Anda di halaman 1dari 12

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK BUDHI MULIA

Jl. Soekarno-Hatta No. 226-228 MarpoyanDamai–Pekanbaru-Riau


Telp. 0761-8417200 Fax. (0761) 562260
e-mail :informasi_budhimulia@yahoo.com

KEPUTUSAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK BUDHI MULIA
NOMOR 1683/RSIABM-SK/AK/IX/2018
TENTANG
SASARAN KESELAMATAN PASIEN

MENIMBANG : a. Bahwa dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan


dan keselamatan pasien di rumah sakit maka
dibutuhkan tindakan yang komprehensif dan responsif
terhadap kejadian tidak diinginkan di Rumah Sakit Ibu
Dan Anak Budhi Mulia agar kejadian serupa tidak
terulang kembali khususnya yang berhubungan dengan
Sasaran Keselamatan Pasien;
b. Bahwa agar sasaran keselamatan pasien di Rumah
Sakit Ibu Dan Anak Budhi Mulia dapat terlaksana
dengan baik perlu adanya kebijakan Direktur Rumah
Sakit Ibu Dan Anak Budhi Mulia sebagai acuan bagi
pelayanan berhubungan dengan sasaran keselamatan
pasien di Rumah Sakit Ibu Dan Anak Budhi Mulia;
c. Bahwa sehubungan dengan hal-hal tersebut diatas
diperlukan penetapan kebijakan tentang sasaran
keselamatan pasien di Rumah Sakit Ibu Dan Anak
Budhi Mulia;
MENGINGAT : 1. Undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan;
2. Undang-undang nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah
Sakit;
3. Peraturan Pemerintah No. 93 tahun 2015 tentang
Rumah Sakit Pendidikan
4. Permenkes No. 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan
Pasien
5. Permenkes no. 269/Menkes/Per/III/2008/tentang
Rekam Medis;
6. Permenkes no. 34 tahun 2017 tentang Akreditasi
Rumah Sakit
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK BUDHI MULIA
Jl. Soekarno-Hatta No. 226-228 MarpoyanDamai–Pekanbaru-Riau
Telp. 0761-8417200 Fax. (0761) 562260
e-mail :informasi_budhimulia@yahoo.com

DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK BUDHI MULIA

MEMUTUSKAN :
Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK
BUDHI MULIA TENTANG SASARAN KESELAMATAN
PASIEN
KESATU : Peraturan sasaran keselamatan pasien Rumah Sakit Ibu Dan Anak
Budhi Mulia yang meliputi.
a. Ketetapan Identifikasi Pasien
b. Peningkatan komunikasi yang efektif
c. High alert medication
d. Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi
e. Pengurangan Risiko Infeksi terkait pelayanan kesehatan
f. Pengurangan risiko jatuh
sebagaimana tercantum dalam lampiran keputusan ini.
KEDUA : Sasaran keselamatan pasien dilakukan secara konsisten pada
semua situasi dan lokasi di rumah sakit;
KETIGA : Pembinaan dan pengawasan sasaran keselamatan pasien Rumah
Sakit Ibu Dan Anak Budhi Mulia dilaksanakan oleh Manajemen
Rumah Sakit;
KEEMPAT : Peraturan ini berlaku sejak ditetapkan dan apabila dikemudian
hari ternyata dapat kekeliruan dalam keputusan ini akan diadakan
perbaikan sebagaimana mestinya

Ditetapkan di pekanbaru
pada tanggal September 2018

DIREKTUR RUMAH SAKIT


IBU DAN ANAK BUDHI
MULIA,

dr. Ika Iriany


NIK. 15220001
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK BUDHI MULIA
Jl. Soekarno-Hatta No. 226-228 MarpoyanDamai–Pekanbaru-Riau
Telp. 0761-8417200 Fax. (0761) 562260
e-mail :informasi_budhimulia@yahoo.com

LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH
SAKIT IBU DAN ANAK BUDHI
MULIA
NOMOR 1683/RSIABM-
SK/AK/IX/2018
TANGGAL SEPTEMBER 2018
TENTANG
SASARAN KESELAMATAN PASIEN

1. Kebijakan Identifikasi Pasien


a. Pasien diidentifikasi menggunakan dua identitas pasien dari tiga identitas
pasien (nama pasien (e KTP), nomor rekam medik, dan tanggal lahir), tidak
boleh menggunakan nomor kamar atau lokasi pasien.
b. Identifikasi pasien rawat inap menggunakan Gelang Pasien. Pasien laki-laki
memakai gelang warna biru, pasien perempuan memakai gelang warna pink.
Sebagai penanda, menggunakan label merah sebagai penanda alergi, dan
label kuning penanda risiko jatuh, dan label ungu penanda Do not
Resucitate.
c. Pada gelang identifikasi pasien: Nama pasien harus ditulis lengkap sesuai e-
KTP bila tak ada gunakan KTP/kartu identitas lainnya, bila tak ada
semuanya minta pasien/keluarganya untuk menulis pada formulir identitas
yang disediakan RS dengan huruf capital pada kotak kota huruf yang
disediakan, nama tidak boleh disingkat, tak boleh salah ketik walau satu
huruf.
d. Identifikasi pasien pada gelang identitas pasien harus di cetak, tulisan
tangan hanya boleh bila printer sedang rusak/tak ada fasilitas untuk itu dan
harus segera diganti bila printer berfungsi kembali.
e. Identifikasi dengan cara verbal (menanyakan/mengkonfirmasi nama pasien)
dan visual (melihat gelang pasien).
f. Semua pasien harus di identifikasi secara benar sebelum dilakukan
pemberian obat, tranfusi/produk darah, pengobatan, prosedur/tindakan,
diambil sample darah, urin atau cairan tubuh lainnya.
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK BUDHI MULIA
Jl. Soekarno-Hatta No. 226-228 MarpoyanDamai–Pekanbaru-Riau
Telp. 0761-8417200 Fax. (0761) 562260
e-mail :informasi_budhimulia@yahoo.com

g. Pasien rawat jalan tak harus memakai gelang identitas pasien.


h. Bila dalam satu ruang terdapat pasien dengan nama sama, pada cover luar
folder rekam medic dan semua formulir permintaan penunjang. Harus diberi
tanda “HATI HATI PASIEN DENGAN NAMA SAMA”.

2. Kebijakan Peningkatan Komunikasi Yang Efektif


a. Setiap Perintah lisan dan yang melalui telepon ataupun hasil pemeriksaan
dituliskan secara lengkap oleh penerima perintah atau hasil pemeriksaan
tersebut.
b. Tulisan disebut lengkap bila terdiri dari jam/tanggal, isi perintah, nama
penerima perintah dan tanda tangan, nama pemberi perintah dan tanda
tangan (pada kesempatan berikutnya)
c. Baca ulang dengan jelas, bila perintah mengandung nama obat LASA, maka
nama obat lasa harus dieja satu persatu hurufnya
d. Di unit pelayanan harus tersedia daftar obat high alert, Look alike sound
alike, daftar pemeriksaan laboratorium kritis
e. Konfirmasi lisan dan tertulis, konfirmasi lisan sesaat setelah pemberi
perintah mendengar pembacaan dan memberikan pernyataan kebenaran
pembacaan secara lisan misal “ya sudah benar”. Konfirmasi tertulis dengan
tanda tangan pemberi perintah yang harus diminta pada kesempatan
kunjungan berikutnya .
f. Ada kolom keterangan yang dapat dipakai mencatat hal-hal yang perlu
dicatat, misal pemberi perintah tak mau tanda tangan
g. Ada form dan regulasi tentang serah terima pasien ( Hand Over )
h. Komunikasi efektif dilakukan setiap pergantian shift di setiap unit
pelayanan yang berhubungan dengan pasien di rumah sakit IBU DAN
ANAK BUDHI MULIA dengan menuliskan secara lengkap di form CPPT
(Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi).

3. Kebijakan Pelayanan Obat-Obatan High Alert (Obat Yang Perlu


Diwaspadai)
a. Obat High Alert adalah obat yang beresiko tinggi yang menyebabkan bahaya
yang bermakna bila digunakan secara salah.
b. LASA (look alike sound alike) adalah obat yang mempunyai bentuk yang
mirip dan pengucapan yang mirip.
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK BUDHI MULIA
Jl. Soekarno-Hatta No. 226-228 MarpoyanDamai–Pekanbaru-Riau
Telp. 0761-8417200 Fax. (0761) 562260
e-mail :informasi_budhimulia@yahoo.com

c. Cairan kosentrat adalah cairan yang menyebabkan kejadian yang tidak di


inginkan/sentinel event bila tidak di siapkan dan di kelola dengan baik, dan
Elektrolit kosentrat tidak berada di unit pelayanan pasien kecuali jika di
butuhkan secara klinis dan tindakan diambil untuk mencegah pemberian
yang tidak sengaja di area tersebut.
d. Setiap unit harus tersedia daftar obat high alert, obat LASA (Look Alike
Sound Alike), Elektrolit Konsentrat, serta panduan penatalaksanaan obat
high alert.
e. Setiap staf klinis terkait harus tahu penatalaksanaan obat high alert
f. Obat high alert harus disimpan terpisah, akses terbatas, diberi label yang jelas
g. Instruksi lisan obat high alert hanya boleh dalam keadaan emergensi, atau
nama obat harus di eja perhuruf.
h. Sebelum menyuntikkan obat high alert setelah cek 8 benar, lanjutkan dengan
double check
i. Dalam penyimpanan obat high alert di instalasi farmasi:
1) Tempelkan stiker obat high alert pada setiap dos obat
2) Beri stiker high alert pada setiap ampul obat high alert yang akan
diserahkan kepada perawat
3) Pisahkan obat high alert dengan obat lain dalam container/rak
tersendiri/khusus
4) Simpan obat sitostatika secara terpisah dari obat lainnya
5) Simpan Obat Narkotika secara terpisah dalam lemari terkunci double,
doubel pintu. Setiap pengeluaran harus diketahui oleh penanggung
jawabnya dan dicatat, setiap ganti sift harus tercatat dalam buku serah
terima lengkap dengan jumlahnya dan di tanda tangani
6) Sebelum perawat memberikan obat high alert cek kepada perawat lain
untuk memastikan tak ada salah (double check)
7) Obat high alert dalam infus: cek selalu kecepatan dan ketepatan pompa
infus, tempel stiker label, nama obat pada botol infus. Dan di isi dengan
catatan sesuai ketentuan
j. Setiap unit berusaha untuk mengurangi atau mengeliminasi kejadian KTD
dengan cara:
1) Tingkatkan proses pengelolaan obat-obat yang perlu diwaspadai
2) Pindahkan elektrolit konsentrat dari unit pelayanan pasien ke farmasi.
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK BUDHI MULIA
Jl. Soekarno-Hatta No. 226-228 MarpoyanDamai–Pekanbaru-Riau
Telp. 0761-8417200 Fax. (0761) 562260
e-mail :informasi_budhimulia@yahoo.com

3) Daftar obat-obat yang perlu di waspadai harus di ada di setiap unit


pelayanan yang berhubungan dengan pengobatan pasien
4) Daftar obat-obat yang perlu di waspadai harus di perbaharui secara
berkala oleh unit farmasi
5) Elektrolit konsentrat harus di beri label secara benar dalam
penyimpanannya, sehingga membatasi akses untuk mencegah pemberian
yang tidak disengaja/ kurang hati hati

4. Kebijakan Keselamatan Pasien Bedah


a. Rumah Sakit menggunakan penandaan yang dilakukan pada semua kasus
operasi untuk mengidentifikasi lokasi operasi
b. Penandaan lokasi operasi termasuk sisi (laterality), multipel struktur (jari
tangan, jari kaki, lesi), atau multipel level (tulang belakang)
c. Penandaan lokasi harus melibatkatkan pasien dalam proses penandaannya.
d. Penandaan harus tak mudah luntur terkena air/alkohol/betadine.
e. Penandaan dibuat dengan tinta atau spidol marker yang tidak mudah terhapus
dan harus cukup terlihat setelah proses pencucian daerah insisi
f. Penandaan harus mudah dikenali
g. Penandaan dibuat oleh operator atau orang yang akan melakukan tindakan.
Jika operator berhalangan maka dapat dilakukan oleh perawat asisten satu
atas perseetujuan operator.
h. Penandaan harus dilaksanakan saat pasien terjaga dan sadar serta atas
persetujuan pasien jika memungkinkan, dan harus terlihat sampai saat akan
di sayat
i. Prosedur yang tidak membutuhkan penandaan adalah:
1) Kasus Organ Tunggal (misalnya operasi jantung, operasi Caesar)
2) Semua jenis Operasi Endoscopy yang tidak direncanakan, prosedur
invasif yang tidak memungkinkan dilakukan penandaan operasi.
3) Kasus Intervensi seperti kateter jantung
4) Kasus yang melibatkan gigi
5) Prosedur yang melibatkan bayi premature di mana penandaan akan
menyebabkan tato permanen.
6) Pada kasus Bedah Mata atau Bedah THT
j. Setiap pasien yang akan dioperasi harus di verifikasi dengan tahapan:
1) Verifikasi lokasi, prosedur dan pasien yang benar
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK BUDHI MULIA
Jl. Soekarno-Hatta No. 226-228 MarpoyanDamai–Pekanbaru-Riau
Telp. 0761-8417200 Fax. (0761) 562260
e-mail :informasi_budhimulia@yahoo.com

2) Tersedianya semua dokumen, foto, hasil pemeriksaan yang relevan


3) Tersedianya peralatan khusus dan/atau implant-implan yang dibutuhkan
k. Setiap pasien yang akan melakukan tindakan operasi harus di lengkapi
terlebih dahulu lembaran surgical safety check-list nya. Lembaran surgical
safety check list mencakup:
1) Sign In (Sebelum induksi anestesi)
2) Time out (Sebelum insisi kulit)
3) Sign Out (Setelah penutupan luka operasi dan sebelum pasien
meninggalkan ruang operasi)
l. Proses Monitoring Pelaksanaan keselamatan pasien bedah harus selalu
dilakukan secara berkala.

5. Kebijakan Pengurangan Risiko Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan


a. Rumah sakit mengadopsi atau mengadaptasi pedoman hand hygiene terbaru
dari WHO yang di terbitkan dan sudah diterima secara umum.
b. Kebersihan tangan dilakukan oleh seluruh petugas klinis maupun non klinis
di seluruh lingkungan RS IBU DAN ANAK BUDHI MULIA.
c. Seluruh staf rumah sumah sakit melakukan cuci tangan saat.
1) Segera
Setelah tiba di tempat kerja
2) Sebelum
a) Kontak langsung dengan pasien
b) Memakai sarung tangan sebelum pemeriksaan klinis dan tindakan
invasive
c) Menyediakan / mempersiapkan obat-obatan
d) Memberi makan pasien
e) Meninggalkan rumah sakit
3) Diantara
Prosedur tertentu pada pasien yang sama dimana tangan terkontaminasi
untuk menghindari kontaminasi silang.
4) Setelah
a) Kontak dengan pasien
b) Melepas sarung tangan
c) Melepas alat pelindung diri
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK BUDHI MULIA
Jl. Soekarno-Hatta No. 226-228 MarpoyanDamai–Pekanbaru-Riau
Telp. 0761-8417200 Fax. (0761) 562260
e-mail :informasi_budhimulia@yahoo.com

d. Lima (5) saat kebersihan tangan di Rumah Sakit Ibu Dan Anak Budhi Mulia
untuk keselamatan pasien yaitu:
1) Sebelum kontak dengan pasien
2) Sebelum tindakan aseptik
3) Setelah kontak dengan pasien
4) Setelah berisiko kontak dengan cairan tubuh pasien
5) Setelah kontak dengan lingkungan pasien
e. Indikasi kebersihan tangan lainnya
1) Sebelum meninggalkan rumah sakit
2) Segera setelah melepaskan sarung tangan
3) Segera setelah keluar dari toilet atau membersihkan sekresi hidung
4) Sebelum dan setelah menyiapkan dan mengkonsumsi makanan
f. Langkah-langkah mencuci tangan di Rumah Sakit Ibu Dan Anak Budhi
Mulia adalah sebagai berikut :
1) Handwash
a) Basuh tangan dengan air kemudian tuangkan sabun cair secukupnya
ke telapak tangan
b) Ratakan sabun pada kedua telapak tangan
c) Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan kanan
dan juga sebaliknya
d) Gosok kedua telapak dan sela-sela jari
e) Gosok jari-jari kedua tangan dengan posisi saling mengait
f) Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggamantangan kanan dan
sebaliknya
g) Gosok ujung jari-jari tangan kanan di telapak tangan kiri dengan
gerakan memutar kemudian sebaliknya
h) Bilas kedua tangan dengan air mengalir
i) Keringkan tangan dengan tissue towel hingga benar-benar kering
j) Gunakan tissue ter sebut untuk menutup keran
k) Saat kering tangan anda sudah aman
2) Handrub
a) Tuangkan 3-5 cc antiseptik berbasis alkohol ke telapak tangan
b) Gosok kedua telapak tangan hingga merata
c) Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan kanan
dan sebaliknya
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK BUDHI MULIA
Jl. Soekarno-Hatta No. 226-228 MarpoyanDamai–Pekanbaru-Riau
Telp. 0761-8417200 Fax. (0761) 562260
e-mail :informasi_budhimulia@yahoo.com

d) Gosok kedua telapak dan sela-sela jari


e) Jari-jari sisi dalam dari kedua tangan saling mengunci
f) Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan
sebaliknya
g) Gosok ujung jari-jari tangan kanan di telapak tangan kiri dengan
gerakan memutar, kemudian sebaliknya
h) Saat kering tangan anda sudah aman
g. Langkah-langkah cuci tangan bedah (Surgical) di Rumah Sakit Ibu Dan
Anak Budhi Mulia adalah sebagai berikut :
1) Lakukan Mencuci tangan 6 langkah Handwash dan keringkan
2) Tuangkan cairan berbasis alkohol 3-5 cc pada telapak tangan kiri,
dengan menggunakan punggung tangan kanan menekan dispenser untuk
mengeluarkan cairan
3) Menggosokkan ujung jari tangan kanan pada telapak tangan kiri untuk
mendekontaminasi bagian kuku selama 5 detik
4) Ratakan cairan mulai ujung jari tangan kanan hingga lengan bawah dan
sampai ke siku. Ratakan cairan pada semua permukaan kulit dengan
gerakan memutar
5) Tuangkan cairan 3-5 cc pada telapak tangan kanan dengan
menggunakan punggung tangan kiri menekan dispenser untuk
mengeluarkan cairan
6) Gosokkan ujung jari tangan kiri pada telapak tangan kanan untuk
mendekontaminasi bagian kuku selama 5 detik
7) Ratakan cairan mulai ujung jari tangan kiri hingga lengan bawah dan
sampai ke siku. Ratakan cairan pada semua permukaan kulit dengan
gerakan memutar
8) Jika permukaan tangan belum terlumuri cairan boleh diulangi lagi
9) Dan lakukan mencuci tangan 5 langkah dengan menggunakan handrub
tanpa menggosok ujung jari di telapak tangan dan lakukan lah siku
untuk pengambilan hanrub
10) Setelah selesai dan tangan sudah kering, gaun operasi steril dan sarunga
tangan sudah dapat digunakan
h. Handwash (Mencuci tangan menggunakan air mengalir dan sabun)
dilakukan selama 40-60 detik dengan setiap perlakuan minimal 7 detik,
dilakukan apabila tangan kotor atau setelah 5 kali handrub.
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK BUDHI MULIA
Jl. Soekarno-Hatta No. 226-228 MarpoyanDamai–Pekanbaru-Riau
Telp. 0761-8417200 Fax. (0761) 562260
e-mail :informasi_budhimulia@yahoo.com

i. Handrub (Mencuci tangan menggunakan cairan berbasis alcohol ) dilakukan


selama 20-30 detik dengan setiap kali perlakuan minimal 4 detik, dilakukan
bila tangan tidak tampak kotor.
j. Surgical ( Mencuci tangan bedah ) dilakukan selama 3-5 menit dengan
menggunakan :
1) air mengalir dan sabun
2) cairan yang berbasis alcohol
k. Kebersihan tangan efektif dapat dilakukan dengan:
1) Tidak mengenakan jas lengan panjang saat melayani pasien
2) Bagi semua petugas yang berkontak langsung dengan pasien (klinisi),
semua perhiasan yang ada (misalnya: jam tangan, cincin, gelang) harus
dilepas selama bertugas dan pada saat kebersihan tangan
3) Kuku dijaga tetap pendek tidak melebihi 1 mm, tidak menggunakan
kuku palsu atau cat kuku
4) Jika tangan ada luka ditutup dengan plester kedap air
5) Tutuplah keran dengan siku tangan atau putar menggunakan handuk
atau tissue sekali pakai
6) Membersihkan tangan dengan sabun cair dan air mengalir apabila
terlihat kotor
7) Setelah melakukan cuci tangan, pastikan tangan kering sebelum
memulai kegiatan/mengenakan sarung tangan
8) Jangan menambahkan sabun cair ke dalam tempatnya bila masih ada
isinya
9) Dispenser sabun harus dibersihkan terlebih dahulu sebelum pengisian
ulang
l. Sediakan di setiap ruangan/bagian
1) Area klinis (area perawat/pelayanan langsung terhadap pasien)
a) Westafel dengan air yang mengalir
b) Cairan berbasis alcohol : Poli rawat jalan, IGD, ruang
keperawatan, ruang rawat, unit penunjang medic (radiologi,
Laboratorium klinik, rehabilitasi medik
c) Sabun cair: Pos perawat, di ruang rawat pasien, toilet, dapur
d) Cairan berbasis alcohol : setiap tempat tidur pasien di area kritis),
Setiap Pintu Masuk kamar pasien, Meja, troli tindakan.
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK BUDHI MULIA
Jl. Soekarno-Hatta No. 226-228 MarpoyanDamai–Pekanbaru-Riau
Telp. 0761-8417200 Fax. (0761) 562260
e-mail :informasi_budhimulia@yahoo.com

2) Area Non-Klinis (area pelayanan tidak langsung kepada pasien.


a) Westafel dengan air yang mengalir
b) Sabun cair (Handsoap): Toilet, dapur, Perkantoran, kantin, aula.
c) Cairan berbasis alkohol (kamar cuci, kamar jenazah, CSSD)
d) Cairan berbasis alcohol : Pintu Keluar masuk
petugas/Pengunjung, Ruang Tunggu rawat jalan, Farmasi, kamar
jenazah, area dimana fasilitas kebersihan tangan dengan sabun
dan air mengalir tidak tersedia/jauh letaknya
m. Melakukan monitoring compliance kebersihan tangan dengan cara
1) Mengukur/Mengobservasi kepatuhan kebersihan tangan petugas klinis
setiap 2 minggu sekali (Ruang keperawatan, IGD, poli klinik rawat
jalan, laboratorium, radiologi, gizi) dan Petugas non klinis setiap 1 kali
sebulan (Kamar cuci, farmasi, dapur, IPSPRS, sanitasi) setiap hari
sabtu
2) Memperhatikan 5 momen cuci tangan menurut WHO
3) Kepatuhan kebersihan tangan melibatkan petugas klinis maupun non
klinis dengan sasaran 30% dari jumlah masing masing Profesi
4) Melakukan Program edukasi kebersihan tangan pada petugas, pasien ,
Keluarga dan pengunjung yang merupakan salah satu bagian dari
proses penerimaan pasien baru
5) Setiap petugas di RSIA BUDHI MULIA mengikuti pelatihan
kebersihan tangan yang diadakan oleh rumah sakit secara
berkesinabungan

6. Kebijakan Pengurangan Resiko Jatuh


a. Rumah sakit menerapkan proses asesmen awal resiko pasien jatuh dan
melakukan asesmen ulang bila diindikasikan terjadi perubahan kondisi atau
pengobatan dll.
b. Langkah-langkah pencegahan harus dilakukan oleh petugas kesehatan untuk
mengurangi resiko jatuh bagi mereka yang memiliki resiko jatuh setelah
dilakukan asesmen
c. Langkah-langkah dimonitor hasilnya, baik keberhasilan pengurangan cedera
akibat jatuh dan dampak dari kejadian tidak diharapkan.
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK BUDHI MULIA
Jl. Soekarno-Hatta No. 226-228 MarpoyanDamai–Pekanbaru-Riau
Telp. 0761-8417200 Fax. (0761) 562260
e-mail :informasi_budhimulia@yahoo.com

Ditetapkan di Pekanbaru,
September 2018
DIREKTUR RUMAH SAKIT
IBU DAN ANAK BUDHI
MULIA,

dr. Ika Iriany


NIK. 15220001

Anda mungkin juga menyukai