Anda di halaman 1dari 17

BELAJAR

Berbicara definisi/batasan atau pengertian belajar para ahli berbeda-beda


pandangan dalam memberikan pengertian tentang belajar, di antaranya: Burton
mendefinisikan bahwa belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku pada diri
individu berkat adanya interaksi antar individu dengan individu dan individu dengan
lingkungannya sehingga mereka dapat berinteraksi dengan lingkungannya. Kata
kunci pendapat Burton adalah “interaksi”. Interaksi ini memiliki makna sebagai
sebuah proses. Seseorang yang sedang melakukan kegiatan secara sadar untuk
mencapai tujuan perubahan tertentu,maka orang tersebut dikatakan sedang belajar.
Kegiatan atau aktivitas tersebut disebut aktivitas belajar. (sanintifik-3)

Menurut Sudjana(1989:28) belajar juga merupakan proses melihat,


mengamati, dan memahami sesuatu. Kegiatan pembelajaran dilakukan oleh dua orang
pelaku, yaitu guru dan siswa. Perilaku guru adalah membelajarkan dan perilaku siswa
adalah belajar. Perilaku pembelajaran tersebut terkait dengan bahan pembelajaran.
Bahan pemebelajaran dapat berupa pengetahuan, nilai-nilai kesusilaan, seni, norma,
agama,sikap, dan keterampilan. Untuk mencapai keberhasilan dalam kegiatan
pembelajaran, terdapat beberapa komponen yang harus dikembangkan guru, yaitu
tujuan, materi, strategi, dan evaluasi pembelajaran. Masing-masing komponen
tersebut saling berkaitan dan memengaruhi satu sama lain. (saintifik)

Sejalan dengan hal tersebut, Wrag (1994) dalam (Aunurrahman, 2012)


mengemukakan bahwa terdapat 3 ciri umum kegiatan belajar. Pertama, belajar
menunjukkan suatu aktivitas pada diri seseorang yang disadari atau disengaja.
Banyak aktivitas seseorang merupakan cerminan dari kegiatan belajar, walaupun diri
individu tersebut tidak secara nyata memahami bahwa dirinya melakukan kegiatan
belajar. Kedua, belajar merupakan interaksi individu dengan lingkungannya.
Lingkungan dalam hal ini dapat berupa manusia, atau obyek-obyek lain yang
memungkinkan individu memperoleh pengalaman-pengalaman atau pengetahuan
baik pengalaman baru maupun yang pernah diperoleh tetapi menimbulkan perhatian
kembali bagi individu tersebut sehingga memnungkinkan terjadinya interaksi. Ketiga,
hasil belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku. Perubahan-perubahan tersebut
berkenaan dengan perubahan psikomotorik, afektif, maupun kognitif (kemampuan
berfikir).

Jenis –jenis belajar menurut hermawan (2012:14)

1. Belajar konsep

Konsep merupakan pengertian yang abstrak mengenai suatu hal yang


tersusun secara sistematis dan komprehensif, bagaimana cara untuk
memperoleh konsep. Dahar (1989) memberikan petunjuk untuk memperoleh
konsep dengan dua cara yaitu (1) formasi konsep,(2) asimilasi konsep. Cara
formasi konsep, menjelaskan bahwa konsep diperoleh melalui pengalaman
dengan proses induktif. Mengikuti pola eg-rule atau pola contoh. Cara
asimilasi konsep, bahwa konsep diperoleh melalui proses deduktif, belajar
sajian, dan belajar konsep sebagai aturan atau contoh.

Ada beberapa keuntungan dalam belajar konsep, antara lain:

(1) Mengurangi beban berat memori karena kemampuan mmanusia dalam


mengategorisasikan berbagai stimulus

(2) Konsep-konsep merupakan batu-batu pembangun berfikir

(3) Konsep-konsep merupakan dasar proses mental yang lebih tinggi

(4) Konsep-konsep diperlukan untuk memecahkan masalah.


2. Belajar bermakna

Ausebel “belajar bermakna adalah suatu proses mengaitkan informasi


baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif
seseorang”. Dengan demikian belajar bermakna yangbaru mengakibatkan
pertumbuhan dan modifikasi subsumer (menggolongkan,memasukkan).

Ada tiga kebaikan belajar bermakna, yaitu: (a) infromasi yang


dipelajari secara bermakna lebih lama diingat,(b) informasi yang telah
subsumer meningkatkan diferensiasi. Subsumer-subsumer sehingga
memudahkan proses belajar berikutnya untuk materi pelajaran yang mirip.
Hal yang dapat mempengaruhi belajar bermakna adalah struktur kognitif
stabilitas, dan kejelasan pengetahuan di satu bidang studi tertentu dan pada
waktu tertentu.

Kebermaknaan materi pembelajaran secara potensial tergantung dua


hal yakni materi harus memiliki kebermaknaan : logis, dan gagasan-gagasan
yang yang relevan harus ada dalam struktur kognitif siswa.

3. Belajar tuntas

James H Block(1971) mengatakan bahwa konsep belajar tuntas (mastery


learning) yang lebih menekankan strateginya pada kegiatan individual dalam
belajar, dan menekankan pula pada usaha penguasaan bahan pengajaran
secara aktual.

Dengan demikian maka belajar tuntas:

(1) Mampu menguasai bahan ajar yang dipelajari


(2) Siswa bisa melakukan perubahan tingkah laku

(3) Siswa mampu merespon stimulus dengan respon yang efektif

(4) Belajar tuntas lebih mudah untuk mengikuti proses belajar berikutnya

PEMBELAJARAN FISIKA

Pembelajaran dapat diartika sebagai suatu peristiwa yang sengaja


direncanakan agar dapat memudahkan individu dalam proses belajar. Pembelajaran
merupakan sebuah proses yang memiliki tujuan yaitu memfasilitasi individu agar
memiliki kompetensi spesifik berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
diperlukan untuk melakukan suatu tugas atau pekerjaaan spesisik (Benny, 2011: 15).

Menurut Isjoni (2012), pembelajaran adalah sesuatu yang dilakukan oleh


siswa, bukan dibuat untuk siswa. Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya
pendidik untuk membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar. Tujuan
pembelajaran adalah terwujudnya efisiensi dan efektivitas kegiatan belajar yang
dilakukan peserta didik.

Pihak-pihak yang terlibat dalam pembelajaran adalah pendidik peserta peserta


didik yang berinteraksi edukatif antara satu dengan yang lainnya. Isi kegiatan adalah
bahan (materi) belajar yang bersumber dari kurikulum suatu program pendidikan.
Proses kegiatan adalah langkah-langkah atau tahapan yang dilalui pendidik dan
peserta didik dalam pembelajaran.

Smith dan Ragan (2003:9) mengemukakan beberapa indikator yang dapat


digunakan untuk menentukan keberhasilan sebuah proses pembelajaran. Faktor-faktor
tersebut antara lain:
1. Efektivitas

Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang mampu membawa siswa


untuk mencapai tujuan pembelajaran atau kompetensi yang diharapkan

2. Efisiensi

Pembelajaran yang efisien memiliki makna adanya aktivitas pembelajaran yang


berlangsung dengan menggunakan waktu dan sumber daya yang relatif sedikit.

3. Daya tarik.

Pembelajaran perlu diciptakan agara menjadi sebuah peristiwa yang menarik


sehingga mampu meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa.

Pembelajaran Fisika di SMA/MA dalam kurikulum 2013 (Purba, 2013: 1)


mempunyai fungsi dan tujuan sebagai berikut:

1. Menanamkan keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa


berdasarkan keindahan yang terkandung dalam aturan aturan alam ciptaan-
Nya

2. Memumpuk sikap ilmiah

3. Memperoleh pengalaman dalam penerapan metoede ilmiah melalui percobaan


dan eksperimen, dimana peserta didik melakukan pengujian hipotesis dengan
merancang eksperimen melalui pemasangan instrumen, pengambilan,
pengolahan, dan interpretasi data serta mengkomunikasikan hasil eksperimen
secara lisan dan tulisan

4. Mengembangkan kemampuan berpikir analis deduktif dengan menggunakan


berbagai konsep dan prinsip Fisika untuk menjelaskan berbagai peristiwa
alam dan menyelesaikan masalah baik secara kualitatif maupun kuantitatif
dengan menggunakan aritmatika.

5. Menguasai berbagai konsep, dan prinsip Fisika untuk mengembangkan


pengetahuan, keterampialn dan sikap percaya diri sehingga dapat diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari dan sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikan
ke jenjang yang lebih tinggi.

6. Pembentukan sikap yang positif terhadap Fisika, yaitu merasa tertarik untuk
mempelajari Fisika lebih lanjut karena merasakan keindahan dalam
keteraturan perilaku alam serta kemampuan fisika dalam menjelaskan
berbagai peristiwa alam dan penerapan fisika dalam teknologi

Berdasarkan hal tersebut, slaah satu tujuan pembelajaran Fisika SMA adalah
memberi pengalaman untuk dapat mengajukan dan menguji hipotesis memlalui
percobaan, merancang dan merakit instrumen percobaan, mengumpulkan, mengolah
dan menafsirkan data, menyusun laporan, serta mengkomunikasikan hasil percobaan
secara lisan dan tertulis.

KOGNITIF

Benjamin S. Bloom dalam Benny (2012), mengemukakan tiga domain atau


aspek yang dapat digunakan sebagai dasar untuk merumuskan tujuan pembelajaran
yang meliputi:

 Ranah kognitif

 Ranah afektif
 Ranah psikomotor

Menurut Bloom dalam Muhammad Rohman (2013), domain kognitif adalah


tujuan pendidikan yang berhubungan dengan kemampuan intelektual atau berpikir,
dan kemampuan memecahkan masalah. Domaian kognitif menurut Bloom terdiri dari
6 tingkatan, yaitu: pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sistesis, dan evaluasi.

a. Pengetahuan

Pengetahuan adalah tingkatan tujuan kognitif yang paling rendah.tujuan ini


berhubungan dengan kemampuan untuk mengingat informasi yang sudah
dipelajari (recall). Pengetahuan mengingat fakta semacam ini sangat
bermanfaat dan penting untuk mencapai tujuan berikutnya yang lebih tinggi.

b. Pemahaman

Pemahaman lebih tinggi tingkatannya dari pengetahuan. Pemahaman


berkenaan dengan kemampuan menjelaskan, menafsirkan, menangkap makna
arti suatu konsep.

c. Aplikasi

Penerapan merupakan tujuan kognitif yang lebih tinggi tingkatannya


dibandingkan dengan pengetahuan dan pemahaman. Tujaun ini berhubungan
dengan kemampuan mengaplikasikan suatu bahan pelajaran yang sudah
dipelajari ke dalam situasi baru yang konkret, misalnya kemampuan
memecahkan masalah atau persoalan dengan menggunakan rumus, dalil, atau
hukum tertentu.

d. Analisis
Analisis adalah kemampuan menguraikan atau memecah suatu bahan
pelajaran ke dalam bagian-bagian atau unsur-unsur serta hubungan antara
bagian bahan tersebut. Kemampuan ini hanya mungkin dapat dipahami dan
dikuasai

e. Sintesis

Sintesis dalah kemampuan untuk menghimpun bagian-bagian ke dalam suatu


keseluruhan yang bermakna, seperti merumuskan tema, rencana atau melihat
hubungan abstrak dari berbagai informasi yang tersedia.

f. Evaluasi

Evaluasi adalah tujuan yang paling tinggi dalam domain kognitif, dan
berkanaan dengan kemampuan membuat penilaian terhadap sesuatu
berdasarkan maksud atau kriteria tertentu.

PEMBELAJARAN REMIDIAL

Pembelajaran remedial merupakan layanan pendidikan yang diberikan kepada


peserta didik untuk memperbaiki prestasi belajarnya sehingga mencapai kriteria
ketuntasan yang ditetapkan. Apabila dijumpai adanya peserta didik yang tidak
mencapai penguasaan kompetensi yang telah ditentukan, maka muncul permasalahan
mengenai apa yang harus dilakukan oleh pendidik. Salah satu tindakan yang
diperlukan adalah pemberian program pembelajaran remedial. (pendekatan saintifik)

Tujuan pembelajaran remedial adalah membantu dan menyembuhkan peserta


didik yang mengalami kesulitan belajar melalui perlakuan pengajaran. Pembelajaran
remedial dimulai dari identifikasi kebutuhan peserta didik yang menjadi sasaran
remedial. Kebutuhan peserta didik ini dapat diketahui dari analisis kesulitan belajar
peserta didik dalam memahami konsep-konsep tertentu. Berdasarkan analisis
kesulitan belajar itu, baru kemudian guru memberikan pembelajaran remedial.
(evaluasi pembelajaran)

Menurut hermawan (2012:75) prosedur dan teknik remdial akademik yaitu


pengajaran remedial atau remedial akademik yang dilakukan dengan remedial
teaching , merupakan langkah lanjutan dari kegiatan diagnosis kesulitan belajar.
Adapun langkah-langkah atau prosedur pelaksanaan remedial akademik adalah :

1. Menelaah kembali terhadap siswa yang akan mendapat bantuan/perlakuan


remedial teaching.

Kegiatan ini dimaksudkan agar memperoleh kepastian keadaan siswa yang telah
definitive tentang:

- Permasalahan yang dihadapi

- Kelemahan yang dialami

- Faktor utama penyebab permasalahan / kesulitan

- Dan atau mencari jawaban atas pertanyaan apakah siswa masih bisa
ditolong danberapa lama?

2. Alternatif tindakan

Apabila telah mendapatkan kepastian data yang lengkap tentang kesulitan


belajar siswa, barulah dilaksanakan alternatif tindakan yang sesuai dengan
karakteristik kesulitan belajar siswa.

Alternatif tindakan yang terpilih ini bisa dengan cara:


a. Siswa disuruh mengulang bahan ajar yang telah dipelajari,dengan
memberikan petunjuk

b. Melakukan alternatif lain yang setara dengan kegiatan belajar mengajar


yang telah ditempuh, dengan memberikan penekanan

Apabila kesulitan belajar yang bersangkutan bukan semata-mata kesulitan dalam


belajar,akan tetapi disebabkan karena hal-hal lain. Karena kurang semangat belajar,
atau karena kurang sehat dan lain sebagainya, diperlukan bimbingan khusus atau
bimbingan klinis terlebih dahulu, kemudian baru dilakukan langkah-langkah remedial
akademik

MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY LEARNING

Menurut Dahar dalam Trianto (2007: 26), salah satu model instruksional
kognitif yang sangat berpengaruh adalah model dari Jerome Bruner yang dikenal
dengan pembelajaran penemuan (discovery learning). Bruner menganggap bahwa
belajar penemuan sesuai dengan pencarian pengetahuan secara aktif oleh manusia,
dan dengan sendirinya memberi hasil yang paling baik. Berusaha sendiri untuk
mencari pemecahan masalah serta pengetahuan yang menyertainya, menghasilkan
pengetahuan yang benar-benar bermakna.

Suprihatiningrum (2013: 242) memberikan gambaran yaitu dengan diterapkan


model discovery learning siswa dapat dilibatkan dan diikutsertakan secara langsung
dalam proses pembelajaran serta dibimbing untuk menemukan konsep dengan
menyelidiki hubungan dari data yang telah dikumpulkan. Pembelajaran discovery
learning dilakukan dengan sangat hati-hati dalam mencari bentuk atau pola dari data
yang akan mengarahkan siswa menarik suatu kesimpulan sebagai konsep atau prinsip
yang akan ditemukan.
Prasetyo dalam Suprihatiningrum (2012: 245) mengelompokkan model
discovery learning menjadi dua jenis yaitu penemuan bebas (free discovery) dan
penemuan terbimbing (guided discovery). Dalam dunia pendidikan sehari-hari,
guided discovery lebih sering digunakan karena dengan adanya arahan dan
bimbingan dari guru siswa akan belajar dengan lebih terarah dalam menemukan
konsep dan mencapai tujuan yang ditetapkan.

Sholeh (2014: 228) berpendapat bahwa model guided discovery learning


adalah salah satu model pembelajaran yang mengkondisikan kegiatan pembelajaran
sedemikian sehingga berpusat pada guru ke kondisi pembelajaran yang berpusat pada
siswa dengan melibatkan siswa dalam kegiatan belajar mengajar melalui kegiatan
eksperimen dengan bimbingan guru. Sedangkan menurut Hamdani (2011: 185) model
guided discovery learning adalah model pembelajaran penemuan dimana guru
sebagai fasilitator selalu berusaha melibatkan siswa dalam proses mental dengan
berdiskusi, bertukar pendapat, dan kegiatan seperti seminar.

Dari uraian tersebut dapat disimpulan bahwa model pembelajaran guided


discovery learning adaah salah satu jenis dari model discovery learning dimana guru
bertugas sebagai fasilitator dan membimbing siswa untuk dilibatkan dan
diikutsertakan secara langsung dalam pembelajaran untuk menemukan suatu konsep
atau prinsip-prinip dalam pembelajaran.

Menurut Bicknell dan Hoffman, tiga atribut utama dalam discovery learning,
yaitu :

1) menyelidiki dan memecahkan masalah untuk menciptakan, mengitegrasikan,


dan menyamaratakan pengetahuan,

2) mendorong pada peserta didik untuk belajar berdasarkan cara atau langkah
mereka sendiri, dimana peserta didik menentukan frekuensi dan urutannya,
3) aktivitas untuk mendorong pengintegrasian dari prinsip penggunaan
pengetahuan yang telah ada sebagai dasar untuk membangun pengetahuan
yang baru. (Castronova dalam Jurnal “Discovery Learning for 21st Century”)

Langkah persiapan model guided discovery learning menurut Faiq (2014)


adalah sebagai berikut:

1. Orientation atau Stimulation

Pertama-tama pada tahap ini pelajar dihadapkan pada sesuatu yang


menimbulkan kebingungannya, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberik
generalisasi agar timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri. Disamping itu
guru dapat memulai kegiatan PBM dengan mengajukan pertanyaan, anjuran
membaca buku, aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan
pemecahan masalah. Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan
kondisi interaksi belajar yang dapat mengembangkan dan membantu siswa
dalam mengekplorasi bahan.

2. Problem Statement (pernyataan/identifikasi masalah)

Setelah dilakukan stimulasi langkah selanjutnya adalah guru memberi


kesempatan ke[ada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-
agenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah
satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara
atas pertanyaan masalah)

3. Data collection (Pengumpulan data)

Pembuktian benar atau tidaknya hipotesis dilakukan oleh guru ketika


eksplorasi berlangsung, yaitu dengan memberi kesempatan kepada siswa
untuk mengumpulkan informasi relevan sebanyak-banyaknya (Syah, 2004:
244). Pada tahap ini berfungsi untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan
benar tidaknya hipotesis, dengan demikian anak didik diberi kesempatan
untuk mengumpulkan (collection) berbagai informasi yang relevan, membaca
literatur, mengamati objek, wawancara dengan nara sumber, melakukan uji
coba sendiri dan sebagainya.

4. Data Processing (Pengolahan Data)

Menurut Syah (2004: 244) pengolahan data merupakan kegiatan mengolah


data dan informasi yang telah diperoleh para siswa baik melalui wawancara,
observasi dan sebagainya, kemudian ditafsirkan. Semua informasi hasil
bacaan, wawancara, observasi, dan sebagainya, semua diolah, diacak,
diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung dengan cara tertentu
serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu.

5. Verification (Pembuktian)

Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk


membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi dengan
temuan alternatif, dihubungkan dengan hasil data processing (Syah, 2004:
244). Verification menurut Bruner bertujuan agar proses belajar akan berjalan
dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan atau pemahaman melalui
contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya.

6. Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi)

Tahap generalisasi/menarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah


kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip mum dan berlaku untuk semua
kejadian atau masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi
(Syah, 2004: 244). Berdasarkan hasil verifikasi maka dirumuskan prinsip-
prinsip yang mendasari generalisasi.

Model Guided Discovery memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari


model Guided Discovery Learning menurut Yanti (2104: 10) adalah sebagai berikut:

1) Membantu Peserta didik untuk mengembangkan, kesiapan, serta penguasaan


keterampilan dalam proses kognitif

2) Peserta didik memperoleh pengetahuan secara individual sehingga dapat


dimengerti dan mengendap dalam pikirannya

3) Dapat membangkitkan motivasi dan gairah belajar peserta didik untuk belajar
lebih giat lagi

4) Memberikan peluang untuk berkembang dan maju sesuai dengan kemampuan


dan minat masing-masing

5) Memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri sendiri dengan proses


menemukan sendiri karena pembelajaran berpusat pada peserta didik dengan
peran guru yang sangat terbatas.

Adapun kelemahan dari Model Guided Learning menurut yanti (2014: 10) adalah
sebagai berikut:

1) Siswa harus memiliki kesiapan dan kematangan mental, siswa harus berani
dan berkeinginan untuk mengetahui keadaan sekitarnya dengan baik.

2) Jumlah siswa dalam satu kelas biasanya banyak

3) Guru dan siswa yang sudah sangat terbiasa dengan pembelajaran gaya lama
maka metode discovery ini akan susah dilakukan
KERANGKA PEMIKIRAN

Proses belajar adalah pemahaman terhadap konsep-konsep yang diterima


selama dan sesudah proses belajar mengajar berlangsung. Jika proses belajar
mengajar dapat berjalan dengan baik maka tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Hasil evaluasi belajar kognitif siswa merupakan salah satu indikator yang
dapat menyatakan siswa tersebut tuntas atau tidak tuntas dalam pembelajaran. Tuntas
atau tidaknya nilai kognitif siswa dilihat dari standar yang telah ditetapkan. Dan
dalam kurikulum 2013 siswa dituntut untuk dapat memenuhi kriteria ketuntasan
minimal (KKM)yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah. Seorang siswa dikatakan
mengalami kesulitan belajar apabila belum mencapai tingkat ketuntasan.

Untuk mengatasi kesulitan belajar yang dialami siswa salah satunya dengan
pembelajaran remidial. Menurut (evaluasi) tujuan dari pembelajaran remedial adalah
membantu dan menyembuhkan peserta didik yang mengalami kesulitan belajar
melalui perlakuan pengajaran. Pembelajaran remedial dimulai dari identifikasi
kebutuhan peserta didik yang menjadi sasaran remedial. Kebutuhan peserta didik ini
dapat diketahui dari analisis kesulitan belajar peserta didik dalam memahami konsep-
konsep tertentu. Berdasarkan analisis kesulitan belajar itu, baru kemudian guru
memberikan pembelajaran remedial.

Model pembelajaran Guided Discovery Learning adaah salah satu jenis dari
model discovery learning dimana guru bertugas sebagai fasilitator dan membimbing
siswa untuk dilibatkan dan diikutsertakan secara langsung dalam pembelajaran untuk
menemukan suatu konsep atau prinsip-prinip dalam pembelajaran. Guided discovery
learning memiliki kelebihan, salah satunya yaitu membantu peserta didik untuk
mengembangkan, kesiapan, serta penguasaan keterampilan dalam proses kognitif.
Dengan demikian pembelajaran remidial dengan model Guided Discovery Learning
dapat membuat siswa lebih aktif dan dapat meningkatkan kemampuan kognitif
peserta didik serta tuntas dalam tes hasil belajar setelah pembelajaran remidiasi.

Untuk memperjelas kerangka berpikir dapat dapat digambarkan sebagai


berikut.

Siswa
Masalah
< KKM

Remidiasi
GDL
Metode
Solusi

Memenuhi
KKM

Hasil Selesai

HIPOTESIS TINDAKAN

Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka berfikir di atas, dapat dikemukakan


hipotesis tindakan bahwa remediasi pembelajaran Fisika dengan model pembelajaran
Guided Discovery Learning dapat meningkatkan ketuntasan belajar siswa pada aspek
kognitif Fisika pada materi Momentum dan Impuls kelas X MIA SMA Negeri
Kebakkramat Tahun Pelajaran 2017/2018.

Anda mungkin juga menyukai

  • Matlab 1
    Matlab 1
    Dokumen1 halaman
    Matlab 1
    RENGGA
    Belum ada peringkat
  • Data Labfis
    Data Labfis
    Dokumen13 halaman
    Data Labfis
    RENGGA
    Belum ada peringkat
  • Angket Minat Siswa
    Angket Minat Siswa
    Dokumen3 halaman
    Angket Minat Siswa
    RENGGA
    Belum ada peringkat
  • Dana
    Dana
    Dokumen1 halaman
    Dana
    RENGGA
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen3 halaman
    Bab I
    RENGGA
    Belum ada peringkat
  • Dana
    Dana
    Dokumen14 halaman
    Dana
    RENGGA
    Belum ada peringkat
  • Tentang Quest
    Tentang Quest
    Dokumen2 halaman
    Tentang Quest
    RENGGA
    Belum ada peringkat
  • WM
    WM
    Dokumen1 halaman
    WM
    RENGGA
    Belum ada peringkat
  • Sears Z
    Sears Z
    Dokumen2 halaman
    Sears Z
    RENGGA
    Belum ada peringkat
  • Bab 2x
    Bab 2x
    Dokumen6 halaman
    Bab 2x
    RENGGA
    Belum ada peringkat
  • CIRENG
    CIRENG
    Dokumen3 halaman
    CIRENG
    RENGGA
    Belum ada peringkat
  • Astronom I
    Astronom I
    Dokumen4 halaman
    Astronom I
    RENGGA
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen2 halaman
    Bab 1
    RENGGA
    Belum ada peringkat
  • TAI
    TAI
    Dokumen3 halaman
    TAI
    RENGGA
    Belum ada peringkat
  • KKM
    KKM
    Dokumen2 halaman
    KKM
    RENGGA
    Belum ada peringkat
  • Bab I Satya Fix2 2007
    Bab I Satya Fix2 2007
    Dokumen4 halaman
    Bab I Satya Fix2 2007
    RENGGA
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen3 halaman
    Cover
    RENGGA
    Belum ada peringkat
  • Bab III Rennn
    Bab III Rennn
    Dokumen10 halaman
    Bab III Rennn
    RENGGA
    Belum ada peringkat
  • Daftar
    Daftar
    Dokumen3 halaman
    Daftar
    RENGGA
    Belum ada peringkat
  • Latar Belakang
    Latar Belakang
    Dokumen3 halaman
    Latar Belakang
    RENGGA
    Belum ada peringkat
  • Penda Hulu An
    Penda Hulu An
    Dokumen1 halaman
    Penda Hulu An
    RENGGA
    Belum ada peringkat
  • Laporan
    Laporan
    Dokumen4 halaman
    Laporan
    RENGGA
    Belum ada peringkat
  • Bab I Satya
    Bab I Satya
    Dokumen4 halaman
    Bab I Satya
    RENGGA
    Belum ada peringkat
  • Kelas 2 Sma Fisika Sarwono
    Kelas 2 Sma Fisika Sarwono
    Dokumen210 halaman
    Kelas 2 Sma Fisika Sarwono
    Lestari Agus Riani
    100% (3)
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    RENGGA
    Belum ada peringkat
  • Bab I - Iii
    Bab I - Iii
    Dokumen7 halaman
    Bab I - Iii
    RENGGA
    Belum ada peringkat
  • RPP GLB Fuma
    RPP GLB Fuma
    Dokumen33 halaman
    RPP GLB Fuma
    RENGGA
    Belum ada peringkat
  • RPP GLB Fuma
    RPP GLB Fuma
    Dokumen33 halaman
    RPP GLB Fuma
    RENGGA
    Belum ada peringkat
  • Proposal Mantren Fix
    Proposal Mantren Fix
    Dokumen24 halaman
    Proposal Mantren Fix
    RENGGA
    Belum ada peringkat