Anda di halaman 1dari 9

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KB SUNTIK

DENGAN SIKAP DALAM MEMILIH KB SUNTIK 3 BULANAN DI DESA BESOLE,


KECAMATAN BAYAN, KABUPATEN PURWOREJO

Dwi Mardiantari

ABSTRAK
48 hal+7 tabel+2 gambar+11 lampiran
Latar Belakang : KB merupakan program yang berfungsi bagi pasangan untuk menunda
atau mencegah kehamilan, menjarangkan kehamilan, serta untuk menghentikan atau
mengakhiri kesuburan. Dalam Penelitian ini masalah yang diteliti adalah hubungan antara
tingkat pengetahuan ibu tentang KB suntik dengan sikap dalam memilih KB suntik 3 bulanan
di Desa Besole, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo.
Tujuan : untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahun ibu tentang KB suntik
dengan sikap dalam memilih KB suntik 3 bulanan.
Metode Penelitian : Jenis Penelitian ini adalah survei analitik. Pendekatan yang digunakan
adalah cross sectional. Sampel yang digunakan 30 responden, 25% dari jumlah populasi.
Pengambilan data diperoleh dengan menggunakan kuesioner yang telah diuji validitas dan
reliabilitasnya. Untuk menganalisa hasil penelitian menggunakan korelasi kendal tau.
Hasil Penelitian : ada hubungan signifikan antara tingkat pengetahuan ibu tentang KB suntik
dengan sikap dalam memilih KB suntik 3 bulanan di Desa Besole, Kecamatan Bayan,
Kabupaten Purworejo dengan koefisien korelasi Kendal Tau 0,536 (Approx sig 0,000< 0,05
dan Z hitung 3,999 > Z tabel 1,96).
Kesimpulan : terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang KB suntik dengan
sikap dalam memilih KB suntik 3 bulanan di Desa Besole, Kecamatan Bayan, Kabupaten
Purworejo.
Kata Kunci : Pengetahuan ibu tentang KB suntik, Sikap dalam memilih KB suntik 3
bulanan

PENDAHULUAN kegagalan relatif lebih rendah bila


Penggunaan kontrasepsi pada dibandingkan dengan alat kontrasepsi
pasangan usia subur di Indonesia sederhana (BKKBN, 2007: h.166). Hal ini
meningkat pada tahun 2009-2010. Yang membuat peneliti ingin yang mengetahui
paling meningkat adalah penggunaan alat apa yang menjadi alasan pemilihan
kontrasepsi injeksi/suntik. KB suntik kontrasepsi suntik sehingga bisa diketahui
merupakan metode kontrasepsi yang bahwa peningkatan ini sesuai dengan yang
diberikan melalui suntikan. Metode menjadi harapan dan program Keluarga
suntikan telah menjadi bagian gerakan Berencana.
keluarga berencana nasional serta Keluarga Berencana (KB)
peminatnya semakin bertambah. merupakan salah satu pelayanan kesehatan
Tingginya peminat suntikan karena KB preventif yang paling dasar dan utama bagi
suntik aman, sederhana, efektif, tidak wanita untuk menurunkan angka kesakitan
menimbulkan gangguan dan dapat dipakai dan kematian ibu yang sedemikian tinggi
pasca persalinan (Manuaba, 2003; h.244). akibat kehamilan yang dialami oleh
KB suntik merupakan metode wanita. Banyak perempuan mengalami
kontrasepsi efektif yaitu metode yang kesulitan dalam menentukan pilihan jenis
dalam penggunaannya mempunyai kontrasepsi. Hal ini tidak hanya karena
efektifitas atau tingkat kelangsungan terbatasnya metode yang tersedia, tetapi
pemakaian relatif lebih tinggi serta angka juga oleh ketidaktahuan mereka tentang
8
persyaratan dan keamanan metode (suntik, implant, dan pil) yaitu sebesar
kontrasepsi tersebut (Saifudin, 2003). 63,36% (BKKBN, 2007).
KB merupakan program yang Jumlah Pasangan Usia Subur
berfungsi bagi pasangan untuk menunda (PUS) di Kabupaten Purworejo tahun 2009
atau mencegah kehamilan, menjarangkan sebanyak 122.037, menurun sebanyak
kehamilan, serta untuk menghentikan atau 4.796 dibanding tahun 2008. Jumlah
mengakhiri kesuburan (Hartanto, 2004; peserta KB baru pada tahun 2009
h.30). sebanyak 11.269 atau 9,23% dari jumlah
Macam-macam metode kontrasepsi PUS yang ada. Peserta KB baru tersebut
tersebut adalah intra uterine devices menggunakan kontrasepsi sebagai berikut :
(IUD), implant, suntik, kondom, metode suntik 4.743 atau 42.09%, pil 820 atau
operatif untuk wanita (tubektomi), metode 7.28%, implant 3.941 atau 34.97%, IUD
operatif untuk pria (vasektomi), dan 946 atau 8.39%, MOP/MOW 466 atau
kontrasepsi pil (Mansjoer, 2001). Semua 4.14, kondom 353 atau 3.13%. Dari data
metode kontrasepsi mempunyai efek tersebut dapat diketahui bahwa sebagian
samping (akibat pemakaian KB, bukan besar peserta KB baru menggunakan
gejala suatu penyakit), yang harus kontrasepsi hormonal (suntik, pil, dan
diketahui oleh pemakai (akseptor) sebelum implant) yaitu sebesar 84,34%.
memakainya. Cakupan peserta KB aktif di
Menurut SDKI (2007) prevalensi Kabupaten Purworejo pada tahun 2009
pemakaian kontrasepsi di Indonesia 60%. sebesar 79,53%, mengalami peningkatan
Alat kontrasepsi yang banyak digunakan sebesar 7,52% dibanding pencapaian tahun
adalah metode suntik 58,2%, pil 22,73%, 2008 sebesar 72.01%. Angka ini masih di
AKDR/alat kontrasepsi dalam rahim bawah target tahun 2010 sebesar 80%.
10,9%, implant 4,16%, metode operasi Adapun jenis kontrasepsi yang digunakan
wanita/MOW 6,5%, kondom 1,6%, dan para peserta KB aktif adalah sebagai
metode operasi pria/MOP 0,7%. berikut : suntik 36.250 atau 40.75%, pil
Jumlah Pasangan Usia Subur 13.227 atau 14.87%, implant 16.173 atau
(PUS) di Provinsi Jawa Tengah tahun 18.18%, IUD 13.167 atau 14.80%,
2007 sebanyak 6.248.972. Jumlah peserta MOP/MOW 7.267 atau 8.17%, kondom
KB baru pada tahun 2007 sebanyak 2.867 atau 3.22%. Dari data tersebut dapat
746.701 atau 11,95% dari jumlah PUS diketahui bahwa bagian terbesar peserta
yang ada. Peserta KB baru tersebut KB aktif mempergunakan kontrasepsi
menggunakan kontrasepsi sebagai berikut : hormonal (suntikan, implant, dan pil) yaitu
suntik 71,15%, pil 17,82%, implant sebesar 73,80%.
6,77%, IUD 2,74%, MOP/MOW 2,60%, Berdasarkan studi pendahuluan
kondom 2,51%. Dari data tersebut dapat yang dilakukan, didapat bahwa di Desa
diketahui bahwa sebagian besar peserta Besole akseptor KB suntik 59, 89% atau
KB baru menggunakan kontrasepsi 123 orang, pil 13,19% atau 26 orang,
hormonal (suntik, pil, dan implant) yaitu implant 12,18% atau 24 orang, IUD 9,64%
sebesar 92,15% (BKKBN, 2007). atau 19 orang, MOW 2,03% atau 4 orang,
Jenis kontrasepsi yang digunakan MOP 1,52% atau 3 orang, kondom 1,52 %
para peserta KB aktif di Provinsi Jawa atau 3 orang (PLKB Kecamatan
Tengah adalah sebagai berikut : suntik Bayan, 2011).
54,55%, pil 17,71%, implant 9,88%, IUD Sebagian besar para pasangan usia
9,19%. MOP/MOW 7,41%, kondom subur di Desa Besole menggunakan
1,26%. Dari data tersebut dapat diketahui kontrasepsi suntik. Kontrasepsi suntik
bahwa bagian terbesar peserta KB aktif yang lebih banyak dipilih adalah KB
menggunakan kontrasepsi hormonal suntik 3 bulanan. Pasangan usia subur di
9
Desa Besole menuturkan alasan mereka Defenisi Operasional yang
lebih memilih KB suntik 3 bulanan karena digunakan dalam penelitian ini yaitu :
lebih praktis dan aman, Sebagian diantara a) Tingkat Pengetahuan adalah
mereka mengatakan memilih KB suntik 3 kemampuan ibu untuk menjawab
bulanan hanya karena mengikuti pertanyaan tentang pengetahuan
saudaranya dan tetangganya yang juga mengenai KB suntik 3 bulanan,
menggunakan KB suntik tanpa mereka berdasarkan parameter dan kategori
ketahui apa manfaat KB suntik, efek sebagai berikut :
samping, serta keuntungannya. 1) Baik (76-100%)
KB suntik 3 bulanan ini 2) Cukup (56-75%)
mempunyai efektifitas tinggi, yaitu 0,3 3) Kurang baik (<56%) (Nursalam,
kehamilan per 100 perempuan pertahun, 2003; h.124).
asal suntikannya dilakukan secara benar, Alat ukur yang digunakan berupa
teratur dan sesuai jadwal yang ditentukan kuesioner dengan skala pengukuran
(Saifudin, 2006; h. MK-42). adalah Ordinal.
Pengetahuan atau kognitif b) Sikap dalam memilih KB suntik 3
merupakan domain yang sangat penting bualanan adalah kemampuan ibu untuk
dalam membentuk tindakan seseorang menjawab pertanyaan tentang sikap
(overt behavior). Dalam menentukan atau pendapat ibu dalam memilih KB
sikap, pengetahuan, pikiran, dan keyakinan suntik 3 bulanan, dengan parameter dan
memegang peranan penting (Notoatmodjo, kategori sebagai berikut :
2007; h. 140). 1) Mendukung (76-100%)
Menurut Notoatmodjo (2007; h. 2) Cukup mendukung (56-75%)
143) menjelaskan bahwa sikap mempunyai 3) Kurang mendukung (<56%)
beberapa komponen yaitu, kepercayaan (Nursalam, 2003; h.124).
(keyakinan), ide, dan konsep terhadap Alat ukur yang digunakan berupa
suatu objek, kehidupan emosional, atau kuesioner dengan skala pengukuran
evaluasi terhadap suatu objek dan yang adalah Ordinal.
terakhir kecenderungan untuk bertindak Hipotesis dalam penelitian ini
(trend to behave). Beberapa komponen adalah ‘’Ada hubungan antara tingkat
diatas secara bersama-sama membentuk pengetahuan ibu tentang KB suntik dengan
sikap yang utuh (total attitude). sikap dalam memilih KB suntik 3
Dari hasil studi pendahuluan diatas bulanan’’. Penelitian ini akan dilakukan di
maka peneliti tertarik untuk meneliti Desa Besole, Kecamatan Bayan,
“Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Kabupaten Purworejo pada bulan Maret
Ibu tentang KB Suntik dengan Sikap sampai bulan Agustus 2011.
Dalam Memilih KB Suntik 3 Bulanan”. Jenis penelitian ini adalah survei
analitik yaitu penelitian yang mencoba
METODE PENELITIAN menggali bagaimana dan mengapa
Variable dalam penelitian ini fenomena kesehatan itu bisa terjadi.
adalah variabel bebas dan variabel terikat. Kemudian melakukan analisis dinamika
Variabel bebas dari penelitian ini adalah korelasi antara fenomena atau antara faktor
tingkat pengetahuan ibu tentang KB risiko dengan faktor efek (Notoatmodjo,
suntik.Variabel terikat adalah variabel 2010; h. 37). Menggunakan pendekatan
yang dipengaruhi atau menjadi akibat secara cross sectional yaitu untuk
karena adanya variabel bebas (Sugiyono, mempelajari dinamika korelasi antara
2007; h. 4). Variabel terikat pada faktor-faktor risiko dengan efek, dengan
penelitian ini adalah sikap dalam memilih cara pendekatan, observasi atau
KB suntik 3 bulanan. pengumpulan data sekaligus pada suatu
10
saat (point time approach) (Notoatmodjo, Data sekunder dalam penelitian ini
2010; h. 38). meliputi data ibu yang menggunakan KB
Populasi dalam penelitian ini suntik 3 bulanan diperoleh dari
adalah Ibu yang menggunakan KB suntik dokumentasi di Puskesmas Bayan, Desa
3 bulanan yang terdapat di Desa Besole, Besole, Kecamatan Bayan, Kabupaten
Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo Purworejo.
sebesar 123 orang. Sampel yang diambil Penelitian ini menggunakan
sebesar 30 orang, 25% dari jumlah instrumen yang pertama berupa kuesioner
populasi. Teknik sampling yang digunakan tingkat pengetahuan ibu tentang KB suntik
adalah purposive sampling yaitu dan kuesioner yang kedua berupa sikap
pengambilan sempel secara purposive dalam memilih KB suntik 3 bulanan.
didasarkan pada suatu pertimbangan Uji validitas digunakan untuk
tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, mengetahui apakah item pertanyaan
berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi mempunyai kemampuan mengukur apa
yang sudah diketahui sebelumnya yang akan diteliti oleh peneliti, tingkat
(Notoatmodjo, 2010;h.124). kepercayaan dipakai 95%, validitas
Kriteria inklusi dalam penelitian ini dihitung menggunakan teknik uji koefisien
adalah: person (Arikunto, 2006; h. 170). Item
a. Akseptor KB suntik 3 bulanan yang pertanyaan dianggap valid jika tarif
tinggal di Desa Besole, Kecamatan significancynya ≥ 0,361 sesuai dengan
Bayan, Kabupaten Purworejo. harga kritik dari r Product Moment untuk
b. Akseptor KB suntik 3 bulanan yang jumlah responden 30 orang dengan
telah memiliki anak minimal 1 orang interval kepercayaan 95%. Pertanyaan ini
c. Akseptor KB suntik 3 bulanan yang akan valid apabila hasil r nya ≥ 0,361.
menyusui maupun tidak. Reliabilitas menunjuk pada suatu
d. Umur 20 – 45 tahun pengertian bahwa ssesuatu instrument
e. Akseptor KB suntik 3 bulanan yang cukup dapat dipercaya untuk digunakan
bersedia diteliti sebagai alat pengumpul data karena
Kriteria eksklusi dalam penelitian ini instrumen tersebut sudah baik (Arikunto,
adalah : 2006; h. 178). Instrumen yang baik tidak
a. Akseptor KB suntik 3 bulanan yang akan bersifat tendensius mengarahkan
tidak tinggal di Desa Besole, responden untuk memilih jawaban-
Kecamatan Bayan, Kabupaten jawaban tertentu. Pada penelitian ini uji
Purworejo. reliabilitas menggunakan rumus Alpha
b. Akseptor yang menggunakan KB suntik (Arikunto, 2006; h. 196). Dikatakan
1 bulan reliabilitas jika hasil kuesioner dari uji
c. Akseptor KB suntik 3 bulanan yang reliabilitas lebih besar dari r Product
tidak bersedia diteliti. Moment dengan jumlah responden 30
d. Umur < 20 tahun dan > 45 tahun. orang ( = 95%) yaitu > 0,6.
Data primer adalah data yang Menurut Notoatmodjo (2010; h.
diperoleh langsung dari responden melalui 174) langkah – langkah pengolahan
kuesioner. Teknik pengumpulan data data adalah Editing (Peyuntingan data),
dalam penelitian ini adalah dengan Coding (Membuat lembaran kode), Data
membagikan kuesioner melalui kunjungan Entry (Memasukkan data) dan Tabulasi.
dari rumah ke rumah. Sebelum responden Pengolahan data yang diperoleh
mengisi kuesioner, peneliti memberikan disajikan secara deskriptif dengan
informed concent dan memberikan menggunakan rumus uji korelasi Kendal
penjelasan tentang cara pengisian oleh Tau (r). Uji signifikasi koefisien korelasi
responden. menggunakan rumus Z, karena
11
distribusinya mendekati normal. Harga Z (56,7%), dan paling sedikit berpendidikan
hitung selanjutnya dibandingkan dengan Perguruan Tinggi sebanyak 1 orang
harga Z tabel. Untuk dapat (3,3%).
membandingkan tafsiran apakah harga Tabel 4 Distribusi Frekuensi Tingkat
tersebut signifikan atau tidak maka dapat Pengetahuan Ibu tentang KB
menggunakan ketentuan bahwa, bila Z Suntik
hitung lebih besar dari tabel, maka Tingkat
koefisien korelasi yang ditemukan adalah No Pengetahuan Ibu f %
signifikan. Penguji ini menggunakan tentang KB Suntik
program komputer SPSS. 1 Baik 4 13,3
2 Cukup 19 63,3
HASIL PENELITIAN 7 23,4
3 Kurang
Tabel 1 Distribusi Responden
Jumlah 30 100,00
Berdasarkan Umur
No Umur F % Berdasarkan tabel 4, dapat
1 <20 tahun 7 23,3 diketahui responden terbanyak memiliki
2 20 – 35 tahun 15 50,0 tingkat pengetahuan tentang KB suntik
3 >35 tahun 8 26,7 cukup yaitu 19 orang (63,3%) dan paling
Jumlah 30 100,0 sedikit memiliki tingkat pengetahuan
Berdasarkan tabel 1, dapat tentang KB suntik baik sebanyak 4 orang
diketahui bahwa mayoritas responden (13,3%).
berumur 20-35 tahun sebanyak 15 orang Tabel 5 Distribusi Frekuensi Sikap
(50,0%), dan yang paling sedikit 7 orang Dalam Memilih KB Suntik 3
(23,3%) dengan umur di bawah 20 tahun. Bulanan
Tabel 2 Distribusi Responden Sikap dalam Memilih KB
No f %
Berdasarkan Pekerjaan Suntik 3 Bulanan
No Pekerjaan f % 1 Mendukung 10 33,3
1 IRT 19 63.3 2 Cukup Mendukung 14 46,7
2 Tani 8 26.7 3 Kurang Mendukung 6 20,0
3 PNS 1 3.3 Jumlah 30 100,0
4 Swasta 2 6.7
Berdasarkan tabel 5, dapat
Jumlah 30 100,0
diketahui sikap responden yang cukup
Berdasarkan tabel 2, dapat mendukung dalam memilih KB Suntik 3
diketahui responden paling banyak bekerja bulanan dengan frekuensi terbanyak yaitu
sebagai ibu rumah tangga 19 orang 14 orang (46,7%), dan paling sedikit
(63,3%) dan yang paling sedikit PNS adalah sikap responden yang kurang
sebanyak 1 orang (3,3%). mendukung yaitu 6 orang (20,0%).
Tabel 3 Distribusi Responden Tabel 6 Hasil Analisis Univariat
Berdasarkan Pendidikan Sikap dalam Memilih KB Suntik
Tingkat
No Pendidikan f %
Pengetahuan Ibu 3 Bulanan
1 SD 2 6.7 tentang KB Cukup Kurang
2 SMP 10 33.3 Mendukung
Suntik Mendukung Mendukung
3 SMA 17 56.7
4 Perguruan 1 3.3 Baik 3 (75%) 1 (25%) 0 (0%)
Tinggi 30 100,0 Cukup 7 (36,8%) 10 (52,6%) 2 (10.5%)
Jumlah Kurang 0 (0%) 3 (43,9%) 4 (57,1%)
Berdasarkan tabel 3, dapat
diketahui bahwa responden paling banyak Korelasi Kendall Tau = 0,536 Approx Sig = 0,000
berpendidikan SMA sebanyak 17 orang ( Z hitung = 3,999, Z tabel = 1,960)
12
Berdarkan tabel 6, diketahui Berdasarkan teori tersebut maka
sebagian besar responden yang memiliki tingkat pengetahuan tentang KB suntik
pengetahuan tentang KB suntik baik dan memiliki peranan penting terhadap sikap
memiliki sikap mendukung dalam memilih responden dalam memilih alat kontrasepsi
KB suntik 3 bulanan sebanyak 75%. khususnya KB suntik 3 bulanan.
Responden dengan pengetahuan tentang Hasil penelitian menunjukkan
KB suntik cukup dan memiliki sikap sebagian besar ibu dalam penelitian
cukup mendukung dalam memilih KB memiliki pengetahuan cukup tentang KB
Suntik 3 bulanan sebanyak 52,6%. suntik yaitu 63,3%. Namun masih terdapat
Responden yang memiliki pengetahuan pengetahuan tentang KB suntik kategori
tentang KB suntik kurang dan memiliki kurang yaitu 23,4%.
sikap kurang mendukung dalam memilih Umur responden sebagian besar
KB suntik 3 bulanan. sebanyak 57,1%. adalah 20-35 tahun. Soekanto (2000)
Hasil uji hubungan diberi mengemukakan bahwa semakin tinggi
koefisien korelasi Kendall Tau sebesar umur semakin matang baik fisik,
0,536 dengan Approx sig 0,000. Karena psikologis, maupun kemampuan berfikir
Approx Sig <0,05 dan Z hitung > Z tabel secara rasional dan memusatkan perhatian
(3,999 > 1,96) menunjukkan bahwa kepada hal yang benar. Pada usia ini
koefisien korelasi adalah signifikan responden lebih mempunyai keinginan
sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. lebih kuat untuk mencari informasi
Berarti ada hubungan signifikan antara daripada umur lebih dari 35 tahun.
Tingkat Pengetahuan Ibu tentang KB Pendidikan responden paling
Suntik dengan Sikap dalam Memilih KB banyak adalah SMA, sehingga dapat
Suntik 3 Bulanan di Desa Besole, dikatakan bahwa responden memiliki
Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo. pendidikan relatif cukup. Menurut
Soekanto (2003) bahwa semakin tinggi
PEMBAHASAN tingkat pendidikan makin mudah
Berdasarkan hasil analisis data menerima informasi, sehingga semakin
kemudian identifikasi data responden banyak pula pengetahuannya. Sebaliknya
penelitian dilakukan pembahasan yang kurang akan menghambat
berdasarkan kajian teori. Menurut perkembangan sikap yang dimiliki.
Notoatmodjo (2007; h. 140) menyatakan Pendidikan responden yang cukup
pengetahuan atau kognitif merupakan mengakibatkan responden mudah
domain yang sangat penting dalam menerima informasi tentang KB suntik
membentuk tindakan seseorang (overt sehingga meningkatkan pengetahuannya
behavior). Dalam menentukan sikap, tentang KB suntik.
pengetahuan, pikiran, dan keyakinan Namun sebagian responden
memegang peranan penting. Lebih lanjut memiliki pengetahuan tentang KB suntik
Notoatmodjo (2007; h. 143) termasuk kurang, karena sebagian
menjelaskan bahwa sikap mempunyai responden pada penelitian memiliki
beberapa komponen yaitu, kepercayaan pendidikan relatif rendah yaitu hanya
(keyakinan), ide, dan konsep terhadap memiliki latar belakang pendidikan SMP
suatu objek, kehidupan emosional, atau dan umur sebagian responden masih relatif
evaluasi terhadap suatu objek dan yang yaitu dibawah 20 tahun. Pendidikan yang
terakhir kecenderungan untuk bertindak relatif rendah mengakibatkan responden
(trend to behave). Beberapa komponen lebih sulit menerima informasi
diatas secara bersama-sama membentuk dibandingkan yang berpendidikan lebih
sikap yang utuh (total attitude). tinggi, dan umur yang muda berkaitan
dengan pengalaman, yang merupakan
13
salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan tentang KB suntik cukup
pengetahuan seseorang. sebanyak 52,6% cukup mendukung dalam
Hasil penelitian diperoleh sikap memilih KB suntik 3 bulanan. Responden
sebagian besar responden cukup yang memiliki pengetahuan tentang KB
mendukung dalam memilih KB suntik 3 suntik kurang sebanyak 57,1% memiliki
bulanan yaitu 46,7%. Selebihnya 33,3% sikap kurang mendukung dalam memilih
mendukung dan 20,0% kurang KB suntik 3 bulanan. Berarti semakin
mendukung. Menurut Notoatmodjo (2010; tinggi tingkat pengetahuan tentang KB
h. 142) sikap merupakan reaksi atau suntik memiliki kecenderungan sikap
respon yang masih tertutup dari seseorang semakin mendukung dalam pemilihan KB
terhadap suatu stimulus atau objek. suntik 3 bulanan.
Manifestasi sikap itu tidak dapat langsung Hasil uji hipotesis diperoleh ada hubungan
dilihat,tetapi hanya dapat ditafsirkan signifikan antara Tingkat Pengetahuan Ibu
terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. tentang KB Suntik dengan Sikap dalam
Menurut Notoatmodjo (2010; h. Memilih KB suntik 3 Bulanan di Desa
142) sikap merupakan reaksi atau respon Besole, Kecamatan Bayan, Kabupaten
yang masih tertutup dari seseorang Purworejo dengan koefisien korelasi
terhadap suatu stimulus atau objek. Kendall Tau sebesar 0,536 (Approx sig
Manifestasi sikap itu tidak dapat langsung 0,000< 0,05 dan Z hitung 3,999 > Z tabel
dilihat,tetapi hanya dapat ditafsirkan 1,96). Hasil penelitian sesuai teori yang
terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. dikemukakan Notoatmodjo (2007; h. 140)
Azwar (2005; h. 5) menegaskan sikap juga menyatakan pengetahuan atau kognitif
dikatakan sebagai bentuk evaluasi atau merupakan domain yang sangat penting
reaksi perasaan mendukung atau memihak dalam membentuk tindakan seseorang
(favorable) maupun perasaan tidak (overt behavior). Dalam menentukan
mendukung atau tidak memihak sikap, pengetahuan, pikiran, dan keyakinan
(unfavorable) pada suatu objek. Dan memegang peranan penting.
merupakan kesiapan untuk bereaksi
dengan cara tertentu apabila individu KESIMPULAN
dihadapkan pada suatu stimulus yang Berdasarkan hasil penelitian dapat
menghendaki adanya respon. disimpulkan sebagai berikut :
Hal ini mendukung penelitian 1. Pengetahuan Ibu tentang KB Suntik
Kusniah (2004) dengan judul Hubungan sebagian besar yaitu (63,3%) di Desa
Tingkat Pengetahuan Dengan Besole Kecamatan Bayan Kabupaten
Keikutsertaan Suami Pada KB Metode Purworejo termasuk kategori cukup.
Vasektomi di Kelurahan Canden, Selebihnya pengetahuan tentang KB
Kecamatan Jetis, Kabupaten Bantul suntik baik 13,3% dan kurang 23,4%.
Yogyakarta yang menyatakan bahwa ada 2. Sikap dalam memilih KB suntik 3
hubungan signifikan antara tingkat bulanan sebagian besar responden
pengetahuan dengan keikutsertaan pada (46,7%) cukup mendukung.
KB metode vasektomi. Selebihnya sikap dalam memilih KB
Hubungan antara Tingkat suntik 3 bulanan 33,3% mendukung
Pengetahuan Ibu tentang KB Suntik dan 20,0% kurang mendukung.
dengan Sikap dalam Memilih KB Suntik 3 3. Ada hubungan signifikan antara
Bulanan ditunjukkan sebagian besar Tingkat Pengetahuan Ibu tentang KB
responden yang memiliki pengetahuan Suntik dengan Sikap dalam Memilih
tentang KB suntik baik sebanyak 75% KB Suntik 3 Bulanan di Desa Besole,
memiliki sikap mendukung dalam memilih Kecamatan Bayan, Kabupaten
KB suntik 3 bulanan. Responden dengan Purworejo dengan koefisien korelasi
14
Kendall Tau sebesar 0,536 (Approx dan wawancara sehingga data yang
sig 0,000< 0,05 dan Z hitung 3,999 > diperoleh lebih mendalam. Pengisian
Z tabel 1,96) dengan tingkat kekuatan kuesioner akan lebih baik jika diisi
hubungan sedang. Berarti semakin langsung dengan wawancara,
tinggi tingkat pengetahuan tentang KB sehingga hasinya lebih akurat.
suntik akan memiliki kecenderungan 2. Bagi Institusi Pendidikan
sikap yang semakin mendukung Diharapkan dapat memperbanyak
dalam pemilihan KB suntik 3 bulanan. referensi yang berkaitan dengan KB
suntik 3 bulanan, untuk memudahkan
SARAN penelitian berikutnya dan dapat
1. Bagi Peneliti digunakan sebagai bahan atau sumber
Bagi peneliti selanjutnya apabila data penelitian yang lebih lanjut.
hendak melakukan penelitian sejenis 3. Bagi Tenaga Kesehatan
tentang Hubungan antara Tingkat Diharapkan dapat memberikan
Pengetahuan Ibu tentang KB Suntik penyuluhan kesehatan kepada
dengan Sikap dalam Memilih KB masyarakat tentang pengetahuan KB
Suntik 3 Bulanan sebaiknya dengan suntik 3 bulanan secara benar dan
lokasi dan subjek penelitian yang tepat, dalam upaya meningkatkan
lebih luas sehingga diharapkan dapat pengetahuan pada akseptor KB suntik
memberikan hasil yang lebih 3 bulanan sehingga menimbulkan
bervariasi. Selain itu sikap lebih mendukung dalam
mengkombinasikan metode pemilihan KB suntik 3 bulanan.
pengumpulan data berupa kuesioner

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2003). Metode penelitian suatu pendekatan praktik. Rineka Cipta. Jakarta

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta. Jakarta.

Azwar, A. (2005). Pengantar Administrasi Kesehatan. Jakarta : Binapura Aksara

Alimul (2007). Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba
Medika.

BKKBN (2007). Unit Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: BKKBN.

Hartanto, H. (2004). KB dan Kontrasepsi. Jakarta : Sinar Harapan.

Manuaba, IBG. (1998). Ilmu Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana. Jakarta : EGC

Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Notoatmodjo, S. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan . Jakarta: Rineka Cipta

Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta

Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Nursalam. (2003). Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta: Infomedika.


15
Saifudin. (2006). Panduan Praktik Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarono Prawiro Harjo
Soekanto, Soerdjono. (2003). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Prafindo Persada.

Sugiyono, (2007). Statistika Untuk Penelitian. Bandung : CV Alfabeta Dinkes jatengprov


(2007).

Dinkes, Jateng. (2007). Profil Kesehatan Kabupaten / Kota di Jawa Tengah. http :
//www.dinkesjatengprov.go.id/dokumen/profil/profil2007/bab_4.htm diunduh pada
tanggal 26 Februari pukul 16.00 WIB.

16

Anda mungkin juga menyukai