PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Baru-baru ini pemerintah sedang berbenah diri dalam hal pengurusan perpajakan.
Saat ini dikenal istilah self assignment. Setiap wajib pajak dipercayakan untuk
melaporkan kekayaannya sendiri, menghitung sendiri pajak yang dikenakan dan
membayar sendiri pajak tersebut ke Bank. Dalam hal ini bisa kita lihat bahwa
pemerintah mempercayakan segala sesuatu tentang pengrusan pembayaran pajak
kepada wajib paajak itu sendiri, dan merupakan kewajiban kita untuk menjawab
kepercayaan yang telah diberikan pemerintah dengan menyelesaikan pembayaran
pajak dengan bersih, jujur, dan adil.
Namun, tetap saja terjadi kekisruhan dalam pelaksanaannya. Karena itulah
diperlukan suatu tata cara yang bisa mengatur proses pemungutan pajak itu
sendiri. Suatu hukum pajak yang memberikan batasan-batasan dan sanksi yang
jelas dalam proses pemungutan pajak.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar belakang masalah diatas, maka yang menjadi rumusan masalah
dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
C. Tujuan penulisan
1
2. Untuk mengetahui Fungsi dari pajak
2
BAB II
PEMBAHASAN
Hukum pajak merupakan hukum yang telah disusun dalam undang-undang yang
memiliki tujuan dan fungsi sebagaimana telah dirancang dalam undang-undang
itu sendiri. Adapun hukum pajak terbagi menjadi dua yaitu :
2. Hukum pajak formil : memuat bentuk / tata cara untuk mewujudkan hukum
materiil menjadi kenyataan (cara melaksanakan hukum pajak materiil). Hukum ini
memuat antara lain :
B. Fungsi Pajak
Fungsi pajak tidak terlepas dari tujuan pajak, sementara tujuan pajak tidak terlepas
dari tujuan negara. Dengan demikian tujuan pajak harus diselaraskan dengan
tujuan negara yang menjadi landasan tujuan pemerintah. Baik tujuan pajak
maupun tujuan negara semuanya berakar pada tujuan masyarakat. Tujuan
masyarakat inilah yang menjadi falsafah bangsa dan negara. Oleh karena itu
3
tujuan dan fungsi pajak tidak mungkin lepas dari tujuan dan fungsi yang
mendasarinya. Sehingga pajak yang dipungut dari masyarakat hendaknya
dipergunakan untuk keperluan masyarakat itu sendiri.
Masalah pajak itu sendiri adalah masalah masyarakat dan negara. Dan setiap
orang yang hidup dalam suatu negara pasti atau harus berurusan dengan masalah
pajak. Oleh karena itu masalah pajak juga menjadi masalah seluruh rakyat dalam
negara tersebut. Dengan demikian setiap orang sebagai anggota masyarakat harus
mengetahui segala permasalahan yang berhubungan dengan pajak, baik fungsinya,
asas-asasnya, jenis-jenis pajak yang berlaku dinegaranya, tata cara
pembayarannya serta hak dan kewajiban sebagai wajib pajak.
Selain memiliki tujuan keadilan, hukum pajak juga memiliki berbagai fungsi yang
berdasar pada azas-azas yang bertujuan utama menyejahterakan penduduknya.
Fungsi yang pertama dalam hukum pajak yaitu sebagai acuan dalam menciptakan
sistem pemungutan pajak yang harus memenuhi syarat keadilan, efisien, dan
sederhana sejelas-jelasnya dalam undang-undang hukum pajak itu sendiri.
Fungsi selanjutnya adalah sebagai sumber yang menerangkan tentang mana dan
siapa subjek maupun objek yang perlu dan tidak perlu dijadikan sumber
pemungutan pajak yang berfungsi untuk meningkatkan potensi pajak di negara
ini. Adapun hukum pajak berfungsi sebagai acuan dalam pembagian beban pajak
kepada rakyat yang didasarkan pada kepentingan masing-masing orang.
Lebih lanjut hukum pajak pun memiliki fungsi sebagai penjelas tentang
penggunaan/pemanfaatan dari hasil pemungutan pajak, baik dalam memenuhi
anggaran APBN serta APBD maupun memenuhi target perolehan pajak yang akan
digunakan untuk kepentingan sosial dan kesejahteraan umum. Selanjutnya, hukum
pajak juga memiliki fungsi dalam menetapkan kepastian yang berupa sanksi
administrasi ataupun sanksi tata usaha, maupun sanksi pidana berupa penjara
ataupun kurungan. Adapun sanksi administrasi berupa:
4
a. Denda: Sanksi administrasi yang dikenakan terhadap pelanggaran yang
berkaitan dengan kewajiban pelaporan berupa denda berupa uang (harta) yang
telah ditetapkan dalam undang-undang.
Penetapan hak dan kewajiban bagi seorang fiskus maupun wajib pajak juga
menjadi salah satu fungsi dari hukum pajak. Hak dan kewajiban wajib pajak,
yaitu:
d) Membayar pajak yang terhutang yang telah dihitung sendiri tanpa menunggu
adanya surat ketetapan pajak atau tagihan pajak
5
b) Mengajukan perpanjangan jangka waktu penyampaian surat pemberitahuan
tahunan
6
pemerintah ini dari tahun ke tahun harus ditingkatkan sesuai kebutuhan
pembiayaan pembangunan yang semakin meningkat dan ini terutama diharapkan
dari sektor pajak.
c. Fungsi stabilitas
Pajak yang sudah dipungut oleh negara akan digunakan untuk membiayai semua
kepentingan umum, termasuk juga untuk membiayai pembangunan sehingga
dapat membuka kesempatan kerja, yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan
pendapatan masyarakat.
1. Kewajiban fiskus :
a. Melayani pendaftaran wajib pajak untuk meminta nomor pokok wajib pajak
7
c. Melayani untuk menerima laporan dari wajib pajak baik SPT Masa atau
SPT Tahunan
2. Hak-hak fiskus
a. Menerbitkan NPWP dan NPPKP baik diminta oleh wajib pajak atau tidak
(secara jabatan)
d. Menerbitkan surat paksa dalam hal wajib pajak tidak membayar pajak
sebagaimana dimaksud dalam SKP atau STP
e. Melakukan pemeriksaan
Fungsi lain yang terkandung dalam hukum pajak yaitu untuk menghindari
timbulnya hambatan-hambatan atau perlawanan dari pembayar pajak yang dapat
merugikan negara (pemerintah). Adapun hambatan-hambatan dalam pemungutan
pajak dapat dikelompokkan menjadi :
8
1. Perlawanan Pasif
2. Perlawanan Aktif
Perlawanan aktif meliputi usaha dan perbuatan yang secara langsung ditujukan
kepada fiskus dengan tujuan menghindari pajak.Bentuk-bentuk perlawanan aktif
antara lain:
b. Tax evasion, yaitu usaha meringankan beban pajak dengan cara melanggar
undang-undang ataupun dapat disebut dengan penggelapan pajak.
Fungsi hukum pajak selanjutnya adalah sebagai acuan dalam pemungutan pajak
sehinggga tidak mengganggu kegiatan atau kelancaran perekonomian dalam
segala bidang. Adapun tata cara pemungutan pajak terbagi dalam 3 stelsel pajak
antara lain :
9
2. Stelsel anggapan (Flectieve Stelsel)
Pengenaan pajak didasarkan pada suatu anggapan yang diatur oleh undang-
undang. Misalnya, panghasil suatu tahun dianggap sama dengan tahun
sebelumnya, sehingga pada awal tahun pajak sudah dapat ditetapkan besarnya
pajak yang terhutang untuk tahun pajak berjalan. Kebaikan stelsel ini adalah pajak
dapat dibayar selam tahun berjalan, tanpa harus menunggu pada akhir tahun.
Sedangkan kelemahannya adalah pajak yang dibayar tidaj berdasarkan paada
keadaan yang sesungguhnya
3. Stelsel campuran
Stelsel ini merupakan kombinasi antara stelsel nyata dan stelsel anggapan. Pada
awal tahun, besranya pajak dihitung berdasarkan suatu anggapan, kemudian pada
akhir tahun besarnya pajak disesuaikan denga keadaan yang sebenarnya. Bila
besarnya pajak menurut kenyataan lebih besar daripada besar pajak menurut
anggapan, maka wajib pajak harus menambah. Sebaliknya, jika lebih kecil
kelebihannya dapat diminta kembali.
Fungsi lain dari hukum pajak adalah sebagai sumber bahan pertimbangan dalam
menerapkan kebijakan-kebijakan pajak yang dapat digunakan seagai alat pengatur
keadaan sosial maupun ekonomi serta untuk mencapai tujuan berlainan.
Negara berhak mengenakan pajak atas seluruh penghasilan wajib pajak yang
bertempat tinggal di wilayahnya, baik penghasilan yang berasal dari dalam
maupun dari luar negeri. Asas ini berlaku untuk wajib pajak dalam negeri.
b. Asas Sumber
10
c. Asas Kebangsaan
Kebijakan-kebijakan lainnya juga meliputi timbul dan hapusnya utang pajak. Ada
dua ajaran yang mengatur timbulnya utang pajak :
1. Ajaran formil
Utang pajak timbul karena dikeluarkannya surat ketetapan pajak oleh fiskus.
Ajaran ini ditetapkan pada official asesment system.
2. Ajaran materiil
a. Pembayaran.
b. Kompensasi.
c. Daluwarsa.
Penetapan tarif pajakpun mengambil acuan dari hukum pajak.Tarif pajak itu
sendiri terbagi dalam 4 macam :
1. Tarif sebanding/proposional.
11
Tarif berupa presentase yang tetap, terhadap berapapun jumlah ang dikenal pajak
sehingga besarnya pajak yang terutang proporsional terhadap besarnya nilai yang
dikenai pajak.
Contoh:
Untuk penyerahan Barang Kena Pajak di dalam daerah pabean akan dikenakan
Pajak Pertambahan Nilai sebesar 10%.
2. Tarif tetap
Tarif berupa jumlah yang tetap terhadap jumlah berapapun jumlah yang dikenai
pajak sehingga besarnya pajak yang terutang tetap.
Contoh:
Besarnya tarif bea materai untuk cek dan bilyet giro dengan nilai nominal
berapapun adalah Rp 1.000,00
3. Tarif progresif
Presentase tarif yang digunakan semakin besar apabila jumlah yang dikenal pajak
semakin besar.
Contoh:
Lapisan penghasilan kena pajak bagi wajib Pajak Badan dan BUT.
Tarif :
12
· Tarif progresif tetap: kenaikan persentase tetap.
Dengan demikian, tarif pajak menurut pasal 17 UU PPh tersebut di atas termasuk
tarif progresif progresif.
4. Tarif degresif
Persentase tarif yang digunakan semakin kecil jika jumlah yang dikenai pajak
semakin besar.
Tujuan utama dari sebuah hukum pajak adalah menegakkan keadilan yang terdiri
dari keadilan dalam pembuatan peraturan-peraturan yang telah tertuang di dalam
undang-undang maupun dari segi peraturan yang digunakan dalam pelaksanaan
pemungutan pajak itu sendiri. Adapun sistem pemungutan pajak yaitu :
2. Hutang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh fiscus.
13
Adalah suatu system pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada wajib
pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang. Cirri-ciri dari
system self assessment adalah sebagai berikut :
1. Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada wajib pajak
sendiri.
2. Wajib pajak aktif mulai dari menghitung, menyetor, dan melaporkan sendiri
pajak yang terutang.
Adalah suatu system pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak
ketiga (bukan fiscus ataupun wajib pajak) untuk menentukan besarnya pajak yang
terutang oleh wajib pajak. Cirri-ciri dari system ini adalah sebagai berikut :
wewenang menentukan besarnya pajak yang terutang ada pada pihak ketiga, pihak
selain fiscus dan wajib pajak.
Hukum pajak pun bertujuan atas dasar keadilan pajak yang terletak pada
hubungan penduduk dengan negaranya. Dasar keadilan selanjutnya adalah
keadilan yang terletak pada akibat yang muncul dari pemungutan pajak, yang
berarti memungut pajak akan menarik daya beli dari rumah tangga masyarakat
untuk rumah tangga negara. Selanjutnya negara akan menyalurkannya kembali
kepada masyarakat dalam bentuk pemeliharaan kesejahteraan masyarakat melalui
berbagai subsidi serta jasa dan barang yang bertujuan untuk melayani masyarakat
umum. Dengan demikian kepentingan seluruh masyarakat lebuh diutamakan.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari Uraian di atas, maka dapat kami ambil kesimpulan bahwa Hukum pajak
merupakan hukum yang telah disusun dalam undang-undang yang memiliki
tujuan dan fungsi sebagaimana telah dirancang dalam undang-undang itu sendiri.
Hukum Pajak dibagi menjadi 2, yaitu hukum pajak materiil dan hukum pajak
formil.
B. Saran
Demikian Makalah ini kami susun, kami menyadari banyaknya kekurangan dalam
Makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangatlah kami
perlukan. Semoga dengan makalah ini, kami dapat memberikan gambaran tentang
Fungsi Dan Tujuan Hukum Pajak. Akhirnya dengan mengucap syukur
Alhamdulillah, semoga apa yang kami kerjakan bermanfaat dan diridhoi oleh
Allah S.W.T. Amin.
15
DAFTAR PUSTAKA
Yustinus Prastowo. 2009. Panduan Lengkap Pajak. Jakarta: Raih Asa Sukses.
16
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kekuatan dan kemampuan, sehingga makalah yang berjudul “Fungsi
dan Tujuan Hukum Pajak” ini dapat diselesaikan. Shalawat serta salam semoga
senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad Saw, para sahabatnya,
keluarganya, dan sekalian umatnya hingga akhir zaman.
Penulis menyadari bahwa dalam Penulisan Makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, Penulis mohon saran dan kritiknya yang bersifat
membangun untuk menyempurnakan Makalah ini dengan harapan untuk
memperbaiki kualitas Makalah.
Sumberharta, 04-04-2018
Penulis
17
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................ ii
BAB I. PENDAHULUAN........................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan............................................................................... 1
B. Fungsi Pajak....................................................................................... 3
A. Kesimpulan ........................................................................................ 15
B. Saran .................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 16
18
19