Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam perekonomian pelaku ekonomi secara umum bukan hanya sektor-


sektor rumah tangga dan perusahaan saja tetapi pemerintah ikut andil dalam hal
perekonomian hal itulah yang disebut dengan perekonomian tiga sektor yang
meliputi sektor-sektor rumah tangga, perusahaan dan pemerintah. Campur tangan
pemerintah sangatlah penting dalam perekonomian karena dibutuhkan untuk
mengatur kegiatan ekonomi agar pasar bebas atau kegiatan perekonomian bisa
berjalan dengan lancar dan efisien.dalam sistem pasar bebas ataupun pasar bebas
terdapat beberapa kelemahan yang berdampak bagi para konsumen yaitu meliputi
adanya perbedaan yang mencolok anatara keuntungan yang diperoleh oleh
masyarakat dan keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan, distribusi
pendapatan tidak merata dan tingkat penggunaan tenaga kerja tidak stabil
sehingga terjadilah pengangguran dimana-mana. Dengan kelemahan tersebut
maka pemerintah memiliki peranan penting dalam perekonomian tiga sektor
diantaranya adalah membuat peraturan-peraturan untuk mempertinggi efisiensi
kegiatan ekonomi yang bisa dilakukan dengan cara menciptakan suasana ekonomi
dan sosial yang mendorong ke arah terwujudnya ekonomi yang efisien,
meciptakan persaingan bebas, menghapus kekuatan monopoli, menyelenggarakan
sendiri kegiatan ekonomi dan menjalankan kebijakan moneter dan kebijakan
fiskal. Maka dalam perekonomian tiga sektor ini peran pemerintah telah
memberikan dampak positif kepada sektor-sektor rumah tangga dan perusahaan
yaitu menjadi lebih kokoh dan kuat dalam menjalankan roda perekonomian
melalui sistem yang bertujuan untuk memperkuat perekonomian rakyat dan
nasional. Salah satu sistem tesebut adalah pemerintah memberikan subsidi siman
subsidi tersebut dikumpulkan melalui pajak yang dipungut pemerintah dari sektor
rumah tangga dan perusahaan berdasarkan undang-undang yang berlaku. Maka
dalam makalah ini penulis akan membahas tentang makro ekonomi yaitu
perekonomian tiga sektor.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah definisi dari perekonomian tiga sektor ?


2. Apakah definisi dari aliran pendapatan dan keseimbangan pada
perekonomian tiga sektor?
3. Apakah definisi dari pajak ?
4. Bagaimana cara pemerintah untuk menanggulangi permasalahan pada
perekonomian?

1
C. Tujuan

1. Mengetahui definisi dari perekonomian tiga sektor


2. Mengetahui definisi dari aliran pendapatan dan keseimbangan pada
perekonomian tiga sektor
3. Mengetahui definisi dari pajak
4. Mengetahui cara pemerintah untuk menanggulangi permasalahn pada
perekonomian

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi perekonomian tiga sektor

Sistem perekonomian tiga sektor terdiri dari sektor-sektor rumah tangga,


perusahaan, dan pemerintah. Dalam campur tangan pemerintah menimbulkan dua
hal perubahan yang penting dalam proses penentuan keseimbangan pada
pendapatan nasional diantaranya adalah pemungutan pajak, jika melakukan
pemungutan pajak akan mengurangi agreat melalui pengeluaran kepada konsumsi
rumah tangga dan pajak juga memungkinkan pemerintah melakukan perbelanjaan
dan hal tersebut akan menaikkan perbelanjaan agreat. Dalam perekonomian tiga
sektor rumah tangga mempunyai definisi sebagai sebuah kesatuan yang terdiri
atas suami, isteri, atau anggota keluarga lain yang merupakan anggota masyarakat
dan potensial alam yaitu berupa sumber modal, sumber faktor produksi, dan
sumber penghasilan1. Sebagai pelaku ekonomi rumah tangga memerlukan adanya
sumber dana yang berupa pendapatan atau penghasilan, rumah tangga akan
memperoleh penghasilan berupa bunga atau apabila dana rumah tangga
ditamnamkan langsung dalam bentuk pendirian perusahaan maka rumah tangga
akan memperoleh penghasilan berupa laba atau bisa disebut sebagai deviden. Jika
rumah tangga memiliki pengertian seperti yang telah disebutkan sebelumnya
maka perusahaan memiliki pengertian sebuah organisasi yang bergerak di segala
bidang bisnis seperti jasa ataupunyang lainnya. Perusahaan merupakan salah satu
pelaku ekonomi yang sangat potensial, perusahaan adalah tempat organisasi
faktor-faktor produksi yang menghasilkan barang tau jasa yang bermutu dan
berkualitas untuk mendapat keuntungan dan tujuan tertentu2. Seseorang yang
memliki perusahaan adalah seorang pengusaha yang mana seorang pengusaha
tersebut mengelola sendiri perusahaannya dan siap menganggung resiko yang ada
dan di dalam perusahaan terdapat seorang manajer yang mana memiliki
kemampuan manajemen yang memanfatkan orang lain dengan segala kemampuan
dan aktifitasnya untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan3. Setelah itu ada
pemerintah yang mana merupakan faktor yang paling penting dalam
perekonomian karena pemerintahlah yang mengendalikan perekonomian untuk
mencapai ekonomi tertentu. Dalam perekonomian tiga sektor pemerintah sebagai
pembuat dan pengatur kebijakan untuk masyarakat dan bisnis4.

Dari penjelasan diatas antara faktor rumah tangga, perusahaan, dan


pemerintah memilki hubugan yang saling berkaitan satu sama lain hal itu dapat

1
Sukirno, Sadono.2004.makro ekonomi teori pengantar.Jakarta: Rajawali press
2
Wijaya, Faried.1997.ekonomika Makro, edisi 3. Yogyakarta: BPFE
3
Ibid
4
Ibid

3
kita lihat pada rumah tangga dan perusahaan, perusahaan dalam pembuatan
barang atupun jasa membutuhkan berbagai faktor produksi yang dapat diperoleh
dari rumah tangga maka kedua pelaku tersebut bertemu dalam pasar input atau
pasar faktor-faktor produksi. Apabila perusahaan memakai faktor produksi yang
dimilki rumah tangga maka perusahaan harus membayar balas jasa terhadap
rumah tangga yang dapat berupa uang sewa,uang gaji atupun bunga, dan
sebaliknya jika rumah tangga harus memenuhi kebutuhan hidupnya baik berupa
barang ataupun jasa maka kedua hal itu dapat diperoleh dari pasar output atau
pasar barang dan jasa. Untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga akan
mengeluakan uang yang dimilinya untuk membeli barang atupun jasa yang
dibutuhkan maka dengan demikian perusahaan akan memperoleh pendapatan dari
rumah tangga. Jika rumah tangga dan perusahaan berhubungan melalui jual beli
barang ataupun jasa makan pemerintah memiliki peran sebagai produsen yang
menghasilkan barang dan jasa melalui BUMN seperti minyak, listrik, gas,
pendidikan, kesehatan, dll. Produk yang dihasilkan oleh pemerintah tersebutlah
yang dikonsumsi oleh rumah tangga dan perusahaan. Karena pemerintah telah
menghasilkan produk tersebut maaka pemerintah berhak menarik pajak dari
rumah tangga maupun perusahaan. Semua pendapatan atau penghasilan yang
didapatkan dari pajak akan digunakan untuk membayar para pegawai negeri
ataupun untuk memberi subsidi kepada rumah tangga maupun perusahaan.

B. Definisi aliran pendapatan dan keseimbangan perekonomian tiga


sektor

Campur tangan pemerintah dalam perekonomian akan menimbulkan


aliran baru dalam sirkulasi aliran pendapatan yang meliputi5 :

1. Pembayaran pajak yang dilakukan oleh rumah tangga dan perusahaan


kepada pemerintah. Pembayaran pajak tersebut akan menimbulkan
pendapatan kepada pihak pemerintahnyang merupakan sumber pendapatan
pemerintah yang utama.
2. Pengeluaran dari sektor pemerintah ke sektor perusahaan. Aliran ini
menggambarkan nilai pengeluaran pemerintah kepada barang-barang dan
jasa yang diproduksi oleh sektor perusahaan.
3. Aliran pendapatan dari sektor pemerintah dan sektor rumah tangga yang
timbul akibat dari pembayaran kepada konsumsi faktor-faktor produksi
yang dimilki sektor ru,ah tangga oleh pemerintah.

Dalam perekonomian perusahaan juga melakukan pembayaran pajak kepada


pemerintah dan sektor rumah tangga sebagai pendapatan dari faktor-faktor
produksi yang berupa gaji dan upah, sewa, bunga dan utang dimana pembayaran
5
Ibid. hal: 3

4
tersebut merupakan pendapatan sektor rumah tangga dan juga sektor rumah
tangga menerima pembayaran gaji dan upah dari pemerintah.

Keseimbang perekonomian tiga sektor6 :


Y : penawaran agregat
AE : pengeluaran agregat
C : konsumsi rumah tangga
I : investasi perusahaan
G : pengeluaran pemerintah membeli barang dan jasa
T : pajak tetap
Rumus : I + G = S + T atau Y = C + I + G

Jika C dikurangi dari setiap ruas maka dalam perekonomian tiga sektor I dan G
adalah suntukan kedalam sirkulasi aliran pendapatan, sedangkan S dan T adalah
kebocoran.
Contoh :
Diketahui : C = 60 + 0,75
Y atau S = 0,25 Y – 100
I = 120
G = 60
T = 40
Ditanya : hitunglah keseimbangan Y !
Jawab :
Cara I
Y=C+I+G
Y = 60 + 0,75 Y + 120 + 60
Y = 0,75 Y + 240
Y – 0,75 Y = 240
0,25 Y = 240
Y = 960

Cara II
I+G=S+T
120 + 60 = 0,25 Y – 100 + 40
180 =0,25 Y – 60
Y = 960

C. Definisi pajak

Pajak adalah iuran wajib yang dibayar oleh orang yang wajib membayar
pajak berdasarkan norma-norma hukum untuk membiayai pengeluaran kolektif

6
Ibid. hal: 3

5
untuk meningkatkan kesejahteraan umum yang membalas jasanya tidak diterima
secara langsung7. Pajak terbagi menjadi beberapa macam tergantung dengan
kategorinya. Jika berdasarkan pihak yang menaggung, pajak terbagi menjadi dua
yaitu pajak langsung dan pajak tak langsung.

1. Pajak langsung

Pajak langsung adalah pajak yang pembayarannya harus ditanggung


sendiri oleh pihak yang wajib untuk membayar pajak dan juga tidak dapat
dialihkan kepada pihak lain8. Dari penjelasan diatas dapat diartikan pajak
langsung diwajibkan kepada individu atau perorangan dan badan-badan yang
harus dibayar berdasarkan surat keterangan pajak. Contohnya pajak penghasilan
(PPH) dan pajak bumi dan bangunan (PBB).

2. Pajak tak langsung

Pajak tak langsung adalah pajak yang pembayarnnya dapat dialihkan


kepada pihak lain9. Dari penjelasan diatas dapat diartikan bahwa pajak tak
langsung dikenakan terhadap setiapperbuatan ataupun peristiwa ekonomi dan
dilakukan pemungutan tanpa adanya surat ketetapan pajak. Contohnya pajak
penjualan (PPn), pajak pertambahan nilai (PPN), Bea Cukai.

Jika berdasarkan pihak yang memungut, pajak terbagi menjadi dua yaitu
pajak negara dan pajak daerah.

1. Pajak negara

Pajak negara atau biasa disebut sebagai pajak pusat adalah pajak yang
dipungit pemerintah pusat yang merupakan salah satu sumber penerimaan negara
yang akan dugunakan untuk pembiayaan pembangunan dll 10. Pajak pusat diatur
oleh suatu peraturan yang tertera dalam undang-undang perpajakn nasional yang
pelaksanaannya dilakukan oleh direktorat jendral pajak. Contoh dari pajak nefara
adalah pajak bumi dan bangunan (PBB), pajak penghasilan (PPh), pajak
pertambahan nilai (PPN), pajak pejalan (PPn) dan bea materai.

2. Pajak daerah

Pajak daerah dilakukan oleh pemerintah daerah yang mana pajakl tersebut
merupakan salah satu sumber penerimaan pemerintah daerah. setiap daerah
mempunyai jumlah pajak masing-masing sesuai dengan peraturan yang telah
ditetapkan oleh pemerintah daerah (PERDA). Contohnya adalah iuran kebersihan,

7
Amir, Amri.2007.Perekonomian Indonesia Dalam Perspektif Makro. Bogor: Biografika
8
Ibid
9
Ibid
10
Ibid

6
retribusi masuk terminal, pajak tontonan, pajak reklame, retribusi parkir dan
retribusi galian pasir.

Dan yang terakhir berdasarkan sifatnya, pajak terbagi menjadi dua yaitu
pajak subjektif dan pajak objektif.

1. Pajak subjektif

Pajak subjektif adalah pajak yang memperhatikan kondisi atau keadaan


orang yang wajib membayar pajak11. Pajak subjektif haruslah memperhatikan
kemampuan yang wajib membayar pajak dan harus mempunyai alasan yang
objektif contohnya adalah pajak penghasilan (PPn)

2. Pajak objektif

Pajak objektif adalah pajak yang berdasarkan pada objeknya tanpa


memperhatikan keadaan wajib pajak12. Contohnya adalah pajak pertambahan nilai
(PPN), pajak bumi dan bangunan (PBB) dan pajak penjualan barang mewah (PPn-
BM).

Dalam pembagian pajak juga terdapat unsur-unsur penting yaitu meliputi


subjek pajak, objek pajak dan tarif pajak yang mana saling berhubungan satu sama
lain. Jika subjek pajak atau disebut sebagai wajib pajak adalah orang atau badan
yang menurut ketentuan wajib membayar pajak kepada negara13. dimana setiap
pajak memiliki ketentuan masing-masing, jika ingin membayar pajak maka harus
mendaftarkan diri kepada kantor pelayanan pajak (KPP) sesuai dengan tempat
tinggal masing-masing. Jika subjek pajak adalah orang yang wajib membayar
pajak maka objek pajar memiliki arti semua penghasilan yang benar-benar
diterima atau diperoleh baik dari segi kegiatan usaha maupun dari luar kegiatan
usaha14 seperti laba dan usaha yang mana telah dikurangi dengan biaya-biaya
yang lainnya seperti gaji, komisi, bunga, bonus, dll. Dan unsur pajak yang terakhir
adalah tarif pajak yang mana tarif pajak tersebut adalah dasar pembayaran subjek
pajak kepada tarif pajak. Tarif pajak terbagi menjadi tiga bagian yaitu15 :

1. Tarif proposional

Tarif proposional adalah tarif pajak yang prsentasenya sama untuk setiap
jenis objek pajak16. Maksud dari pengertian tersebut adalah jika pendapatan yang
diterima si wajib pajak besar maka besar juga pembayaran pajaknya dan juga

11
Ibid. hal: 6
12
Ibid. hal: 6
13
Ibid. hal: 6
14
Ibid. hal: 6
15
Ibid. hal: 3
16
Ibid. hal: 3

7
sebaliknya jika pendapatan si wajib pajak kecil maka pembayaran si wajib pajak
juga kecil.

2. Tarif Progresif

Tarif progresif adalah tarif pajak yang presentasenya semakin besar jika
objek pajak bertambah17. Maksud dari pengertian tersebut adalah jika pendapatan
wajib pajak semakin besar maka presentase pembayaran yang dilakukan si wajib
pajak juga semakin besar.

3. Tarif degresif

Tarif degresif adalah tarif pajak yang presentasenya semakin rendah jika
objek pajak semakin bertambah18. Maksud dari pengertian tersebut adalah jika
penghasilan si wajib pajak semakin tinggi maka semakin rendah jumlah pajak
yang harus dibayarnya.

Meskipun pajak telah ditentukan sesuai dengan masing-masing


kemampuan yang dimiliki oleh wajib pajak tetapi tetap saja pajak akan
memengaruhi pendapatan disposibel dan pendapaatn nasional. Jika terjadi
penurunan pada pajak disposibel maka akan mengurangi kemampuan untuk
mengeluarkan pengeluaran konsumsi dan menabung dan juga akan menyebabkan
pengeluaran rumah tangga akan berkurang pada berbagai tingkat pendapatan baik
rendah ataupun tinggi. dalam membuat anggaran belanja pemerintah yang
dihasilkan oleh pajak, pemerintah terlebih dahulu membuat rancangan mengenai
jumlah pajak yang akan diterima semakin banyak jumlah pajak yang diterima
maka akan semakin besar perbelanjaan yang akan dilakukan pemerintah termasuk
salah satunya yang digunakan untuk membiayai berbagai kegiatan yang dilakukan
oleh negara seperti anggaran pembayaran pegawai-pegawai pemerintah, kegiatan
pembangunan, sistem pendidikan, kesehatan rakyat, dll.

Multiplier dalam perekonomian tiga sektor dilambangkan dengan19 :

 Y=C+I+G

Y = CO + bYd + I + G

Y = CO + b(Y – T) + I + G

Y = CO + By – bT + I + G

Y = 1/(1-b) (CO – Bt + I + G)

17
Ibid. hal: 3
18
Ibid. hal: 3
19
Ibid. hal: 3

8
 I+G=S+T

I + G = -CO + (1 – b) Yd + T

I + G = -CO + (1- b ) (Y- T) + T

I + G = -CO + (1-b ) Y + bT

Y = 1/(1-b) (CO – Bt + I + G)

Makna variabel

Y = Pendapatan nasional

T = Pajak

Yd = Pendapatan Disposibel

C = Konsumsi

CO = Konsumsi dasar, yaitu konsumsi yang tidak tergantung pada Y

I = Investasi

G = Pengeluaran pemerintah

S = Saving

D. Kebijakan pemerintah dalam menanggulangi masalah perekonomian

Dalam kehidupan yang dijalani saat ini pasti tidak akan pernah lepas
dengan yang namanya masalah perekonomian yang mana permasalahan tersebut
sangat menyulitkan berbagai pihak termasuk pihak konsumen maupun produsen.
Dalam hal ini maka pemerintah memberikan beberapa kebijakan guna
menanggulangi permasalahan yang ada pada perekonomian seperti kebijakan
fiskal yang mana kebijakan tersebut terdapat dalam perpajakan dan pengeluaran
pemerintah atau anggaran untuk memengaruhi pendapatan agreat contohnya pajak
bea cukai, lalu kebijakan selanjutnya adalah kebijakan moneter yang mana
kebujakan tersebut dilakukan oleh pemerintah atau bank sentral dalam bidang
penawaran uang dan suku bungan untuk memengaruhi pengeluaran agreat
contohnya penentuan jumlah uang yang beredar dalam masyarakat dan suku
bunga bank. Lalu terdapat juga kebijakan dari segi penawaran yang mana
mempunyai tujuan untuk meningkatkan efisiensi suatu perusahaan sehingga
barang dan jasa yang ditawarkan lebih banyak dan juga lebih murah contohnya
subsidi kepada pengusaha kecil menengah. Lalu terdapat kebijakan energi yang
mana kebijakan tersebut menetapkan penggunaan energi secara efisien dan
optimal seperti peralihan penggunaan dari minyak tanah ke LPG. Lalu selanjutnya

9
kebijakan pada penetapan harga yang mana kebijakan tersebut menentukan harga-
harga pada tingkat tertentu pada kehidupan masyarakat seperti penetapan dalam
tarif dasar listrik. Dan yang terakhir kebijakan pada neraca pembayaran yang
mana kebijakan tersebut digunakan untuk memantau keadaan neraca pembayaran
untuk mempengaruhi nilai tukar seperti perintah larangan impor pada produk
tertentu yang dilakukan untuk melindungi para pengusaha lokal dari produk asing.

10
BAB III

KESIMPULAN

Perekonomian tiga sektor adalah perekonomian yang meliputi sektor


rumah tangga, perusahaan dan campur tangan pemerintah yang mana campur
tangan pemerintah sangat berpengaruh terhadap sektorrumah tangga dan
perusahaan. Dalam aliran pendapatan dan keseimbangan pada perekonomian,
campur tangan pemerintah menimbulkan sirkulasi aliran pendapatan pada sektor
rumah tangga, perusahaan maupun pemerintah itu sendiri. Rumah tangga
mendapat penghasilan dari perusahaan yang membayar hasil produksi yang
dikeluarkan oleh rumah tangga begitu juga sebaliknya perusahaan mendapat
penghasilan dari hasil yang diproduksi dan dibeli oleh sektor rumah tangga atau
masyarakat lalu pemerintah yang mana mendapat penghasilan dari menarik pajak
kepada masyarakat untuk membiayai pengeluaran kolektif dan meningkatkan
kesejahteraan umum yang membalas jasanya tidak diterima secara langsung
sesuai dengan peraturan dan norma yang berlaku seperti membiayai berbagai
kegiatan yang dilakukan oleh negara seperti anggaran pembayaran pegawai-
pegawai pemerintah, kegiatan pembangunan, sistem pendidikan, kesehatan rakyat,
uang subsidi, dll. Dalam kehidupan sehari-hari yang tidak pernah lepas dengan
permasalahan perekonomian yang mana sering menyulitkan berbagai pihak
termasuk sektor rumah tangga dan perusahaan, pemerintah menetapkan berbagai
kebijakan guna menanggulangi permasalahan tersebut.

11
BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

Amir, Amri.2007.Perekonomian Indonesia Dalam Perspektif Makro. Bogor:


Biografika

Sukirno, Sadono.2004.makro ekonomi teori pengantar.Jakarta: Rajawali press

Wijaya, Faried.1997.ekonomika Makro, edisi 3. Yogyakarta: BPFE

12

Anda mungkin juga menyukai