Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Kanker paru merupakan penyebab kematian tertinggi di dunia, dengan
prognosis yang sering kali buruk. Kanker paru biasanya tidak dapat di obati
dan penyembuhan hanya mungkin dilakukan dengan jalan pembedahan, di
mana sekitar 13% dari klien yang menjalani pembedahan mampu bertahan
selama 5 tahun. Metastasis penyakit biasanya muncul dan hanya 16% klien
yang penyebaran penyakitnya dapat dilokalisasi pada saat diagnosis.
Dikarenakan terjadinya metastasis, penatalaksanaan kanker paru sering kali
hanya berupa tindakan paliatif (mengatasi gejala) di bandingkan dengan
kuratif (penyembuhan). Di perkirakan 85% dari kanker paru terjadi akibat
merokok. Oleh karena itu pencegahan yang paling baik adalah”jangan
memulai untuk merokok” (Somantri, 2012 : 112).
Sebetulnya suatu proses kanker di paru dapat berasal dari saluran
pernapasan itu sendiri dari jaringan ikat diluar saluran pernapasan. Dari
saluran pernapasan, sel kanker dapat berasal dari sel bronkus, alveolus,
atau dari sel-sel yang memproduksi mucus yang mengalami degenerasi
maligna. Karena pertumbuhan suatu proses keganasan selalu cepat dan
bersifat infasif, proses kanker tersebut selalu sudah mengenai saluran
pernapasan, sel-sel penghasil mucus, maupun jaringan ikat (Danusantoso,
2013 : 311).
Kanker merupakan masalah paling utama dalam bidang kedokteran dan
merupakan salah satu dari 10 penyebab kematian utama di dunia serta
merupakan penyakit keganasan yang bisa mengakibatkan kematian pada
penderitanya karena sel kanker merusak sel lain. Sel kanker adalah sel
normal yang mengalami mutasi/perubahan genetik dan tumbuh tanpa
terkoordinasi dengan sel-sel tubuh lain. Proses pembentukan kanker
(karsinogenesis) merupakan kejadian somatik dan sejak lama diduga
disebabkan karena akumulasi perubahan genetik dan epigenetik yang
menyebabkan perubahan pengaturan normal kontrol molekuler perkembang
biakan sel. Perubahan genetik tersebut dapat berupa aktivasi proto-onkogen
dan atau inaktivasi gen penekan tumor yang dapat memicu tumorigenesis
dan memperbesar progresinya.

1
Pengobatan atau penatalaksaan penyakit ini sangat bergantung pada
kecekatan ahli paru untuk mendapatkan diagnosis pasti. Penemuan kanker
paru pada stadium dini akan sangat membantu penderita, dan penemuan
diagnosis dalam waktu yang lebih cepat memungkinkan penderita
memperoleh kualitas hidup yang lebih baik dalam perjalanan penyakitnya
meskipun tidak dapat menyembuhkannya. Pilihan terapi harus dapat segera
dilakukan, mengingat buruknya respons kanker paru terhadap berbagai jenis
pengobatan. Bahkan dalam beberapa kasus penderita kanker paru
membutuhkan penangan sesegera mungkin meski diagnosis pasti belum
dapat ditegakkan. Kanker paru dalam arti luas adalah semua penyakit
keganasan di paru, mencakup keganasan yang berasal dari paru sendiri
maupun keganasan dari luar paru (metastasis tumor di paru). Dalam
pedoman penatalaksanaan ini yang dimaksud dengan kanker paru ialah
kanker paru primer, yakni tumor ganas yang berasal dari epitel bronkus atau
karsinoma bronkus (bronchogenic carcinoma). Menurut konsep masa kini
kanker adalah penyakit gen. Sebuah sel normal dapat menjadi sel kanker
apabila oleh berbagai sebab terjadi ketidak seimbangan antara fungsi
onkogen dengan gen tumor suppresor dalam proses tumbuh dan
kembangnya sebuah sel.Perubahan atau mutasi gen yang menyebabkan
terjadinya hiperekspresi onkogen dan/atau kurang/hilangnya fungsi gen
tumor suppresor menyebabkan sel tumbuh dan berkembang tak terkendali.
Perubahan ini berjalan dalam beberapa tahap atau yang dikenal dengan
proses multistep carcinogenesis. Perubahan pada kromosom, misalnya
hilangnya heterogeniti kromosom atau LOH juga diduga sebagai mekanisme
ketidak normalan pertumbuhan sel pada sel kanker. Dari berbagai penelitian
telah dapat dikenal beberapa onkogen yang berperan dalam proses
karsinogenesis kanker paru, antara lain gen myc, gen k-ras sedangkan
kelompok gen tumor suppresor antaralain, gen p53, gen rb. Sedangkan
perubahan kromosom pada lokasi 1p, 3p dan 9p sering ditemukan pada sel
kanker paru

B. Tujuan Pembuatan
1. Untuk mengetahui definisi Kanker Paru
2. Untuk mengetahui Anatomi Fisiologi Kanker Paru
3. Untuk mengetahui Etiologi Kanker Paru

2
4. Untuk mengetahui Patofisiologi Kanker Paru
5. Untuk mengetahui manifestasi Klinis Kanker Paru
6. Untuk mengetahui Klasifikasi Kanker Paru
7. Untuk mengetahui Penatalaksaan Kanker Paru
8. Untuk mengetahui komplikasi Kanker Paru

C. Manfaat Pembuatan
Penulis berharap dari adanya penulisan makalah ini dapat memberikan
manfaat kebanyak pihak diantaranya sbb :
1. Bagi penulis, memberikan gambaran mengenai kanker paru
secara umum dan terperinci
2. Bagi mahasiswa, di manfaatkan dan digunakan oleh teman-teman
sebagai bahan referensi terkait masalah Ca paru dan penerapannya
pada bidang ilmu Kesehatan, selain itu juga dapat bermanfaat sebagai
bahan referensi untuk penelitian lebih lanjut
3. Pihak umum, sebagai bahan bacaan, sumber informasi dan
referensi terkait masalah penyakit ca paru

D. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan makalah ini terdiri dari tiga bab yaitu Bab I :
Pendahuluan, terdiri atas Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan
Penulisan, Metode Penulisan, dan Sistematika Penulisan. Bab II :
Pembahasan, Bab III : Kesimpulan, Saran, Daftar pustaka.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep dasar Penyakit


a. Definisi
Kanker paru sejak dulu merupakan penyebab utama kematian pada
pria karena kanker, dan kecenderungannya semakin meningkat pada
wanita. Kanker paru biasanya terjadi di dalam dinding atau lapisan epitel

3
cabang bronkus. Jenis yang sering terjadi adalah nonsmall cancer,
sedangkan yang sering terjadi akibat kanker paru sel kecil. Progres
bervariasi tergantung derajat metastasis pada saat penetapan diagnosis
dan jenis laju pertumbuhan sel. (Joan M. Robinson, 2014)
Kanker paru adalah tumor ganas paru primer yang berasal dari
saluran napas atau epitel bronkus. Terjadinya kanker ditandai dengan
pertumbuhan sel yang tidak normal, tidak terbatas, dan merusak sel-sel
jaringan yang normal. Proses keganasan pada epitel bronkus didahului
oleh masa pra kanker. Perubahan pertama yang terjadi pada masa
prakanker disebut metaplasia skuamosa yang ditandai dengan
perubahan bentuk epitel dan menghilangnya silia
Kanker paru adalah pertumbuhan sel yang tidak terkendali dalam
jaringan paru – paru yang dapat disebabkan oleh sejumlah karsinogen
lingkungan terutama asap rokok (Suryono, 2010)
Kanker paru adalah pertumbuhan sel-sel kanker yang tidak dapat
terkendali dalam jaringan paru yang dapat disebabkan oleh sejumlah
karsinogen lingkungan terutama asap rokok. Kanker paru merupakan
abnormalitas dari sel – sel yang mengalami proliferasidalam paru
Kanker paru – paru merupakan kematian utama dalam kelompok
kanker baik pada pria maupun wanita. Sebagian besar kanker paru –
paru berasal dari sel – sel didalam paru – paru, tetapi bisa juga berasal
dari kanker dalam tubuh lain yang menyebar ke paru – paru (Suryono,
2010)

b. Anatomi Fisiologi

4
Didalam paru, percabangan jalan nafas, percabangan pulmonalis
tersusun bersama, berbeda dengan di organ lain. Di Hati misalnya
susunan percabangan saluran bilier. a. Hepatika, v. Porta, dan hepatika
masing – masing memperlihatkan susunan yang berbeda. Di ginjal pun,
susunan percabangan jalan kemih berbeda dengan percabangan
peredaran darah.
Berdasarkan pada susunan anatomi ini, ada kemungkinan
melakukan pembedahan ektomi di saluran nafas, mulai dari ektomi
teratas sampai yang luas tanpa kesulitan seperti eksisi baji, segmen
tektomi, lobektomi, dan pneunektomi.
Harus diingat bahwa peredaran darah kecil (ventrikel kanan ke
atrium kiri melalui kedua paru). Banyaknya darah yang keluar dari
jantung kanan adalah tepat sama dengan banyaknya darah yang masuk
ke jantung kiri. Curah vertikel kanan sama dengan curah vertikel kiri.
Perbedaan secara reologik merupakan perbedaan tekanan darah di
aorta dan di pulmonalis dan kecepatan aliran darah didalamnya. Pada
peredaran darah kecil, tekanan darah rendah dan kecepatan aliran tinggi
sekali, sedangkan tekanan darah di aorta dan arteri tinggi sehingga
kecepatan aliran darah rendah.
Pada pneumektomi harus diingat bahwa beban jantung kanan
akibat ligasi pulmonalis bersangkutan setara dengan beban jantung kiri
kalau ditutup separuh alirn darah di aorta.
Selain sistem atrium pulmonalis dan v. Pulmonalis, di paru ada
sistem a. Bronkialis dan v. Bronkialis yang berfungsi memberikan nutrien
dan zat asam pada jaringan paru dan berasal dari jantung bagian kiri
melalui aorta. Vena bronkialis akan masuk ke dalm sistem azigoe. Kedua
sistem diatas berhubungan satu sama lain didalam bronkeolus respirasi.
Bila satu sistem terganggu alirannya, sistem yang lain akan berfungsi
sebagai kolateral.
Kelenjar limfa paru kanan dan kiri terletak di mediastinum pada hilus
paru di sekitar bronkus utama dan karina. Kelenjar limpa paru kanan
pada akhirnya akan masuk kedalam limfa skalenus yang selanjutnya
masuk ke kelenjar limfa subklavia kanan. Limfa paru kiri atas masuk ke
dalam kelenjar skalenus kiri dan kemudian ke dalam sistem subklavia

5
kiri. Aliran kelenjar limfa paru kiri bawah dapat mengalir ke arah paru
kanan atau ke arah paru kiri atas.
c. Etiologi
1. Merokok
Merupakan penyebab utama Ca paru. Suatu hubungan statistik yang
defenitif telah ditegakkan antara perokok berat (lebih dari dua
puluh batang sehari) dari kanker paru (karsinoma bronkogenik).
Perokok seperti ini mempunyai kecenderung sepuluh kali lebih
besar dari pada perokok ringan. Selanjutnya orang perokok berat
yang sebelumnya dan telah meninggalkan kebiasaannya akan
kembali ke pola resiko bukan perokok dalam waktu sekitar 10
tahun. Hidrokarbon karsinogenik telah ditemukan dalam ter dari
tembakau rokok yang jika dikenakan pada kulit hewan, menimbulkan
tumor.
2. Iradiasi.
Insiden karsinoma paru yang tinggi pada penambang kobalt di
Schneeberg dan penambang radium di Joachimsthal (lebih dari
50 % meninggal akibat kanker paru) berkaitan dengan adanya
bahan radioaktif dalam bentuk radon. Bahan ini diduga merupakan
agen etiologi operatif.

3. Zat-zat yang terhirup ditempat kerja .


Terdapat insiden yang tinggi dari pekerja yang terpapar dengan
karbonil nikel (pelebur nikel) dan arsenic (pembasmi rumput).
Pekerja pemecah hematite (paru – paru hematite) dan orang –
orang yang bekerja dengan asbestos dan dengan kromat juga
mengalami peningkatan insiden. Contoh : radon, nikel, radiasi dan
arsen.
4. Polusi Udara
Mereka yang tinggal di kota mempunyai angka kanker paru yang
lebih tinggi dari pada mereka yang tinggal di desa dan walaupun
telah diketahui adanya karsinogen dari industri dan uap diesel
dalam atmosfer di kota. Contoh: Polusi udara, pemaparan gas
RT, asap kendaraan/ pembakaran.
5. Genetik.
Terdapat perubahan/ mutasi beberapa gen yang berperan dalam
kanker paru, yakni :

6
a) Proton oncogen.
b) Tumor suppressor gene.
c) Gene encoding enzyme.
Teori Onkogenesis.
Terjadinya kanker paru didasari oleh tampilnya gen suppresor tumor
dalam genom (onkogen). Adanya inisiator mengubah gen supresor
tumor dengan cara menghilangkan (delesi/del) atau penyisipan
(insersi/ inS) sebagian susunan pasangan basanya, tampilnya gen
erbB1 dan atau neu/erbB2 berperan dalam anti apoptosis
(mekanisme sel untuk mati secara alamiah- programmed cell death).
Perubahan tampilan gen kasus ini menyebabkan sel sasaran dalam
hal ini sel paru berubah menjadi sel kanker dengan sifat
pertumbuhan yang autonom. Dengan demikian kanker merupakan
penyakit genetic yang pada permulaan terbatas pada sel sasaran
kemudian menjadi agresif pada jaringan sekitarnya.
6. Diet
Dilaporkan bahwa rendahnya konsumsi betakaroten, seleniumdan
vitamin A menyebabkan tingginya resiko terkena kanker paru.
d. Patofisiologi

Bronchus (percabangan segmen/ sub segmen)

Trauma oleh arus udara (Tar rokok, paparan indistri)

Bahan karsiogenik mengendap

Perubahan epitel silia dan mukosa/ulserasi bronchus

Deskuamasi Produksi mukus meningkat

Hyperplasi, metaplasi bersihan jalan nafas tidak efektif

Cell cancer

e. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala :
1. Batuk, serak, dispnea dan nyeri dada
2. Nyeri tulang dan persendian
3. Clubbing finger (ujung jari mengembung seperti gadah)
4. Sindron Cusing

7
5. Demam, penurunan berat badan, lemas, dan anoreksia
6. Hemoptisis, atelektasis, pnemonitis dan dispnea
7. Hiperkalsenia
8. Distensi vena juguralis serta edema pada wajah, pada leher, dan
dada
9. Nyeri dada yang menusuk, dispnea yang semakin bertambah, dan
nyeri lengan yang hebat
10. Suara gesekan pleura
11.Sputum warna karat dan purulen
12. Nyeri bahu dan pralisis diafragma unilateral

f. Klasifikasi Penyakit
Menurut Tim CancerHelps (2010 : 64) Kanker paru terdiri atas dua jenis
yaitu, Small Cell Lung Cancer (SCLC) dan Non-Small Cell Lung Cancer
(NSCLC). Lebih dari 80% kasus kanker paru merupakan NSCLC dengan
subkategori adenokarsinoma, karsinoma, squamosa dan karsinoma sel
besar.
1. Non-Small Cell Lung ( NSCLC)
Kanker paru jenis ini terbagi menjadi tiga, yaitu sebagai berikut.
a) Karsinoma squamosa merupakan jenis kanker yang paling
umum terjadi.proses ini berkembang di dalam sel yang
menggarisi saluran udara. NSCLC merupakan jenis kanker yang
sering terjadi. Penyebab utamanya adalah rokok.
b) Adenokarsinoma merupakan jenis kanker paru yang
berkembang dari sel – sel yang memproduksi lender atau dahak
di permukaan saluran udara. jenis ini lebih umum terjadi.
c) Karsinoma sel besar merupakan salah satu jenis sel
kanker paru yang apabila dilihat di bawah mikroskop bentuk
bundar besar. Sering juga di sebut undiferentiated carcinoma.
2. Small Cell Lung (SCLC)
Lebih dari 80% kasus kanker paru merupakan golongan NSCLC.
g. Penatalaksaan
1. Penatalaksanaan Non-bedah (Nonsurgical Management)
a) Terapi Oksigen
Jika terjadi hipoksemia, perawat dapat memberikan oksigenvia
masker atau nasal kanula sesuai dengan permintaan. Bahkan jika
klien tidak terlalu jelas hipoksemianya, dokter dapat memberikan
oksigen sesuai yang dibutuhkan untuk memperbaiki dispnea dan
kecemasan.
b) Terapi Obat

8
Jika klien mengalami bronkospasme, dokter dapat memberikan
obat golongan bronkodilator (seperti pada klien asma) dan
kortikosteroid untuk mengurangi bronkospasme, inflamasi, dan
edema.

c) Kemoterapi
Kemoterapi merupakan pilihan pengobatan pada klien dengan
kanker, terutama pada small-cell lung cancer karena metastasis.
Kemoterapi dapat juga digunakan bersamaan dengan terapi
bedah. Obat-obat kemoterapi yang biasanya diberikan untuk
menangani kanker, termasuk kombinasi dari obat berikut :
 Cyclophosphamide, Deoxorubicin, Methotrexate, dan
Procarbazine.
 Etoposide dan Cisplatin
 Mitomycin, Vinblastine dan Cisplatin.
d) Imunoterapi
Banyak klien kanker paru yang mengalami gangguan imun. Obat
imunoterapi (Cytokin) biasa diberikan.
e) Terapi Radiasi
Terapi radiasi dilakukan dengan indikasi sebagai berikut ini:
 Klien tumor paru yang operable tetapi resiko jika dilakukan
pembedahan.
 Klien adenokarsinoma atau sel skuamosa inoperable yang
mengalami pembesaran kelenjar getah bening pada hilus
ipsilateral dan mediastinal.
 Klien kanker bronkhus dengan oat cell.
 Klien kambuhan sesudah lobektomi atau pneumoektomi.
Dosis umum 5.000-6.000 rad dalam jangka waktu 5-6 minggu.
Pengobatan dilakukan dalam 5 kali seminggu dengan dosis 180-
200 rad/hari.
Komplikasi yang mungkin timbul adalah sebagai berikut :
 Esofagitis, hilang 1 minggu sampai dengan 10 hari
sesudah pengobatan.
 Pneumonitis, pada rontgent terlihat bayangan eksudat di
daerah penyinaran.

9
f) Terapi Laser
g) Torakosentesis dan Pleurodesis
 Efusi pleura dapat menjadi masalah bagi klien kanker paru.
 Efusi timbul akibat adanya tumor pada pleura viseralis dan
parietalis serta obstruksi kelenjar limfe mediastinal.
 Tujuan akhir dari terapi ini adalah mengeluarkan dan
mencegah akumulasi cairan.
2. Pembedahan (Surgical Management)
a) Dilakukan pada tumor stadium I, stadium II jenis
karsinoma, adenokarsinoma, dan karsinoma sel
besar undifferentiated.
b) Dilakukan khusus pada stadium III secara individual yang
mencakup tiga criteria berikut:
 Karakteristik biologis tumor :
Hasil baik : tumor dari sel skoamosa dan epidermoid.
Hasil cukup baik : Aenokarsinoma dan karsinoma sel
besar undifferentiated.
Hasil buruk : oat cell.
 Letak tumor dan pembagian stadium klinik
Untuk menentukan reseksi terbaik.
 Keadaan fungsional penderita. (Somantri, 2012: 119-120).
h. Komplikasi
Paru-paru komplikasi kanker adalah kondisi gejala sekunder atau
gangguan lain yang disebabkan oleh penyakit. Dalam banyak kasus
perbedaan antara gejala dan komplikasi dari penyakit ini tidak jelas.
Komplikasi mungkin karena penyakit itu sendiri atau efek samping dari
salah satu perawatan.
Kanker paru-paru dapat menyebabkan beberapa komplikasi, misalnya:
1. Sesak nafas
Orang dengan kanker paru-paru dapat mengalami sesak napas jika
kanker berkembang untuk menutup saluran udara yg utama.
2. Batuk berdarah
Penyakit ini dapat menyebabkan perdarahan di saluran napas, yang
dapat membuat Anda batuk darah (hemoptisis).

3. Nyeri
Kanker paru-paru yg hebat meluas ke lapisan paru-paru atau bagian
lain dari tubuh dapat menyebabkan rasa sakit.
4. Cairan di dada (efusi pleura)
Hal ini dapat menyebabkan cairan menumpuk di ruang yang
mengelilingi paru-paru di rongga dada (ruang pleura).
5. Kanker yang menyebar ke bagian lain dari tubuh (metastasis)

10
Ini sering menyebar (bermetastasis) ke area lain dari tubuh, biasanya
berlawanan dengan paru paru, seperti tulang, otak, hati dan kelenjar
adrenal. Kanker yang meluas dapat menyebabkan rasa sakit, sakit
kepala, mual, `tau tanda-tanda dan gejala lain bergantung pada
organ yang terkena.
6. Kematian
Sayangnya, tingkat ketahanan hidup untuk orang didiagnosis dengan
penyakit ini sangat rendah. Dalam kasus mayoritas, penyakit ini
mematikan.
Komplikasi komplikasi kanker paru-paru bergantung pada posisi,
ukuran, jenis, dalam paru-paru, dan penyebaran kanker. Suatu tumor
dapat menyebabkan penyumbatan salah satu tabung pernapasan
utama, menyebabkan runtuhnya daerah paru-paru, atau peningkatan
cairan di rongga paru-paru mungkin akan berkembang.
Penyebaran kanker ke tulang atau tekanan pada saraf dari tumor
dapat menyebabkan rasa sakit, dan beberapa jenis kanker paru-paru
menghasilkan hormon yang dapat menyebabkan gejala seperti
memerah dan diare.

B. Konsep dasar Asuhan Keperawatan


a. Pengkajian
Tahap pengkajian keperawatan ini mencakup tiga kegiatan, yaitu
pengumpulan data, analisis data dan penentuan masalah kesehatan
serta keperawatan.
1. Pengumpulan data
Tujuan dari pengumpulan data ini adalah untuk mendapatkan data
atau informasi mengenai masalah kesehatan dan masalah
keperwatan yang ada pada pasien sehingga dapat ditentukan yang
harus diambil untuk mengatasi masalah tersebut yang menyangkut
aspek fisik, mental sosial dan spiritual serta faktor lingkungan yang
mempengaruhinya. Data tersebut harus akurat dan mudah di
analisis.

11
Jenis data antara lain :
- Data objektif
Data yang diperoleh melalui suatu pengukuran, pemeriksaan, dan
pengamatan, misalnya : suhu tubuh, tekanan darah serta warna
kulit.
- Data subjektif
Data yang diperoleh dari keluhan pasien atau keluarga pasien /
saksi lain misalnya : kepala pusing, nyeri dan mual
Adapun fokus dalam pengumpulan data meliputi :
- Status kesehatan sebelumnya dan sekarang
- Pola koping sebelumnya dan sekarang
- Fungsi status sebelumnya dan sekarang
- Respon terhadap terapi medis dan tindakan keperawatan
- Resiko untuk masalah potensial
- Hal - hal yang menjadi dorongan atau kekuatan klien
2. Analisa Data
Adalah kemampuan dalam mengembangkan kemampuan berfikir
rasional sesuai dengan latar belakang ilmu pengetahuan

3. Perumusan Masalah
Setelah analisa data dilakukan, dapat dirumuskan beberapa masalah
kesehatan.
Masalh kesehatan tersebut ada yang dapat diintervensi dengan
asuhan keperawatan tetapi ada juga yang tidak dan lebih
memerlukan tindakan medis. Selanjutnya disusun diagnosa
keperawatan sesuai dengan prioritas.
Prioritas masalah ditentukan berdasarkan kriteria penting dang
segera. Penting mencakup kegawatan dan apabila tidak diatasi akan
menimbulkan komplikasi, sedangkan segera mencakup waktu
misalnya pada pasien struk yang tidak sadar maka tindakan harus
segera dilakukan untuk menjaga komplikasi yang lebih parah atau
kematian.
Prioritas masalah juga dapat ditentukan berdasarkan hirarki
kebutuhan menurut maslow, yaitu : keadaan yang mengancam
kehidupan, keadaan yang mengancam kesehatan, persepsi tentang
kesehatan dan keperawatan.
b. Diagnosa
Perumusan diagnosa keperawatan meliputi dari hal sebagai berikut :
- Aktual : menjelaskan masalah nyata saat ini sesuai dengan data
klinik yang ditentukan

12
- Resiko : menjelaskan masalah kesehatan nyata akan terjadi jika
tidak dilakukan intervensi
- Kemungkinan : menjelaskan bahwa perlu adanya data tambahan
untuk memastikan masalah keperawatan kemungkinan.
- Wellness : keputusan klinik tentang keadaan individu, keluarga
atau masyarakat dalam transisi dari tingkat sejahtera tertentu ke
tingkat sejahtera yang lebih tinggi.
- Syndrom :diagnosa yang terdiri dari kelompok diagnosa
keperawatan aktual dan resiko tinggi yang diperkirakan muncul atau
timbul karena suatu kejadian atau situasi tertentu.

c. Intervensi – implementasi
1. Rencana Keperawatan
Berikut beberapa hal yang terkait dengan pembuatan rencana
keperawatan yaitu :
- Yang dimaksud dengan pengertian dan definisi rencana
keperawatan adalah semua tindakan yang dilakukan oleh
perawat untuk membantu klien beralih dari status kesehatan saat
ini ke status kesehatan yang diuraikan dalam hasil yang
diharapkan
- Merupakan pedoman tertulis untuk perawatan klien.
Rencana keperawatan terorganisasi sehingga setiap perawat
dapat dengan cepat mengidentifikasi tindakan perawatang yang
dilakukakan.
- Rencana asuhan keperawatan yang dirumuskan dengan
tepat memfasilitasi kontinuitas asuhan keperawatan dari satu
perawat ke perawat lainnya. Sebagai hasil, semua perawat
mempunyai kesempatan untuk memberikan asuhan yang
berkualitas tinggi dan konsisten.
2. Implementasi Keperawatan
Adapun tahapan implementasi keperawatan adalah sebagai berikut :
- Tahap pertama :
Persiapan. Tahap awal tindakan keperawatan ini menurut perawat
untuk mengevaluasi yang diidenifikasi pada tahap perencanaan
- Tahap kedua :

13
Intervensi. Fokus tahap pelaksanaan tindakan keperawatan
adalah kegiatan padn pelaksaan tindakan dari perencanaan
untuk memenuhi kebutuhan fisik dan emosional. Pendekatan
tindakan ini meliputi tindakan : independen, defenden dan
interdefenden
- Tahap ketiga :
Dokumentasi. Pelaksaan tindakan harus diikuti oleh pencatatan
yang lengkap dan akurat terhadap suatu kejadian dalam proses
keperawatan.
d. Evaluasi Keperawatan
Perencaan evaluasi memuat kriteria keberhasilan proses dan
keberhasilan tindakan keperawatan. Keperawatan keberhasilan proses
dapat dilihat dengan jalan membandingkan antara proses dan pedoman /
rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat
denga membandingkan antara tingkat kemandirian pasien dalam
kehidupan sehari – hari dan tingkat kemajuan kesehatan pasien dengan
tujua yang telah dirumuskan sebelumnya
Adapun tujuan dari sasaran evaluasi keperawatan adalah sebagai
berikut :
- Proses asuhan keperawatan, berdasarkan kriteria atau rencana
yang telah disusun.
- Hasil tindakan keperawatan, berdasarkan krieria keberhasilan
yang telah dirumuskan rencana evaluasi.
Terdapat tiga kemungkinan keberhasilan evaluasi yaitu :
1. Tujuan tercapai
Apabila pasien telah menunjukan perbaikan / kemajuan sesuai
dengan kriteria yang telah ditetapkan
2. Tujuan tercapai sebagian
Apabila tujuan itu tidak tercapai secara maksimal, sehingga perlu
dicari penyebab dan cara mengatasinya.
3. Tujuan tidak tercapai
Apabila pasien tidak menunjukan perubahan atau kemajuan sama
sekali bahkan timbul masalah baru.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
a. Kanker paru (Ca Paru) merupakan penyebab kematian
utama akibat kanker pada pria dan wanita. Kanker paru
ini meningkat dengan angka yang lebih besar pada
wanita dibandingkan pada pria dan sekarang melebihi kanker
payudara sebagai penyebab paling umum kematian akibat
kanker pada wanita.
b. Kanker paru adalah pertumbuhan sel-sel kanker yang
tidak dapat terkendali dalam jaringan paru yang dapat
disebabkan oleh sejumlah karsinogen lingkungan terutama
asap rokok
c. Asap rokok merupakan penyebab utama terjadinya Ca.
paru.
d. Kanker paru dapat menimbulkan berbagai gejala klinis
dan sindrom yang cukup beragam, tergantung dari iokasi,
ukuran, substansi yang dikeluarkan oleh tumor dan
metastasis ke organ yang dikenai.
e. Ada banyak gejala yang dari penyakit ini, gejala paling
umum yang ditemui pada penderita kanker paru adalah
Batuk yang terus menerus atau menjadi hebat, dahak
berdarah, berubah warna dan makin banyak, napas sesak
dan pendek-pendek, sakit kepala, nyeri atau retak tulang
dengan sebab yang tidak jelas, kehilangan selara makan
atau turunnya berat badan tanpa sebab yang jelas.
f. Kemoterapi, pembedahan dan radioterapi merupakan
tindakan yang dapat dilakukan sebagai bentuk pengendalian
dari Ca. Paru

15
B. Saran
Dengan adanya makalah sederhana ini, penyusun
mengharapkan agar para pembaca dapat memahami materi
tentang CA Paru. Saran dari penyusun agar para pembaca dapat
menguasai materi singkat dalam makalah ini dengan baik,
kemudian pembaca dapat mengetahui cara pencegahan dari
penyakit Ca Paru dan mengetahui cara mengobatinya.

DAFTAR PUSTAKA

Robinson, Joan M.2014.visual Nursing.Jakarta : Binapura Aksara


Publiser
Sjamsuhidajat, R.2010.Ilmu Bedah.Jakarta : Buku Kedokteran
Setiohadi, Bambang.2012.ilmu penyakit dalam.Jakarta : Interna
Publising
Herlina, DKK.2011.jurnal hubungan riwayat merokok dengan
stadium CA Paru.

16

Anda mungkin juga menyukai