Anda di halaman 1dari 17

FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA

UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


Jl. Terusan Arjuna No. 6, Kebon Jeruk, Jakarta-Barat

KEPANITERAAN KLINIK
STATUS ILMU JIWA
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
SMF ILMU JIWA
RUMAH SAKIT JIWA PROPINSI JAWA BARAT

Nama : Kevina Suwandi Tanda Tangan


Nim : 11.2016.043

.................................
Dr. Pembimbing / Penguji : dr. Susi Wijayanti, Sp.KJ
................................
Nomor Rekam Medis : 063xxx
Nama Pasien : Tn. D
Masuk RS pada tanggal : 12 Januari 2018
Dokter yang merawat : Dr.Encep. Sp KJ
Rujukan/datang sendiri/keluarga : datang dengan keluarga

I. IDENTITAS PASIEN
Nama (inisial) : Tn D
Tempat & tanggal lahir : Tasikmalaya, 16 Juli 1991
Jenis kelamin : Laki-laki
Suku bangsa : Sunda
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Buruh di pabrik kayu
Status perkawinan : Menikah
Alamat : Kp. Sukahurip. Kel. Tanjongsari, kec. Cikalong.
Tasikmalaya
II. RIWAYAT PSIKIATRIK
Data diperoleh dari :
 Autoanamnesis dari Tn. D tanggal 17 Januari 2018 pukul 13.00 WIB.
 Autoanamnesis dari Tn. D tanggal 19 Januari 2018 pukul 13.30 WIB
 Alloanamnesis dari Ny S (ibu pasien) tanggal 19 Januari 2018 pukul 20.00 WIB
 Alloanamnesis dari Ny L (istri pasien) tanggal 19 Januari 2018 pukul 20.00 WIB
 Rekam medik

A. KELUHAN UTAMA :
Mengamuk (agresivitas motorik)

B. RIWAYAT GANGGUAN SEKARANG :


Satu tahun SMRS, pasien pernah dirawat di RSJ Provinsi Jawa barat dengan
keluhan pasien mengamuk (agresivitas motorik.) Berdasarkan keterangan keluarga,
pasien mengamuk tanpa sebab. pasien juga suka marah-marah tanpa sebab
(agresivitas verbal) sampai merusak rumah dan ingin membakar rumah.(agresivitas
motorik). Pasien suka ngomong sendiri, (autistik, halusinasi) namun pasien tidak
mau menjawab berbicara dengan siapa apabila keluarga menanyakan sedang berbicara
dengan siapa. Sebelum muncul keluhan seperti ini, keluarga mengatakan bahwa
pasien terlihat lebih pendiam, suka bengong, murung. (depresi) Lalu perlahan muncul
keluhan seperti marah-marah tanpa alasan, berbicara sendiri (agresivitas verbal) dan
mengamuk.(agresivitas motorik) Pasien dirawat selama 1 bulan 14 hari. Menurut
keterangan keluarga, kondisi pasien saat pulang sudah baik. Sudah tidak ada keluhan
seperti awal masuk rawat inap. Setelah pulang, pasien tidak rutin kontrol ke rumah
sakit dengan kendala masalah keuangan.
Dua minggu SMRS, menurut keterangan keluarga, pasien kembali terlihat
murung, pendiam, dan suka bengong (depresi). pasien mulai marah-marah
(agresivitas verbal) kembali kepada semua orang tanpa sebab yang jelas. Pasien juga
mulai berbicara sendiri (autistik, halusinasi). Berdasarkan keterangan istri pasien,
pasien melihat orang-orang yamg sudah meninggal seperti ibu istri pasien yang sudah
meninggal 7 tahun yang lalu.(halusinasi visual) Pasien juga mengatakan dapat
berbicara dengan orang-orang yang sudah meninggal.(halusinasi auditorik) Selain
itu, Pasien juga pernah ingin bunuh diri (depresi) dengan cara pasien naik ke pohon
kelapa dan ingin loncat. Namun dicegah oleh keluarganya. Keluarga menanyai kepada
pasien mengapa ingin bunuh diri dan pasien menjawab “cape hidup. Hidupnya begini-
begini aja”. Pasien juga terlihat susah tidur dan nafsu makan berkurang. Satu hari
SMRS, keluarga pasien mengatakan bahwa pasien ingin membakar rumah tetangga.
kemudian pasien dibawa ke RSJ oleh istri dan Kader.
Saat diwawancara pada tanggal 17 Januari 2018, pasien mengatakan pasien
sudah lima hari dirawat di RSJ. pasien mengatakan bahwa pasien ingin bunuh diri
karena pasien pusing tidak punya uang dan harus menghidupkan istri dan kedua
anaknya (stressor). Kemudian juga mengeluh bahwa istrinya selalu menyalahkan
pasien tentang masalah keuangan. Namun, menurut keterangan keluarga, istri tidak
pernah marah atau menyalahkan pasien perihal masalah keuangan. Pasien juga
mengatakan bahwa istrinya tidak mengijinkan pasien kerja di pabrik, tetapi menurut
keluarga, istri tidak pernah tidak mengijinkan pasien kerja, dan sebelum pasien
dirawat untuk kedua kalinya, pasien sudah bekerja dipabrik. pasien juga mengatakan
suka mencium bau yang tidak enak ,tetapi pasien tidak tahu asalnya dari mana.
(halusinasi gustatorik)
Sehari-hari di ruang rawat inap, pasien mengikuti kegiatan dengan baik.
Pasien bisa tidur. Pasien juga berhubungan baik dengan pasien lain dan perawat di
ruang rawat inap. Namun pasien masih suka melihat orang yang sudah meninggal
(halusinasi visual), mendengar suara-suara (halusinasi auditorik) ,dan dapat
berbicara dengan orang yang sudah meninggal dan suka melakukan sesuatu hal
berulang kali tanpa arti yaitu seperti minum (stereotipik)
Menurut keterangan keluarga, pasien suka minum arak sejak usia muda dan
sebelum menikah. Pasien juga suka berjudi sejak usia muda dan sebelum menikah.
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit lainnya sebelumnya. Dan ini merupakan
kedua kalinya pasien dirawat.

C. RIWAYAT GANGGUAN SEBELUMNYA :


1. Gangguan psikiatrik : Tahun 2017 pasien pernah dirawat di RSJ dengan keluhan
pasien mengamuk (agresivitas motorik.) Berdasarkan keterangan keluarga, pasien
mengamuk tanpa sebab. pasien juga suka marah-marah tanpa sebab (agresivitas
verbal) sampai merusak rumah dan ingin membakar rumah.(agresivitas motorik).
Pasien suka ngomong sendiri, (autistik, halusinasi) namun pasien tidak mau
menjawab berbicara dengan siapa apabila keluarga menanyakan sedang berbicara
dengan siapa. Sebelum muncul keluhan seperti ini, keluarga mengatakan bahwa
pasien terlihat lebih pendiam, suka bengong, murung. (depresi) Lalu perlahan
muncul keluhan seperti marah-marah tanpa alasan, berbicara sendiri (agresivitas
verbal) dan mengamuk.(agresivitas motorik) Pasien dirawat selama 1 bulan 14
hari. Menurut keterangan keluarga, kondisi pasien saat pulang sudah baik. Sudah
tidak ada keluhan seperti awal masuk rawat inap. Setelah pulang, pasien tidak
kontrol rutin ke rumah sakit dengan kendala masalah keuangan

2. Riwayat gangguan medik : riwayat kejang disangkal, hipertensi disangkal, trauma


disangkal.

3. Riwayat penggunaan zat psikoaktif : Menurut keterangan keluarga, pasien sering


minum arak sejak muda dan sebelum menikah.
Skema perkembangan penyakit
1. Riwayat gangguan sebelumnya

Gejala dan
Tanda

Depresi 20166 Tahun 2018

D. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI :

1. Riwayat perkembangan fisik : Pasien lahir cukup bulan, proses kelahiran


normal dibantu bidan.
Riwayat perkembangan kepribadian :
a. Masa kanak-kanak : Pasien bersekolah dari TK sampai kelas 6 SD. Pada saat
disekolah pasien memiliki banyak teman. Perilaku pasien ceria. Dapat bergaul
dengan temannya.
b. Masa remaja : pasien bekerja membantu ibunya membuat es untuk dijual ke
warung-warung.
c. Masa dewasa : Pasien bekerja di pabrik kayu

2. Riwayat pendidikan :
Pasien mulai memasuki sekolah dasar usia 6 tahun dan dapat mengikuti pelajaran
dengan baik. Namun tidak dapat melanjutkan ke jenjang lebih tinggi karena masalah
perekonomian.

3. Riwayat pekerjaan :
Dulu pernah bekerja membantu ibunya membuat es untuk dijual diwarung-warung
dan bekerja di pabrik kayu sampai sekarang.

4. Kehidupan beragama :
Pasien beragama islam. Menurut keluarga, pasien rajin sholat. Saat dirawat, pasien
juga rajin sholat dan dapat menyebutkan sholat 5 waktu.

5. Kehidupan sosial dan perkawinan :


Pasien sudah menikah dan hubungan dengan keluarga baik.

1. RIWAYAT KELUARGA
Pasien adalah anak kedua dari tiga bersaudara.
Pohon keluarga

RIWAYAT KELUARGA

Keterangan:

: Laki-laki : Perempuan : Pasien

: Pernah dirawat di RSJ


2. SITUASI KEHIDUPAN SOSIAL SEKARANG :
Pasien adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Pasien tinggal bersama orang tua ,
istri, dan kedua anaknya. Hubungan pasien dengan keluarga dan tetangga adalah baik
sebelum timbul gejala – gejala yang dianggap mengganggu (agresivitas motorik,
halusinasi) sehingga akhirnya dibawa ke RSJ. Kakek pasien pernah dirawat di RSJ
dengan keluhan yang sama, namun tidak mengetahui diagnosis penyakitnya.

III. STATUS MENTAL


A. DESKRIPSI UMUM
1. Penampilan
Pasien seorang laki-laki berusia 27 tahun, berpenampilan fisik sesuai dengan
usianya, postur tubuh normal, tinggi, warna kulit sawo matang, berambut pendek,
kuku terawat. Pasien berpenampilan kurang rapi dengan mengenakan kaos
seragam RSJ Prov Jabar. Pasien sedikit gelisah. Kontak verbal dan visual cukup
baik.
2. Kesadaran
a. Kesadaran sensorium / neurologik : compos mentis
b. Kesadaran Psikiatrik : Tidak tampak terganggu
3. Perilaku dan aktivitas psikomotor
 Sebelum wawancara :pasien sedang berdiri dekat jendela sambil
seperti minum dan berbicara sendiri.
 Selama wawancara :pasien kooperatif dan mau menatap mata
pewawancara, selama wawancara pasien terlihat datar namun mau
menjawab pertanyaan pewawancara.
 Setelah wawancara: Pasien kembali mengelilingi kasur sambil seperti minum
dan berbicara sendiri
4. Sikap terhadap pemeriksa : kooperatif, pasien mendengarkan setiap apa
yang ditanyakan dan menjawab pertanyaan.
5. Pembicaraan
A. Cara berbicara : spontan, intonasi baik, volume bicara cukup, dan artikulasi
jelas.
B. Gangguan berbicara : tidak ada.

B. ALAM PERASAAN (EMOSI)


1. Suasana perasaan (mood) : Euthim
2. Afek ekspresi afektif serasi
a. Arus : cepat (saat menceritakan masalahnya, pasien langsung
terlihat murung)
b. Stabilisasi : stabil
c. Kedalaman : dalam
d. Skala diferensisasi : Luas
e. Keserasian : serasi
f. Pengendalian impuls : kuat
g. Ekspresi : wajar
h. Dramatisasi : tidak ada akting emosional
i. Empati : tidak dapat dinilai

C. GANGGUAN PERSEPSI
a. Halusinasi : halusinasi verbal, halusinasi visual, halusinasi
gustatorik
b. Ilusi : tidak ada
c. Depersonalisasi : tidak ada
d. Derealisasi : tidak ada

D. SENSORIUM DAN KOGNITIF ( FUNGSI INTELEKTUAL)


1. Taraf pendidikan : Tamat SD
2. Pengetahuan umum : cukup (mengetahui nama presiden pertama Indonesia)
3. Kecerdasan : cukup (dapat menjawab pertanyaan hitungan)
4. Konsentrasi : baik (menyimak dan menjawab pertanyaan dengan
baik)
5. Orientasi
a. Waktu : baik, pasien mengenal hari dan tanggal dengan baik
b. Tempat: baik, pasien mengetahui lokasi pemeriksaan
c. Orang : baik, pasien mengenal terapisnya
d. Situasi : baik, mengetahui ruangan sedang ramai
6. Daya ingat
a. Tingkat
 Jangka panjang : baik (dapat mengingat saudara-saudaranya dan
mengetahui dulu pernah dirawat)
 Jangka pendek : baik, pasien dapat menceritakan kegiatan yang
dilakukan hari ini
 Segera : baik (dapat mengulang kata-kata yang
diucapkan pemeriksa)

b. Gangguan : tidak ada


7. Pikiran abstraktif : belum diuji
8. Visuospatial : belum diuji
9. Bakat kreatif : belum diuji
10. Kemampuan menolong diri sendiri : Baik (pasien dapat makan, mandi, berpakaian
sendiri, dan dapat merapikan tempat tidurnya sendiri.)

E. PROSES PIKIR
1. Arus pikir
Produktivitas : Menjawab ketika pertanyaan diajukan dan dapat menceritakan
sesuatu dengan spontan
Kontinuitas : Koheren
Hendaya Bahasa : Tidak ada
2. Isi pikir
 Preokupasi dalam pikiran : pasien ingin pulang ke rumah untuk bertemu
dengan anaknya
 Waham : Tidak ada
 Obsesi : Tidak ada
 Fobia : Tidak ada
 Gagasan rujukan : Tidak ada
 Gagasan pengaruh :Tidak ada

F. PENGENDALIAN IMPULS

Baik

G. DAYA NILAI
a. Daya nilai sosial : Baik, pasien tidak pernah melakukan kekerasan kepada teman-
temannya selama di ruangan, pasien juga bersikap baik kepada perawat dan dokter
b. Uji daya nilai : Baik, pasien dapat menilai kalau setelah bangun tidur ia harus
merapikan kembali tempat tidurnya. sebelum makan pasien harus mencuci tangan,
dan sebagai seorang muslim pasien harus rajin sholat
c. Daya realibitas : terganggu, pada pasien ditemukan adanya halusinasi auditorik,
visual, halusinasi gustatorik dan waham curiga

H. TILIKAN :
Tilikan derajat 4. Pasien menyadari bahwa dirinya sakit namun tidak mengetahui
penyebabnya

I. RELIABILITAS
Tidak baik, terdapat gejala halusinasi

IV. PEMERIKSAAN FISIK


A. STATUS INTERNUS
1. Keadaan umum : gelisah
2. Kesadaran : kompos mentis
3. Tensi : 120/80 mmHg
4. Nadi : 80x/menit
5. Suhu badan : 36,5°C
6. Frekuensi pernafasan : 20x/menit
7. Bentuk tubuh : tidak dilakukan pemeriksaan
8. Sistem kardiovaskuler : S1,S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
9. Sistem respiratorius : suara nafas vesikuler, wheezing (-), ronkhi (-)
10. Sistem gastro-intestinal : bising usus (+) normal
11. Sistem musculo-sceletal : deformitas (-), simetris, eutropi
12. Sistem urogenital : tidak dilakukan pemeriksaan

B. STATUS NEUROLOGIK
1. Saraf kranial (I-XII) : (-)
2. Gejala rangsang meningeal : (-)
3. Mata : (-)
4. Pupil : (-)
5. Ofthalmoscopy : (-)
6. Motorik : (-)
7. Sensibilitas : (-)
8. Sistim saraf vegetatif : (-)
9. Fungsi luhur : (-)
10. Gangguan khusus : (-)
Kesimpulan : tidak dilakukan

V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Darah rutin (Hb, Ht, leukosit, trombosit)
- Kadar glukosa darah sewaktu
- Tes fungsi hati (SGOT, SGPT)
- Tes fungsi ginjal (ureum, kreatinin)

VI. IKTHISAR PENEMUAN BERMAKNA


Pasien Tn D, laki-laki, usia 27 tahun, suku bangsa sunda, sudah menikah..
bekerja di pabrik kayu. Pasien dirawat pertama kali pada tahun 2017 dengan keluhan
agresivitas motoric, agresivitas verbal, halusinasi auditorik, halusinasi visual. Keluhan
terjadi perlahan. Menurut keluarga, sebelumnya pasien terlihat murung, suka
bengong.
Dua minggu SMRS, pasien kembali terlihat murung, pendiam, dan suka
bengong (depresi). pasien mulai marah-marah (agresivitas verbal) kembali kepada
semua orang tanpa sebab yang jelas. Pasien juga mulai berbicara sendiri (autistik,
halusinasi). pasien melihat orang-orang yamg sudah meninggal seperti ibu istri
pasien yang sudah meninggal 7 tahun yang lalu.(halusinasi visual) Pasien juga
mengatakan dapat berbicara dengan orang-orang yang sudah meninggal.(halusinasi
auditorik) Selain itu, Pasien juga pernah ingin bunuh diri (depresi) dengan cara
pasien naik ke pohon kelapa dan ingin loncat.. Keluarga menanyai kepada pasien
mengapa ingin bunuh diri dan pasien menjawab “cape hidup. Hidupnya begini-begini
aja”. Pasien juga terlihat susah tidur dan nafsu makan berkurang.
Pada saat wawancara, pasien memiliki halusinasi visual , halusinasi gustatorik
dan halusinasi auditorik
Pada pemeriksaan psikiatri ditemukan terdapat halusinasi visual, halusinasi
auditorik dan halusinasi gustatorik. Tilikan derajat 4. Pasien menyadari bahwa dirinya
sakit namun tidak mengetahui penyebabnya. Pada pemeriksaan fisik tidak didapatkan
kelainan.

VII. FORMULASI DIAGNOSTIK


 Aksis I:
Berdasarkan ikhtisar penemuan bermakna, maka kasus ini dapat digolongkan
kedalam:
 Gangguan jiwa, karena adanya gangguan pada pikiran dan perilaku yang
menimbulkan penderitaan (distress) dan disabilitas (hendaya) dalam fungsi sosial
dan pekerjaan pasien.
 Gangguan merupakan gangguan fungsional karena:
 Tidak ada gangguan kesadaran neurologis.
 Tidak disebabkan oleh gangguan medik umum (penyakit metabolik, infeksi,
penyakit vaskuler, neoplasma).
 Tidak disebabkan oleh penyalahgunaan zat psikoaktif.
 Gangguan psikotik, karena adanya gangguan dalam menilai realita yang
dibuktikan dengan adanya:
 Halusinasi auditorik: pasien mengatakan mendengar suara-suara yang
mengatakan allah mau datang, dan dapat berbicara dengan orang yang sudah
meninggal
 Halusinasi visual: pasien mengatakan sedang minum arak, yang sebenarnya
tidak ada minuman nya. Pasien juga mengatakan dikepalanya ada kelinci.
Pasien mengatakan melihat orang yang sudah meninggal
 Halusinasi gustatorik: pasien mengatakan suka mencium bau busuk

Working Diagnosis :
Menurut PPDGJ III, Pasien ini mengalami F25.1 Skizoafektif Tipe Depresi, karena:
Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia.
- Halusinasi dan waham menonjol
- Gejala minimum 2 minggu
Gangguan afektif depresif
- Terdapat 2 gejala dari gejala khas episode depresif yaitu afek depresi dan
kehilangan kegembiraan
- Terdapat tiga dari gejala lainnya yaitu ingin bunuh diri, tidur terganggu, nafsu
makan berkurang

Differential diagnosis:
F32.00 Episode Depresif Sedang
Yang mendukung:
Terdapat gangguan afektif depresif yang menonjol
- Terdapat 2 gejala khas: afek depresi dan kehilangan kegembiraan
- Terdapat 3 dari gejala lainnya: ingin bunuh diri, nafsu makan berkurang, tidur
terganggu
Yang tidak mendukung:
Terdapat gejala yang memenuhi kriteria skizofrenia
- Halusinasi menonjol
F20.0 Skizofrenia Paranoid
Yang mendukung
Memenuhi kriteria skizofrenia
- Halusinasi menonjol
- Gejala minimum 2 minggu
Yang tidak mendukung
Terdapat gangguan afektif depresif yang menonjol
- Terdapat 2 gejala khas: afek depresif dan kehilangan kegembiraan
- Terdapat 3 gejala lainnya yaitu: ingin bunuh diri, nafsu makan berkurang, tidur
terganggu

 Aksis II : Tidak ada diagnosis


 Aksis III : Tidak ada diagnosis
 Aksis IV : Tidak ada diagnosis
 Aksis V : Skala GAF 60 – 51 yaitu gejala sedang (moderate), disabilitas
sedang.

V. EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis 1 : F25.1 Skizoafektif Tipe Depresi
Aksis II : Tidak ada diagnosis
Aksis III : Tidak ada diagnosis
Aksis IV : Tidak ada diagnosis
Aksis V : GAF scale 60-51 yaitu gejala sedang (moderate), disabilitas sedang

VI. PROGNOSIS
Indikator prognosis baik :
- Faktor presipitasi jelas
- Riwayat pramorbid baik
- Ada gejala afektif (depresi)
- Menikah
- Simptom positif

Indikator prognosis buruk :


- Onset: usia muda
- Riwayat keluarga SR

Quo ad vitam : dubia ad bonam


Quo ad functionam : dubia ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad malam
VII. DAFTAR MASALAH
1. Organobiologik : Tidak ditemukan kelainan fisik.
2. Psikologi/psikiatrik : Marah-marah, mengamuk, ingin membunuh, halusinasi
auditorik dan visual, halusinasi gustatorik
3. Sosial/keluarga : masalah perekonomian keluarga

VIII. PENATALAKSANAAN
1. Rawat Inap
Indikasi:
- Untuk stabilisasi keadaan pasien
- Untuk stabilisasi pengobatan
2. Psikofarmaka
R/ Haloperidol tab 5 mg No. XX
S 1 dd tab 1
------------------------------(sign)
R/ Clozapine tab 100 mg No. XX
S 1 dd tab 1
------------------------------(sign)

R/ Trihexyphenidyl tab 1 mg No. XX


S 1 dd tab 1
------------------------------(sign)
R/ Fluoxetine caps 20 mg No. XX
S 1 dd tab 1/2
------------------------------(sign)

3. Psikoterapi
Suportif
 Memberikan dukungan kepada pasien untuk dapat membantu pasien dalam
memahami dan menghadapi penyakitnya. Memberi penjelasan dan pengertian
mengenai penyakitnya, manfaat pengobatan, cara pengobatan, efek samping
yang mungkin timbul selama pengobatan, serta motivasi pasien supaya minum
obat secara teratur.
 Memberikan kepercayaan bahwa gejala-gejala akan berkurang dengan minum
obat yang teratur.
 Bantu pasien untuk mengenali pikiran-pikiran dan mengatasi dengan cara
mengalihkan pikiran tersebut dengan aktivitas.
 Berbagi cerita dengan orang yang dipercaya jika ada masalah.

Keluarga
 Dukung keluarga untuk membawa pasien kontrol teratur dan minum obat sesuai
anjuran dokter.
 Diharapkan keluarga dapat membantu dan mendukung kesembuhan pasien.
 Sarankan keluarga untuk selalu mendampingi pasien.

Religius
 Bimbingan keagamaan agar pasien selalu menjalankan ibadah sesuai ajaran
agama yang dianutnya, yaitu menjalankan sholat lima waktu, mengaji, berzikir,
dan berdoa kepada Allah SWT.

Sosioterapi
 Melibatkan pasien dalam kegiatan rehabilitasi di RSJ Prov. Jawa Barat
LAMPIRAN
Wawancara 17 Januari 2018
D: Selamat siang mas. Saya dokter muda vina. Mas namanya siapa?
P: Deri
D: Mas umur berapa?
P: umur 27 tahun
D: Tinggal nya dimana?
P: di Tasik
D: Mas kesini sama siapa?
P: sama pak dadang
D: Pak dadang siapa sih?
P: Kader
D: Kok dibawa kader?
P: iya..
D: tau ga kenapa dibawa kesini?
P: gatau
D: Mas suka marah-marah ga dirumah?
P: Suka.. (agresivitas verbal)
D: Marah sama siapa?
P: Sama anak dan istri saya
D: emang kenapa marah sama istri?
P: dia ga bisa hargain saya. Dia bilang saya ga berguna, ga punya apa-apa, ga bisa biayain
keluarga. Padahal saya punya doa.
D: terus marah sama anak kenapa?
P: karena dia minta jajan mulu. Padahal saya ga punya uang.
D: terus marahnya gimana? Sampai pukul orang?
P: iya. Saya sampai mau bunuh anak saya karena kesal dia minta jajan terus. (agresivitas
motorik) Ga ada yang bisa hargai saya. Saya seperti diinjak-injak pakai sepatu.
D: emang mas kerja apa dulu?
P: pabrik es. Bikin es dirumah terus dijual (gerak-gerik seperti minum)
D: itu lagi ngapain mas?
P: lagi minum arak (halusinasi visual)
D: oh.. suka minum arak?
P: iya suka minum arak..
D: oh.. terus mas kalau dirumah suka nya ngapain?
P: suka judi
D: oh suka judi.. terus sekarang gimana perasaannya mas?
P: senang.. karena ada kamu..
D: mas pernah dengar suara tapi ga ada orangnya ga?
P: iya suka dengar.. (halusinasi auditorik)
D: cewe apa cowo yang ngomong?
P: kadang cewe kadang cowo
D: emang dibilang apa?
P: katanya Allah mau datang
D: suaranya dari dalam hati apa didengar dari telinga?
P: dari telinga (Halusinasi auditorik) Tanah liat.. (asosiasi longgar)
D: kenapa tanah liat?
P: ya. Kita nanti berubah jadi tanah liat. Saya suka sholat
D: sholat dimana? Disini?
P: Iya disini.. tapi ga bisa sentuh tanah.. panas..
D: apanya panas?
P: Iya panas kalau dengar azan

14
D: Kok panas? Katanya rajin sholat?
P: Iya panas kalau denger azan..
D: kok bisa gitu?
P: Gatau..
D: mas, mas pernah ga berpikiran mau mati aja?
P: Pernah.. mau mati aja saya mah..
D: kenapa mau mati?
P: karena ga ada yang bisa hargai saya.. saya ga punya uang terus untuk anak saya.. (depresi)
D: hm.. iya.. terus suka lihat bayangan ga?
P: lihat.. ada jin.. (Halusinasi Visual)
D: Dimana? Skg ada ga?
P: skg mah lagi ga ada
D: oh gitu..terus suka cium-cium sesuatu ga?
P: iya.. suka cium bau (halusinasi gustatorik)
D: tapi tau ga sumbernya darimana?
P: ga tau (tiba-tiba pasien menunjuk kepala)
D: ada apa mas?
P: Nih ada kelinci, lihat deh (halusinasi visual, asosiasi longgar)
D: ga ada.. mas suka merasa ada yang jalan di tangan ga? Atau kaya di tiup-tiup?
P: ga
D: Mas merasa orang di sekitar sini jahat ga sama mas?
P: ngga. Mereka baik-baik sama saya
D: Mas merasa mas orang terkenal ga?
P: ngga.. saya mah orang bodoh. Saya mau pulang ke rumah... (tiba-tiba nangis)
D: kok nangis.. kenapa?
P: kangen sama lilis, Zahra..
D: Lilis , Zahra siapa?
P: Lilis istri saya. anak saya Zahra
D: Umur berapa anaknya?
P: Umur 6 tahun
D: udah sekolah belum anaknya?
P: Belum.. saya mau pulang sekarang yaa (nangis semakin jadi)
D: Kenapa mau pulang?
P: saya mau ketemu anak saya..
D: iya nanti ya.. sembuh dulu baru pulang..
P: iya..
D: Mas disini bisa tidur ga?
P: Bisa..
D: yaudah istirahat lagi ya mas..
P: Iya.. terimakasih teh

Follow Up
Tanggal 19 Januari 2018
D: Selamat pagi mas deri.. gimana kabarnya hari ini?
P : baik..
D: Udah makan belom?
P: Udah..
D: Udah mandi?
P: Belom.. dingin..
D: Mas, mau nanya. Mas disini udah berapa lama sih?
P: 7 harian disini
D: kemarin kesini dianter siapa?
P: Dianter pak dadang

15
D: Pak dadang siapa?
P: Mandor
D: Loh kok mandor? Katanya kemarin kader?
P: Iya mandor
D: Emang mas kerjanya apa, kok ada mandornya? Katanya kerja dirumah bikin es?
P: saya mah kerja apa aja bisa semua..
D: Oh gitu.. ini mas tau lagi dimana?
P: Tau.. lagi di RSJ
D: dibawa kesini emang kenapa sih?
P: Saya.. otaknya miring
D: Kenapa kok bisa miring?
P: gatau miring kenapa
D: Terus kesini udah berapa kali?
P: Udah 2x sama ini
D: oh gitu.. Mas kalau disini ngapain aja?
P: Mandi makan, main catur sama temen
D: Mana temennya?
P: Itu dikamar lain, kamar yg ujung
D: Ohh.. yang dipojok sana yah..Mas, tanya dong.. mas sekolah sampai kelas berapa sih?
P: Sampai kelas 6 sd doang.. soalnya ga punya uang
D: Oh gitu.. brati bisa tambah-tambahan dong?
P: Bisa..
D: coba, 4+7 berapa?
P: 11
D: 20+11 berapa?
P: 31
D: wih.. sekarang pertanyaan yg lain ya.. sekarang presiden kita siapa sih?
P: Jokowi..
D: betull.. mas deri dulu waktu sekolah suka main sama temen-temen ga?
P: Suka...
D: Main apa?
P: Main mobil-mobilan
D: wah seru dong.. terus mas suka sholat ga nih kalau disini?
P: Suka..sholat disini
D: Coba sebutin sholat 5 waktu
P: Jam 12 zuhur, jam 3 azar, jam 6 maghrib, jam 7 isyak, jam 4 subuh. (gerak gerik seperti
minum)
D: bagus.. rajin sholat yahh.. itu minum apa?
P: minum aqua air putih
D: Kemarin katanya minum arak?
P: ngga.. sekarang minum air putih.. kadang minum air kencing saya
D: Kok minum air kencing? Emangnya ga dikasih minum sama perawat?
P: kalo lagi ga ada orang, saya minumnya air kencing
D: Emang air kencing rasanya apa sih?
P: Dingin..
D: Pait ga?
P: Ngga.. ( pasien buka baju)
D: Loh kok buka baju?
P: Iya soalnya badannya setengah panas setengah lagi dingin
D: Kok bisa gitu?
P: Gatau..
D: mas. Mas suka denger suara-suara tapi ga ada orangnya ga sih
P: Ngga..
16
D: lihat bayangan-bayangan suka?
P: ngga ada bayangan
D: oh gitu.. okedeh.. saya mau pergi dulu ya..mas deri istirahat
P: Iya.. terimakasih ya teh..

17

Anda mungkin juga menyukai