FISIKA BANGUNAN II
1. Latar Belakang
Dalam kehidupan di bumi ini, kelembaban udara merupakan salah satu unsur
penting bagi manusia, hewan dan tumbuhan. Kelembaban udara juga menentukan
bagaimana makhluk tersebut dapat beradaptasi dengan kelembaban yang ada di
lingkungannya.
Dalam atmosfer senantiasa terdapat uap air. Kadar uap air dalam udara disebut
kelembaban. Kadar ini selalu berubah-ubah tergantung pada temperatur udara setempat.
Kandungan uap air ini penting karena uap air mempunyai sifat menyerap radiasi bumi
yang akan menentukan cepatnya kehilangan panas dari bumi sehingga dengan
sendirinya juga ikut mengatur suhu udara. Kelembaban udara adalah persentase
kandungan uap air dalam udara.. Kelembaban udara ditentukan oleh jumlah uap air
yang terkandung di dalam udara. Total massa uap air per satuan volume udara disebut
sebagai kelembaban absolut. Perbandingan antara massa uap air dengan massa udara
lembab dalam satuan volume udara tertentu disebut sebagai kelembaban spesifik. Massa
udara lembab adalah total massa dari seluruh gas-gas atmosfer yang terkandung,
termasuk uap air, jika massa uap air tidak diikutkan, maka disebut sebagai massa udara
kering.
Kadar kelembaban udara dapat berdampak pada kehidupan manusia, terlebih
kepada masalah kesehatan. Adanya hubungan antara kesehatan dan “dampness”
(kelembaban) merupakan pembahasan para pakar dari multidisiplin ilmu, antara lain
melibatkan ilmu kesehatan dan keselamatan kerja (K3), kesehatan masyarakat,
teknologi HVAC, fisika bangunan, mikrobiologi, dan epidemiologi. Berdasarkan studi
tersebut (Bornehag, et al. 2001), tinggal atau bekerja di gedung yang damp (basah)
nampaknya meningkatkan risiko untuk sejumlah efek kesehatan terutama gejala
pernapasan seperti batuk dan asma, termasuk gejala tidak spesifik seperti kelelahan dan
sakit kepala. Hasil diskusi dan analisis menunjukkan adanya hubungan yang kuat antara
kelembaban dan efek kesehatan. Namun, tidak diketahui seperti apa agen kelembaban
(misalnya seberapa lembab) di udara dalam ruangan yang menyebabkan efek kesehatan.
Hal yang jelas dikemukakan adalah adanya dugaan kuat mengenai kelembaban yang
menyebabkan efek kesehatan dan lagipula hingga saat ini belum ada indikasi bahwa
tinggal di sebuah bangunan lembab dapat meningkatkan kesehatan.
Dampak yang terlihat jelas akibat kelembaban yang tinggi adalah munculnya
jamur dan noda di tembok atau langit-langit rumah dan akan menurunkan estetika
interior bangunan, bahkan terkadang bau apek yang ada akan mengganggu kenyamanan
penghuni rumah. Hal ini juga dapat mengganggu kesehatan penghuni rumah itu sendiri.
Hal tersebut diakibatkan kadar kelembaban udara dalam rumah anda yang terlalu tinggi.
Akibat yang lain apabila kelembaban rumah terlalu tinggi ialah anda akan
mendapati suasana di bangunan yang terasa panas, pertumbuhan bakteri dan jamur
dapat meningkat sehingga dapat menyerang kesehatan penghuni rumah, merusak
barang-barang elektronik serta dokumen-dokumen atau foto-foto, dan membuat tembok
menjadi kotor. Kelembaban udara yang terlalu tinggi juga dapat merusak furnitur dan
barang-barang rumah anda terutama yang terbuat dari kayu karena mendorong
terjadinya pelapukan yang semakin cepat.
Oleh karena itu, kami pun melakukan praktikkum yang bertujuan untuk
mengetahui seberapa tinggi kadar kelembaban udara ruang 206 di Universitas Katolik
Musi Charitas. Dari hasil praktikkum, nanti akan didapatkan data yang menunjukkan
kadar kelembaban udara, dan jika terbukti lembab ruangannya, bisa dilakukan cara
untuk mengantisipasi dampak dari kelembaban udara yang terlalu tinggi.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut “Bagaimana kadar kelembaban udara ruang kelas 206 di Universitas Katolik
Musi Charitas?”
3. Tujuan Praktikkum
Praktikkum ini bertujuan untuk mengetahui kadar kelembaban udara ruang kelas
206 di Universitas Katolik Musi Charitas.
4. Manfaat Penelitian
4.1 bagi penulis
4.1.1. menjawab rasa ingin tahu peneliti,
4.1.2. mengembangkan kemampuan merangkai kata,
4.1.3. memperluas pengetahuan peneliti,
4.1.4. mengembangkan kreatifitas peneliti.
4.2. bagi pembaca
4.2.1. menjadi bahan referensi,
4.2.2. sebagai referensi bagi peneliti yang membahasa bidang yang sama,
4.2.3 menambah informasi,
4.2.4. memperluas pengetahuan.
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
Kelembaban relative
Untuk menentukan tekanan uap air dalam udara, digunakan perumusan (Humpreys,
1940).
P = Pmax-0,00066 B(tk – tb) (1)
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Prosedur Percobaan
3.1.1. Alat dan Bahan
Termometer manual
Kapas
Lakban hitam
Kayu
Paku
Air
Karton padi
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
Untuk mencari nilai selisih antara thermometer bola kering (T BK) dan thermometer bola
basah (TBB) nilai RH dapat diketahui dengan cara sebagai berikut :
1. RUANG 206 (Pagi)
RH = TBK – TBB
=
=
RH = TBK – TBB
=
=
RH = TBK – TBB
=
=
RH = TBK – TBB
=
=
RH = TBK – TBB
=
=
BAB 5
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
5.1.1. Faktor yang mempengaruhi kelembaban udara adalah cuaca, kalau cuacanya
mendung kelembaban udaranya rendah dan begitu juga kalau cuacanya cerah
maka kelembaban udaranya tinggi.
5.1.2. Praktikum yang kami lakukan pada pagi hari dan siang hari, hasil penelitian
memiliki hasil yang hampir sama hal ini dikarenakan pengaruh sinar
matahari dan udara sekitar ruangan yang merata sehingga membuat suhu dan
kelembaban ruangan seimbang.
5.1.3. Penguapan adalah perubahan air dari keadaan cair keadaan gas, agar supaya
air dimana-mana dapat menguap, maka diperlukan satuan jumlah panas yang
terbuka saja, tetapi dapat juga terjadi langsung dari tanah dan lebih-lebih dari
tumbuh-tumbuhan.
5.2. Saran
Sebaiknya penelitian dilakukan pada pagi hari dan malam hari agar lebih terlihat
perbedaan kelembaban udaranya, alat pengukuran juga harus dibuat lebih baik lagi agar
hasil yang didapat sesuai dan mendekati dengan kondisi ruangannya.
DAFTAR PUSTAKA
Nyok,Kulia.2012.Kelembaban Udara.
https://kuliahnyok.wordpress.com/2012/01/04/270/, diunduh pada
11 April 2016 pukul 10:30 WIB
Handoko. 1994. Klimatologi Dasar, landasan pemahaman fisika atmosfer dan unsur-unsur
iklim. PT. Dunia Pustaka Jaya, Jakarta
Hardjodinomo, Soekirno. 1975. Ilmu Iklim dan Pengairan. Binacipta, Bandung.
Kartaspoetra, Gunarsih Ance. 1990. Klimatologi Pengaruh Iklim Terhadap Tanah dan Tanaman.
Bumi Aksara. Jakarta.
Lakitan, Benyamin. 1994. Dasar-Dasar Klimatologi. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Linsley dan kawan-kawan. 1989. Hidrologi Untuk Insinyur. Erlangga. Jakarta.