oleh imun disebabkan oleh infeksi compylobacter
jejeni yang menimbulkan Infeksi saluran nafas dan
infeksi saluran cerna .
Gejala :
• Kelemahan tubuh simetris yang progresif
• Hilangnya refleks tendon
• Diplegia fasial
• Parese otot orofaring dan respirasi
GANGGUAN SISTEM SARAF PERIFER
(gbs)
• Diagnosis :
– CSF : protein elevated
– Nerve conduction studies: findings of multifocal
demyelination with slowing of motor conduction,
conduction block, prolonged distal motor latencies

• Treatment
– perawatan supportive  ventilator
– Plasmapheresis
– intravenous immunoglobulins (IVIG)
GANGGUAN SISTEM SARAF PERIFER
(mg)
Clinical Presentation :
A disorder of neuromuscular •Facial muscle weakness is almost always present
transmission, characterisedby : –Ptosis and bilateral facial muscle weakness
–Sclera below limbus may be exposed due to weak lower lids
• Weakness and fatigue of some or •Bulbar muscle weakness
–Palatal muscles
all muscle groups •“Nasal voice”, nasal regurgitation
•Chewing and swallowing may become difficult choking
• Weakness worsening on •Severe jaw weakness may cause jaw to hang open
–Neck muscles :Neck flexors affected more than extensors
sustained or repeated exertion, •Limb muscle weakness
or towards the end of the day, –Upper limbs more common than lower limbs
•Respiratory muscle weakness
releivedby rest –Weakness of the intercostal musclesand the diaghram CO2
retention due to hypoventilation
Etiology: autoimmune destruction of •May cause a neuromuscular emergency
–Weakness of pharyngeal muscles may collapse the upper
nicotinic postsynaptic receptors for airway
•Occular muscle weakness
acetylcholine. The antibodies –Asymmetric
•Usually affects more than one extraocular muscle and is not
referred to as acetylcholine receptor limited to muscles innervated by one cranial nerve
antibodies (AChRantibodies) •Weakness of lateral and medial recti may produce a
pseudointernuclear opthalmoplegia
–Limited adduction of one eye with nystagmus of the
abducting eye on attempted lateral gaze
–Ptosis caused by eyelid weakness
–Diplopia is very common
GANGGUAN SISTEM SARAF PERIFER
(mg)
Pemeriksaan Tatalaksana
• Anti-acetylcholine •AChE inhibitors 
receptor antibody Pyridostigmine bromide
• Anti-striated muscle (Mestinon) dan
antibody →84% pada Neostigmine Bromide
pasien denganthymoma •Immunomodulating
• Chest X-ray Chest CT therapies : Prednisone
Scan →thymoma •Plasmapheresis
•Thymectomy
GANGGUAN SISTEM SARAF PERIFER
(polio)
• 90-95% of all infection remain
asymptomatic
• 5-10% abortive type:
– Fever
– Headache, sore throat
– Limb pain, lethargy
– GI disturbance
• 1-2% major poliomyelitis:
– Meningitis syndrome
– Flaccid paresis with asymmetrical
proximal weakness & areflexia,
mainly in lower limbs
– Paresthesia without sensory loss or
autonomic dysfunction
– Muscle atrophy
GANGGUANN SARAF PERIFER
(Bells palsy)
• Paresis nervus VII perifer idiopatik
• Etiologi
– Inflamasi pada nervus fascialis di ganglion geniculatum
– Dicurigai disebabkan oleh infeksi HSV-1
• Klinis
– Kelemahan atau paralysis total otot-otot pada salah satu sisi wajah
– Lipatan nasolabial menghilang, dahi tidak berkerut, sudut mulut jatuh
– Kelopak mata sulit menutup (bila dipaksakan mata akan berputar ke
atas Bell`s phenomenon)
• Tatalaksana
– Acyclovir
– Prednisone
VERTIGO
Definisi  sensasi berputar atau bergerak, dimana
dunia terasa berputar atau pasien merasa berputar.

sentral
perifer
vestibular
BPPV
vertigo
Non
vestibular Meniere

labirinitis
Vertigo
Gejala Perifer Sentral

Vertigo onset Mendadak Perlahan

Kualitas Berputar Disequilibrium

Intensitas Berat Ringan sampai sedang

Durasi Detik,menit, jam atau Minggu atau lebih


hari
Pemeriksaan Dix Halpike Disdiadokinesis, tunjuk
hidung, dan Romberg
gagal dilakukan
Gangguan pendengaran Sering Jarang

Tinitus Sering jarang

Gejala neurologis Jarang sering

Nistagmus Horizontal, rotatoar vertikal

Rasa mual dan muntah Berat Ringan


Vertigo perifer
Vertigo perifer (bppv)
• Muncul akibat debris yang menempel pada
capula kanalis semisirkularis atau debris
mengambang pada endolymph
• Tanda Gejala
– Terjadi selama 10-20 detik yang terjadi pada posisi
tubuh tertentu tanpa gangguan pendengaran
– Mual
– Pemeriksaan neurologi dalam batas normal.
– Tes dix hallpike (+)
Vertigo perifer (bppv)

Tes Dix HallPike Pasien


duduk dengan kepala
menghadap 450 ke kanan
kemudian pasien
ditidurkan dengan kondisi
kepala tergantung
kemudian diobservasi
keberadaan nystagmus
Vertigo perifer (bppv)
Terapi utama BPPV adalah
dengan reposisi debris
dengan maneuver Epley.
Kebanyakan pasien
membaik dengan satu kali
reposisi, namun jika
belum reposisi dapat
diulang.
Vertigo perifer (meniere)
• Terjadi akibat distensi sistem endolimfe karena
ggn absorbsi ataupun peningkatan cairan
endolimfe
Vertigo perifer (meniere)
• Gejala  tinitus, tuli sensorineural dan pusing
berputar
• Tanda  tes rinne (+), tes kalori berkurang
pada telinga yang terkena, perbaikan
pendengaran pada tes gliserol
Vertigo perifer (meniere)
• Tatalaksana Umum • Terapi Spesifik keluhan Kronis
– Mengurangi konsumsi garam – Prochlorperazine 10 mg, 3x1,
maksimal 1.5-2.0 gram per – Asam nicotinic, 50 mg, 3x1
hari sebelum makan
– Berhenti merokok – Betahistin 8 mg, 3x1
– Membatasi konsumsi air – Diuretic; furosemid 40 mg,
– Membatasi konsumsi kopi, diberikan selang seling
the, alcohol. • Terapi bedah
• Saat Serangan – Prosedur konservatif
– Tirah baring dengan kepala misalnya; dekompresi
lebih tinggi dari badan kantung endolymphatic,
– Dimenhydrinate atau operasi shunt endolymphatic,
promethazine sacculotomy, pemotongan
syaraf vestibular,
labirynthectomy,
Infeksi SSP
• Peradangan yang terjadi pada parenkim otak
(enchepalitis), jika mengenai selaput otak
(meningitis)
• Gejala : nyeri kepala, demam dan perubahan
status mental.
• Tanda : pada meningitis akan terdapat tanda
rangsang meniingeal (kaku kuduk, brudzinski I
dann II, lasegue, dan kernigue sign)
Infeksi SSP
• Pemeriksaan
– Lumbal puncture (gold standar)
– CT scan (jika kontraindikasi dilakukan LP)
Infeksi SSP
• Tatalaksana
– Steroid  dexamethasone 0.6mg/kgbb/hari atau
prednisone oral 1-2 mg/kg/hari dibagi 3-4 dosis pada
satu bulan pertama dan di tap off
– Antibiotik sesuai dengan etiologi
• TB  RHZE pada fase inisial diikuti dengan fase lanjutan
selama 7-10 bulan
• Bakteri
– ceftriaxone 100 mg/kg/kali IV drip selama 30-60menit setiap 12
jam atau cefotaxime 50 mg/kg/kali IV setiap 6 jam.
– kloramfenikol 25 mg/kg/kali ditambah ampisilin 50 mg/kg/kali
IM/IV setiap 6 jam

Anda mungkin juga menyukai