Anda di halaman 1dari 11

TUGAS FISIKA INTI

SIFAT-SIFAT INTI ATOM

Disusun oleh:

Nama : Tiara Veronica


NPM : A1E014013
Semester : VI A
Dosen Pengampu : Eko Risdianto,M.Cs

UNIVERSITAS BENGKULU
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
2017
INTI ATOM
A. Struktur Atom
Untuk mengetahui distribusi muatan positif dan negatif dalam atom, maka
Rutherfordmelakukan eksperimen hamburan partikel alpha. Adapun eksperimen
tersebut adalahsebagai berikut, partikel alpha dilewatkan dan kolimator dan
ditumbukkan pada suatu lapisanlogam tipis. Sebagian partikel diteruskan dan
sebagian dihamburkan (dibelokkan). Partikelalpha yang terhambur disebabkan oleh
gaya elektrostatik antara muatan positif dari partikelalpha dengan muatan positif dan
negatif dari atom penyusun lapisan logam tipis. Hamburandengan sudut 900
disebabkan oleh proses hamburan tunggal dengan medan listrik yangkuat. Dan hasil
eksperimen ini dapat disimpulkan bahwa muatan positif dan bagian terbesardan
massa atom terkonsentrasi pada bagian yang sangat kecil, yang kemudian
dikenaldengan inti atom.Jumlah elektron yang mengimbangi muatan positif dan
atom penyusun lapisan logamtipis diperkirakan terdistribusi mengelilingi dimensi
atom. Gaya antara partikel alpha denganmuatan positif atom adalah
𝑍. 𝑒 𝑍𝛼 . 𝑒
𝐹=
𝑑2
dimana :
Z.e : muatan pada pusat atom
Zα.e : muatan partikel alpha
d : jarak antar keduanya
Rutherford menjelaskan bahwa jejak partikel alpha dalam medan inti adalah
berbentuk hiperbola dengan inti sebagai fokus eksternalnya. Persamaan hamburan
untuk menentukan jumlah partikel alpha yang terhambur telah diturunkan dan
eksperimen tersebut.
2
𝑁. 𝑡 𝑍. 𝑒 𝑍𝛼 . 𝑒 1
𝑛(𝜃) = 𝑛0 2
(1 ) 𝜃
16𝑟 𝑀 . 𝑣 2 𝑠𝑖𝑛4 ( )
2 𝛼 𝛼 2

Dimana :
n = jumlah partikel alpha yang bertumbukan
t = tebal lapisan logam
N =jumlah inti tiap volume penghambur
Mα = massa partikel alpha
vα = kecepatan awal partikel alpha
r = jarak dan titik hambur
θ = sudut hamburan
B. Komposisi Inti Atom
Dan eksperimen Rutherford dapat dijelaskan tentang model inti, penentuan
muatan inti dan ukuran inti atom. Karena muatan dalam inti merupakan kelipatan
eksak dan muatan proton dan massa inti merupakan kelipatan eksak dan massa
proton, maka dianggap bahwa semua inti tersusun dan proton. Jika ada inti bernomor
massa A dan nomor atom Z, maka inti tersebut mengandung A proton dan (A-Z)
elektron supaya muatan positifnya menjadi Z. Hipotesis proton-elektron ini memiliki
kelemahan, yaitu elektron yang terdapat di dalam inti harus memiliki panjang
gelombang de Brogue (λ= h/mv) yang tidak boleh lebih besar daripada ukuran inti
(10-12cm). Pada kenyataannya, elektron dengan panjang gelombang de Broglie mi
memiliki energi kinetik yang lebih besar daripada partikel beta yang dipancarkan dan
inti atom. Oleh karena itu hipotesis proton-elektron menimbulkan keraguan bahwa
elektron bebas merupakan partikel penyusun inti atom.
Pada tahun 1932, J. Chadwick menemukan neutron, yaitu partikel yang memiliki
muatan nol atau netral dan massanya mendekati massa proton. Karena hipotesis
elektronproton tidak dapat menjelaskan beberapa sifat inti, maka segera ditinggalkan
sesudah penemuan neutron ditinggalkan sesudah penemuan neutron. Sejak saat itu
mulai dipercaya bahwa inti terdiri dan neutron. Jumlah proton dalam inti disebut
sebagai nomor atom (Z). Jumlah neutron dalam inti disebut sebagai jumlah neutron
(N). Jumlah dan banyaknya proton dan neutron disebut sebagai nomor massa (A).
A=Z+N (1-3)
Simbol yang digunakan untuk menunjukkan jenis inti adalah simbol kimia dan
unsur tersebut dengan nomor atom di tulis sebagai subscrip kiri dan nomor massa

sebagai superscrip, misalnya memiliki nomor atom 2 dan nomor massa 4.


C. Sifat-Sifat Inti Atom
a. Sifat Inti Tak Bergantung Waktu
1. Massa
Massa inti atom sangat kecil jika dinyatakan dengan satuan massa biasa,
yaitu kurang dari 10.21 gram. Oleh karena itu harus dinyatakan dengan satuan
yang berbeda. Satuan yang diakui secara universal adalah didasarkan pada
12
massa atom C yang berada dalam keadaan netral dan tingkat energi dasar.
Satuan yang dimaksud adalah sma (satuan massa atom) atau amu (atomic mass
unit).
1 sma= ½ massa atom 12C
1 kg atom (kg mol) 12C
1 gram atom (kg mol) 12C= 1mol=12x10-3kg
1 gram atom 12C=6,022 x 1023atom/molekul
1 12×10−3 10−3
1 sma = 12 × 6,02252×1023 = 6,02252×1023 𝑘𝑔 = 1,66043 × 10−27 𝑘𝑔

Dari kesetaraan massa dan energi (E = mc2), maka 1 sma setara dengan
energi sebesar 1,492232 x 10-10 joule. Dalam sistem atom, energi pada
umumnya dinyatakan dalam satuan elektron volt (eV). Satu elektron volt
didefinisikan sebagai energi yang diperoleh satu elektron yang bermuatan
1,6x10-19 coulomb setelah menempuh beda potensial sebesar 1 volt, atau
1 𝑒𝑉 = 1,6021 × 10−19 𝑗𝑜𝑢𝑙𝑒
1 𝑠𝑚𝑎 = 1,66043 × 10−27 𝑘𝑔 = 1,492232 × 10−10 𝑗𝑜𝑢𝑙𝑒
= 9,3148 × 108 𝑒𝑉
= 931,48 𝑀𝑒𝑉
Massa dari berbagai elemen atom diketahui lebih besar dan berat atom.
Sebagai contoh isotop oksigen 16O terdapat 8 proton, 8 neutron dan 8 elektron;
jumlah massanya sama dengan 16,132 amu, sedangkan berat atomnya sebesar
16
15,99491 amu. Isotop oksigen O lebih ringan 0,13709 amu dan elemen
penyusun. Perbedaan antara total massa proton, neutron dan elektron secara
individu dengan massa atom disebut mass defect. Persamaan untuk mass defect
adalah
𝑚𝑎𝑠𝑠 𝑑𝑒𝑓𝑒𝑐𝑡 = 𝑍. 𝑚ℎ + (𝐴 − 𝑍). 𝑚𝑛 − 𝑀
dimana, Z : nomor atom MH : massa atom hidrogen MN : massa neutron A-
Z : nomor neutron M : berat atom.
Jika berat atom pada persamaan di atas diganti dengan massa inti, maka
massa atom hidrogen harus diganti massa proton.
2. Jari-jari
Semua eksperimen yang dilakukan untuk menentukan radius inti
menunjukkan bahwa perkiraan secara kasar untuk radius inti adalah

𝑅 = 𝑟0 𝐴1/3

dimana, r0 : konstanta yang tidak tergantung pada A (sekitar 1, 1 sampai


dengan 1,6 fm) dan A : nomor massa
 Ada dua cara untuk menentukan r0:
a. Cara nuklir
Dengan cara ini diukur jari-jari gaya inti (nuclear forceradius) yang
didefinisikan sebagai jarak dari pusat inti ke jarak jangkauan gaya inti.
Jangkauan gaya inti lebih panjang sedikit dari ukuran inti. Cara-cara
yang masuk dalam kategori ini:
 Hamburan partikel alfa dengan hasil ro = 1,414 F =1,414 x 10-13 cm
 Peluruhan alfa dengan hasil ro = 1,48 F = 1,48 x 10-13 cm
 Hamburan neutron cepat dengan hasil ro = 1,37 F = 1,37 x 10-13 cm
b. Cara elektromagnetik
Jari-jari yang diukur ialah jari-jari muatan inti. Percobaan yang termasuk
kategori ini:
 hamburan elektron dengan hasil 𝑟0=1,26 𝐹
 Mesonik atom dengan hasil 𝑟0=1,2 𝐹
 Inti cermin (1H33He3) dengan hasil 𝑟0=(1,28 ±0,05) 𝐹
 Hamburan proton dengan hasil 𝑟0 = (1,25 ±0,05) 𝐹
 Pergeseran isotropik dengan hasil 𝑟0=1,20 𝐹
r0= 1,37 x 10-13cm
Dengan demikian volume inti sebanding dengan massa inti, sehingga
semua inti memiliki densitas yang hampir sama. Bentuk inti atom tidak selalu
bulat (sferis) tetapi dapat berbentuk oblate (IA=IB < IC) atau prolate (IA<IB
= IC) seperti bola rugby. Inti yang memiliki jumlah proton genap dan neutron
juga genap selalu berbentuk bulat (sferis). Inti dengan nomor massa (A) ganjil
dapat berbentuk oblate atau prolate.
3. Muatan
Model atom Rutherford dapat menjelaskan spektra sinar-X unsur-unsur
yang diukur oleh Moseley(1913). Dari data Moseley diketahui bahwa muatan
inti adalah Z.e dengan Z adalah nomor atom dan e=+1,602 x 10-19 C.
4. Momentum Sudut
Momentum sudutintidapatdiketahuidarihyperfine structure atau garis
spektrum struktur atom, yang
dapatdiamatimenggunakanspektrometerdenganresolusitinggi.Nukleon dalam
inti atom mempunyai spin ½. karena gerakannya didalam inti atom maka
proton dan neutron juga mempunyai momentum sudut orbital.
Momentum sudut total atau spin inti I merupakan jumlah vektor dari
momentum sudut orbital L dan momentum sudut spin S setiap nukleon.

5. Momen Magnetik
Momen magnetik adalah Medan magnet yang dihasilkan oleh suatu atom,
ditentukan oleh kombinasi berbagai macam momentum sudut.Di dalaminti
atom nukleon-nukleonmengalamigerak orbital.Protonmaupun neutron
mempunyaimomenmagnetikyaituMpdanMn.
Hubungan antara momen magnetik proton Mp dengan momentum sudut
orbital proton LP memenuhi:
𝑒
𝑀𝑙𝑝 = 𝐿
2𝑚𝑝 𝑝
Komponen momen magnetik proton dalam arah sumbu z memenuhi:
𝑒
𝑀𝑙𝑝𝑧 = 𝐿
2𝑚𝑝 𝑝𝑧
Dengan Lp = mlℏ.
Nilaimomen magnetik sudut orbit proton dalam arah sumbu z dapat
dinyatakan:
𝑒ħ
𝑀𝑙𝑝 = 𝑚 = 𝑚𝑙 𝜇𝑁
2𝑚𝑝 𝑙
Dengan µN dikenal sebagai magneton nuklir.
Hubungan antara momen magnetikspin proton Msp dengan momentum sudut
spin proton Sp memenuhi:
𝑒ħ
𝑀𝑠𝑝 = 𝑔𝑠 ( )𝑆
2𝑚𝑝 𝑝
Nilai momen magnetik sudut spin proton dalam arah sumbu z :
𝑒ħ
𝑀𝑠𝑝𝑧 = 𝑔𝑠 ( ) 𝑚𝑠 = 𝑔𝑠 𝑚𝑠 𝜇𝑁
2𝑚𝑝
Dengan cara yang sama hubungan antara momen magnetik sudut spin dan
momen sudut spin untuk neutron memenuhi:

𝑒
𝑀𝑠𝑛 = 𝑔𝑠 ( )𝑆
2𝑚𝑛 𝑛
Selanjutnya nilai momen magnetik sudut spin neutron dalam arah sumbu z:

𝑒ħ
𝑀𝑠𝑛𝑧 = 𝑔𝑠 ( ) 𝑚𝑠 = 𝑔𝑠 𝑚𝑠 𝜇𝑁
2𝑚𝑛

6. Momen Listrik
Momen kuadrupol inti pertama kali dideteksi oleh Schuler dan Schmidt
151
(1935) pada saat mereka menjelaskan hyperfine stuktur Eu dan
153
Eu.Adanya momen kuadrupol inti menunjukkan distribusi muatan inti tidak
simetris bola, melainkan sedikit berdeviasi. Konsep multipol listrik dapat
diterangkan dengan teori potensial elektrostatis.
Pada umumnya multipol listrik dapat dinyatakan dengan 2. Berdasarkan
angka 2 tersebut maka untuk :
l = 0; 20 = 1 ; monopol
l = 1 ; 21 = 2 ; dipol
l = 2 ; 22 = 4 ; kuadrupol
l = 3 ; 23 = 8 ; oktupol
l = 4 ; 24 = 16 ; hexadecapol
b. Sifat Inti Bergantung Waktu
1. Peluruhan Radioaktif
Peluruhan radiokatif adalah peristiwa hilangnya energi dari inti atom yang tidak
stabil dengan memancarkan radiasi dan partikel‐partikel pengion. Peluruhan, atau
hilangnya energi, ini akan menghasilkan jenis atom lain yang stabil. Atom baru yang
dihasilkan ini dinamakan inti anak (daughter nuclide), sedangkan atom yang meluruh
dinamakan inti ibu (parent nuclide). Sebagai contoh, atom karbon‐14 (ibu) akan
memancarkan radiasi dan berubah menjadi atom nitrogen‐14 (anak). Peristiwa
peluruhan merupakan peristiwa yang acak di tingkat atom, sehingga sangat sulit
untuk memrakirakan kapan suatu atom tertentu akan meluruh. Yang bias kita
lakukan adalah meperkirakan rerata peluruhan dari banyak atom yang sama.
Satuan SI untuk peluruhan radiokatif adalah becquerel (Bq). Satu Bq
didefinisikan sebagai satu perubahan (atau peluruhan) per detik. Karena suatu sampel
bahan radioaktif berisi banyak atom, satu Bq adalah ukuran aktivitas yang sangat
kecil; sehingga jumlah dalam orde TBq (terabecquerel) atau GBq (gigabecquerel)
banyak dipergunakan. Satuan radioaktivitas yang lain adalah curie (Ci), yang pada
awalnya didefinisikan sebagai aktivitas satu gram radium murni, isotop Ra‐226.
Sekarang ini satu Ci didefinisikan sebagai aktivitas sebarang radionuklida yang
meluruh dengan laju disintegrasi sebesar 3.7 × 1010 Bq. Ditinjau dari jenis dan besar
energinya, radiasi radiokatif dibedakan menjadi tiga macam (yang dinamakan sesuai
dengan urutan alphabet Yunani), yaitu radiasi alfa, beta, dan gamma. Peluruhan alfa
hanya terjadi pada unsur‐unsur berat saja (dengan nomor atom ≥ 52), sedangkan dua
jenis peluruhan yang lain bisa terjadi pada semua unsur.

 Peluruhan alfa, terjadi ketika suatu inti memancarkan partikel alfa (inti
helium yang terdiri dari dua proton dan dua neutron). Hasil peluruhan ini
adalah unsur baru dengan nomor atom yang lebih kecil.
 Peluruhan beta, diatur oleh gaya lemah, dan dihasilkan oleh transformasi
neutron menjadi proton, ataupun proton menjadi neutron. Transformasi
neutron menjadi proton akan diikuti oleh emisi satu elektron dan
satu antineutrino, manakala transformasi proton menjadi neutron diikuti oleh
emisi satu positron dan satu neutrino. Emisi elektron ataupun emisi positron
disebut sebagai partikel beta. Peluruhan beta dapat meningkatkan maupun
menurunkan nomor atom inti sebesar satu.
 Peluruhan gama, dihasilkan oleh perubahan pada aras energi inti ke keadaan
yang lebih rendah, menyebabkan emisi radiasi elektromagnetik. Hal ini dapat
terjadi setelah emisi partikel alfa ataupun beta dari peluruhan radioaktif.

Jenis-jenis peluruhan radioaktif lainnya yang lebih jarang meliputi pelepasan


neutron dan proton dari inti, emisi lebih dari satu partikel beta, ataupun peluruhan
yang mengakibatkan produksi elektron berkecepatan tinggi yang bukan sinar beta,
dan produksi foton berenergi tinggi yang bukan sinar gama. Tiap-tiap isotop
radioaktif mempunyai karakteristik periode waktu peluruhan (waktu paruh) yang
merupakan lamanya waktu yang diperlukan oleh setengah jumlah sampel untuk
meluruh habis. Proses peluruhan bersifat eksponensial, sehingga setelah dua waktu
paruh, hanya akan tersisa 25% isotop.

2. Reaksi Inti
Reaksi inti sangat berbeda dengan reaksi kimia, karenapada dasarnya reaksi inti
ini terjadi karena tumbukan(penembakan) inti sasaran (target) dengan suatu
proyektil(peluru). Secara skematik reaksi inti dapat digambarkan:

Pada reaksi inti ini terjadi perubahan unsur karena ditumbuk zarah nuklir atau
zarah radioaktif yang dapat dinyatakan oleh persamaan reaksi:

AtauA (a, b) B
dengan A adalah unsur semula, B adalah unsur yangterjadi, a dan b adalah zarah
yang ditumbukkan dan yangterpental, dan Q adalah energi panas yang
mungkintimbul dalam reaksi inti tersebut.Apabila b = a, dan B = A, maka pada
reaksi tersebut adalah hamburan. Misalnya:

dengan p adalah proton.Dalam hal ini, hamburannya tidak elastis dengan


energikinetik proton yang terdisipasi untuk mengeksitasi intiMg yang pada
deeksitasinya mengeluarkan sinar gamma.Pada reaksi inti berlaku hukum:a.
kekekalan momentum linier dan momentum sudut,b. kekekalan energi,c. kekekalan
jumlah muatan (nomor atom),d. kekekalan jumlah nukleon (nomor massa).Dengan
demikian, momentum, energi, nomor atom, dannomor massa inti-inti sebelum reaksi
harus sama denganmomentum, energi, nomor atom, dan nomor massa intisetelah
reaksi.
Suatu reaksi inti bisa menghasilkan atau memerlukanenergi. Besarnya energi Q
bisa dihitung berdasarkan reaksipada persamaan (11.13). Dalam perhitungan
energi reaksiinti, semua massa inti dinyatakan dalam satuan sma(satuan massa
atom). Menurut Einstein, energi total yangdimiliki suatu massa m adalah:

dengan c adalah kelajuan cahaya (3 × 108 m/s).Dari persamaan (11.14) untuk 1


sma, energi yang dimilikiadalah 931,5 MeV. Dengan demikian, persamaan energi
(berdasarkan hukum kekekalan energi) dapat dituliskan:

Atau

Dari persamaan (11.15), jika diperoleh nilai Q > 0, makareaksinya disebut reaksi
eksoterm, yaitu reaksi di manaterjadi pelepasan energi. Sebaliknya, jika Q < 0,
makareaksinya disebut reaksi endoterm, yaitu reaksi yangmemerlukan
energi.Persamaan (11.15)menunjukkan bahwa pada prinsipnya,energi reaksi adalah
sama dengan perubahan massainti sebelum reaksi dan sesudah reaksi. Hal inilah
yang dinyatakan Einstein sebagai kesetaraan massa-energi.

Anda mungkin juga menyukai