Jika isi kurikulum pendidikan begitu berkualitas. Telah dikaji oleh para ahli. Dirumuskan dengan
menggunakan berbagai disiplin ilmu berlandaskan penilitian yang mendalam. Dalam rentang
waktu yang tidak bisa dibilang pendek. Bukankah luar biasa kurikulum seperti ini?
Tetapi, bagaimana jadinya jika kurikulum yang sudah luar biasa itu disampaikan dengan urutan
yang beracak. Tidak diperhatikan kapan ilmu tertentu disampaikan. Juga tidak dianalisa porsi
sebuah ilmu diajarkan pada fase tertentu. Tidak jelas ilmu mana yang harus didahulukan dan
mana yang harus diakhirkan.
Selain itu, sunnatullah bicara bahwa untuk menjadi orang besar memerlukan persiapan yang luar
biasa. Apalagi ini adalah puncak kebesaran; menjadi seorang Rasul. Pasti bukanlah sebuah
kebetulan, juga bukan ketidaksengajaan, apalagi tiba-tiba.
Untuk itulah 0-40 tahun usia Nabi adalah fase persiapan untuk menjadi orang besar.
Fase Makkiyyah
40-53 tahun adalah usia Nabi di fase Makkiyyah (Mekah). Rentang 13 tahun tersebut adalah
sebuah fase membangun pondasi keIslaman. Pondasi aqidah ataupun pondasi akhlak. Sebelum
taklif (beban) Islam diberikan berupa ibadah dan aturan muamalah.
Inilah pondasi yang kokoh dengan kesabaran di rentang waktu yang tidak sebentar. Karena yang
akan dibangun adalah bangunan Islam yang besar dan menjulang.
Surat al-Baqarah mewakili suasana ini. Inilah surat yang pertama turun di fase Madinah (al-
Athlas al-Tarikhi li Sirah al-Rasul, Sami al-Maghluts, Maktabah al-‘Ubaikan, h. 105). Al-
Baqarah masih membawa suasana surat-surat Makkiyyah tetapi sudah dominan bicara tema-tema
Madaniyyah yang baru.
Al-Baqarah satu-satunya surat Madaniyyah yang masih mencantumkan kisah-kisah umat
terdahulu. Padahal kisah umat terdahulu adalah merupakan tema ayat-ayat Makkiyyah.
Al-Baqarah satu-satunya surat Madaniyyah yang masih mencantumkan kisah Adam dan Iblis,
kisah pertarungan pertama antara al-Haq dan al-Bathil. Kisah Adam dan Iblis adalah merupakan
tema yang dibahas di ayat-ayat Makkiyyah. (Lihat: Mabahits fi ‘Ulum al-Qur’an, Manna’ al-
Qaththan, h. 59)
Sisa ayatnya lebih banyak tentang pembahasan khas Madinah berupa ibadah dan sistem
muamalah dalam Islam. Shalat, zakat, puasa, haji dan umroh, hukum qishash, hukum halal
haram, hukum khomr dan judi, larangan riba, hutang piutang, hukum sumpah, wasiat, hukum
haidh, talak, masa iddah, khulu’, ila’, susuan, hukum seputar pernikahan dan juga perang.
Subhanallah, sangat luar biasa bukan, urutan al-Qur’an dalam membangun peradaban. Al-
Baqarah yang mengakhiri sebuah fase masih mengingatkan tema terdahulu. Al-Baqarah yang
mengawali sebuah fase membuka tema-tema yang merupakan konsentrasi fase ini.
Berikut ini beberapa karakter fase ini:
Bersabarlah diri dalam mempersiapkan diri. Karena Nabi shalallahu ‘alaihi wassallam lebih
banyak menghabiskan usianya untuk persiapan (40 tahun) dibandingkan perjuangan (23 tahun)
Yang bersabar dalam membangun diri menjadi mukmin sejati, tidak akan terjatuh saat memasuki
hasil berupa kekuasaan dan harta. Bagi Nabishalallahu ‘alaihi wassallam berbanding 13 tahun :
10 tahun.
Aqidah dan akhlak sebelum ibadah dan muamalah
Dengan urutan ini, tidaklah Rasul wafat kecuali Islam telah membuka seluruh jazirah Arab.
Setelah sebelumnya hanya sebuah kota kecil yang bernama Madinah.
Inilah utuhnya. Utuhnya sebuah strategi dan urutan membangun peradaban sekaligus dalam
mendidik generasi pembangun peradaban itu. Untuk sebuah hasil utuh dan maksimal. Agar hari
ini kita mampu mengulang masa kebesaran shahabat Nabi.
Cacat pada sebagian urutan, akan berefek cacat pada sebagian hasilnya. Prosentase kegagalan
dan lubang keberhasilan seiring sejalan dengan prosentase kegagalan dalam menerapkan urutan.
Kurikulum pendidikan bagi generasi kita hari ini yang ditugasi Nabi untuk mengembalikan masa
kebesaran shahabat beliau dulu, harus mengikuti urutan tersebut.
Dari masa persiapan untuk kemapanan pribadi muslim, menuju perjuangan membangun pondasi
aqidah dan akhlak pada diri dan masyarakat, hingga perjuangan menuju penerapan utuh sistem
Islam dan kekuasaan. Untuk akhirnya meninggalkan dunia menghadap Robb dengan membawa
amal shalih peradaban.