Anda di halaman 1dari 2

Pengkajian Produk Hukum Daerah

Evaluasi pelaksanaan Perbub 40 tahun 2015


1. Perencanaan penganggaran
1) Pasal 3, bahwa Pemdes mengajukan permohonan (proposal) kepada bupati melalui SKPD.
Namun banyak kegiatan yang diajukan tidak sesuai mekanisme perencanaan. Ditemukan
banyak usulan baru yang tidak berasal dari dokumen RPJMDesa (usulan baru). Belum terjadi
sinkronisasi antara usulan dari pokmas/konstituen dengan dokumen RPJMDesa.
2) Pasal 2 (1), Bantuan keuangan khusus untuk pembangunan, pengadaan peralatan dan
pemberdayaan masyarakat. Namun usulan yang di danai kualitasnya kurang sepenuhnya
mendukung dalam visi undang undang desa, yaitu mewujudkan desa yang kuat, maju, mandiri
dan sejahtera.
3) Pasal 5, biaya operasional kegiatan maksimal 2,5%, sedangkan untuk pekerjaan konstruksi
dengan nilai lebih 100 juta, maka RAB harus dibuat dan ditandatangani oleh orang atau
badan yang memiliki sertifikat kompetensi perencanaan dalam bidang konstruksi. Namun
banyak di lapangan penganggaran untuk desain dari biaya yang tidak jelas.
4) Terdapat desa yang menerima BKK sampai 5M dan ada desa yang hanya 20 juta, sehingga
kurang ada rasa keadilan. Apabila tidak direncakan dengan baik, kegiatan hanya untuk
menghabiskan dana.
2. Penyaluran Bantuan
1) Pasal 9 (1), Kepala desa bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan, Namun banyak
ditemukan bahwa desa hanya sebagai “jalan” untuk penyaluran dana. Begitu dana dicairkan
dari kas daerah masuk ke rekening desa, sebagian besar dana diambil dan diserahkan kepada
pokmas atau kader yang berkaitan dengan anggota DPR yang bersangkutan.
2) Pasal 9 (2) Kegiatan dilaksanakan oleh panitia pelaksana kegiatan atau lembaga
kemasyarakatan desa. Pelaksana kegiatan belum sepenuhnya melaksanakan kegiatan. Perbub
18 2016 tentang PBJ, belum sepenuhnya dilaksanakan.
3) Terdapat di banyak desa yang pencairannya mendekati akhir tahun anggaran, sehinga desa
kesulitan dalam pelaksanaan dan membuat pelaporan kegiatan.
4) Tidak semua alokasi dana kegiatan yang ada di anggaran di belanjakan semua untuk kegiatan.
3. Pertanggungjawaban
1) Pasal 11 (3), Laporan pertanggungawaban penggunaan bantuan keuangan khusus juga
dicantumkan dalam laporan pertanggungjawaban APBDes. Tidak adanya regulasi Perbub
keuangan desa sehingga tidak ada aturan induk sebagai acuan pelaporan desa, sesuai amanat
Pasal 43 Permendagri 113 2014, seharusnya ada perbub tersebut.
2) Pasal 12 (1), Pemerintah Desa penerima bantuan keuangan khusus bertanggungjawab secara
formal dan material atas penggunaan dana bantuan yang diterimanya. Pasal 12 (3),
Pertanggungjawaban disampaikan kepada Bupati paling lambat akhir bulan Januari tahun
anggaran berikutnya. Sebagian desa kesulitan membuat laporan karena dana diserahkan pada
pokmas/kader dari DPRD yang bersangkutan.
4. Monitoring dan evaluasi
1) Pasal 14, Perangkat daerah melakukan monitoring pada saat pelaksanaan dan akhir
pelaksanaan dengan membentuk tim monitoring dan evaluasi dan melaporkan hasilnya
kepada bupati. Pada saat monev masih dijumpai banyak temuan yang sama dengan tahun-
tahun sebelumnya dan temuan yang sama dari berbagai desa.
2) Pasal 13, Dalam hal ada sisa dana, seluruh sisa dana bantuan keuangan khusus, wajib
dipergunakan oleh Pemerintah Desa untuk melanjutkan atau meningkatkan kualitas atau
kuantitas kegiatan yang berkaitan dengan kegiatan awalnya dengan persetujuan Bupati.
Namun sebagian besar desa melakukan tidak melalui persetujuan bupati.
5. Rekomendasi kebijakan
1. Perencanaan anggaran mengacu kepada perencanaan desa, sesuai dengan yang sudah dirintis
Bappeda ada musrenbang dapil, sehingga harapannya bahwa usulan yang disusulkan pada
saat musrenbang dapil harus berasal dari RPJMDesa dan yang akan ditetapkan pendanaannya
juga harus yang ada di dalam usulan musrenbang dapil.
2. Pelaksana kegiatan harus diperjelas mengacu pada Permendagri 113 2014, sehingga desa bisa
melaksanakan kegiatan dengan sepenuhnya (Perbub 18 2016 masih multi tafsir di lapangan
untuk pemahaman TPK nya).
3. Penjelasan tentang penggunaan sisa dana dan adanya perubahan kegiatan (misalnya
kesalahan perhitungan dan perubahan spesifikasi kegiatan).
4. Penjelasan tentang komponen biaya yang bisa dianggarkan dari BKK dan yang tidak bisa
dianggarkan (Swadaya).
5. Perlu ada regulasi pendamping sesuai dengan amanat Permendagri 113 2014 pasal 43 yaitu
Perbub Pengelolaan keuangan Desa, Permendagri 114 2014 pasal 89 yaitu Perbub Juknis
penyusunan RPJMDesa & RKPDesa dan Juknis Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Desa.

Anda mungkin juga menyukai