Anda di halaman 1dari 4

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Dengan
limpahan Rahmat dan bantuan-Nya kami mampu menyusun mampu
menyelesaikan tugas makalah ini. Makalah ini merupakan tugas dari mata
kuliah Ortodonsia II. Yang mana dengan tugas ini kami dan semuanya
diharapkan dapat mengetahui lebih lanjut tentang stabilitas pada
lengkung rahang.

Sebagaimana mengenai lebih lanjut tentang stabilitas pada lengkung


rahang, kami akan memaparkan dalam makalah ini.

Semoga makalah ini bermanfaat untuk memberikan ilmu baru tentang


stabilitas pada lengkung rahang. Kami sebagai penyusun dan penulis
berterimakasih atas bantuan yang diberikan dalam menyusun dan
menyelesaikan makalah ini. Dan tentunya makalah ini masih sangat jauh
dari sempurna. Untuk itu kepada dosen mohon maaf apabila ada
kesalahan.

Jakarta, 25 November 2017.

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I: PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Keberhasilan suatu perawatan ortodontik dapat dinilai berdasarkan stabilitas hasil


perawatan, Salah satu hal yang mempengaruhi stabilitas adalah keberhasilan
mernpertahankan bentuk lengkung gigi (BurstonedanMarcotte,2000). Banyak ahli
telah meneliti mengenai pengaruh stabilitas lengkung gigi terhadap stabilitas
perawatan ortodontik, Selain itu banyak Iaporan kasus yang stabilitasnya dinilai dari
perubahan bentuk lengkung gigi (Nojima,2001). Posisi stabil suatu lengkung gigi
merupakan posisi rata yang dihasilkan dari dorongan gaya kebukal oleh lidah saat
rahang beraktivitas dan gaya kearah berlawanan dari pipi dan
bibir(BurstonedanMarcotte,2000).

Lengkung gigi terbentuk pada posisi tersebut dan merupakan lengkung yang paling
normal bagi seorang individu, Karena itu dapat dipahami bahwa salahsatu cara
mencapai stabilitas hasil perawatan ortodontik adalah mempertahankan bentuk
lengkung gigi awal pasien, yang merupakan lengkung paling normal, hingga akhir
perawatan.

Stabilitas merupakan keseimbang kekuatan dimana :


 Gigi tidak berlabuh ke tulang seperti di semen. Mereka adalah bagian dari
sistem masticatory kompleks yang dinamis daripada statis. Gigi terus
merespons kekuatan yang diterapkan pada mereka sehingga selalu ada sedikit
mobilitas normal pada gigi.
 Dengan atau tanpa ortodontik, stabilitas posisi gigi sangat bergantung pada
pengaruh lingkungan otot yang mengelilinginya (lidah, bibir, pipi, otot
pengunyahan, dll.).
 Gigi bergerak di bawah pengaruh kekuatan. Setiap kekuatan yang digunakan
cukup lama untuk gigi bisa menggerakkan mereka. Ini adalah prinsip yang
digunakan dalam orthodonsi untuk memperbaiki malposisi gigi dengan
menggunakan berbagai peralatan yang menggunakan kekuatan "terkontrol".
 Jika gigi bergerak, itu berarti ada gaya yang bekerja pada mereka . Kekuatan
ini bisa berasal dari peralatan ortodontik selama perawatan atau berbagai
sumber setelah perawatan.
 Ada kekuatan luar dari intensitas variabel yang tidak dapat selalu diprediksi
atau dikendalikan dan itu bisa berpengaruh pada posisi gigi (misalnya: otot
wajah, kekuatan pengunyahan, tekanan lidah dan bibir, dll.).
 Retensi ortodontik ditujukan untuk mengendalikan kekuatan sebanyak
mungkin, tapi tidak selalu terdeteksi dan tidak dapat dinetralisir.
 Bahkan jika interdigitasi gigi baik atau bagus pada akhir pengobatan, harus
diingat bahwa gigi terus-menerus berada di bawah pengaruh berbagai
kekuatan. Ini saja harus menjadi alasan yang cukup baik untuk membenarkan
para pengikut yang memakai setia.
 Beberapa malposisi gigi, sebagian besar yang paling parah, cenderung sedikit
muncul kembali. Rotasi yang parah dan tumpang tindih gigi bawah anterior
adalah contoh situasi yang paling sering terjadi.
 Posisi gigi bisa berubah kapan saja sepanjang hidup . Itulah sebabnya
kebanyakan pasien harus memakai punggawa untuk jangka waktu satu tahun
atau lebih setelah perawatan mereka untuk membantu menstabilkan posisi gigi
dan menunda perubahan alam .
 Setiap gaya yang bekerja pada gigi bisa mempengaruhi posisi gigi. Otot
perioral merupakan faktor penting dalam hal ini. Pasukan yang diterapkan
oleh lidah dan bibir bisa mempengaruhi koreksi ortodontik.

I.2 Rumusan Masalah


1. apa pengertian stabilitas dalam ortodonti?
2. apa saja faktor yang mempengaruhi stabilitas dalam ortodonti?
3. bagaimana stabilitas pada panjang lengkung rahang yang adekuat?
4. bagaimana stabilitas pada panjang lengkung rahang yang tidak adekuat?
5. Apa saja implikasi klinis pada panjang lengkung rahang?

I.3 Tujuan dan Manfaat


1. Mengetahui dan memahami pengertian stabilitas dalam ortodonti.
2. Mengetahui dan memahami faktor yang mempengaruhi stabilitas dalam
ortodonti.
3. Mengetahui dan memahami stabilitas pada panjang lengkung rahang yang
adekuat.
4. Mengetahui dan memahami stabilitas pada panjang lengkung rahang yang
tidak adekuat.
5. Mengetahui dan memahami implikasi klinis pada panjang lengkung rahang.

Anda mungkin juga menyukai