Anda di halaman 1dari 3

KONSEP BERMAIN

Sep 26
I. DEFINISI
a. Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh kesenangan/kepuasan.

b. Bermain merupakan cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional dan sosial, dan bermain juga
merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan bermain, anak-anak dapat berkomunikasi, belajar
menyesuaikan diri dgn lingkungan, melakukan apa yang dapat dilakukannya dan mengenal waktu, jarak serta
suara (Wong, 2000)
c. Bermain adalah bekerja pada orang dewasa, merupakan aspek penting dalam kehidupan anak dan cara yang
efektif untuk menghilangkan stres anak, serta penting untuk kesejahteraan mental dan emosional anak

II. FUNGSI BERMAIN


a. Merangsang perkembangan sensoris-motorik, perkembangan intelektual, sosial, perkembangan kreatifitas,
kesadaran diri, moral dan bermain sebagai terapi
1. Perkembangan sensoris-motorik
Sensoris-motorik merupakan komponen terbesar yang digunakan anak dan bermain aktif sangat penting untuk
perkembangan fungsi otot
Misal : untuk bayi yang mengembangkan kemampuan sensoris-motoris dan alat permainan untuk usia todler dan
prasekolah yang banyak membantu perkembangan aktivias motorik kasar dan halus.
2. Perkembangan intelektual
Anak akan melakukan eksplorasi dan manipulasi terhadap segala sesuatu yang ada di lingkungan sekitarnya,
Terutama mengenal warna, bentuk, ukuran, tekstur dan membedakan objek.
Pada saat bemain pula anak akan melatih diri untuk memecahkan masalah
3. Perkembangan social
Ditandai dengan kemampuan berinteraksi dgn lingkungannya dan anak akan belajar memberi dan menerima
Saat aktivitas bermain, anak belajar berinteraksi dgn teman, memahami bahasa lawan bicara, dan belajar ttg nilai
sosial yang ada pada kelompoknya.
4. Perkembangan kreativitas
Berkreasi : kemampuan untuk menciptakan sesuatu dan mewujudkannya kedalam bentuk objek dan atau kegiatan
yang dilakukannya.
Anak akan belajar dan mencoba u/ merealisasikan ide-idenya.
Misalnya : dengan membongkar dan memasang satu alat permainan akan merangsang kreativitasnya untuk
semakin berkembang
5. Perkembangan kesadaran diri
Anak akan mengembangkan kemampuannya dlm mengatur tingkah laku.
Belajar mengenal kemampuanya dan m’bendingkan dgn oranglain dan menguji kemampuannya dgn mencoba
peran baru dan mengetahui dampak tingkah lakunya terhadap orang lain
6. Perkembangan moral
· Anak mempelajari nilai benar dan salah dari lingkungannya terutama dari orangtua dan guru
· Dengan bermain, kesempatan menerapkan nilai-nilai tersebut dan menyesuaikan diri dengan aturan-aturan
kelompok yang ada di lingkungannya
· Serta dapat membedakan mana tentang benar dan yang salah
· Misal: merebut mainan temannya
7. Bermain sebagai terapi
· Saat dirawat di RS akan ada perasaan yang tidak menyenangkan seperti marah, takut, cemas, sedih dan nyeri.
· Dampak dari hospitalisasi karena menghadapi stresor yang ada di lingkungan RS
· Permainan akan mengalihkan rasa sakitnya (distraksi) dan relaksasi melalui kesenangannya melakukan
permainan.
· Bagi yang belum dapat mengekspresikan secara verbal merupakan media komunikasi dengan orang lain dan
petugas kesehatan.

III. TUJUAN BERMAIN


a. Untuk melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal pada saat sakit anak mengalami gangguan
dalam pertumbuhan dan perkembangan
b. Mengekspresika perasaan, keinginan, dan fantasi serta ide-idenya
c. Mengembangkan kreatifitas dan kemampuan memecahkan masalah
d. Dapat beradaptasi secara efektif terhadap stres karena sakit dan dirawat dirumah sakit

IV. FAKTOR YG MEMPENGARUHI AKTIFITAS BERMAIN


Tahap perkembangan anak
Status kesehatan anak
Jenis kelamin anak
Lingkungan yang mendukung. Hal ini akan dipengaruhi oleh nilai moral, budaya dan lingkungan rumah
Alat dan jenis permainan yang cocok

V. KLASIFIKASI BERMAIN
Beberapa jenis permaian, ditinjau dari isi permainan dan karaktek sosialnya
Isi permaianan :
1. Social affective play
adalah hubungan interpersonal yang menyenangkan antara anak dan oranglain, contoh : ciluk-ba, berbicara sambil
tersenyum/tertawa, dll. Bayi akan merespon misalnya dengan tersenyum, tertawa atau mengoceh
2. Sense of pleasure play
· Permainan ini menggunakan alat yang dapat menimbulkan rasa senang pada anak dan biasanya mengasikkan.
· Misal : menggunakan pasir untuk dibuat gunug-gunungan atau benda apa saja yang dapat dibuat dari pasir
· Misal : memindahkan air kedalm botol
· Ciri khas permainan ini adalah anak akan semakin lama asik bersentuhan dengan alat permainan ini dan sulit
untuk dihentikan
3. Skill play
Permainan ini akan meningkatkan ketrampilan anak terutama motorik kasar dan halus
Misal : bayi terampil memegangi benda, memindahkan benda dari satu tempat ke tempat lain, dan terampil main
sepeda
Ketrampilan tersebut diperoleh melalui pengulangan
4. Games atau permainan
Jenis permainan yang menggunakan alat tertentu yang menggunakan perhitungan dan atau skor
Dapat dilakukan sendiri atau bersama teman
Misal : ular tangga, puzzle,congklak, dll

5. Unoccupied behaviour
Pada saat tertentu, anak sering terlihat mondar-mandir, tersenyum, tertawa, jinjit-jinjit, memainkan kursi atau
meja atau apa saja yang disekelilingnya.
Sebenarnya anak tidak memainkan alat tertentu dan situasi atau objek yang ada disekelilingnya yang digunakan
sebagai alat permaianan
6. Dramatic Play
Anak bermain peran sebagai orang lain melalui permainannya.
Anak berceloteh dengan memakai baju orang dewasa seperti orangtua, guru dll
Apabila bermain dengan temannya akan terjadi percakapan tentang peran orang yang mereka tiru
Permaian ini penting untuk proses identifikasi anak terhadap peran tertentu
b. Karakter social
Onlooker play
Anak hanya mengamati temannya yang sedang bermain, tanpa ada inisiatif untuk ikut dalam permainan
Bersifat pasif tapi ada proses pengamatan terhadap permainan yang dilakukan temannya.
Solitary play
Anak berada dalam satu kelompok permainan tetapi anak bermain dengan alat permainannya sendiri, dan alat
tersebut berbeda dengan temannya
Tidak ada kerjasama ataupun komunikasi dengan teman sepermainannya
Parallel play
Anak dapat menggunakan alat yang sama tetapi tidak terjadi kontak satu sama lainnya sehingga tidak ada
sosialisasi satu sama lain
Associative paly
Terjadi komunikasi tetapi tidak terorganisasi, tidak ada pemimpin atau yang memimpin permainan dan tujuan
tidak jelas
Misal : main boneka, hujan-hujanan, masak-masakan
Cooperative play
Aturan permainan dalam kelompok tampak lebih jelas, juga tujuan permainan
Anak yang memimpin permainan mengatur dan mengarahkan anggotanya untuk bertindak dalam permainan
sesuai dengan tujuan permainan
Misal : bermain bola

IV. BERDASARKAN KLMPK USIA ANAK


Anak usia bayi
Permainan ini dibagi menjadi usia 0-3 bln, 4-6 bln, 7-9 bln
Karakteristik permainan sense of plessure play
0-3 bln : mainan gantung warna terang n musik yg menarik
4-6 bln : mainan yg mudah dipegang dan terang, memnggil namanya
7-9 bln : mencoret kertas, boneka dll
Anak usia todler (> 1 thn-3 thn)
Jenis permainan: solitary play dan parallel play
Anak usia 1-2 thn sering melakukan permainan sendiri
Anak usia 2-3 thn akan secara paralel dapat berkomunikasi walau belum begitu jelas dan lancar
Jenis : boneka, kerta api, alat memasak, pasir, lilin warna-warni
Anak usia prasekolah (>3-6 thn)
Kemampuan motorik kasar dan halus lbh matang daripada usia todler
Jenis permainan yang sesuai adalah associative play, dramatic play dan skill play
Anak akan melakukan permainan bersama temannya dengan komunikasi yang sesuai dengan kemampuan
temannya
Anak usia sekolah (6-12 thn)
Kemampuan sosial semakin meningkat
Mereka lebih mampu bekerjasama dengan teman sepermainannya
Pergaulan dengan teman menjadi tempat belajar mengenal norma baik atau buruk
Sehingga permainan usia ini, untuk meningkatkan ketrampilan fisik dan intelektualnya tetapi juga megembangkan
sensitivitasnya untuk terlibat dalam kelompok dan bekerjasama
Anak usia remaja (13-18 thn)
Anak remaja merupakan fase peralihan yaitu di satu sisi meninggalkan masa kanak-kanak dan sisi lain memasuki
usia dewasa dan bertindak sebagai individu
Permainan konstruktif : olahraga basket, karangtaruna, remaja masjid dll

V. BERMAIN DI RAWAT RS
Keuntungan :
Meningkatkan hubungan antara klien petugas kesehatan
Perawatan di RS akan membatasi kemampuan anak untuk mandiri. Aktifitas bermain yang terprogram akan
memulihkan perasaan mandiri
Membantu anak mengekspresikan perasaan
Dapat meningkatkan kemampuan anak untuk mempunyai tingkah laku positif
Memberikan kesempatan berkompetisi secara sehat dan menghilangkan ketegangan

VI. PRINSIP PERMAIANAN DI RS


Permainan tidak boleh bertentangan dengan pengobatan yang dijalani
Permainan yang tidak membutuhkan banyak energi, singkat dan sederhana
Permainan yang harus mempertimbangkan keamanan anak
Permainan harus melibatkan kelompok umur yang sama
Melibatkan orangtua

VII. TUJUAN BERMAIN


Mengacu pada tahap tumbuh-kembang anak
Menekankan pada upaya ekspresi sekialigus relaksasi dan distraksi dari perasaan takut, cemas, sedih, tegang dan
nyeri

VIII. PROSES KEGIATAN BERMAIN


Uraikan kegiatan bermain yang akan dilakukan
Petugas kesehatan sebagai fasilitator dan kegiatan bermain harus dilakukan secara aktif oleh anak dan
orangtuanya
Jika kelompok, uraikan dengan jelas aktivitas setiap anggota kelompok dalam permainan dan kegiatan orangtua
setiap anak

IX. ALAT PERMAINAN


Alat harus ditetapkan dan tidak harus baru dan bagus
Gunakan alat yang dimiliki anak atau yang tersedia di ruang rawat
Yang penting yaitu alat permainan yang digunakan harus menggambarkan kreativitas perawat dan orangtua, serta
dapat menjadi media untuk eksplorasi perasaan anak

X. EVALUASI
Evaluasi scr menyeluruh dgn cara membandingkan pelaksanaan bermain dgn tujuan yg telah ditetapkan
Tulis hambatan yg ditemui t/u jika dilakukan berkelompok n melibatkan semua ortu ikut bermain
Berikan pujian dan penghargaan thdp apa yg tlh dilkukan anak

Referensi :
1. Aziz Alimul H, 2005. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Jakarta : Salemba Medika.
2. Yupi S, 2004. Konsep dasar Keperawatan Anak. Jakarta : EGC. Hal 123-151

Anda mungkin juga menyukai