Anda di halaman 1dari 21

STANDART OPERATIONAL PROCEDUR

(SOP)
PEPAYA
KABUPATEN KEBUMEN

DINAS PERTANIAN
TANAMAN PANGAN DAN HOLTIKULTURA
PROVINSI JAWA TENGAH
2011
i
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan
Holtikultura Provinsi Jawa Tengah
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas tersusunnya buku Standar
Operasional Prosedur (SOP) pepaya Kabupaten Kebumen. Buku ini mengulas cara melakukan budidaya
yang baik dan benar sesuai spesifikasi lokasi untuk tanaman pepaya yang mencakup penyediaan benih,
persiapan lahan, penanaman, pengairan, pemupukan, pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT),
panen dan pasca panen. Penyusunan buku SOP pepaya ini berdasarkan validasi dari beberapa prosedur/ cara
berbudidaya sesuai kajian kelompok tani sentra pepaya Kabupaten Kebumen, Kecamatan Mirit, Ambal,
Buluspesantren, Klirong dan Petanahan dipilih sebagai pelaksanaan penyusunan SOP pepaya, karena
Kecamatan ini merupakan salah satu sentra pepaya di Kabupaten Kebumen.
Diharapkan buku SOP pepaya ini dapat dijadikan acuan/ pedoman bagi para petani pepaya daerah.
Namun demikian, buku SOP ini masih perlu dilakukan perbaikan-perbaikan sesuai dengan perkembangan
dan tuntutan pasar.
Akhirnya kami menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan aktif dalam
penyusunan buku ini terlebih bagi petani atau kelompok yang dengan sukarela telah menyediakan lahannya
dan mau melaksanakan uji validasi.

ii
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan
Holtikultura Provinsi Jawa Tengah
DAFTAR ISI

Halaman sampul .................................................................................................................... i


Kata pengantar ....................................................................................................................... ii
Daftar isi ................................................................................................................................ iii
1. Pendahuluan .................................................................................................................. 1
2. Standar mutu pepaya ..................................................................................................... 3
3. Standar Operasional Prosedur (SOP) .............................................................................. 4
4. Persiapan lahan .............................................................................................................. 4
5. Pemilihan varietas ......................................................................................................... 5
6. Pemilihan buah untuk benih .......................................................................................... 6
7. Penyemaian benih ......................................................................................................... 7
8. Penanaman .................................................................................................................... 8
9. Pemupukan .................................................................................................................... 9
10. Pengguludan dan penyiangan ........................................................................................ 10
11. Pengendalian hama penyakit terpadu ............................................................................ 11
12. Pemanenan .................................................................................................................... 14
13. Pengumpulan buah hasil panen ..................................................................................... 15
14. Pengkelasan buah............................................................................................................ 16
15. Pengemasan ................................................................................................................... 17
16. Penyimpanan ................................................................................................................. 18

iii
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan
Holtikultura Provinsi Jawa Tengah
PENDAHULUAN
Pepaya (Carica Papaya) merupakan tanaman tropis berasal dari Asia Tenggara. Buah berupa herba dan
family caricaceae yang berasal dari Amerika Tengah dan Hindia Barat bahkan kawasan sekitar Meksiko dan
Kostarika. Tanaman pepaya banyak ditanam orang. Baik di daerah tropis maupun sub tropis, daerah-daerah
basah dan kering atau di daerah-daerah dataran dan pegunungan (sampai 100 mdpl).
Jenis-jenis pepaya adalah sebagai berikut:
a. Pepaya jantan
Pohon pepaya ini memiliki bunga majemuk yang bertangkai panjang dan bercabang-cabang. Bunga
pertama terdapat pada pangkal tangkai. Ciri-ciri bunga jantan ialah putik atau bakal buah yang
rundimeter yang tidak berkepala dan benang sarinya tersusun dengan sempurna.
b. Pepaya betina
Pepaya ini memiliki bunga majemuk. Artinya pada satu tangkai bunga terdapat beberapa bunga.
Tangkai bunganya sangat pendek dan terdapat bunga betina kecil dan besar. Bunga yang besar akan
menjadi buah. Memiliki bakal buah yang sempurna, tetapi tidak mempunyai benang sari, biasanya terus
berbunga sepanjang tahun.
c. Pepaya sempurna (hermaprodit)
Memiliki bunga yang sempurna susunannya. Bakal buah dan benang sari dapat melakukan penyerbukan
sendiri maka dapat ditanam sendirian.
Terdapat tiga jenis pepaya sempurna, yaitu:
1. Benang sari lima dan bakal buah bulat.
2. Benang sari 10 dan Bakal buah lonjong.
3. Benang sari 2-10 dan bakal buah mengkerut.
Pepaya sempurna mempunyai dua golongan:
1. Berbunga dan berbuah sepanjang tahun.
2. Beruah musiman.
Jenis pepaya yang banyak dikenal orang Indonesia yaitu:
a. Pepaya semangka. Memiliki daging buah berwarna merah semangka rasanya manis.
b. Pepaya burung. Warna daging buah kuning, harum baunya dan rasanya manis asam.

Dalam kehidupan sehari-hari, pepaya memiliki banyak manfaat, antara lain:


1. Buah masak yang populer sebagai “buah meja”, selain untuk pencuci mulut juga sebagai pensuplai
nutrisi atau gizi terutama vitamin A dan C. Buah pepaya masak yang mudah rusak perlu diolah dijadikan
makanan seperti sari pepaya, dodol pepaya dan lain-lain. Selain itu, dalam industri makanan, buah
pepaya sering dijadikan bahan baku pembuatan atau pencampur saus tomat yakni untuk memperoleh
cita rasa, warna dan kadar vitamin.
2. Dalam industri obat-obatan, akarnya dapat digunakan sebagai obat penyembuh sakit ginjal dan kandung
kencing. Daun pepaya dapat dimanfaatkan sebagai obat penyembuh penyakit malaria, kejang perut,
sakit panas serta dapat menyembuhkan penyakit beri-beri.
3. Daun mudanya bisa unuk dibuat lalapan, menambah nafsu makan dan untuk menyusun ransum ayam.
4. Batang buah muda dan daunnya mengandung getah putih yang berisikan enzim pemecah protein yang
disebut getah “papaine” sehingga dapat melunakkan daging, untuk bahan kosmetik dan digunakan pada
industri minuman (penjernih), industri farmasi dan tekstil.
5. Bunga pepaya yang berwarna putih dapat dirangkai dan digunakan sebagai bunga kalung pengganti
bunga melati atau sering dibuat urap. Batangnya dapat dijadikan pencampur makanan ternak melalui
proses pengirisan dan pengeringan.
1
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan
Holtikultura Provinsi Jawa Tengah
Di Kabupaten Kebumen, pepaya berkembang terutama di enam Kecamatan sentra. Yaitu Kecamatan
Mirit, Ambal, Buluspesantren, Klirong dan Petanahan yang terkenal dengan nama “urut sewu” dengan
ketinggian tempat antara 4-8 mdpl .
Kandungan gizi buah pepaya segar adalah sebagai berikut:
Tabel 1
Kandungan gizi buah pepaya segar (dalam 100 gram bahan).
Kandungan Gizi (Nutrisi) Jumlah
Kalori 46,00 Kal
Protein 0,50 g
Lemak 0g
Karbohidrat 12,20 g
Fosfor 12,00 mg
Zat besi 1,70 mg
Vitamin A 365,00 S.I
Vitamin B1 0,04 mg
Vitamin C 78,00 mg
Air 86,70 g
Calsium 23,00 mg
(Sumber: Direktorat Gizi Depkes R.I. 1972)

2
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan
Holtikultura Provinsi Jawa Tengah
STANDAR MUTU PEPAYA
Standar mutu pepaya adalah SNI (Standar Nasional Indonesia) nomor 01- 4230-1996 dan untuk pepaya
varietas Kallina yang secara umum dikenal sebagai pepaya California di Kebumen ditetapkan standar mutu
sebagai berikut:
Tabel 2
Standar
No Kriteria
A B C
1 Berat buah 0,9-1,8 0,3-0,89 >1,8
2 Tingkat ketuaan warna kulit (strip) 1 2-3 >3
3 Kebenaran kultifar (%) Benar 97 Benar 95 Benar 90
4 Keseragaman ukuran buah 97 95 90
5 Keseragaman bentuk 97 95 90
6 Buah cacat dan busuk 0 0 0
7 Kadar kotoran (%) 0 0 0
8 Serangga hidup dan atau mati 0 0 0
9 Tingkat kesegaran Segar 100 Segar <25 Segar >25

Dengan SOP, target produksi yang diharapkan adalah >72 ton per hektar per tahun dan saat ini baru
dicapai tingkat produksi 64 ton per hektar per tahun dengan standar mutu yang semakin meningkat dengan
rincian:
- Jumlah kelas A minimal 30%
- Jumlah kelas B 30 %
- Jumlah kelas C 30 %
- Lainnya 10 %

3
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan
Holtikultura Provinsi Jawa Tengah
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

1. PERSIAPAN LAHAN
a. Definisi
Mempersiapkan lahan agar kondisinya sesuai bagi pertumbuhan tanaman pepaya.
b. Tujuan
Memperoleh kondisi lahan yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman sesuai dengan syarat tumbuh
pepaya.
c. Validasi
1. Hasil penelitian Pusat Kajian Buah Tropika (PKBT) IPB.
2. Pengalaman kelompok tani sentra pepaya Kabupaten Kebumen.
d. Alat dan bahan
1. Cangkul
2. Sabit
3. Pupuk kandang
e. Fungsi
1. Cangkul digunakan untuk mengolah tanah dan membersihkan tanah dari sisa tanaman serta
untuk mengolah tanah.
2. Sabit digunakan untuk memotong rumput, semak dan sisa tanaman yang tidak diinginkan.
f. Prosedur pelaksanaan
1. Potong semak atau pohon kecil sampai pangkal batang. Khusus tanaman yang cukup besar dan
tidak dikehendaki, tebang dan bongkar perakarannya.
2. Cangkul tanah sampai gembur sedalam 30 cm dan balik tanah agar humus yang berada di
lapisan bawah terangkat atas.
3. Bersihkan sisa-sisa tanaman dengan cangkul.
4. Buat lubang dengan ukuran 60 x 60 x 60 cm dengan jarak antar bedengan 50-100 cm. Panjang
bedengan disesuaikan dengan kondisi lahan. Ketinggian bedengan 30-40 cm. Buat parit di antara
bedengan untuk drainase dengan kedalaman 60-75 cm.
5. Buat lubang tanam di tengah bedengan dengan ukuran 50 x 50 x 50 cm. Jarak antar lubang 2,5-3
m. Dalam pembuatan lubang, letakkan tanah bagian atas di sisi kanan dan tanah bagian bawah di
sisi kiri.
6. Kira-kira dua minggu sebelum tanam, tambahkan pupuk organik 15-25 ton/ha. Campurkan
dengan tanah lapisan atas dan ulangi pemberiannya setiap 6 bulan sekali.
7. Tambahkan pupuk kandang 10-15 kg/ lubang sebagai pupuk dasar. Angin-anginkan satu sampai
dua minggu.
8. Lubang tanam siap untuk ditanami.
g. Sasaran
Lahan siap ditanami pepaya.

4
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan
Holtikultura Provinsi Jawa Tengah
2. PEMILIHAN VARIETAS
a. Definisi
Memilih dan menentukan varietas yang akan dibudidayakan dan disesuaikan dengan kondisi
agroklimat serta permintaan pasar.
b. Tujuan
Memperoleh varietas budidaya yang sesuai dengan agroklimat dan permintaan pasar.
c. Validasi
1. Data permintaan pasar.
2. Pengalaman kelompok tani sentra pepaya Kabupaten Kebumen.
d. Alat dan bahan
1. Data tentang varietas yang sesuai dengan agroklimat dan diminati pasar.
2. Data perkembangan harga dan jumlah permintaan.
3. Deskripsi varietas.
e. Fungsi
1. Data varietas yang sesuai dengan agroklimat dan diminati pasar digunakan untuk bahan
pertimbangan menentukan varietas yang dipilih.
2. Data perkembangan harga dan jumlah permintaan digunakan sebagai bahan pertimbangan
penentuan varietas.
3. Deskripsi varietas digunakan sebagai bahan pertimbangan penentuan varietas.
f. Prosedur pelaksanaan
1. Cari dan kumpulkan data mengenai varietas pepaya yang sesuai agroklimat, diminati pasar dan
tingkat permintaan serta kumpulkan data deskripsi varietas dengan cara menghubungi Penyuluh
Pertanian atau Dinas Pertanian.
2. Kumpulkan informasi permintaan buah dari pedagang pengumpul atau pasar terdekat.
3. Analisis data dimaksud dan tentukan varietas yang dibudidayakan.
4. Prosedur ini dapat diabaikan dengan secara langsung menentukan pepaya Kebumen sebagai
varietas yang dibudidayakan.

g. Sasaran
Diperoleh varietas yang sesuai dan menguntungkan.

5
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan
Holtikultura Provinsi Jawa Tengah
3. PEMILIHAN BUAH UNTUK BENIH
a. Definisi
Memilih dan menentukan buah yang digunakan sebagai sumber benih.
b. Tujuan
Memperoleh benih unggul bermutu.
c. Validasi
1. Penelitian Pusat Kajian Buah Tropika (PKBT) IPB.
2. Pengalaman kelompok tani sentra pepaya Kabupaten Kebumen.
d. Alat dan bahan
1. Buah pepaya (elongata) masak pohon.
2. Pisau steril.
3. Wadah, bisa menggunakan ember.
4. Abu dapur atau abu gosok.
5. Nampan.
e. Fungsi
1. Buah pepaya masak pohon sebagai sumber benih.
2. Pisau digunakan untuk memotong buah.
3. Ember digunakan untuk membersihkan benih dan menyeleksi.
4. Abu dapur digunakan untuk membantu pengelupasan kulit biji.
5. Nampan untuk mengeringkan benih.
f. Prosedur pelaksanaan
1. Pilih buah dari tanaman sempurna. Tentukan buah yang masak pohon, tidak cacat dan bebas dari
serangan hama dan penyakit.
2. Potong buah kira-kira 2/3 dari buah dan kumpulkan biji .
3. Masukkan biji dalam ember berisi air. Pilih benih yang tenggelam
4. Tambahkan abu dapur pada benih terpilih dan gosokkan pada nampan hingga lapisan lendir
terkelupas.
5. Keringkan benih hingga kadar air sekitar 10%.
6. Simpan benih dalam kantong plastik. Tutup rapat dan tempatkan pada tempat kering
7. Benih siap disemai.
g. Sasaran
Diperoleh benih yang memenuhi syarat.

6
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan
Holtikultura Provinsi Jawa Tengah
4. PENYEMAIAN BENIH
a. Definisi
Mempersiapkan benih pada media tanam terkontrol untuk menjamin pertumbuhan benih yang baik.
b. Tujuan
Memperoleh bibit pepaya siap tanam.
c. Validasi
1. Hasil penelitian Pusat Kajian Buah Tropika (PKBT) IPB.
2. Pengalaman kelompeok tani sentra pepaya Kabupaten Kebumen.
d. Alat dan bahan
1. Polybag/ kantong plastik.
2. Campuran tanah kebun, pupuk kandang, pasir dengan perbandingan 1:1:1.
3. Bambu.
4. Naungan plastik.
5. Alat penyiraman.
e. Fungsi
1. Polybag digunakan sebagai media tanam.
2. Tanah digunakan sebagai media tanam/ media semai.
3. Bambu digunakan untuk memperkuat tepian bedengan semai.
4. Naungan digunakan untuk melindungi bibit pada awal pertumbuhan.
5. Alat penyiram digunakan untuk menyiram media tanam.
f. Prosedur pelaksanaan
1. Rendam benih dalam air hangat 50-60 derajat celcius selama 2x24 jam. Setelah itu tiriskan dan
lakukan pemeraman sampai benih berkecambah dengan menggunakan bahan yang mudah
meresapkan air.
2. Masukkan campuran tanah kebun, pupuk kandang dan pasir dalam polybag dengan
perbandingan 1:1:1.
3. Basahi media tanam.
4. Masukkan atau tanam satu benih per polybag.
5. Atur polybag dalam bedengan dengan lebar 1 m dan jarak antar bedengan 0,5 m. Perkuat bagian
tapi dengan bambu.
6. Pasang naungan dari plastik jika diperkirakan kondisi lingkungan terlalu panas.
7. Lakukan penyiraman secara teratur setiap hari (penyiraman dilakukan pada sore hari).
8. Bibit siap ditanam setelah berumur sekitar satu bulan atau jumlah daun mencapai 5-7 tangkai.
Pilih bibit yang baik dan sehat.
g. Sasaran
Diperoleh bibit tanaman yang baik dan sehat pertumbuhannya.

7
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan
Holtikultura Provinsi Jawa Tengah
5. PENANAMAN
a. Definisi
Menanam bibit dengan jarak tanam tertentu.
b. Tujuan
Memperoleh pertumbuhan tanaman yang baik.
c. Validasi
1. Hasil penelitian Pusat Kajian Buah Tropika (PKBT) IPB.
2. Pengalaman kelompeok tani sentra pepaya Kabupaten Kebumen.
d. Alat dan bahan
1. Cangkul
2. Bibit pepaya
3. Pelindung atau srumbung. Misalnya terbuat dari pelepah pohon pisang.
e. Fungsi
1. Cangkul untuk membuka dan menutup lubang tanam.
2. Bibit merupakan bahan perbanyakan untuk menghasilkan tanaman yang produktif.
3. Pelindung atau srumbung digunakan untuk melindungi bibit yang baru ditanam dari gangguan
hama dan cuaca.
f. Prosedur Pelaksanaan
1. Buka lubang tanam yang telah dipersiapkan dengan cangkul.
2. Tanam 2 bibit yang telah dipersiapkan dalam satu lubang tanam. Ketika sudah berbunga,
perhatikan bentuk bunganya. Tebang pohon yang mempunyai bunga dengan bentuk meruncing
seperti monas. Apabila kedua pohon tersebut berbunga hermaprodit atau sempurna, tebang
yang pertumbuhannya kurang baik. Hal ini untuk menjamin budidaya pepaya yang semuanya
hermaprodit atau bentuk buah lonjong. Karena harga jualnya lebih bagus.
3. Tutup kembali lubang tanam sampai pangkal batang bibit.
4. Siram dengan air secukupnya.
5. Diatas bibit yang sudah ditanam diberi pelindung yang terbuat dari pelepah pohon pisang atau
dengan potongan gelas bekas air mineral.
g. Sasaran
Diperoleh pertumbuhan tanaman yang baik dan seragam.

8
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan
Holtikultura Provinsi Jawa Tengah
6. PEMUPUKAN
a. Definisi
Memberikan pupuk sebagai sumber unsur hara bagi pertumbuhan tanaman.
b. Tujuan
1. Menjaga tingkat kesuburan tanah.
2. Mencukupi kebutuhan unsur hara bagi tanaman.
c. Validasi
1. Hasil penelitian Pusat Kajian Buah Tropika (PKBT) IPB.
2. Pengalaman kelompeok tani sentra pepaya Kabupaten Kebumen.
d. Alat dan bahan
1 . Cangkul
2 . Pupuk organik
3 . Pupuk anorganik
e. Fungsi
1 . Cangkul digunakan untuk mencampur tanah dengan pupuk.
2 . Pupuk digunakan sebagai sumber unsur hara bagi tanaman.
f. Prosedur pelaksanaan
1 . Pemupukan Dasar (sebelum tanam)
- Pupuk organik dengan dosis 20-40 Kg per lubang tanam dicampur dengan tanah galian
bagian atas pada lubang tanam yang sudah disediakan
- Tanah galian bagian bawah dicampur dengan pupuk anorganik (NPK) 160-250 gram per
lubang tanam.
- Pemupukan dilaksanakan 7-14 hari sebelum tanam.
2 . Pemupukan sesudah tanam
- Berikan pupuk anorganik (NPK) dan pupuk organik dengan interval waktu 30 hari setelah
tanam
- Dosis pupuk anorganik(NPK) sebesar 250 gram per tanaman dan pupuk organik 3 kg.
- Tutup lubang pupuk dengan tanah.
g. Sasaran
Terpenuhinya kebutuhan unsur hara bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

9
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan
Holtikultura Provinsi Jawa Tengah
7. PENGGULUDAN DAN PENYIANGAN
a. Definisi
Pengguludan adalah pengaturan media tanam dengan cara menaikkan tanah disekitar tanaman.
Sedangkan penyiangan adalah usaha membersihkan gulma di sekitar tanaman.
b. Tujuan
1 . Menjaga kondisi struktur tanah di sekitar tanaman sekaligus memperbaiki drainase kebun.
2 . Menekan kompetisi antara tanaman pokok dengan gulma.
c. Validasi
1 . Hasil penelitian Pusat Kajian Buah Tropika (PKBT) IPB.
2 . Pengalaman kelompeok tani sentra pepaya Kabupaten Kebumen.
d. Alat dan bahan
1. Cangkul
e. Fungsi
1. Cangkul digunakan untuk membuat guludan dan membersihkan gulma disekitar tanaman.
f. Prosedur pelaksanaan
1 . Lakukan penyiangan terutama pada musim penghujan. Lakukan secara hati-hati agar tidak
merusak perakaran tanaman.
2 . Sambil melakukan penyiangan, buat guludan di sekitar batang tanaman.
3 . Kumpulkan gulma pada satu tempat, buang.
g. Sasaran
Terwujudnya lingkungan yang optimal bagi pertumbuhan tanaman.

10
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan
Holtikultura Provinsi Jawa Tengah
8. PENGENDALIAN HAMA PENYAKIT TERPADU
a. Definisi
Serangkaian tindakan dalam mengendalikan hama penyakit tanaman dengan satu atau lebih teknik
pengendalian agar tingkat kerugian akibat serangan OPT dapat ditekan.
b. Tujuan
1 . Menjaga keseimbangan ekologi.
2 . Mengendalikan OPT hingga di bawah ambang batas untuk menghindari terjadinya kerugian
ekonomis akibat penurunan produksi maupun kualitas hasil.
c. Validasi
1. Hasil penelitian Pusat Kajian Buah Tropika (PKBT) IPB.
2. Pengalaman kelompok tani sentra pepaya Kabupaten Kebumen.
d. Alat dan bahan
1 . Pestisida.
2 . Musuh alami atau agensia hayati.
3 . Air.
4 . Detergent.
5 . Alat pengendalian hama penyakit (ember, kuas, hand sprayer).
6 . Alat pelindung (masker, sarung tangan, sepatu).
7 . Takaran.
8 . Data serangan OPT.
9 . Pisau, gunting pangkas atau Sabit.
1 0 . Bahan pensuci hama (alkohol, kloroks, lysol).
e. Fungsi
1. Pestisida digunakan untuk menekan populasi OPT hingga di bawah ambang batas.
2. Musuh alami digunakan untuk menimbulkan keseimbangan ekologis agar populasi OPT berada
di bawah ambang batas.
3. Air digunakan sebagai pelarut maupun untuk mencuci atau membersihkan.
4. Detergent untuk mencuci peralatan maupun tangan serta untuk meratakan jamur apabila
melakukan pengendalian OPT dengan agensia hayati.
5. Peralatan digunakan untuk mencampur, mengoles maupun menyemprotkan pestisida.
6. Alat pelindung digunakan untuk melindungi diri dari efek negatif pestisida.
7. Takaran untuk menakar pestisida maupun air.
8. Data serangan hama penyakit digunakan untuk mengatur budidaya maupun untuk mengatur
rencana pengendalian OPT.
9. Pisau, gunting pangkas atau sabit digunakan untuk memotong bagian tanaman yang terserang
hama penyakit dan diperkirakan tidak dapat pulih kembali.
10. Bahan pensucihama digunakan untuk mensucihamakan peralatan.
f. Prosedur pelaksanaan
1 . Lakukan pengamatan gejala maupun adanya OPT secara rutin minimal seminggu sekali.
2 . Kenali dan identifikasi serangan OPT, baik gejala, penyebab maupun musuh alaminya sehingga
dapat dilakukan tindakan tepat dalam pengendalian.
3 . Segera lakukan pengendalian sesuai rekomendasi.
4 . Jika menemukan gejala serangan hama penyakit yang belum dikenal segera konsultasikan
dengan petugas pengamat hama ataupun petugas lapangan.
Berikut ini daftar penyakit dan OPT utama pada tanaman pepaya di Kabupaten Kebumen.

11
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan
Holtikultura Provinsi Jawa Tengah
Penyakit:
- Penyakit mati bujang
Penyakit busuk batang disebabkan oleh cendawan phytophora parasitia, P. palmifora dan
kadang-kadang oleh phytium yang umumnya menyerang pangkal batang atau leher akar.
Tanaman yang terserang akan menunjukkan gejala seperti tersiram air panas yang ditandai
layunya tanaman. Umumnya cendawan ini menyerang pada tanaman yang masih muda dengan
kondisi drainase yang kurang baik.
Selain menyerang tanaman, cendawan dapat menyerang buah pepaya dengan gejala timbulnya
bintik-bintik warna putih, yang selantnya buah menjadi kisut, mengeras, warna buah menjadi
hitam dan akhirnya buah gugur.
Pengendalian penyakit dapat dilakukan dengan cara memilih bibit tanaman yang sehat, sanitasi
kebun yang baik, pengendalian dengan agensia hayati menggunakan trichoderma SP. Pada
tanah yang agak masam ditambahkan kapur dolomite atau garam krosok untuk menetralkan pH
tanah. Jika cara tersebut belum mampu mengendalikan penyakit maka dapat dilakukan
alternatif lain yaitu penyemprotan dengan fungisida berbahan aktif mankozeb. Jika tanaman
pepaya terserang penyakit mati bujang, sebaiknya dilakukan eradikasi dengan cara mencabut
dan membakar tanaman yang terserang agar tidak menular.
- Penyakit layu
Penyakit ini sering disebabkan oleh nematoda meloidogyne incognita yang menyerang
perakaran. Gejala yang timbul adalah daun menguning, layu dan gugur. Meskipun tidak semua
daun mengalami layu dan gugur, serangan nematoda menyebabkan penurunan hasil dan
kualitas buah.
Disarankan jika terjadi serangan nematoda dilakukan pergiliran tanaman dan tidak menanam
pepaya secara terus-menerus. Alternatif terakhir yaitu melakukan pengendalian dengan
menggunakan nematisida biologi atau kimia.
- Penyakit antracnose
Penyakit ini disebabkan oleh jamur colletotrichum gloeosporioides. Gejalanya, pada buah
muda berbentuk luka yang ditandai dengan keluarnya getah mengental. Sedangkan pada buah
menjelang masak timbul gejala bintik-bintik kecil berwarna gelap. Pada buah yang masak,
bulatan semakin membesar dan menimbulkan busuk cekung kearah dalam buah. Pencegahan
utama antracnose adalah dengan sanitasi kebun dan menghindari penanaman cabai sebagai
tanaman sela. Pengendalian dapat dilakukan dengan memberikan agensia hayati menggunakan
trichoderma SP. Selain itu dapat dilakukan penyemprotan fungisida berbahan aktif manzeb
dengan dosis 0,2%.
Hama yang biasa menyerang tanaman pepaya adalah sebagai berikut:
- Tungau merah (Tetranychus SP.)
Gejalanya yaitu timbul bintik putih pada daun. Pada serangan berat seluruh daun diselimuti
bintik putih. Pengendalian tungau merah dilakukan dengan cara pembrongsongan atau
pembungkusan buah dan penyemprotan pestisida berbahan aktif dicofol, amitraz atau
kinometinal dengan dosis 0,2%.
- Kutu daun (Myzus persicae)
Kutu daun bersimbiosis dengan semut dan menyebabkan kerusakan pada daun dengan cara
menghisap sel jaringan daun. Gejala serangan kutu daun ditandai dengan timbulnya
bercak-bercak pada daun dan daun menjadi keriput. Selain itu, serangan kutu daun seringkali
ditunjukkan dengan adanya serangan virus mozaik.

12
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan
Holtikultura Provinsi Jawa Tengah
Kutu daun dapat dikendalikan dengan menggunakan pestisida berbahan aktif triazofos atau
asefat. Selain itu kutu daun dapat dikendalikan dengan penyemprotan derris atau belerang.
g. Sasaran
Memperoleh tanaman yang sehat dan produktif serta menghindari terjadinya penurunan mutu
pepaya.

13
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan
Holtikultura Provinsi Jawa Tengah
9. PEMANENAN
a. Definisi
Memetik buah sesuai dengan kriteria masak.
b. Tujuan
Memperoleh buah sesuai dengan tingkat kematangan sesuai kriteria mutu yang telah ditetapkan.
c. Validasi
Pengalaman kelompok tani sentra pepaya Kabupaten Kebumen.
d. Alat dan bahan
1. Pisau
2. Tangga
3. Keranjang
e. Fungsi
1. Pisau digunakan untuk memotong tangkai buah yang susah dipotong dengan tangan.
2. Tangga digunakan untuk mempermudah pelaksanaan panen dengan mendekatkan jangkauan
tangan.
f. Prosedur pelaksanaan
1. Lakukan pengamatan tingkat kematangan buah berdasarkan ada tidaknya strip merah pada
buah dan atau tingkat kekerasan buah.
2. Sesuaikan kondisi kematangan buah dengan tujuan pengiriman buah (untuk buah yang akan
dikirim jarak jauh dipetik pada saat warna buah hijau kekuningan).
3. Potong tangkai buah dengan tangan memilih buah dan jika tidak memungkinkan potong dengan
pisau.
4. Letakkan buah hasil panen secara hati-hati pada keranjang yang telah disiapkan.
g. Sasaran
Memperoleh hasil panen dan kondisi kematangan buah sesuai kebutuhan dan tujuan panen.

14
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan
Holtikultura Provinsi Jawa Tengah
10. PENGUMPULAN BUAH HASIL PANEN
a. Definisi
Mengumpulkan buah hasil panen sesuai kriteria kemasakan dan bentuk buah.
b. Tujuan
Mempermudah proses pengangkutan buah dan pengklasifikasian buah.
c. Validasi
Pengalaman kelompok tani sentra pepaya Kabupaten Kebumen.
d. Alat dan bahan
1. Wadah pengumpulan atau keranjang.
2. Kertas koran.
e. Fungsi
1. Wadah atau keranjang digunakan untuk menampung buah.
2. Kertas koran digunakan sebagai penyekat pembungkus sementara.
f. Prosedur pelaksanaan
1. Bungkus buah dengan koran sambil disortir menurut bentuk dan perkiraan bobot.
2. Masukkan buah ke dalam keranjang yang telah diberi alas dari daun kering atau koran dengan
posisi buah berdiri dengan tangkai menghadap ke bawah terutama yang diletakkan di lapisan
bawah keranjang.
3. Isi rongga antar buah dengan daun kering atau kertas koran.
4. Susun buah berlapis dengan tinggi maksimal tiga lapisan.
5. Angkat keranjang dengan hati-hati.
g. Sasaran
Kondisi fisik buah utuh dan tidak cacat.

15
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan
Holtikultura Provinsi Jawa Tengah
11. PENGKELASAN BUAH
a. Definisi
Memilih buah berdasarkan kelas mutu yang telah ditetapkan.
b. Tujuan
Memperoleh buah dengan kelas dan mutu tertentu.
c. Validasi
1. Hasil penelitian Pusat Kajian Buah Tropika (PKBT) IPB.
2. Pengalaman kelompok tani sentra pepaya Kabupaten Kebumen.
d. Alat dan bahan
1. Timbangan.
e. Fungsi
Timbangan digunakan untuk mengukur berat buah pepaya.
f. Prosedur pelaksanaan
1. Pisahkan buah pepaya antara yang baik dengan yang cacat/ rusak dan atau busuk.
2. Timbang buah dan kelompokkan menurut kategori bobot buah.
3. Dari masing-masing kelompok bobot buah, pilah menurut tingkat kematangan dengan
mengamati jumlah strip warna merah pada buah.
4. Kelompokkan buah menurut kategori mutu.
g. Sasaran
Buah terpilih menurut klasifikasi mutu yang telah ditetapkan.

16
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan
Holtikultura Provinsi Jawa Tengah
12. PENGEMASAN
a. Definisi
Menempatkan buah pada wadah atau kemasan yang telah disediakan.
b. Tujuan
Memudahkan proses penyimpanan dan pengangkutan buah pepaya.
c. Validasi
Pengalaman kelompok tani sentra pepaya Kabupaten Kebumen.
d. Alat dan bahan
1. Air
2. Bak pencucian.
3. Anti septik atau kapur.
4. Kain lap.
5. Kemasan berupa kotak kayu/ karton/ keranjang plastik.
6. Styrofoam/ koran.
e. Fungsi
1. Air, bak pencucian, antiseptik/ kapur dan kain lap digunakan untuk membersihkan buah serta
melindungi buah dari bakteri atau jamur yang merugikan.
2. Kemasan digunakan untuk menempatkan buah.
3. Styrofoam atau kertas koran berfungsi untuk membungkus buah maupun sekat antar buah agar
tidak terjadi gesekan atau benturan yang menyebabkan buah cacat.
f. Prosedur pelaksanaan
1. Mencuci buah dengan peralatan yang telah ditentukan kemudian bersihkan buah dengan kain
lap yang lunak dan tidak menyebabkan goresan pada buah.
2. Bungkus buah dengan kertas koran atau styrofoam satu demi satu.
3. Masukkan buah dalam kemasan dan atur dengan baik. Usahakan tangkai buah mengarah ke
bawah dan antar tumpukan diberi lapisan peredam/ kertas koran/ styrofoam.
4. Buat lubang/ celah pada kemasan agar terjadi sirkulasi udara yang baik.
5. Tempatkan kemasan pada ruang penyimpanan.
g. Sasaran
Mempermudah pengangkutan buah dengan tetap menjaga mutu buah.

17
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan
Holtikultura Provinsi Jawa Tengah
13. PENYIMPANAN
a. Definisi
Meletakkan buah dalam kemasan pada tempat penampungan/ gudang yang telah ditentukan.
b. Tujuan
Menjaga buah agar memiliki kesegaran yang lebih lama sebelum sampai ke tangan konsumen.
c. Validasi
Pengalaman kelompok tani sentra pepaya Kabupaten Kebumen.
d. Alat dan bahan
Ruang penyimpanan.
e. Fungsi
Ruang penyimpanan berfungsi sebagai tempat penampungan sementara sebelum buah dikirim ke
pasar atau konsumen.
f. Prosedur pelaksanaan
1. Bersihkan ruang penyimpanan dari debu atau kotoran.
2. Letakkan buah yang telah dikemas dalam ruangan penyimpanan dengan menyusun kemasan
secara bertingkat maksimum empat tumpukan agar buah tidak mengalami kerusakan.
3. Usahakan buah yang masuk ke dalam ruang penyimpanan terdahulu mudah dikeluarkan.
4. Atur sirkulasi udara pada ruang penyimpanan dan secara berkala dilakukan pengamatan buah
yang disimpan.
g. Sasaran
Buah terjaga kesegarannya dan tidak mengalami penurunan mutu sebelum sampai ke tangan
konsumen.

18
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan
Holtikultura Provinsi Jawa Tengah

Anda mungkin juga menyukai