Anda di halaman 1dari 10

Apa yang kita bacakan tadi dikenal dengan khutbah Hajah dimana

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam senantiasa membacanya


setiap akan khuthbah, ceramah, baik pada pernikahan, muhadharah
(ceramah) ataupun pertemuan lainnya yang penting, dan sunnah ini
pun di lanjutkan oleh sahabat-sahabat lainnya yang mengingatkan 3
ayat penting, agar semua orang2 yg beriman tunduk dan patuh
hanya kepada Allah SWT, halal yang dihalalkan oleh Sang Pencipta
Allah, haram yang diharamkan oleh Sang Pencipta Allah sehingga
ditinggalkan. Dan juga agar mereka beribadah dan menjadikan
Alquran dan hadits sebagai rujukan utama dalam kehidupan sehari-
hari mereka dan menjadikannya sebagai pedoman hidup dunia ini
dan akhirnya di akhirat nanti akan dimasukkan surga yang kekal di
dalamnya.
Kaum Muslimin Sidang Jamaah Jumat Rahimakumullah
Alhamdulillah kita bersyukur kepada Allah SWT, yang senantiasa
memberikan banyak kenikmatannya yang Tidak terhitung nilai dan
jumlahnya. Nikmat tersebut dicurahkan siang dan malam kepada
kita. Semooga Allah menjadikan kita termasuk hamba-hamba yang
bersyukur kepadaNya. Yaitu meningkatkan Taqwa dan Taqarrub
kepadaNya.
Kaum Muslimin Sidang Jamaah Jumat Rahimakumullah
Alhamdulillah Tidak terasa pada hari ini kita berada di penghujung
Bulan Sya’ban. Hari ini tanggal 29 Sya’ban yang dimana kita akan
menentukan awal masuknya bulan Ramadhan. Penentuan awal
masuknya bulan Ramadhan ditentukan dengan cara melihat hilal.
Apabila tidak terlihat hilal atau cuaca mendung sehingga tidak
terlihat hilal maka kita menggenapkan bulan Sya’ban menjadi 30
hari. Sebagaimana Dari Abdullah bin Umar, Rasullah SAW bersabada
:
Apabila bulan telah masuk ke-29 dari bulan Sya’ban kata
Rasulullah, maka janganlah kalian berpuasa hingga melihat hilal.
Apabila mendung, sempurnakanlah Bulan Sya’ban menjadi 30 hari.
Kaum Muslimin Sidang Jamaah Jumat Rahimakumullah

Pada kesempatan ini, kami ingin mengingatkan diri kami sendiri, dan
juga kepada kaum muslimin, bahwa pada bulan yang penuh barakah
ini mengandung tiga jenis ibadah yang agung, yaitu zakat, puasa dan
tarawih.

Tentang zakat, alhamdulillah banyak kaum Muslimin yang


melaksanakannya pada bulan ini. Syari’at zakat merupakan bagian
dari ibadah. Juga merupakan salah satu kewajiban dalam Islam.
Dengan menunaikan zakat, berarti kita telah bertaqarrub,
mendekatkan diri kepada Allah, dan telah melaksanakan salah satu
rukun Islam. Zakat yang dikeluarkan itu, bukanlah beban yang akan
menyebabkan kita miskin, sebagaimana kekhawatiran yang
dibisikkan setan kepada orang yang lemah imannya. Tetapi, justru
membayar zakat akan menambah harta seseorang. Allah Subhanahu
wa Ta’ala berfirman :

}268{ ‫علِي ُم‬ ْ َ‫طانُ َي ِعدُ ُك ُم ْالفَ ْق َر َو َيأ ْ ُم ُر ُكم ِب ْالفَحْ شَآءِ َوهللاُ َي ِعدُ ُكم َّم ْغف َِرة ً ِم ْنهُ َوف‬
َ ‫ضالً َوهللاُ َواسِع‬ َ ‫ش ْي‬
َّ ‫ال‬

Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan


menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah
menjanjikan untukmu ampunan daripadaNya dan karunia. Dan Allah
Maha Luas (karuniaNya) lagi Maha Mengetahui. (QS al Baqarah/2 :
268).

ُ‫سنبُلَ ٍة ِماْئَةُ َحبَّ ٍة َوهللا‬


ُ ‫سنَابِ َل فِي كُ ِل‬ َ ْ‫سبِي ِل هللاِ َك َمث َ ِل َحبَّ ٍة أَنبَت َت‬
َ ‫س ْب َع‬ َ ‫َّمث َ ُل الَّذِينَ يُن ِفقُونَ أ َ ْم َوالَ ُه ْم فِي‬
}261{ ‫علِيم‬ َ ‫ِف ِل َمن يَشَآ ُء َوهللاُ َواسِع‬ ُ ‫ضاع‬ َ ُ‫ي‬

Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang


menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir
benih yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada tiap-tiap tangkai
seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia
kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karuniaNya) lagi Maha
Mengetahui. (QS. Al-Baqarah/2 : 261).

َ َ ‫ت هللاِ َوت َثْ ِبيتًا ِم ْن أَنفُ ِس ِه ْم َك َمث َ ِل َجنَّ ٍة ِب َر ْب َو ٍة أ‬


ُُُ‫صا َب َها َوا ِبل‬ َ ‫َو َمث َ ُل ا َّلذِينَ يُن ِفقُونَ أ َ ْم َوالَ ُه ُم ا ْب ِتغَآ َء َم ْر‬
ِ ‫ضا‬
}265{ ‫صير‬ ُ َ
ِ َ‫ُص ْب َها َوابِلُُُ فَطلُُُّ َوهللاُ بِ َما ت َ ْع َملونَ ب‬ ِ ‫ض ْعفَي ِْن فَإِن لَّ ْم ي‬ ِ ‫فَئ َات َتْ أ ُ ُكلَ َها‬

Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya


karena mencari keridhaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka,
seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi yang disiram
oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali
lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka hujan gerimis (pun
memadai). Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu perbuat. (QS al-
Baqarah/2 : 265).

Jama’ah shalat Jum’at rahimakumullah.


Dalam membayarkan zakat, hendaklah kita tunaikan dengan penuh
amanah. Kita keluarkan zakat dari benda-benda yang wajib dizakati,
sedikit atau banyak. Kita hitung dengan teliti. Sehingga barang yang
sudah wajib dizakati, sedikitpun tidak terabaikan. Karena tujuan
menunaikan zakat adalah untuk membebaskan diri dari tanggungan
kewajiban, dan menyelamatkan diri dari ancaman yang amat
dahsyat. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

‫ط َّوقُونَ َمابَخِ لُوا‬ َ ‫ض ِل ِه ه َُو َخي ًْرا لَّ ُه ْم بَ ْل ه َُو ش َُّرُُ لَّ ُه ْم‬
َ ُ‫سي‬ ْ َ‫سبَ َّن ا َّلذِينَ يَ ْب َخلُونَ بِ َمآ َءات َا ُه ُم هللاُ مِ ن ف‬َ ْ‫َوالَيَح‬
}180{ ُُ‫ير‬ ُ ‫ض َوهللاُ ِب َما ت َ ْع َملُونَ َخ ِب‬ َ ‫ر‬ْ َ ‫أل‬ْ ‫ا‬‫و‬َ ‫ت‬
ِ ‫ا‬‫او‬
َ َ‫م‬ ‫س‬
َّ ‫ال‬ ُ
‫اث‬ ‫ير‬
َ ِ‫م‬ ِ ‫هلل‬‫و‬ ْ
َ َ َ ‫ِب ِه َي ْو َم‬
‫ة‬
ِ ‫م‬ ‫ا‬‫ي‬ ‫ق‬
ِ ‫ال‬

Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang


Allah berikan kepada mereka dari karuniaNya menyangka, bahwa
kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah
buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan
dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-
lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah
mengetahui apa yang kemu kerjakan. (QS. Ali Imran/3 : 180).
Ayat yang telah disebutkan tadi, Rasulullah menjelaskan dalam
sabdanya:

‫َان ثُم َيأ ْ ُخذُ ِب ِل ْه ِز َمت َ ْي ِه‬ َ ‫َم ْن آت َاهُ هللا َماالً فَلَ ْم ي َُود زَ كَاتَهُ ُمثِل لَه ُ َمالُهُ َي ْو َم ْال ِق َيا َم ِة شُ َجاعًا أ َ ْق َر‬
ِ ‫ع لَهُ زَ ِب ْي َبت‬
َ‫يَ ْعنِي بِ ِش ْدقَ ْي ِه ثُم يَقُ ْو ُل أَنَا َمالُكَ أَنَا َك ْن ُزك‬

Orang yang dianugerahi harta oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala,


kemudian dia tidak menunaikan zakatnya kata Rasulullah, maka
pada hari Kiamat harta itu dijelmakan ke wujud seekor ular yang
sangat berbisa, memiliki dua taring lalu dia menerkam dengan dua
rahangnya seraya berkata : “Aku adalah hartamu, aku adalah
simpananmu”.

‫} يَ ْو َم يُحْ َمى‬34{ ‫ب أَل ٍِيم‬ ٍ ‫سبِي ِل هللاِ فَبَش ِْرهُم بِعَذَا‬َ ‫ضةَ َوالَيُن ِفقُونَ َها فِي‬ َّ ‫َب َو ْال ِف‬َ ‫َوالَّذِينَ يَ ْكن ُِزونَ الذَّه‬
ُ‫ور ُه ْم َهذَا َما َكن َْزت ُ ْم ألَنفُ ِس ُك ْم فَذُوقُوا َما ُكنت ْم‬ ُ ْ ِ ‫علَ ْي َها فِي ن‬
ُ ‫َار َج َهنَّ َم فَتُك َوى بِ َها ِجبَا ُه ُه ْم َو ُجنُوبُ ُه ْم َوظ ُه‬ َ
}35{ َ‫ت َ ْكن ُِزون‬

Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak


menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukan kepada
mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih, pada hari
dipanaskan emas perak itu di dalam neraka Jahannam, lalu
dibakarnya dari mereka, lambung dan punggung mereka (lalu
dikatakan) kepada mereka: “Inilah harta bendamu yang kamu
simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat
dari) apa yang kamu simpan”. (QS. At Taubah/9 : 34-35).

Ayat ini telah dijelaskan oleh Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam


dalam sabdanya:

‫صفَائِ ُح مِ ْن‬َ ُ‫ص ِف َحتْ لَه‬ ُ ‫ض ٍة الَ ي َُؤدِي مِ ْن َها َح َّق َها إِ َّال إِذَا َكانَ يَ ْو ُم ْال ِقيَا َم ِة‬
َّ ِ‫ب َوالَ ف‬ٍ ‫ب ذَ َه‬ ِ ِ‫صاح‬ َ ‫َما مِ ْن‬
ُ
َ‫ظ ْه ُرهُ ُكلَّ َما بَ َردَتْ أعِيدَتْ لَهُ فِي يَ ْو ٍم َكان‬ َ ‫َار َج َهنَّ َم فَيُ ْك َوى ِب َها َج ْنبُهُ َو َج ِبينُهُ َو‬ َ ُ ٍ ‫ن‬
ِ ‫ن‬ ‫ِي‬ ‫ف‬ ‫ا‬ ‫ه‬َ ‫ي‬
ْ ‫ل‬‫ع‬َ َ ِ‫َار فَأحْ م‬
‫ي‬
ِ َّ‫س ِبيلَهُ ِإ َّما ِإلَى ْال َجنَّ ِة َو ِإ َّما ِإلَى الن‬
‫ار‬ َ ‫ضى َبيْنَ ْال ِع َبا ِد فَ َي َرى‬ َ ‫سنَ ٍة َحتَّى يُ ْق‬
َ ‫ف‬ َ ‫ارهُ َخ ْمسِينَ أ َ ْل‬ ُ َ‫مِ ْقد‬
Tidak ada seorangpun pemilik emas dan perak yang tidak
menunaikan zakatnya, kecuali nanti pada hari Kiamat dia akan
dibuatkan lempengan-lempengan dari api, kemudian dipanaskan di
atas api. Lempengan itu digunakan untuk menyetrika bagian
samping tubuh, kening dan punggungnya. Tatkala lempengan itu
mulai mendingin, akan dikembalikan (untuk dipanaskan lagi).
(Kejadian ini) berlangsung selama lima puluh ribu tahun, sampai
semua hamba selesai diadili. Lalu dia akan melihat jalan, mungkin ke
surga atau mungkin ke neraka.

Kaum muslimin rahimakumullah


Setelah menyimak ayat-ayat yang kami bacakan, semestinya kita
takut dengan ancaman-ancaman tersebut. Tunaikanlah zakat dengan
penuh amanah, dan berikanlah kepada yang berhak menerimanya,
tidak asal mengerjakan. Harta zakat jangan digunakan untuk
kepentingan yang lain. Kita berharap, semoga zakat yang kita
bayarkan diterima Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Kaum muslimin, jama’ah shalat jum’at rahimakumullah,


Adapun jenis ibadah kedua yang ada pada bulan ramadhan, yaitu
Puasa Ramadhan. Ibadah ini, juga merupakan salah satu rukun
Islam. Manfaat puasa telah dijelaskan oleh Allah Subhanahu wa
Ta’ala dalam al Qur’an surat al Baqarah/2 ayat 183, Ya
ayyuhalladzina amanu kutiba alaikumus syiam,kama kutiba
alalladzina mingkoblikum laallakum tattaqun ayat ini kalau
mentadabburiya ini mengandung arti bahwa barangsiapa hamba
yang mengaku beriman maka perhatikanlah. Allah memberikan
program yang wajib dikerjakan yaitu puasa, sebagaimana Allah
memberikan program sebelum kalian, agar kita menjadi orang yang
bertakwa.

Itulah hakikat tujuan puasa, yaitu agar kita menjadi orang yang
bertaqwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Yakni dengan
menjalankan perintah-perintahNya dan menjauhi laranganNya.
Maka seorang muslim semestinya melaksanakan yang telah menjadi
kewajibannya. Dalam menjalankan puasa, seorang muslim juga
dituntut untuk menjauhi hal-hal yang diharamkan, seperti berkata
dusta, ghibah (menggunjing) dan lainnya. Rasulullah shollallahu
‘alaihi wa sallam bersabda yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim :

ُ‫ط َعا َمهُ َوش ََرا َبه‬ َ ‫ور َو ْال َع َم َل ِب ِه فَلَي‬


َ َ‫ْس ِ َّّلِلِ َحا َجة فِي أ َ ْن َيد‬
َ ‫ع‬ ِ ‫الز‬ ْ َ‫َم ْن لَ ْم َيد‬
ُّ ‫ع قَ ْو َل‬

Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dan perbuatan


dusta kata Rasulullah, maka Allah tidak butuh pada puasanya. (HR
Bukhari-Muslim).

Hadits ini menunjukkan, orang yang berpuasa, sangat ditekankan


untuk meninggalkan perbuatan-perbuatan yang diharamkan ini.
Mengapa? Karena sangat berpengaruh terhadap puasa yang sedang
dijalankan.

Namun amat disesalkan, banyak kaum Muslimin, ketika menjalankan


ibadah puasa pada bulan ini, keadaannya tidak berbeda antara saat
berpuasa dan tidak puasa. Ada di antaranya yang tetap saja
menganggap remeh kewajiban-kewajiban, atau tetap saja melakukan
perbuatan-perbuatan diharamkan. Sungguh sangat disesalkan.
Seorang mu’min yang berakal, ia tidak akan menjadikan hari-hari
puasanya sama dengan hari-hari yang lain. Pada saat berpuasa,
hendaknya kita akan lebih bertaqwa kepada Allah, dan lebih
bersemangat menjalankan perintah.

Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan kita termasuk orang-


orang menjalankan ibadah puasa dengan benar, dan semoga puasa
yang kita lakukan diterima Allah Subhanahu wa Ta’ala.

BarakaLlahu li wa lakum fil qur’anil karim wa nafa-‘ani wa


iyyakum bimaa fihi minal aayati wa dzikril hakim.
Aquulu qowli haadzaa wastaghfirullaha liwalakum walisaa iril
muslimina min kulli dzambi
Fastaghfiruhu innahu huwal ghofururrohim.
‫ َم ْن‬،‫ت أ َ ْع َما ِلنَا‬ِ ‫س ِيئ َا‬ ُ ‫ِإ َّن ْال َح ْمدَ ِ َّّلِلِ نَحْ َمدُهُ َونَ ْست َ ِع ْينُهُ َونَ ْست َ ْغف ُِر ْه َونَعُوذُ ِباهللِ مِ ْن‬
َ ‫ش ُر ْو ِر أ َ ْنفُ ِسنَا َومِ ْن‬
‫ أ َ ْش َهدُ أ َ ْن الَ ِإلَهَ إِالَّ هللاُ َوحْ دَهُ الَ ش َِريْكَ لَهُ َوأ َ ْش َهدُ أ َ َّن‬.ُ‫ِي لَه‬
َ ‫ضل ِْل فَالَ هَاد‬ ْ ُ‫ض َّل لَهُ َو َم ْن ي‬ ِ ‫َي ْه ِد ِه هللاُ فَالَ ُم‬
.‫سلَّ َم ت َ ْس ِل ْي ًما َك ِثي ًْرا‬ ‫و‬ ‫ه‬ ‫ب‬‫ا‬‫ح‬ ‫ص‬ َ ‫أ‬‫و‬ ‫ه‬ ‫ل‬‫آ‬ ‫ى‬ َ
َ َ ِ ِ َ ْ َ ِ ِ َ َ َّ َ ُ ِ ِ‫ل‬‫ع‬‫و‬ ‫د‬ٍ ‫م‬‫ح‬ ‫م‬ ‫َا‬ ‫ن‬‫ي‬ ‫ب‬‫ن‬
َ ‫ى‬ َ ‫ل‬‫ع‬َ ُ ‫هللا‬ ‫ى‬ َّ ‫ل‬‫ص‬َ ُ ‫ه‬ُ ‫ل‬‫و‬ْ ُ َ ‫ع ْبدُهُ َو‬
‫س‬ ‫ر‬ َ ‫ُم َح َّمدًا‬

Jama’ah shalat Jum’at rahimani wa rahimakumullah


Jenis ibadah yang ketiga dalam bulan Ramadhan, yaitu ibadah shalat
tarawih. Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam sangat
menganjurkan ibadah ini. Sebagaimana Rasulullah shollallahu 'alaihi
wa sallam menyampaikan dalam sabdanya :

‫غ ِف َر لَهُ َما تَقَد ََّم‬


ُ ‫سابًا‬ ْ ‫ضانَ ِإي َمانًا َو‬
َ ‫اح ِت‬ َ َ‫َم ْن ق‬
َ ‫ام َر َم‬
‫ِم ْن ذَ ْنبِ ِه‬
Orang yang melaksanakan qiyam ramadhan (tarawih) karena iman
dan ingin mendapatkan balasan kata Rasulullah, maka dia akan
diampuni dari dosanya. (HR. Bukhari-Muslim)

Qiyam Ramadhan ini juga mencakup shalat-shalat sunat pada


malam-malam Ramadhan dan shalat tarawih. Oleh karena itu,
seharusnya kita memperhatikan dan senantiasa menjaganya. Kita
laksanakan dengan penuh antusias bersama imam, dan tidak
meninggalkan imam. Demikian ini karena Rasulullah shollallahu
‘alaihi wa sallam telah bersabda :

‫ِب لَهُ قِيَا ُم لَ ْي َل ٍة‬


َ ‫ف ُكت‬ ِ ْ ‫ام َم َع‬
َ ‫اْل َم ِام َحتَّى يَ ْن‬
َ ‫ص ِر‬ َ َ‫َم ْن ق‬

Barangsiapa shalat bersama imam sampai imam itu selesai kata


Rasulullah, maka dituliskan baginya shalat satu malam.
Adapun kepada para imam yang menjadi imam dalam shalat
tarawih, hendaknya kita bertaqwa kepada Allah Subhanahu wa
Ta’ala dalam menjalankannya. Seorang imam hendaklah tetap
menjaga thuma’ninah dan dengan tenang, sehingga para ma’mum
memiliki kesempatan untuk menjalankan hal-hal yang diwajibkan
atau disunnahkan, sesuai dengan kemampuannya.

Jama’ah shalat jum’at rahimani wa rahimakumullah,


Sungguh, pada masa sekarang ini, kita melihat fenomena yang amat
menyedihkan. Ada di antara kaum muslimin yang melaksanakan
shalat tarawih secara cepat, bahkan di media televisi memberitakan
ada salah satu wilayah yang melaksanakan sholat tarwih terexpress
(tercepat) di dunia. 23 rakaat hanya dalam 7 menit. Yang secara
langsung mereka meninggalkan thuma’ninah. Padahal, thuma’ninah
merupakan salah satu rukun shalat. Pelaksanaan ibadah shalat yang
tidak memperhatikan thuma’ninah adalah pelaksanaan yang tidak
dicontohi oleh Rasulullah SAW. Para ulama menyebutkan, seorang
imam dimakruhkan untuk mempercepat shalat, sehingga
menyebabkan ma’mum tidak bisa melaksanakan hal-hal yang
disunnahkan. Lalu bagaimana kalau sang imam mempercepat
shalatnya, sehingga para ma’mum tidak bisa melaksanakan hal-hal
yang diwajibkan?

Terakhir, kami nasihatkan kepada diri kami sendiri, juga kepada


kaum Muslimin, hendaklah kita bertaubat dan kembali ke jalan Allah
Subhanahu wa Ta’ala, melaksanakan ketaatan-ketaatan kepada Allah
Subhanahu wa Ta’ala sesuai dengan kemampuan, baik pada bulan
Ramadhan maupun di luar Ramadhan.

Semoga apa yang kami sampaikan pada khutbah yang singkat ini
dapat bermanfaat bagi jamaah sekalian dan terutama bagi diri
pribadi sendiri, jika ada yang kurang mohon dimaafkan semoga Allah
memberikan taufik-Nya kepada kita semua
Allahumma Shalli Ala Muhammad. Wa Ala ali Muhammad. Kama
Sholayta Ala Ibrahim Wa Ala Ali Ibrahim innaka hamidun majid.
Wabarik Ala Muhammad Wa Ala ali Muhammad. Kama Barokta Ala
Ibrahim Wa Ala Ali Ibrahim innaka hamidun majid.

Anda mungkin juga menyukai