Anda di halaman 1dari 7

#belajar_tentang_desa

TRANSPARANSI APB DESA, seperti apa?


Tanya:
Pak mau tanya, transparansi apbdes dan transparansi laporan pertanggungjawanan apbdes itu apakah
sampai RAB dan kwitansi atau bon faktur di publikasikan?

Jawab:
1. Utk kuitansi, faktur, bon (bukti pengeluaran belanja) itu ditunjukkan kpd aparatur pengawasan
pemerintahan yakni inspektorat, BPKP, BPK. Tidak ditunjukkan kpd pihak lainnya (BPD, Lembaga
Kemasyarakatan Desa, warga Desa).

2. Transparansi kpd BPD, Lembaga Kemasyarakatan Desa, warga Desa, dilakukan pada saat:
a. Penyusunan RKP Desa, yakni saat musrenbangdes, disitu dipaparkan kades apa saja jenis
pendapatan desa, berapa jumlahnya & digunakan utk apa. Usulan kegiatan desa dimunculkan &
dibahas:
- apa bentuk kegiatannya
- lokasinya
- volume
- jumlah dana
- penerima manfaat
- pelaksana kegiatan
- termasuk RAB, diverifikasi oleh Tim Verifikasi (dari unsur desa & skpd yg paham teknis kegiatan)
catatan:
* prosedur ini berdasarkan Permendagri 114/2014
* jika prosedur ini dilakukan, maka sesungguhnya transparansi sdg terwujud saat perencanaan

b. Penyusunan R-APB Desa:


 rancangan kegiatan yg sdh masuk RKP Desa, dibahas kades & BPD
 termasuk membahas kemungkinan merubah spesifikasi teknis kegiatan (volume, dana) karena
disesuaikan dgn pagu dana definitif yg diterima desa (ingat bhw saat susun RKP Desa, pagu dana
msh indikatif/sementara)
 meskipun pembahasan R-APB Desa oleh kades & BPD, namun tetap memperhatikan aspirasi
masyarakat (Permendagri 113/2014, Permendagri 111/2015)
catatan:
* ini berarti dlm pembahasan R-APB Desa pun telah terbangun transparansi sekurang-kurangnya
diwakili BPD

c. Pelaksanaan kegiatan APB Desa. Sesuai Permendagri 114/2014:


 sebelum kegiatan dilaksanakan, Pemdes melakukan sosialisasi utk menginformasikan kpd warga
perihal kegiatan: lokasi, dana, dll
 sesudah kegiatan selesai, dipasang tanda berupa banner/plakat mengenai informasi kegiatan
(nama kegiatan, lokasi, sumber & jumlah dana, waktu, penerima manfaat)
catatan:
* biasanya saat pelaksanaan kegiatan, disertai gotong royong, shg warga juga mengetahui
- jadi saat pelaksanaan kegiatan jg terbangun tranparansi

d. Pertanggungjawaban APB Desa, sesuai Permendagri 113/2014, Permendagri 46/2016, Permendagri


110/2016:
 pertanggungjawaban APB Desa dibuat dlm bentuk perdes shg dibahas dgn BPD serta dimuat dlm
Laporan Keterangan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa (LKPPD) kpd BPD
 BPD dlm rangka tugas pengawasan dapat menanyakan:
👉 REALISASI kegiatan >> dari seluruh kegiatan desa yg sdh direncanakan dlm RKP Desa &
dianggarkan dlm APB Desa, mana kegiatan yg direalisasi & mana yg tidak realisasi? Apa sebab tdk
realisasi? Yg direalisasi apa ada kendala? Bagaimana Pemdes mengatasi kendala?
👉 TINGKAT CAPAIAN KINERJA >> kinerja realisasi dana (berapa pagu, berapa realisasi, berapa %
tingkat realisasi dana) & kinerja output (berapa output sasaran yg direncanakan, berapa output
yg dicapai, berapa % tingkat capaian output).
Namun, pertanyaan BPD tdk sampai ke nota, kuitansi krn itu ranah aparatur pengawasan
Pemerintah.
....jawaban Kades atas pertanyaan BPD tsb dikaji oleh BPD & selanjutnya dituangkan dlm bentuk
rekomendasi kpd Kades utk penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, pembinaan
kemasyarakatan, pemberdayaan masyarakat tahun selanjutnya.
Jadi, thp pertanggungjawaban kades, BPD tdk ada istilah menerima atau menolak.

 Selain itu, realisasi APB Desa juga disampaikan kpd warga masyarakat dlm bentuk Informasi
Penyelenggaraan Pemerintahan Desa (IPPD) berupa printout realisasi APB Desa yg dipasang di
papan informasi desa, banner di pinggir jalan desa, dll.

Kesimpulan:
Transparansi keuangan desa terwujud mulai dari perencanaan (RKP Desa), penganggaran (APB Desa),
pelaksanaan APB Desa, hingga pertanggungjawaban (perdes pertanggungjawaban APB desa, LKPPD,
IPPD).

Rumus:
T(ransparansi) + P(artisipasi) + A(kuntabilitas) = KDKM (Kemajuan Desa Kesejahteraan Masyarakat)

Semoga Allah SWT, Tuhan YME meridhloi perjuangan Desa.

A. Umum.

1. Prosedur pelayanan informasi di Pengadilan terdiri dari:


o prosedur biasa; dan
o prosedur khusus
2. Prosedur Biasa digunakan dalam hal:
o Permohonan disampaikan secara tidak langsung, baik melalui surat atau media
elektronik;
o Informasi yang diminta bervolume besar;
o Informasi yang diminta belum tersedia; atau
o Informasi yang diminta adalah informasi yang tidak secara tegas termasuk dalam
kategori informasi yang harus diumumkan atau informasi yang harus tersedia setiap
saat dan dapat diakses publik atau informasi yang secara tegas dinyatakan sebagai
informasi yang rahasia sehingga harus mendapat ijin dan diputuskan oleh Pejabat
Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID).
3. Prosedur Khusus digunakan dalam hal permohonan diajukan secara langsung dan
informasi yang diminta:
o Termasuk dalam kategori yang wajib diumumkan;
o Termasuk dalam kategori informasi yang dapat diakses publik dan sudah tercatat
dalam Daftar Informasi Publik dan sudah tersedia (misal: sudah diketik atau sudah
diterima dari pihak atau pengadilan lain);
o Tidak bervolume besar (jumlahnya tidak banyak); dan atau
o Perkiraan jumlah biaya penggandaan dan waktu yang dibutuhkan untuk
penggandaan dapat dilakukan dengan mudah.

B. Prosedur Biasa.

Pelayanan informasi dengan menggunakan prosedur biasa dilakukan sesuai dengan skema
alur dalam gambar berikut:

1. Pemohon mengisi Formulir Permohonan Informasi yang disediakan Pengadilan dan


memberikan salinannya kepada Pemohon.
2. Petugas Informasi mengisi Register Permohonan.
3. Petugas Informasi langsung meneruskan formulir permohonan kepada Penanggungjawab
Informasi di unit terkait, apabila informasi yang diminta tidak termasuk informasi yang
aksesnya membutuhkan ijin dari PPID.
4. Petugas Informasi langsung meneruskan formulir permohonan kepada PPID apabila
informasi yang diminta termasuk informasi yang aksesnya membutuhkan ijin dari PPID
guna dilakukan uji konsekuensi.
5. PPID melakukan uji konsekuensi berdasarkan Pasal 17 Undang-Undang Keterbukaan
Informasi Publik terhadap permohonan yang disampaikan.
6. Dalam jangka waktu 5 (lima) hari kerja sejak menerima permohonan, PPID menyampaikan
pemberitahuan tertulis kepada Petugas Informasi, dalam hal permohonan ditolak;
7. Dalam jangka waktu 5 (lima) hari kerja sejak menerima permohonan, PPID meminta
Penanggungjawab Informasi di unit terkait untuk mencari dan memperkirakan biaya
penggandaan dan waktu yang diperlukan untuk menggandakan informasi yang diminta dan
menuliskannya dalam Pemberitahuan Tertulis PPID Model B dalam waktu selama-
lamanya 3 (tiga) hari kerja serta menyerahkannya kembali kepada PPID untuk
ditandatangani, dalam hal permohonan diterima.
8. Petugas Informasi menyampaikan Pemberitahuan Tertulis sebagaimana dimaksud butir 6
atau butir 7 kepada Pemohon Informasi selambat-lambatnya dalam waktu 1 (satu) hari
kerja sejak pemberitahuan diterima.
9. Petugas Informasi memberikan kesempatan bagi Pemohon apabila ingin melihat terlebih
dahulu informasi yang diminta, sebelum memutuskan untuk menggandakan atau tidak
informasi tersebut.
10. Dalam hal Pemohon memutuskan untuk memperoleh fotokopi informasi tersebut,
Pemohon membayar biaya perolehan informasi kepada Petugas Informasi dan Petugas
Informasi memberikan tanda terima.
11. Dalam hal informasi yang diminta tersedia dalam dokumen elektronik (softcopy), Petugas
Informasi pada hari yang sama mengirimkan informasi tersebut ke email Pemohon atau
menyimpan informasi tersebut ke alat penyimpanan dokumen elektronik yang disediakan
oleh Pemohon tanpa memungut biaya.
12. Petugas informasi menggandakan (fotokopi) informasi yang diminta dan memberikan
informasi tersebut kepada Pemohon sesuai dengan waktu yang termuat dalam
Pemberitahuan Tertulis atau selambat-lambatnya dalam jangka waktu 2 (dua) hari kerja
sejak Pemohon membayar biaya perolehan informasi.
13. Pengadilan dapat memperpanjang waktu sebagaimana dimaksud butir 12 selama 1 (satu)
hari kerja apabila diperlukan proses pengaburan informasi dan selama 3 (tiga) hari kerja
jika informasi yang diminta bervolume besar.
14. Untuk pengadilan di wilayah tertentu yang memiliki keterbatasan untuk mengakses sarana
fotokopi, jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam butir 12, dapat diperpanjang selama
paling lama 3 (tiga) hari kerja.
15. Setelah memberikan fotokopi informasi, Petugas Informasi meminta Pemohon
menandatangani kolom penerimaan informasi dalam Register Permohonan.

C. Prosedur Khusus.

Proses pelayanan informasi dengan menggunakan prosedur khusus, mengikuti skema alur
dalam gambar berikut:

1. Pemohon mengisi formulir permohonan yang disediakan Pengadilan.


2. Petugas Informasi mengisi Register Permohonan.
3. Petugas Informasi dibantu Penanggungjawab Informasi di unit terkait mencari informasi
yang diminta oleh Pemohon dan memperkirakan biaya perolehan informasi dan waktu
yang dibutuhkan untuk penggandaannya.
4. Apabila informasi yang diminta telah tersedia dan tidak memerlukan ijin PPID, Petugas
Informasi menuliskan keterangan mengenai perkiraan biaya perolehan informasi dan
waktu yang dibutuhkan untuk penggandaannya dalam formulir permohonan yang telah
diisi Pemohon.
5. Proses untuk pembayaran, penyalinan dan penyerahan salinan informasi kepada Pemohon
dalam Prosedur Khusus, sama dengan yang diatur untuk Prosedur Biasa dalam butir 10
sampai dengan butir 15.
6. Petugas Informasi memberikan kesempatan bagi Pemohon apabila ingin melihat terlebih
dahulu informasi yang diminta, sebelum memutuskan untuk menggandakan atau tidak
informasi tersebut.

D. Biaya Perolehan Informasi.

1. Biaya perolehan informasi dibebankan kepada Pemohon.


2. Biaya perolehan informasi sebagaimana dimaksud butir 1 terdiri atas biaya penggandaan
(misalnya fotokopi) informasi yang dimohonkan serta biaya transportasi untuk melakukan
penggandaan tersebut.
3. Biaya penggandaan sebagaimana dimaksud butir 2 adalah biaya riil yang ditetapkan oleh
penyedia jasa pelayanan penggandaan.
4. Atasan PPID menetapkan biaya riil transportasi untuk melakukan penggandaan informasi
sebagaimana dimaksud butir 2 dengan memperhatikan kondisi wilayah, dalam hal biaya
tersebut diperlukan (misalnya lokasi penyedia jasa pelayanan penggandaan jauh dari
Pengadilan).
5. Terhadap permohonan informasi mengenai penggandaan putusan atau penetapan tidak
dikenakan biaya leges karena yang dapat diberikan kepada pemohon bukan merupakan
salinan resmi.

E. Syarat dan Prosedur Pengajuan Keberatan atas Pelayanan Permintaan Informasi.

1. Pemohon berhak mengajukan keberatan dalam hal ditemukannya alasan sebagai


berikut:Keberatan ditujukan kepada Atasan PPID melalui Petugas Informasi oleh Pemohon
atau kuasanya.Keberatan ditujukan kepada Atasan PPID melalui Petugas Informasi oleh
Pemohon atau kuasanya.Keberatan ditujukan kepada Atasan PPID melalui Petugas
Informasi oleh Pemohon atau kuasanya.Keberatan ditujukan kepada Atasan PPID melalui
Petugas Informasi oleh Pemohon atau kuasanya.
o Adanya penolakan atas permohonan informasi;
o Tidak disediakannya informasi yang wajib diumumkan secara berkala;
o Tidak ditanggapinya permohonan informasi;
o Permohonan ditanggapi tidak sebagaimana yang diminta;
o Tidak dipenuhinya permohonan informasi;
o Pengenaan biaya yang tidak wajar; dan/atau
o Penyampaian informasi melebihi waktu yang diatur dalam Pedoman ini.
2. Keberatan ditujukan kepada Atasan PPID melalui Petugas Informasi oleh Pemohon atau
kuasanya.

F. Registrasi Pengajuan Keberatan atas Pelayanan Permintaan Informasi.

1. Petugas Informasi wajib memberikan formulir keberatan kepada pemohon untuk diisi dan
membantu pengisiannya jika diperlukan.
2. Petugas Informasi langsung memberikan salinan formulir keberatan sebagai tanda terima
pengajuan keberatan.
3. Petugas Informasi wajib mencatat pengajuan keberatan dalam register keberatan dan
meneruskannya kepada atasan PPID dengan tembusan kepada PPID dalam waktu
selambat-lambatnya 2 (dua) hari kerja sejak permohonan diajukan.

G. Tanggapan atas Keberatan.

1. Atasan PPID wajib memberikan tanggapan dalam bentuk keputusan tertulis yang
disampaikan kepada Petugas PPID dengan tembusan kepada PPID selambat-lambatnya
dalam waktu 20 (dua puluh) hari sejak dicatatnya pengajuan keberatan tersebut dalam
register keberatan.
2. Keputusan tertulis sebagaimana dimaksud sekurang-kurangnya memuat:Petugas Informasi
menyampaikan atau mengirimkan keputusan Atasan PPID kepada Pemohon atau kuasanya
selambat-lambatnya dalam waktu 2 (dua) hari kerja sejak menerima tanggapan dari Atasan
PPID dan ditembuskan ke PPID serta Biro Hukum dan Hubungan Masyarakat Mahkamah
Agung.Petugas Informasi menyampaikan atau mengirimkan keputusan Atasan PPID
kepada Pemohon atau kuasanya selambat-lambatnya dalam waktu 2 (dua) hari kerja sejak
menerima tanggapan dari Atasan PPID dan ditembuskan ke PPID serta Biro Hukum dan
Hubungan Masyarakat Mahkamah Agung.Petugas Informasi menyampaikan atau
mengirimkan keputusan Atasan PPID kepada Pemohon atau kuasanya selambat-lambatnya
dalam waktu 2 (dua) hari kerja sejak menerima tanggapan dari Atasan PPID dan
ditembuskan ke PPID serta Biro Hukum dan Hubungan Masyarakat Mahkamah Agung.
o Tanggal pembuatan surat tanggapan atas keberatan;
o Nomor surat tanggapan atas keberatan;
o Tanggapan/jawaban tertulis atasan PPID atas keberatan yang diajukan yang berisi
salah satu atau beberapa hal sebagai berikut:
 Mendukung sikap atau putusan PPID disertai alasan dan pertimbangan yang
jelas;
 Membatalkan putusan PPID dan/atau memerintahkan PPID untuk
memberikan sebagian atau seluruh informasi yang diminta kepada
Pemohon dalam jangka waktu tertentu selambat-lambatnya 14 (empat
belas) hari kerja;
 Memerintahkan PPID untuk menjalankan kewajibannya dalam
memberikan pelayanan informasi sesuai dengan undang-undang dan
peraturan yang berlaku dalam jangka waktu tertentu selambat-lambatnya 14
(empat belas) hari kerja;
 Menetapkan biaya yang wajar yang dapat dikenakan kepada pemohon
informasi.
3. Petugas Informasi menyampaikan atau mengirimkan keputusan Atasan PPID kepada
Pemohon atau kuasanya selambat-lambatnya dalam waktu 2 (dua) hari kerja sejak
menerima tanggapan dari Atasan PPID dan ditembuskan ke PPID serta Biro Hukum dan
Hubungan Masyarakat Mahkamah Agung.
4. Pemohon yang mengajukan keberatan yang tidak puas dengan keputusan atasan PPID
berhak mengajukan permohonan penyelesaian sengketa informasi kepada Komisi
Informasi selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja sejak diterimanya keputusan
atasan PPID.

Selengkapnya:

 SK KMA Nomor 1-144/KMA/SK/I/2011 tentang Pedoman Pelayanan Informasi di


Pengadilan
 Lampiran I SK KMA No. 1-144/KMA/SK/I/2011
 Lampiran II SK KMA No. 1-144/KMA/SK/I/2011
 Lampiran III SK KMA No. 1-144/KMA/SK/I/2011
 Lampiran IV SK KMA No. 1-144/KMA/SK/I/2011
 Lampiran V SK KMA No. 1-144/KMA/SK/I/2011
 Lampiran VI SK KMA No. 1-144/KMA/SK/I/2011
 Lampiran VII SK KMA No. 1-144/KMA/SK/I/2011
 Lampiran VIII SK KMA No. 1-144/KMA/SK/I/2011
 Lampiran IX SK KMA No. 1-144/KMA/SK/I/2011
 Lampiran X SK KMA No. 1-144/KMA/SK/I/2011
 Lampiran XI SK KMA No. 1-144/KMA/SK/I/2011
 Lampiran XII SK KMA No. 1-144/KMA/SK/I/2011

Anda mungkin juga menyukai