Anda di halaman 1dari 113

WORKSHOP EKG

DAN APLIKASI PRAKTIS


PADA KEGAWATAN
DAN KASUS SEHARI-HARI

dr. Badai Tiksnadi, SpJP, MM

PIT PDUI Kota Bandung


Gedung Pendidikan FK UNPAD, 10 April 2016
TOPIK
1. Dasar EKG (Sistem konduksi listrik jantung)
2. Prinsip Membaca EKG praktis
3. EKG pada kelainan irama dan sistem konduksi
4. EKG pada PJK dan SKA
5. EKG pada kasus sehari-hari lainnya
6. Simulasi kasus dan penanganan pertamanya
Sistem Konduksi Jantung
Electrocardiogram
• Electrocardiogram (ECG):
Rekaman (gram) aktivitas listrik (electro) sel-
sel otot jantung (cardio) yang sampai ke
permukaan tubuh

• Non invasif
• Mudah, murah, cepat
• Sederhana, cukup bermakna
Electrocardiogram
Berbagai kelainan yang dapat dinilai dari ECG :
• Pembesaran ruang jantung (dilatasi)
• Hipertrofi otot jantung
• Aritmia – gangguan irama
• Gangguan aliran pembuluh darah koroner
• Kematian otot jantung - lokasi
• Gangguan elektrolit
• Lain-lain (miscellaneous)
ECG – 12 Sandapan :
Sandapan Ekstremitas (6)
Sandapan Dada (6)
ECG – 12 Sandapan
ECG – 15 Sandapan :
Sandapan Kanan
Sandapan Posterior
“ Layak Baca “
Identitas : Nama, umur, sex, (ras), tanggal, waktu
Analisis Gambaran ECG

• Irama : teratur, tidak teratur


• Frekuensi : normal, cepat, lambat
• Gelombang P : ada, tidak ada
• Interval PR : normal, memanjang, memendek
• Gelombang QRS : lebar, sempit
Sistematika membaca ECG
• Irama *) • Rhythm
• Frekuensi denyut jantung & • Rate & regularity
regularitas • P wave morphology
• Morfologi gelombang P • PR interval
• Interval PR • QRS complex morphology
• Morfologi kompleks QRS • ST segment morphology
• Morfologi segmen ST • T wave morphology
• Morfologi gelombang T • U wave morphology
• Morfologi gelombang U • QTc interval
• Interval QTc
Irama
• R-R interval, P-P interval
• Teratur (reguler) : interval sama
• Tidak teratur (ireguler) : interval tidak sama
Frekuensi – HR (Teratur)
Frekuensi

300______
Σ kotak besar R-R

__ __1500_ ____
Σ kotak kecil R-R

Kecepatan standar 25 mm/detik


Frekuensi – HR (Teratur)

• Normal : 3 – 5 kotak
• Takikardia : < 3 kotak (> 100 X/m)
• Bradikardia : > 5 kotak (< 60 X/m)
Frekuensi – HR (Tidak Teratur)
Frekuensi
• Strip 6 detik (30 kotak besar) :
Σ komp. QRS X 10
• Strip 12 detik (60 kotak besar) :
Σ komp. QRS X 5
Aksis
Aksis : jumlah total seluruh arus listrik yang
terbentuk di ventrikel saat depolarisasi
Normal Sinus Rhythm (NSR)
Irama Sinus Normal
Aritmia
• Tidak memenuhi kriteria NSR  Aritmia
(Disritmia)
• Gangguan pembentukan impuls
• Gangguan penghantaran impuls
• Sumber impuls:
• SA node
• Sel atrium
• AV node (AV junction)
• Sel ventrikel
Sinus Bradycardia (SB)
Sinus Tachycardia (ST)
Sinus Arrhythmia
Atrial Fibrillation (AF)
Atrial Flutter (Af)
Atrial Fibrillation – Atrial Flutter

Frekuensi
• < 60 x/m : slow response (SVR)
• 60-100 x/m : normo response (NVR)
• >100 x/m : rapid response (RVR)
Supraventricular Tachycardia (SVT)

• Irama teratur, HR > 150 x/m


• Gelombang P kecil, kadang (-)
• Interval PR memendek atau (-),
• Kompleks QRS ≤ 0,12 detik (sempit)
Supraventricular Tachycardia (SVT)
Junctional Rhythm (JR)
Idioventricular Rhythm (IVR)
Resume
SA NODE JUNCTION VENTRIKEL
(SINUS)
Denyut jantung 60-100 40-60 20-40

Irama Reguler Reguler Reguler

Gelombang P (+) (-) / (+) inv / ( - ) / tidak


Setelah QRS berhubungan
Interval PR Normal Normal (-)

Durasi QRS Sempit Sempit Lebar


Ventricular Extrasystole (VES)
Premature Ventricular Contraction (PVC)

• Irama tidak teratur, karena ada extrasystole


• HR tergantung irama dasar
• Gelombang P (-), Interval PR (-)
• Kompleks QRS > 0,12 detik (lebar)
 VES unifocal, multifocal
 VES couplet, triplet, consecutive (Salvo)
 VES bigemini, trigemini, quadrigemini
 VES R on T
Ventricular Extrasystole (VES)
Unifocal
Ventricular Extrasystole (VES)
Multifocal
Ventricular Extrasystole (VES)
Coupled
Ventricular Extrasystole (VES)
Triplet
Ventricular Extrasystole (VES)
Bigeminal
Ventricular Extrasystole (VES)
Quadrigeminal
Ventricular Fibrillation (VF)
Ventricular Tachycardia (VT)

• Irama teratur, HR >100 x/m


• Gelombang P (-), Interval PR (-)
• Kompleks QRS > 0,12 detik (lebar)
• Monomorphic, Torsade de Pointes
Torsade de Pointes
Ventricular Asystole
Kelainan konduksi
First Degree AV Block

• Irama teratur, HR umumnya 60-100 x/m


• Gelombang P normal, P : QRS = 1 : 1
• Interval PR memanjang, > 0,20 detik, konstan
• Kompleks QRS ≤ 0,12 detik (sempit)
Second Degree AV Block
Mobitz Type 1 (Wenckebach)
Second Degree AV Block
Type 2

• Irama atrial teratur, irama ventrikel tidak teratur


• Frekuensi A > F
• Gelombang P normal, ada satu atau lebih gelombang P
tidak diikuti kompleks QRS
• Interval PR normal atau memanjang, namun konstan
• Kompleks QRS sempit/lebar
Third Degree AV Block (TAVB)
EKG pada kasus PJK dan SKA
Penyakit Jantung Koroner
Penyakit Jantung Koroner

1. Ischemia
2. Injury ~ Acute infarction
3. Infarction ~ Old infarction
Iskemia
Iskemia
Infark (acute) - Injury
Infark (old)
1-30 menit Sekitar 1 jam Beberapa jam

Beberapa hari Hari-hari berikutnya Beberapa minggu


Resume
• Iskemia
– Inversi gelombang T
– Depresi segmen ST

• Infark
– Elevasi segmen ST (acute  Injury)
– Elevasi segmen ST + inversi gelombang T (recent)
– Gelombang Q patologis (old)
Lokasi
EKG pada kasus sehari-hari
LVH
• Kurang sensitif (50%)
• Cukup spesifik (90%)
• Kriteria :
– Sokolow Lion : SV1 + RV5 atau V6 > 35mm
– Lainnya : R aVL > 11mm
RVH
• RAD dan R/S rasio di V1 > 1
Kelainan elektrolit
Simulasi kasus dan penanganannya
Laki-laki 70 tahun kejang dan
kemudian tidak sadar
Aritmia pada Henti Jantung
Survival Chain
Wanita 25 tahun berdebar-debar
Wanita 80 tahun lemah, pusing,
riwayat pingsan
Laki-laki 23 thn, nyeri dada
ditusuk-tusuk
Laki-laki 56 thn, nyeri ulu hati dan
pingsan 3 jam yang lalu
Sindrom Koroner Akut
Nyeri dada  iskemia
Penilaian segera di UGD ( 10 min) Penatalaksanaan segera di UGD
• Pengukuran tanda vital • O2 100% 4 L/min (Saturasi O2 94%)
• Pemeriksaan saturasi oksigen • Aspirin 160-325 mg (tanpa salut,
• Pemasangan jalur intra vena dihancurkan / dikunyah)
• Perekaman EKG 12 sandapan • Nitrogliserin SL, spray, atau IV
• Anamnesis singkat & Pemeriksaan fisik • Morfin IV 2-4 mg, diulang setiap 5-15
• Pengecekan kontraindikasi trombolitik menit (bila nyeri dada tidak hilang
• Pemeriksaan serum marka jantung dengan nitrogliserin)
• Pemeriksaan elektrolit & faktor koagulasi CLOPIDOGREL
• Pemeriksaan Ro thorax (<30 menit)
MONA(CO)
2005 AHA-ILCOR Guidelines for CPR and ECC. Circulation 2005;112 (Suppl):IV-90
AHA 2010 Handbook of Emergency Cardivascular Care or Healthcare Providers
Sindrom Koroner Akut
Penatalaksanaan
• MONA : Morfin UAP & NSTEMI
(CO) Oksigen Heparinisasi : LMWH / UFH
Nitrat
Aspirin STEMI
(Clopidogrel) Trombolitik : STREPTOKINASE
• EKG : 10’ Door to needle : 30’
• Lab : marka jantung Primary PCI
Door to balloon : 90’

TIME IS MUSCLE
Serangan Jantung ??
Perempuan 65thn, riwayat minum
banyak obat jantung, kontrol
Nyeri Dada Iskemik - Angina
Typical Angina Angina Equivalent

• Chest discomfort (+) - dada • Chest discomfort (-)


Nyeri substernal : diperas, di remas, • Lokasi
“berat”, diikat, dihimpit • Kelemahan  Etiologi ?
• Menjalar ke lengan kiri, bahu, • Diaphoresis
rahang bawah, punggung • Shortness of breath
• Tidak dipengaruhi : menelan, batuk,
nafas dalam, gerak / perubahan
posisi tubuh

• Timbul oleh stres emosional /


aktivitas Diabetes
• Berkurang dengan istirahat / nitrat Lanjut usia
Perempuan
Angina
• Nyeri dada khas (typical angina)
1. Nyeri dada substernal
2. Dipicu aktivitas fisik atau stres emosional
3. Hilang dengan istirahat atau nitrat
• Nyeri dada tidak khas (atypical angina)
2 dari 3 kriteria diatas
• Nyeri dada bukan kardiak (noncardiac chest pain)
1 dari 3 kriteria diatas
Laki-laki 56 thn, riwayat hipertensi,
kontrol
Laki-laki 56 thn, riwayat sakit
jantung, sesak nafas berat
Gejala klinis: syok, hipoperfusi, gagal jantung bendungan, edema paru akut.
Kelainan dasar yang paling mungkin?

Edema paru Hipovolemia Low-output Aritmia


akut

 Oksigen/intubasi jika perlu Cairan Bradikardia Takikardia


 Nitrogliserin SL, kemudian 10-20 Transfusi darah
mcg/menit IV jika SBP >100 mm Hg Intervensi penyebab
 Furosemid IV 0,5-1 mg/kg PERTIMBANGKAN
 Morfin IV 2-4 mg vasopresor
 Dopamin 5-15 mcg/kg/menit jika ada
tanda syok dan SBP 70-100 mm Hg Cek tekanan darah
 Dobutamin 2-20 mcg/kg/menit jika TIDAK
ada tanda syok dan SBP 70-100 mm Hg

SBP >100 SBP 70-100 mm SBP 70-100 mm SBP <70 mm Hg


Cek tekanan darah mm Hg Hg tanpa tanda Hg dengan tanda dengan tanda
syok syok syok

SBP >100 mm Hg dan


tidak kurang dari 30 mm
Hg di bawah baseline Nitrogliserin IV Dobutamin IV Dopamin IV Norepinefrin IV
10-20 mcg/menit 2-20 mcg/kg/menit 5-15 mcg/kg/menit 0,3-30mcg/menit

ACE-inhibitor yang short- Pertimbangkan diagnostik dan terapi lanjutan (pada keadaan non-hipovolemik)
acting seperti kaptopril 1- Diagnostik: kateter arteri pulmonalis, ekokardiografi, angiografi untuk iskemia/infark
6,25 mg miokard, lain-lain
Terapi: intra-aortic balloon pump, reperfusi/revaskularisasi

Antman EM, et al. www.acc.org/clinical/guidelines/stemi/index.pdf


TERIMA KASIH
KUMPULAN EKG

WORKSHOP EKG

PIT PDUI KOTA BANDUNG


MINGGU, 10 APRIL 2016

dr. Badai Bhatara Tiksnadi, SpJP, MM


Laki-laki 70 tahun kejang
dan kemudian tidak sadar
Wanita 25 tahun berdebar-debar
Wanita 80 tahun lemah, pusing,
riwayat pingsan
Laki-laki 23 thn, nyeri dada
ditusuk-tusuk
Laki-laki 56 thn, nyeri ulu hati dan
pingsan 3 jam yang lalu
Laki-laki 41 thn, dada terasa berat
Perempuan 65thn, riwayat minum
banyak obat jantung, kontrol
Laki-laki 56 thn, riwayat hipertensi,
kontrol
Laki-laki 56 thn, riwayat sakit jantung,
sesak nafas berat

Anda mungkin juga menyukai