Anda di halaman 1dari 5

PANDUAN PRAKTIKUM GEOMORFOLOGI

MORFOMETRI DAERAH ALIRAN SUNGAI


(DAS) DAN PERHITUNGAN KEMIRINGAN
LERENG

Sodikin

PENDIDIKAN IPS KONSENTRASI GEOGRAFI


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH
JAKARTA
MORFOMETRI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) DAN
PERHITUNGAN KEMIRINGAN LERENG

A. Alat dan Bahan Praktikum


1. Peta RBI (lembar yang telah ditentukan)
2. Kertas kalkir
3. Kertas millimeter
4. Benang
5. Penggaris
6. Alat tulis
B. Dasar Teori Morfometri Sungai
(1) Panjang Sungai Utama
Adalah panjang alur sungai yang diukur mulai dari outlet DAS hingga
perpanjangan sungai sampai batas DAS. Kenyataannya cukup sulit
membedakan sungai utama dengan bukan sungai utama bila terdapat
banyak percabangan sungai. Untuk itu diambil suatu ketentuan bahwa
sungai utama adalah sungai yang mempunyai daerah tangkapan yang lebih
luas dan memiliki sudut percabangan terhadap minimal satu anak
sungainya sebesar 90º.
Perhitungan panjang sungai utama menggunakan rumus:
lb = panjang sungai utama dalam peta (cm) x penyebut skala peta

(2) Luas DAS


Luas DAS Luas DAS merupakan luas keseluruhan DAS sebagai suatu
sistem sungai dan ditentukan berdasarkan pola kontur. Garis batas antar
DAS adalah punggungan bukit yang dapat membagi dan memisahkan air
hujan ke masing-masing DAS.
Dalam pengukuran luas bisa menggunakan berbagai cara/metode
pengukuran luas dari peta. Namun metode yang paling sering digunakan
adalah metode segiempat.
Metode Segiempat (Square Method)
Pengukuran luas dengan metode segiempat ini dilakukan dengan cara
membuat petak-petak/kotak bujur sangkar pada daerah yang akan dihitung
luasnya atau agar lebih praktis, gambar DAS dapat langsung digambar
pada kertas milimeter. Pada batas tepi yang luasnya setengah kotak lebih,
dibulatkan menjadi satu kotak, sedangkan kotak yang luasnya kurang dari
setengah, dihilangkan. Hal yang perlu diperhatikan adalah pertimbangan
keseimbangan, harus ada penyesuaian antara kotak yang dibulatkan
dengan yang dihilangkan. Sedapat mungkin, kotak yang dihilangkan sama
atau seimbang dengan daerah yang dibulatkan.

Luas DAS (A) = Jumlah Grid x (penyebut skala)2


Manfaat menghitung luas DAS adalah mengetahui klasifikasi ukuran DAS
tersebut. Apakah termasuk DAS berukuran besar, kecil, atau sedang.
Klasifikasi DAS menurut luasnya meliputi:
a. DAS kecil, luasnya yaitu < 5.000 km2
b. DAS sedang, luasnya yaitu 5.000-20.000 km2
c. DAS besar, luasnya yaitu > 20.000 km2
(3) Kerapatan Aliran
Kerapatan aliran sungai adalah angka indeks yang menunjukkan
banyaknya anak sungai di dalam suatu DAS. Kerapatan aliran sungai
menggambarkan kapasitas penyimpanan air permukaan dalam cekungan-
cekungan seperti danau, rawa dan badan sungai yang mengalir di suatu
DAS. Kerapatan aliran sungai dapat dihitung dari rasio total panjang
jaringan sungai terhadap luas DAS yang bersangkutan. Semakin tinggi
tingkat kerapatan aliran sungai, berarti semakin banyak air yang dapat
tertampung di badan-badan sungai. Semakin besar nilai Dd semakin baik
sistem drainasenya (semakin besar jumlah limpasannya). Indeks tersebut
dapat diperoleh dengan persamaan:
D = L/A
Keterangan :
Dd = kerapatan drainase (km/km2)
L = Jumlah panjang sungai + anak sungai (km)
A = luas penampang (km2)

Secara umum, indeks kerapatan sungai menjadi kecil pada kondisi geologi
yang permeabel, tetapi menjadi besar untuk daerah yang curah hujannya
tinggi. Jika nilai kerapatan aliran sungai:
 < 1 mile/mile2 (0.62 km/km2), maka DAS akan sering mengalami
penggenangan
 > 5 mile/mile2 (3.10 km/km2), maka DAS akan sering mengalami
kekeringan
Adapun nilai indeks kerapatan sungai (Dd) juga dapat digunakan untuk
mengetahui karakteristik aliran di dalam suatu DAS. Soewaeno
mengklasifikasikan kerapatan aliran ke dalam 4 kelas yang masing-masing
menunjukkan karakteristik aliran yang berbeda pula.

C. Perhitungan Kemiringan Lereng


untuk mencari kemiringan lereng dan sudut tanjakan pada sebuah peta RBI
dapat di gunakan rumus sebagai berikut:

Kelerengan = t/a x 100%

t
ά
a
Keterangan :
t = tinggi nisbi
a = alas (jarak mendatar di medan)
Menurut Sitanala Arsyad, kemiringan lereng dikelompokkan ke dalam 7 kelas,
yaitu:
Klasifikasi Kemiringan lereng Keterangan
A 0–3% (datar)
B 3–8% (landai atau berombak)
C 8 – 15 % (agak miring atau bergelombang)
D 15 – 30 % (miring atau berbukit)
E 30 – 45 % (agak curam)
F 45 – 65 % (curam)
G > 65 % (sangat curam)

Anda mungkin juga menyukai