Anda di halaman 1dari 11

KEPUTUSAN

DIREKTUR RUMAH SAKIT HJ BUNDA HALIMAH BATAM


NOMOR : 272/SK/DIR/RSHBH/I/2021

TENTANG

KEBIJAKAN KESELAMATAN PASIEN DI


RUMAH SAKIT HJ BUNDA HALIMAH BATAM

DIREKTUR RUMAH SAKIT HJ BUNDA HALIMAH

Menimbang: a. bahwa dalam rangka untuk mewujudkan Visi dan Misi Rumah Sakit Hj
Bunda Halimah Batam serta dalam menghadapi tuntutan akan pelayanan
Rumah Sakit yang berkuaitas serta mengutamakan keselamatan pasien
maka diperlukan Kebijakan Sasaran Keselamatan Pasien sebagai Pedoman
dalam pelaksanaan pelayanan di Rumah Sakit Hj. Bunda Halimah Batam
b. Bahwa agar keselamatan pasien di Rumah Sakit Hj. Bunda Halimah Batam
dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya Kebijakan Direktur Rumah
Sakit Hj. Bunda Halimah Batam sebagai landasan bagi penyelenggaraan
Sasaran Keselamatan Pasien di Rumah Sakit Hj. Bunda Halimah Batam;
Bahwa sesuai butir a. dan b. diatas perlu ditetapkan dengan Surat
Keputusan Direktur Rumah Sakit Hj. Bunda Halimah Batam

Mengingat: 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang


Kesehatan;
2. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 153, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5072);
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
417/MENKES/PER/II/2011 Tentang Komisi Akreditasi Rumah Sakit;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1691/MENKES/PER/VIII/2011 Tentang Keselamatan Pasien Rumah
Sakit;
5. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No 1333/Menkes/SK/XII/1999
tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit;

KEPUTUSAN DIREKTUR TENTANG PENETAPAN KEBIJAKAN KESELAMATAN PASIEN DI RUMAH


Nomor : 272/SK/DIR/RSHBH/I/2021 SAKIT HJ. BUNDA HALIMAH BATAM
6. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 129/Menkes/SK/II/1999
tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit

MEMUTUSKAN
Menetapkan:
PERTAMA: Memberlakukan Kebijakan Sasaran Keselamatan Pasien sebagaimana
terlampir dalm Keputusan ini
KEDUA : Segala biaya yang timbul akibat diterbitkannya Keputusan ini dibebankan
pada anggaran Rumah Sakit;
KETIGA : Surat Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan
apabila terdapat kekeliruan dalam Surat Keputusan ini akan dilakukan
perbaikan dan penyesuaian sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Batam
Tanggal, 10 Januari 2021
DIREKTUR HJ. BUNDA HALIMAH BATAM

(Dr.dr.Ibrahim,SH,M.Sc,M.Kn,M.Pd.Ked,Sp.KKLP,FSQua)

KEPUTUSAN DIREKTUR TENTANG PENETAPAN KEBIJAKAN KESELAMATAN PASIEN DI RUMAH


Nomor : 272/SK/DIR/RSHBH/I/2021 SAKIT HJ. BUNDA HALIMAH BATAM
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT HJ BUNDA HALIMAH BATAM
NOMOR : 272/SK/DIR/RSHBH/I/2021
TENTANG : KEBIJAKAN KESELAMATAN PASIEN DI RUMAH SAKIT HJ BUNDA HALIMAH BATAM

KEBIJAKAN SASARAN KESELAMATAN PASIEN


RUMAH SAKIT HJ BUNDA HALIMAH BATAM

Keselamatan pasien telah menjadi issue global sejak adanya laporan dari Institute
of Medicine Amerika Serikat pada tahun 2000 dalam sebuah buku “TOO ERR IS HUMAN,
Building a Safer Health System”, yang menyatakan kematian akibat terjadinya kejadian
yang tidak diharapkan (KTD/ adverse event) di rumah sakit melebihi angka kematian
akibat kecelakaan, HIV dan kanker. Lebih dari 10 tahun, patient safety telah
diperkenalkan sehingga menjadi suatu issue global yang sangat penting dan banyak hal
sudah dikerjakan untuk mencapai patient safety tersebut.

Pada tahun 2005, keselamatan pasien mulai diperkenalkan dalam dunia kesehatan
Indonesia melalui Perhimpunan Rumah Sakit yang kemudian membentuk Komite
Keselamatan Pasien Rumah Sakit dan diikuti dengan pencanangan gerakan nasional
keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit oleh Menteri Kesehatan RI. Salah satu
upaya untuk meningkatkan keselamatan pasien adalah penyusunan 6 sasaran keselamatan
pasien. Penyusunan sasaran keselamatan pasien ini mengacu kepada Nine Life Saving
Patients Solution dari WHO Petient Safety (2007) yang juga digunakan juga oleh Komite
Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKPRS PERSI) dan dari Joint Commision
International (JCI).

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1691 tahun


2011, setiap rumah sakit wajib mengupayakan pemenuhan 6 sasaran keselamatan pasien,
meliputi tercapainya ketepatan identifikasi pasien; peningkatan komunikasi yang efektif,
peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai; kepastian tepat-lokasi, tepat-

KEPUTUSAN DIREKTUR TENTANG PENETAPAN KEBIJAKAN KESELAMATAN PASIEN DI RUMAH


Nomor : 272/SK/DIR/RSHBH/I/2021 SAKIT HJ. BUNDA HALIMAH BATAM
prosedur, tepat-pasien operasi; pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan;
dan pengurangan risiko pasien jatuh. Saat ini Rumah Sakit Hj Bunda Halimah Batam juga
berupaya melaksanakan 6 sasaran keselamatan pasien berdasarkan pada standar yang
ditetapkan.

Enam sasaran keselamatan pasien adalah tercapainya hal-hal sebagai berikut :

SASARAN I : KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN

Maksud dan Tujuan


Kesalahan karena keliru dalam mengidentifikasi pasien dapat terjadi dihampir semua
aspek/tahapan diagnosis dan pengobatan. Kesalahan identifikasi pasien bisa terjadi pada pasien
yang dalam keadaan terbius/tersedasi, mengalami disorientasi, tidak sadar, bertukar tempat
tidur/kamar/ lokasi di rumah sakit, adanya kelainan sensori, atau akibat
situasi lain.
Maksud sasaran ini adalah untuk melakukan dua kali pengecekan yaitu:
1. Untuk identifikasi pasien sebagai individu yang akan menerima pelayanan atau
pengobatan; dan
2. Untuk kesesuaian pelayanan atau pengobatan terhadap individu tersebut.

Ketentuan Identifikasi pasien di Rumah Sakit Hj Bunda Halimah Batam:


1. Identifikasi menggunakan gelang pasien, identifikasi terdiri dari tiga identitas:
a. nama pasien (e KTP),
b. nomor rekam medik,
c. dan tanggal lahir.
2. Nomor kamar pasien atau lokasi tidak bisa digunakan untuk identifikasi.
3. Identifikasi pasien pada gelang identitas pasien harus di cetak, tulisan tangan
hanya boleh bila printer sedang rusak/tak ada fasilitas untuk itu dan harus segera
diganti bila printer berfungsi kembali.
4. Warna gelang:
a. Gelang warna biru dipakai oleh pasien laki-laki,
b. Gelang warna pink dipakai oleh pasien perempuan,
c. Gelang merah sebagai penanda alergi,

KEPUTUSAN DIREKTUR TENTANG PENETAPAN KEBIJAKAN KESELAMATAN PASIEN DI RUMAH


Nomor : 272/SK/DIR/RSHBH/I/2021 SAKIT HJ. BUNDA HALIMAH BATAM
d. Gelang kuning sebagai penanda risiko jatuh, dan;
e. Gelang ungu sebagai penanda do not resucitate ( DNR )
5. Pada gelang identifikasi pasien: Nama pasien harus ditulis lengkap sesuai e-KTP
bila tak ada gunakan KTP/kartu identitas lainnya, bila tak ada semuanya minta
pasien/keluarganya untuk menulis pada formulir identitas yang disediakan RS
dengan huruf kapital pada kotak kota huruf yang disediakan, nama tidak boleh
disingkat, tak boleh salah ketik walau satu huruf
6. Petugas melakukan identifikasi pasien minimal dua dari tiga identitas diatas.
Identifikasi dengan cara verbal (menanyakan/mengkonfirmasi nama pasien) dan
visual (melihat gelang pasien)
7. Semua pasien harus di identifikasi secara benar sebelum dilakukan:
a. pemberian obat;
b. tranfusi darah/produk darah;
c. pengambilan sampel darah, urin dan spesimen lain untuk pemeriksaan klinis;
d. sebelum pemberian pengobatan, dan;
e. sebelum pemberian tindakan
8. Pasien rawat jalan tak harus memakai gelang identitas pasien kecuali telah
ditetapkan lain oleh Rumah Sakit ( yang akan mendapatkan tindakan), misalnya
ruang haemodialisa, endoskopi
9. Bila dalam satu ruang terdapat pasien dengan nama sama, pada cover luar folder
rekam medik dan semua formulir permintaan penunjang . harus diberi tanda
“HATI HATI PASIEN DENGAN NAMA SAMA”

SASARAN II : PENINGKATAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF

Maksud dan Tujuan


Komunikasi efektif, yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, dan yang dipahami oleh
pasien, akan mengurangi kesalahan, dan menghasilkan peningkatan keselamatan pasien.
Komunikasi dapat berbentuk elektronik, lisan, atau tertulis. Komunikasi yang mudah terjadi
kesalahan kebanyakan terjadi pada saat perintah diberikan secara lisan atau melalui telepon.
Komunikasi yang mudah terjadi kesalahan yang lain adalah pelaporan kembali hasil
pemeriksaan kritis, seperti melaporkan hasil laboratorium klinik cito melalui telepon ke unit
pelayanan.

KEPUTUSAN DIREKTUR TENTANG PENETAPAN KEBIJAKAN KESELAMATAN PASIEN DI RUMAH


Nomor : 272/SK/DIR/RSHBH/I/2021 SAKIT HJ. BUNDA HALIMAH BATAM
Ketentuan menerima perintah secara lisan dan lisan lewat telepon di Rumah Sakit Hj
Bunda Halimah Batam :
1. Penerima perintah menulis lengkap perintahnya, membaca ulang dan melakukan
konfirmasi
2. Tulisan disebut lengkap bila terdiri dari jam/tanggal, isi perintah, nama penerima
perintah dan tanda tangan, nama pemberi perintah dan tanda tangan (pada
kesempatan berikutnya)
3. Baca ulang dengan jelas, bila perintah mengandung nama obat LASA (look alike
sound alike), maka nama obat lasa harus dieja satu persatu hurufnya.
4. Di unit pelayanan harus tersedia daftar obat Look a like sound a like, look a like,
dan sound a like.
5. Konfirmasi lisan dan tertulis, konfirmasi lisan sesaat setelah pemberi perintah
mendengar pembacaan dan memberikan pernyataan kebenaran pembacaan
secara lisan misal “ya sudah benar” . Konfirmasi tertulis dengan tanda tangan
pemberi perintah yang harus diminta pada kesempatan kunjungan berikutnya .
6. Ada kolom keterangan yang dapat dipakai mencatat hal-hal yang perlu dicatat,
misal pemberi perintah tak mau tanda tangan
7. Bila kondisi tidak memungkinkan seperti di kamar operasi dan situasi gawat
darurat di IGD atau ICU diperbolehkan tidak melakukan pembacaan kembali
(read back), tetapi lakukan ( Repeat Back) kerjakan baru tulis.

SASARAN III : PENINGKATAN KEAMANAN OBAT YANG PERLU


DIWASPADAI (HIGH-ALERT)

Maksud dan Tujuan I


Bila obat-obatan menjadi bagian dari rencana pengobatan pasien, manajemen harus
berperan secara kritis untuk memastikan keselamatan pasien. Obat-obatan yang perlu
diwaspadai (high-alert medications) adalah obat yang sering menyebabkan terjadi
kesalahan/kesalahan serius (sentinel event), obat yang berisiko tinggi menyebabkan dampak
yang tidak diinginkan (adverse outcome) seperti obat-obat yang terlihat mirip dan
kedengarannya mirip (Nama Obat Rupa dan Ucapan Mirip/NORUM, atau Look Alike Soun
Alike/LASA).

KEPUTUSAN DIREKTUR TENTANG PENETAPAN KEBIJAKAN KESELAMATAN PASIEN DI RUMAH


Nomor : 272/SK/DIR/RSHBH/I/2021 SAKIT HJ. BUNDA HALIMAH BATAM
Obat-obatan yang sering disebutkan dalam isu keselamatan pasien adalah pemberian
elektrolit konsentrat secara tidak sengaja (misalnya, kalium klorida 2meq/ml atau yang lebih
pekat, kalium fosfat, natrium klorida lebih pekat dari 0.9%, dan magnesium sulfat =50% atau
lebih pekat). Kesalahan ini bisa terjadi bila perawat tidak mendapatkan orientasi dengan baik di
unit pelayanan pasien, atau bila perawat kontrak tidak diorientasikan terlebih dahulu sebelum
ditugaskan, atau pada keadaan gawat darurat. Cara yang paling efektif untuk mengurangi atau
mengeliminasi kejadian tersebut adalah dengan meningkatkan proses pengelolaan obat-obat
yang perlu diwaspadai termasuk memindahkan elektrolit konsentrat dari unit pelayanan pasien
ke farmasi.

Definisi:
Obat high alert adalah obat berisiko tinggi yang menyebabkan bahaya yang bermakna
bila digunakan secara salah. Ketentuan penanganan obat high alert di Rumah Sakit Hj Bunda
Halimah Batam :
1. Rumah Sakit harus membuat daftar obat-obat yang perlu diwaspadai (high alert)
berdasarkan data yang ada di rumah sakit.
2. Setiap unit pelayanan obat harus tersedia daftar obat high alert, Obat LASA,
Elektrolit Konsentrat, serta panduan penata laksanaan obat high alert.
3. Setiap staf klinis terkait harus tahu penata laksanaan obat high alert.
4. Obat high alert harus disimpan terpisah, akses terbatas, diberi label yang jelas.
5. Instruksi lisan obat high alert hanya boleh dalam keadaan emergensi, atau nama
obat harus di eja perhuruf.
6. Sebelum menyuntikan obat high alert harus dilakukan Cek 5 Tepat (tepat obat,
tepat dosis, tepat pasien, tepat cara pemberian, tepat waktu), dan dilanjutkan
dengan double check.

Ketentuan penyimpanan obat high alert di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Hj Bunda Halimah
Batam :
1. Tempelkan stiker obat high alert pada setiap dos obat.
2. Beri stiker high alert pada setiap ampul obat high alert yang akan diserahkan
kepada perawat.
3. Pisahkan obat high alert dengan obat lain dalam kontainer/ rak tersendiri/khusus
4. Simpan obat sitostatika secara terpisah dari obat lainnya.

KEPUTUSAN DIREKTUR TENTANG PENETAPAN KEBIJAKAN KESELAMATAN PASIEN DI RUMAH


Nomor : 272/SK/DIR/RSHBH/I/2021 SAKIT HJ. BUNDA HALIMAH BATAM
5. Simpan Obat Narkotika secara terpisah dalam lemari terkunci double, doubel
pintu. Setiap pengeluaran harus diketahui oleh penanggung jawabnya dan
dicatat, setiap ganti shif harus tercatat dalam buku serah terima lengkap dengan
jumlahnya dan di tanda tangani.
6. Elektrolit konsentrat tidak boleh berada di unit pelayanan pasien kecuali jika
dibutuhkan secara klinis. Elektrolit konsentrat yang disimpan pada unit
pelayanan pasien harus diberi label yang jelas, dan disimpan pada area yang
dibatasi ketat (restricted).
7. Sebelum perawat memberikan obat high alert cek kepada perawat lain untuk
memastikan tak ada salah (double check).
8. Obat high alert dalam infus: cek selalu kecepatan dan ketepatan pompa infus,
tempel stiker label, nama obat pada botol infus. Dan di isi dengan catatan sesuai
ketentuan.

SASARAN IV : KEPASTIAN TEPAT - LOKASI, TEPAT - PROSEDUR, TEPAT


PASIEN OPERASI

Maksud dan Tujuan Sasaran IV


Salah lokasi, salah prosedur, pasien salah pada operasi, adalah sesuatu yang
menkhawatirkan dan tidak jarang terjadi di rumah sakit. Kesalahan ini adalah akibat dari
komunikasi yang tidak efektif atau yang tidak adekuat antara anggota tim bedah, kurang/tidak
melibatkan pasien di dalam penandaan lokasi (site marking), dan tidak ada prosedur untuk
verifikasi lokasi operasi. Di samping itu, asesmen pasien yang tidak adekuat, penelaahan ulang
catatan medis tidak adekuat, budaya yang tidak mendukung komunikasi terbuka antar anggota
tim bedah, permasalahan yang berhubungan dengan tulisan tangan yang tidak terbaca (illegible
handwritting) dan pemakaian singkatan adalah faktor - faktor kontribusi yang sering terjadi.
Rumah Sakit secara kolaboratif mengembangkan kebijakan dan/atau prosedur yang
efektif di dalam mengeliminasi masalah yang mengkhawatirkan ini. Digunakan juga praktek
berbasis bukti, seperti yang digambarkan di Surgical Safety Checklist dari WHO Patient Safety
(2009), juga di The Joint Commission’s Universal Protocol for Preventing Wrong Site, Wrong
Procedure, Wrong Person Surgery.

KEPUTUSAN DIREKTUR TENTANG PENETAPAN KEBIJAKAN KESELAMATAN PASIEN DI RUMAH


Nomor : 272/SK/DIR/RSHBH/I/2021 SAKIT HJ. BUNDA HALIMAH BATAM
Ketentuan verifikasi praoperatif di Rumah Sakit Hj Bunda Halimah Batam:
1. Memverifikasi lokasi, prosedur, dan pasien yang benar.
2. Memastikan bahwa semua dokumen, foto (imaging), hasil pemeriksaan yang
relevan tersedia, diberi label dengan baik, dan dipampang;
3. Melakukan verifikasi ketersediaan peralatan khusus dan/atau implant-implant
yang dibutuhkan.
4. Tahap “Sebelum insisi” (Time out)
a. Memungkinkan semua pertanyaan atau kekeliruan diselesaikan.
b. Dilakukan di tempat, dimana tindakan akan dilakukan, tepat sebelum
tindakan dimulai,
c. Melibatkan seluruh tim operasi.
5. Rumah Sakit menggunakan Surgical Safety Check-List (WHO-2009). Tim yang
lengkap menerapkan dan mencatat prosedur “sebelum insisi/time-out” tepat
sebelum dimulainya suatu prosedur/tindakan pembedahan.

Ketentuan penandaan lokasi operasi di Rumah Sakit Hj Bunda Halimah Batam:


Penandaan dilakukan pada semua kasus termasuk sisi (laterality), multipel struktur (jari tangan,
jari kaki, lesi), atau multipel level (tulang belakang)
1. Perlu melibatkan pasien
2. Tanda tak mudah luntur terkena air/alkohol/betadine
3. Tanda Mudah dikenali
4. Digunakan secara konsisten di Rumah Sakit
5. Dibuat oleh operator /orang yang akan melakukan tindakan,
6. Dilaksanakan saat pasien terjaga dan sadar jika memungkinkan, dan harus
terlihat sampai saat akan disayat

SASARAN V : PENGURANGAN RISIKO INFEKSI TERKAIT PELAYANAN


KESEHATAN

Maksud dan Tujuan Sasaran V


Pencegahan dan pengendalian infeksi merupakan tantangan terbesar dalam tatanan
pelayanan kesehatan, dan peningkatan biaya untuk mengatasi infeksi yang berhubungan dengan
pelayanan kesehatan merupakan keprihatinan besar bagi pasien maupun para profesional
pelayanan kesehatan. Infeksi biasanya dijumpai dalam semua bentuk pelayanan kesehatan

KEPUTUSAN DIREKTUR TENTANG PENETAPAN KEBIJAKAN KESELAMATAN PASIEN DI RUMAH


Nomor : 272/SK/DIR/RSHBH/I/2021 SAKIT HJ. BUNDA HALIMAH BATAM
termasuk infeksi saluran kemih, infeksi pada aliran darah (blood stream infections) dan
pneumonia (sering kali dihubungkan dengan ventilasi mekanis). Pusat dari eliminasi infeksi ini
maupun infeksi-infeksi lain adalah cuci tangan (hand hygiene) yang tepat.

Ketentuan prosedur cuci tangan (hand hygiene) di Rumah Sakit Hj Bunda Halimah
Batam:
1. Rumah sakit menggunakan pedoman hand hygiene terbaru WHO patien safety
yang diterbitkan dan sudah diterima secara umum.
2. Setiap unit pelayanan obat harus tersedia pedoman hand hygiene tersebut.
3. Penerapkan program hand hygiene yang efektif bertujuan untuk pengurangan
secara berkelanjutan risiko dari infeksi yang terkait pelayanan kesehatan di
Rumah Sakit.

SASARAN VI : PENGURANGAN RISIKO PASIEN JATUH

Maksud dan Tujuan Sasaran VI


Jumlah kasus jatuh cukup bermakna sebagai penyebab cedera bagi pasien rawat inap.
Dalam konteks populasi / masyarakat yang dilayani, pelayanan yang disediakan, dan
fasilitasnya, rumah sakit perlu mengevaluasi risiko pasien jatuh dan mengambil tindakan untuk
mengurangi risiko cedera bila sampai jatuh. Evaluasi bisa termasuk riwayat jatuh, obat dan
telaah terhadap konsumsi alkohol, gaya jalan dan keseimbangan, serta alat bantu berjalan yang
digunakan oleh pasien.

Ketentuan pengurangan resiko jatuh di Rumah Sakit Hj Bunda Halimah Batam:


1. Melakukan proses asesmen awal atas pasien terhadap risiko jatuh dan melakukan
asesmen ulang pasien bila diindikasikan terjadi perubahan kondisi atau
pengobatan, dan lain-lain.
2. Menerapkan langkah-langkah untuk pencegahan/mengurangi risiko jatuh bagi
mereka yang pada hasil asesmen dianggap berisiko jatuh.
3. Memonitor hasil penerapan langkah-langkah untuk mengurangi risiko jatuh,
baik keberhasilan pengurangan cedera akibat jatuh dan dampak dari kejadian
tidak diharapkan.

KEPUTUSAN DIREKTUR TENTANG PENETAPAN KEBIJAKAN KESELAMATAN PASIEN DI RUMAH


Nomor : 272/SK/DIR/RSHBH/I/2021 SAKIT HJ. BUNDA HALIMAH BATAM
Ketentuan langkah-langkah untuk pencegahan/mengurangi risiko jatuh di Rumah Sakit
Hj Bunda Halimah Batam:
1. Anjurkan pasien meminta bantuan yang diperlukan
2. Anjurkan pasien untuk memakai alas kaki anti slip
3. Sediakan kursi roda yang terkunci di samping tempat tidur pasien
4. Pastikan bahwa jalur ke kamar kecil bebas dari hambatan dan terang
5. Pastikan lorong bebas hambatan
6. Tempatkan alat bantu seperti walkers/tongkat dalam jangkauan pasien
7. Pasang Bedside Rel
8. Evaluasi kursi dan tinggi tempat tidur
9. Pertimbangkan efek puncak obat yang diresepkan yang mempengaruhi tingkat
kesadaran
10. Mengamati lingkungan untuk kondisi berpotensi tidak aman, dan segera
laporkan untuk perbaikan
11. Jangan biarkan pasien berisiko jatuh tanpa pengawasan saat di daerah diagnostik
atau terapi
12. Pastikan pasien yang diangkut dengan brandcard/tempat tidur, posisi bedside rel
dalam keadaan terpasang
13. Informasikan dan mendidik pasien dan/atau anggota keluarga mengenai rencana
perawatan untuk mencegah jatuh
14. Berkolaborasi dengan pasien atau keluarga untuk memberikan bantuan yang
dibutuhkan

KEPUTUSAN DIREKTUR TENTANG PENETAPAN KEBIJAKAN KESELAMATAN PASIEN DI RUMAH


Nomor : 272/SK/DIR/RSHBH/I/2021 SAKIT HJ. BUNDA HALIMAH BATAM

Anda mungkin juga menyukai