Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmatnya
sehingga kami dapat menyelesaikan penyususunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya
yang sangat sederhana yang berjudul “ TEKNIK PEMERIKSAAN LEOPOLD PADA IBU
HAMIL”. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca dalam memperluas pengetahuan.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan bagi para
pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami
miliki sangat kurang. Oleh karena itu, kami harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 2018

Penyusun
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR ..............................................................................................................
DAFTAR ISI ............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................................
1.3 Tujuan Makalah ..........................................................................................................
1.4 Manfaat Pembuatan Makalah .....................................................................................

BAB II TINJUAN PUSTAKA ................................................................................................


2.1 Definisi Leopold ….......................................................................................................
2.2 Tujuan Leopold ............................................................................................................
2.3 Tahapan Leopold ..........................................................................................................
2.4 Prosedur pemeriksaan Leopold ....................................................................................
2.5
BAB III PENUTUP ..................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Antenatal care untuk mendeteksi
dini terjadinya resiko tinggi terhadap kehamilan dan persalinan juga dapat menurunkan
angka kematian ibu dan memantau keadaan janin. Idealnya bila tiap wanita hamil mau
memeriksakan kehamilannya, bertujuan untuk mendeteksi kelainan-kelainan yang
mungkin ada atau akan timbul pada kehamilan tersebut lekas diketahui, dan segera dapat
diatasi sebelum berpengaruh tidak baik terhadap kehamilan tersebut dengan melakukan
pemeriksaan antenatal care (Prawirodihardjo, 2010).
Pemberian asuhan yang bertanggung jawab dan berorientasi pada kebutuhan klien.
Pada saat memberikan asuhan, bidan melakukan pengkajian pada pasien yang bertujuan
untuk mengidentifikasi pasien sesuai dengan usia kehamilannya. Seluruh rangkaian tahap
asuhan dapat dipertanggung jawabkan baik kepada pihak pasien maupun kepada profesi
(ari sulistyawati.2011).
Pemeriksaan obstetric secara palpasi pada abdomen dilakukan untuk mengetahui
pertumbuhan janin dengan menilai letak dan presentasi janin dalam kandungan. Dalam
kebidanan prasat ini dikenal “Palpasi Leopold”.
Pemeriksaan palpasi leopold sulit untuk dilakukan pada ibu hamil yang gemuk
(dinding perut tebal ) dan yang mengalami polihidramnion. Pemeriksaan ini juga kadang–
kadang dapat menjadi tidak nyaman bagi ibu hamil jika tidak dipastikan dalam keadaan
santai dan diposisikan secara memadai.
Oleh sebab itu dibutuhkan keterampilan khusus dalam melakukan tindakan ini,
agar bisa memperoleh data yang efektif. Maka dari itu penulis mau membahas lebih lanjut
lagi tentang makalah ini.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah definisi dari pemeriksaan leopold ?
2. Apakah tujuan dari pemeriksaan leopold ?
3. Apa saja tahapan dari pemeriksaan leopold ?
4. Bagaimanakah prosedur pemeriksaan Leopold I – IV ?
1.3 Tujuan Makalah
1.3.1 Tujuan umum
Agar mahasiswa mampu melakukan teknik leopold dengan benar pada
pemeriksaan ANC ibu hamil
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Agar mahasiswa mengetahui definisi leopold
2. Agar mahasiswa mengetahui tujuan leopold
3. Agar mahasiswa mengetahui tahapan dari leopold
4. Agar mahasiswa mengetahui teknik/prosedur melakukan leopold
1.4 Manfaat Pembuatan Makalah
1.4.1 Bagi Penulis
Sebagai sarana belajar bagi penulis untuk mengaplikasikan teori yang
diperoleh selama perkuliahan dalam rangka menambah wawasan
1.4.2 Bagi Instansi Pendidikan
Sebagai referensi bagi mahasiswa dalam meningkatkan proses
pembelajaran dan data dasar untuk asuhan kebidanan.
BAB II
TINJUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Palpasi Leopold


Pemeriksaan palpasi Leopold adalah suatu teknik pemeriksaan pada ibu hamil
dengan cara perabaan yaitu merasakan bagian yang terdapat pada perut ibu hamil
menggunakan tangan pemeriksa dalam posisi tertentu, atau memindahkan bagian-bagian
tersebut dengan cara-cara tertentu menggunakan tingkat tekanan tertentu. Teori
ini dikembangkan oleh Christian Gerhard Leopold. Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan
setelah UK 24 minggu, ketika semua bagian janin sudah dapat diraba. Teknik
pemeriksaan ini utamanya bertujun untuk menentukan posisi dan letak janin pada uterus,
dapat juga berguna untuk memastikan usia kehamilan ibu dan memperkirakan berat janin.

2.2 Tujuan peeriksaan Leopold


1. Menentukan besarnya rahim & tuanya kehamilan
2. Menentukan letak janin dalam rahim
3. Mengetahui DJJ

2.3 Tahap pemeriksaan Leopold


Pemeriksaan palpasi leopold dibagi menjadi empat tahap. Pada pemeriksaan
Leopold I,II,III, pemeriksa menghadap ke arah muka ibu yang diperiksa dan pada
pemeriksaan Leopold IV pemeriksa menghadap ke arah kaki ibu. Tujuan dari
pemeriksaan :
1. Leopold I adalah untuk mengetahui TFU dan bagian janin yang ada difundus.
2. Leopold II adalah untuk mengetahui bagian janin yang ada di sebelah kanan atau kiri
perut ibu.
3. Leopold III adalah untuk mengetahui bagian janin yang berada di bawah uterus.
4. Leopold IV adalah untuk mengetahui bagian janin yang ada dibawah dan untuk
mengetahui apakah kepala sudah masuk panggul atau belum. (Ari Sulistyawati,
2011)
2.4 Prosedur pemeriksaan Leopold
1. Lakukan inform consent, jelaskan maksud dan tujuan serta cara pemeriksaan palpasi
yang akan saudara lakukan pada ibu.
2. Mempersiapkan alat – alat yang akan digunakan untuk melakukan pemeriksaan
3. Ibu dipersilahkan berbaring terlentang dengan sendi lutut semi fleksi untuk
mengurangi kontraksi otot dinding abdomen.
4. Mencuci Tangan 6 langkah di air mengalir kemudian keringkan dengan handuk
5. Leopold I s/d III, pemeriksa melakukan pemeriksaan dengan berdiri disamping
kanan ibu dengan menghadap kearah muka ibu ; pada pemeriksaan Leopold IV,
pemeriksa berbalik arah sehingga menghadap ke kaki ibu.

A. Leopold I :
Bertujuan untuk menentukan usia kehamilan dan juga untuk mengetahui
bagian janin apa yang terdapat di fundus uteri (bagian atas perut ibu).
Cara pemeriksaannya:
a. Letakkan sis lateral telunjuk kiri pada
puncak fundus uteri untuk menentukan
tinggi fundus. Perhatikan agar jari tersebut
tidak mendorong uterus ke bawah (jika
diperlukan, fiksasi terus bawah dengan
meletakkan ibu jari dan telunjuk tangn
kanan dibagian lateral depan kanan dan kiri
setinggi atas simfisis)
b. Angkat jari telunjuk kiri (dan jari-jari yang
memfiksasi uterus bawah) kemudian atur posisi pemeriksa sehingga
menghadap ke bagian kepala ibu.
c. Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada fundus uteri dan rasakan
bagian bayi yang ada pada bagian tersebut dengan jalan menekan secara
lembut dan menggeser telapak tangan kiri dan kanan secara bergantian.

Menentukan usia kehamilan


 Pada usia kehamilan 12 minggu, fundus dapat teraba 1-2 jari di atas
simpisis.
 Pada usia kehamilan 16 minggu, fundus dapat teraba di antara simpisis dan
pusat.
 Pada usia kehamilan 20 minggu, fundus dapat teraba 3 jari di bawah pusat.
 Pada usia kehamilan 24 minggu, fundus dapat teraba tepat di pusat.
 Pada usia kehamilan 28 minggu, fundus dapat teraba 3 jari di atas pusat.
 Pada usia kehamilan 32 minggu, fundus dapat teraba di pertengahan antara
prosesus xipoideus dan pusat.
 Pada usia kehamilan 36 minggu, fundus dapat teraba 3 jari di bawah prosesus
xipoideus.
 Pada usia kehamilan 40 minggu, fundus dapat teraba di pertengahan antara
prosesus xipoideus dan pusat. (Lakukan konfirmasi dengan wawancara
dengan pasien untuk membedakan dengan usia kehamilan 32 minggu).
Hasilnya:
Jika kepala janin yang berada di fundus, maka palpasi akan teraba bagian
bulat, keras dan dapat digerakkan (balotemen). Jika bokong yang terletak di
fundus, maka pemeriksa akan meraba suatu bentuk yang tidak spesifik,
lebih besar dan lebih lunak dari kepala, tidak dapat digerakkan, serta fundus
terasa penuh. Pada letak lintang palpasi didaerah fundus akan terasa kosong

B. Leopold II :
Bertujuan untuk menentukan di mana letak punggung
Cara pemeriksaannya:

a. Letakkan tepakan tangan kiri pada dinding


perut lateral kanan dan telapak tangan kanan
pada dinding perut lateral kiri ibu secara
sejajar dan pada ketinggian yang sama.
b. Mulai dari bagian atas tekan secra bergantian
atau bersamaan (simultan) telapak tangan
tangan kiri dan kanan kemudian geser ke arah bawah dan rasakan adanya
bagian yang rata dan memanjang (punggung) atau bagian-bagian kecil
(ekstremitas)
c. Tentukan bagian punggung janin untuk menentukan lokasi auskultasi denyut
jantung janin nantinya.
d. Tentukan bagian-bagian kecil janin

Menentukan di mana letak punggung ataupun kaki janin pada kedua sisi perut ibu
 bagian punggung akan teraba jelas, rata, cembung, kaku/tidak dapat
digerakkan.
 bagian-bagian kecil (tangan dan kaki) akan teraba kecil, bentuk/posisi tidak
jelas dan menonjol, kemungkinan teraba gerakan kaki janin secara aktif
maupun pasif.
Hasil nya:
Bagian bokong janin akan teraba sebagai suatu benda yang keras pada
beberapa bagian lunak dengan bentuk teratur,sedangkan bila teraba
adanya bagian-bagian kecil yang tidak teratur mempunyai banyak tonjolan serta
dapat bergerak dan menendang, maka bagian tersebut adalah kaki, lengan atau
lutut. Bila punggung janin tidak teraba di kedua sisi mungkin punggung janin
berada pada sisi yang sama dengan punggung ibu (posisi posterior) atau janin
dapat pula berada pada posisi dengan punggung teraba disalah satu sisi.

C. Leopold III :
Bertujuan untuk menentukan bagian janin apa (kepala atau bokong) yang
terdapat di bagian bawah perut ibu, serta apakah bagian janin tersebut sudah
menyentuh pintu atas panggul.

Cara pemeriksaannya:
a. Pemeriksaan ini dilakukan dengan hati-hati
oleh karena dapat menyebabkan perasaan tak
nyaman bagi pasien.
b. Bagian terendah janin dicekap diantara ibu
jari dan telunjuk tangan kanan.
c. Ditentukan apa yang menjadi bagian
terendah janin dan ditentukan apakah sudah
mengalami engagemen atau belum.
d. Atur posisi pemeriksa pada sis kanan dan
menghadap ike bagian kaki ibu.
e. Letakkan ujung telapak tangan kiri pada dinding lateral kiri bawah, telapak
tangn kanan bawah perut ibu.
f. Tekan secra lembut dan bersamaan/bergantian untuk mentukan bagian
terbawah bayi (bagian keras,bulat dan hampir homogen adalah kepala
sedangkan tonjolan yang lunak dan kurang simetris adalah bokong)

Hasilnya :
Bila bagian janin dapat digerakkan kearah cranial ibu, maka
bagianterbawah dari janin belum melewati pintu atas panggul. Bila kepala yang
beradadiabagian terbawah, coba untuk menggerakkan kepala. Bila kepala tidak
dapatdigerakkan lagi, maka kepala sudah “engaged” bila tidak dapat diraba
adanyakepala atau bokong, maka letak janin adalah melintang

D. Leopold IV :
Bertujuan untuk mengkonfirmasi ulang bagian janin apa yang terdapat di bagian
bawah perut ibu, serta untuk mengetahui
seberapa jauh bagian bawah janin telah
memasuki pintu atas panggul.
Cara pemeriksaannya:
a. Letakkan ujung telapak tangan kiri dan
kanan pada lateral kiri dan kanan uterus
bawah, ujung-ujung jari tangan kiri dan
kanan berada pada tepi atas simfisis
b. Temukan kedua ibu jari kiri dan kanan lemudian rapatkan semua jari-jari
tangan yang meraba dinding bawah uterus
c. Perhatikan sudt yang terbentuk oleh jari-jari konvergen atau divergen
d. Setelah itu pindahkan ibu jari dan telunjuk tangan kiri pada bagian terbawah
bayi (bila presentasi kepala upayakan memegang bagian kepala di dekat leher
dan bila presentasi bokong upayakan untuk memegang pinggang bayi).
e. Fiksasikan bagian tersebut ke arah pintu atas panggul kemudian letakkan jari-
jari tangan kanan diantara tangan kiri dan simfisis untuk menilai seberapa jauh
bagian terbawah telah memasuki pintu atas panggul.
Mengetahui seberapa jauh bagian bawah janin telah memasuki pintu atas
panggul. Apabila konvergen (jari-jari kedua tangan bertemu), berarti baru sedikit
janin memasuki pintu atas panggul. Apabila divergen (jarak antara kedua jari
pemeriksa jauh), janin (kepala janin) telah banyak memasuki pintu atas panggul).
Hasilnya:
Pada dasarnya sama dengan pemeriksaan Leopold III menilai bagian janin
terbawah yang berada didalam panggul dan menilai seberapa jauh bagian tersebut
masuk melalui pintu atas panggul. Ada 3 keadaan: konvergen yaitu jika bagian
yang masuk baru sebagian kecil. Sejajar jika bagian yang masuk barusebagian.
Divergen yaitu jika hampir sebagian besar dari tubuh janin masuk kedaerah pelvic

6. Mencuci tangan kembali setelah melakukan pemeriksaan


7. Beritahu ibu bahwa pemeriksaan sudah selesai dilakukan
8. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan, beritahu ibu hasil pemeriksaan dan tanggal
untuk melakukan kunjungan ulang.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pemeriksaan palpasi Leopold adalah suatu teknik pemeriksaan pada ibu hamil
dengan cara perabaan yaitu merasakan bagian yang terdapat pada perut ibu hamil
menggunakan tangan pemeriksa dalam posisi tertentu, atau memindahkan bagian-bagian
tersebut dengan cara-cara tertentu menggunakan tingkat tekanan tertentu.
Tujuan peeriksaan Leopold
1. Menentukan besarnya rahim & tuanya kehamilan
2. Menentukan letak janin dalam rahim
3. Mengetahui DJJ
4. Tahapan Leopold :
a. Leopold I adalah untuk mengetahui TFU dan bagian janin yang ada difundus.
b. Leopold II adalah untuk mengetahui bagian janin yang ada di sebelah kanan
atau kiri perut ibu.
c. Leopold III adalah untuk mengetahui bagian janin yang berada di bawah uterus.
d. Leopold IV adalah untuk mengetahui bagian janin yang ada dibawah dan untuk
mengetahui apakah kepala sudah masuk panggul atau belum.
3.2 Saran
Kepada mahasiswa kebidanan agar dapat lebih bisa memahami pemeriksaan
terutama pemeriksaan leopold dan mengetahui tujuan dari pemeriksaan leopold tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Sulistyawati, Ari. 2011. Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan. Jakarta : Salemba Medika
Sumber : Penuntun CSL Sistem Reproduksi Fakultas Kedokteran UNHAS 2009
Departemen Kesehatan RI : “Pedoman Pelayanan Kebidanan Dasar Berbasis Hak Asasi
Manusia dan Keadilan Gender” Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat. Direktorat
Bina Kesehatan Keluarga 2004.

Anda mungkin juga menyukai