Anda di halaman 1dari 16

0

SASARAN KESELAMATAN
KATA PENGANTAR

Puji syukur
kami

panjatkankepadaTuhan Yang Maha Kuasa atas segala berkat dan anugerah yang telah
anak kepada penyusun sehingga Buku Panduan/ Pedoman Identifikasi Pasien Rumah
Sakit Keluarga Husada Batam ini dapat selesai disusun.

1
Buku Pedoman/Panduan ini merupakan panduan kerja bagi seluruh Staf Rumah
Sakit dalam menjalankan program kerja Standar Keselamatan Pasien Dalam panduan/
pedoman ini diuraikan tentang petunjuk pelaksanaan Identifikasi Pasien di Rumah Sakit
Keluarga HusadaBatam.

Tidak lupa penyusun menyampaikan terimakasih yang sedalam dalamnya atas


bantuan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan pedoman/panduan
Identifikasi Pasien Rumah Sakit Keluarga Husada Batam.

Tim PenyusunPASIENHAND HY

KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT KELUARGA HUSADA BATAM
NOMOR : 155/SK-DIR/RSKH-BTM/VI/2022

TENTANG

PEMBERLAKUAN
PANDUAN / PEDOMAN IDENTIFIKASI PASIEN
RUMAH SAKIT KELUARGA HUSADA BATAM

2
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
DIREKTUR RUMAH SAKIT KELUARGA HUSADA BATAM

Menimbang : 1. Bahwa untuk untuk melaksanakan ketentuan pasal 43 Undang – Undang


Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
2. Bahwa sehubungan dengan butir (1) diatas,maka perlu ditetapkan Keputusan
Direktur Rumah Sakit Keluarga Husada Batam tentang Pemberlakuan
Panduan/Pedoman Identifikasi Pasien di Rumah Sakit Keluarga Husada
Batam.

Mengingat : 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan


(Lembaga Negara Republik Indonesia
2. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia KesehatanNomor 129
Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal di Rumah sakit;
3. PP Nomor 47 Tahun 2021 mengenai klasifikasi rumah sakit; kewajiban
rumah sakit; akreditasi rumah sakit; pembinaan dan pengawasan rumah
sakit; dan tata cara pengenaan sanksi administratif. Berdasarkan jenis
pelayanan yang diberikan, Rumah Sakit dikategorikan dalam Rumah
Sakit umum dan Rumah Sakit khusus
4. Keputusan Walikota Batam Nomor 002/1ORS/DPMPTSP-BTM/II/2018
Tentang Izin Operasional Tetap Rumah Sakit Umum Keluarga Husada
Batam.

MEMUTUSKAN
MENETAPKAN
KESATU : Menetapkan Tentang Kebijakan Identifikasi Pasien Di Rumah Sakit
Keluarga Husada Batam
KEDUA : Keputusan Penentuan Identifikasi Pasien Di RS. Keluarga Husada Batam,
SebagaimanaTercantumDalamLampiranKeputusanIni;
KETIGA : Keputsan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari
terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya

Ditetapkan di :Batam
Pada tanggal : 9 Juni 2022
Direktur Rumah Sakit Keluarga Husada Batam

3
(drg. Abdul Roviq, MARS)
NIK. 2021.248

Tembusan :
1. Komisaris PT. Keluarga Jaya Husada
2. Direktur PT. Keluarga Jaya Husada
3. SatuanPengawas Internal RumahSakitKeluargaHusadaBatam
4. Arsip

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………….1


SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR.… ……...……………………………………………....2
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………....4
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………………....5

4
A. LatarBelakang……………………………..………………………….……………......5
B. TUJUAN………………………………………………………………………………....7
BAB II RUANGLINGKUP……………………………………………................................8
BAB III TATA LAKSANA…………………….…………………….…..............................9
BAB IV DOKUMENTASI…….………………….………………………............................13
BAB V PENUTUP…………………….………………………...........................................14

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Prosedur identifikasi merupakan salah satu cara untuk menghindari kesalahan

5
Identifikasi pasien saat melakukan pemberian obat, darah, produk darah serta
pemberian pengobatan , tindakan / prosedur
Beberapa pengertian yang dimaksud dalam panduan ini adalah :

1. Identifikasi Identifikasi pasien adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan


di Rumah Sakit untuk menetapkan dan memastikan identitas pasien secara
benar, sehingga tidak terjadi kesalahan dalam memberikan pelayanan
kepada pasien. antara satu pasien dengan pasien lainnya.
Untuk memastikan identitas pasien yang benar, maka dibutuhkan data-data
yang akurat. Selain nama pasien diperlukan identitas lainnya, seperti
tanggal lahir, nomor rekam medik, tanggal dan jam masuk rumah sakit
disesuaikan menurut kebutuhan rumah sakit.
Pelaksanaan identifikasi dimulai sejak pasien masuk ke rumah sakit dan
dinyatakan sebagai pasien hingga pasien keluar / pulang.

2. Gelang Identitas Gelang Identitas adalah gelang yang dipasangkan pada


tangan pasien atau dikalungkan dan berisi identitas pasien yang terdiri dari :
nomor rekam medik pasien, nama lengkap (minimal 2 suku kata) dan
tanggal lahir, ditambahkan tanggal masuk rumah sakit pada pasien yang
tidak diketahui identitasnya.
Gelang identitas dibedakan atas 2 warna yang membedakan jenis kelamin
yaitu :
 Gelang warna biru muda untuk laki-laki
 Gelang warna merah muda untuk wanita

3. Stiker / Label Identitas Stiker / label identitas adalah: Stiker / label yang
berisi identitas pasien yang dicetak oleh petugas Tempat Pendaftaran Pasien
(TPP) dengan menggunakan komputer. Label identitas ditempelkan pada
gelang identitas.

4. Tindakan Invasif Tindakan invasif adalah suatu tindakan medis dengan cara
memasukkan alat/ benda asing ke dalam tubuh yang langsung dapat
mempengaruhi keutuhan jaringan tubuh pasien.

B. TUJUAN

1. Mendeskripsikan proseduruntuk memastikan tidak terjadinyakesalahan dalam


identifikasi pasien selamaperawatan di rumah sakit.

2. Mengurangi kejadian / kesalahanyang berhubungan dengan salah identifikasi.


Kesalahan inidapat berupa: salah pasien, kesalahan prosedur,kesalahan
medikasi, kesalahan transfusi, dankesalahanpemeriksaan diagnostik.

6
BAB II
RUANG LINGKUP

Salah satu upaya dalam mendukung peningkatan keselamatan pasien adalah


dengan memastikan identifikasi pasien yang benar agar tidak terjadi kesalahan saat
pemberian terapi atau pengobatan terhadap pasien di rumah sakit. Adapun langkah awal
identifikasi pasien yang diupayakan berupa pemakaian gelang pengenal.

7
RS KeluargaHusadaBatam membuat kebijakan berupa pemakaian gelang
pengenal kepada semua pasien rawat inap, dan yang akan menjalani suatu prosedur
dengan benar saat masuk rumah sakit dan selama masa perawatannya. Selama
perawatan pasien rawat inap harus mengenakan gelang pengenal dengan minimal 3 data
(nama pasien, nomor rekam medis, tanggal lahir). Warna gelang pengenal diberikan
berdasarkan jenis kelamin, yaitu gelang berwarna merah muda untuk pasien wanita dan
gelang berwarna biru untuk pasien pria. Jika pasien memiliki alergi, baik alergi
makanan maupun obat, diberikan gelang berwarna merah. Untuk pasien dengan resiko
jatuh kategori tinggi menurut skoring morse fall atau skoring humpty dumpty diberikan
gelang bewarna kuning dan untuk pasien yang menolak tindakan resusitasi diberikan
gelang berwarna ungu.

Panduan ini diterapkan kepada semua pasien rawat inap, rawat jalan, dan pasien
yang akan menjalani suatu prosedur. Pelaksana panduan ini adalah para tenaga
kesehatan medis, perawat, farmasi, bidan dan tenaga kesehatan lainnya, dan non medik,
staf di ruang rawat inap, staf administrasi dan staf pendukung yang bekerja di rumah
sakit.
Tujuan utama tanda pengenal ini adalah untuk mengidentifikasi pemakainya.
Tanda pengenal ini digunakan pada proses untuk mengidentifikasi pasien ketika
pemberian obat, darah, atau produk darah, pengambilan darah dan spesimen lain untuk
pemeriksaan klinis, atau pemberian pengobatan atau tindakan lain maupun suatu
prosedur.

BAB III
TATA LAKSANA

A. Kewajiban dan TanggungJawab

1. Seluruh staf RumahSakit


a. Memahamidan menerapkan prosedur identifikasi pasien

8
b. Memastikan identifikasi pasienyangbenar ketika pemberian obat,
darah,atau produk darah; pengambilan darah dan spesimen lain untuk
pemeriksaan klinis;atau pemberian pengobatan atau tindakan lain.
c. Melaporkan kejadian salah identifikasi pasien; termasuk
hilangnyagelangPengenal

2. Perawatyang bertugas(perawat penanggungjawab pasien)


a. Bertanggungjawab memakaikangelangpengenalpasien dan memastikan
kebenarandatayangtercatat digelangpengenal.
b. Memastikan gelangpengenal terpasangdengan baik. Jikaterdapat
kesalahan data, gelangpengenal harus diganti, dan bebas coretan.

3. KepalaInstalasi / KepalaRuang
a. Memastikan seluruh stafdiInstalasi memahamiprosedur identifikasi
pasien dan menerapkannya.
b. Menyelidikisemuainsidens salah identifikasi pasien dan memastikan
terlaksananya suatu tindakan untuk mencegah terulangnyakembali
insidens tersebut.

4. Manajer
a. Memantau dan memastikan panduan identifikasi pasien dikelola dengan
baik olehKepalaInstalasi.
b. Menjagastandarisasi dalam menerapkan panduanidentifikasi pasien

B. Prosedur identifikasi pasien dengan gelang pengenal

Setiap pasien wajib memiliki dan memakai gelang pengenal selama menjalani
perawatan di Rumah Sakit dan hanya boleh dilepas saat pasien pulang/keluar dari
RS. Gelang pengenal di pasang oleh perawat IGD, poli maupun VK ketika pasien
masuk dan melakukan pengecekan awal sebelum gelang pengenal terpasang
berupa:
1. Gelang pengenal pasien mencakup 3 detail wajib yang dapat mengidentifikasi
pasien yaitu :
a. Nama pasien dengan minimal 2 suku kata
b. Tanggal lahir pasien (tanggal/bulan/tahun)
c. Nomor rekam medis pasien

2. Detail lainnya adalah warna gelang pengenal, yaitu:


a. Gelangberwarnamerahjambuuntukpasien yang berjeniskelaminperempuan.
b. Gelangberwarnabiruuntukpasien yang berjeniskelaminlaki-laki.
c. Gelang tambahan berwarna merah untuk pasien dengan alergi oba dan
riwayat dan jenis alergi pasien harus dicacat di rekam medis
d. Gelang tambahan berwarna kuning untuk pasien
denganresikojatuhkategori tinggi menurut skoring morse fall atau skoring
humpty dumpty.
e. Gelang tambahan berwarna ungu untuk pasien yang menolak pelayanan
tindakan resusitasi (DNR)

9
f. Nama pasien pada gelang pengenal tidak boleh disingkat, nama harus
sesuai dengan yang tertulis di rekam medis
g. Gelang pengenal jangan pernah dicoret atau ditulis ulang, ganti gelang
pengenal jika terdapat kesalahan penulisan data

C. Prosedur pemakaian gelang

1. Jelaskan prosedur identifikasi dan tujuan kepada pasien


a. Periksa ulang 3 detail data di gelang pengenal sebelum dipakaikan ke
pasien
b. Saat menanyakan identitas pasien, selalu gunakan pertanyaan terbuka,
misalnya ”Siapa nama Anda” (Jangan menggunakan pertanyaan tertutup
seperti : ”Apakah nama Anda Ibu Sugi”). Jika pasien tidak mampu
memberitahukan namanya (misalnya pada pasien tidak sadar, bayi,
disfasia, dan gangguan jiwa), verifikasi identitas pasien kepada
keluarga/pengantarnya. Jika mungkin gelang pengenal jangan dijadikan
satu-satunya bentuk identifikasi sebelum dilakukan suatu intervensi. Tanya
ulang nama dan tanggal lahir pasien, kemudian bandingkan jawaban
pasien dengan data yang tertulis digelang pengenalnya
c. Pakaikan gelang pengenal di pergelangan tangan pasien yang dominan,
jelaskan dan pastikan gelang terpasang dengan baik dan nyaman untuk
pasien
d. Jika tidak dapat dipakaikan dipergelangan tangan, pakaikan dipergelangan
kaki, pada situasi dimana tidak dapat dipasang dipergelangan kaki, gelang
pengenal dapat dipakaikan di baju pasien di area yang jelas terlihat. Hal ini
harus dicatat di rekam medis pasien, gelang pengenal harus dipasang ulang
jika baju pasien diganti dan harus selalu menyertai pasien sepanjang waktu
e. Pada kondisi tidak memakai baju, gelang pengenal harus menempel pada
badan pasien dengan menggunakan perekat transparan/tembus pandang.
Hal ini harus dicatat di rekam medis pasien.

2. Evaluasi identifikasi dan pengecekan gelang pengenal


a. Gelang pengenal harus dipakai oleh semua pasien selama perawatan di
Rumah Sakit
b. Pengecekan gelang pengenal dilakukan tiap kali pergantian jaga perawat
c. Sebelum pasien ditransfer ke unit lain, lakukan identifikasi dengan benar
dan pastikan gelang pengenal terpasang dengan baik
d. Unit yang menerima transfer pasien harus menanyakan ulang identitas
pasien dan membandingkan data yang diperoleh dengan yang tercantum di
gelang pengenal
e. Jika gelang pengenal terlepas, segera berikan gelang pengenal yang baru
f. Gelang pengenal hanya boleh dilepas saat pasien keluar/pulang dari rumah
sakit
g. Pada kasus pasien yang tidak menggunakan gelang pengenal, hal ini dapat
disebabkan :
1) Menolak penggunaan gelang pengenal
2) Gelang pengenal menyebabkan iritasi kulit
3) Gelang pengenal terlalu besar

10
4) Pasien melepas gelang pengenal
5) Pasien harus diinformasikan akan risiko yang dapat terjadi jika gelang
pengenal tidak dipakai, alasan pasien harus dicatat pada rekam medis
6) Jika pasien menolak menggunakan gelang pengenal, petugas harus
lebih waspada dan mencari cara lain untuk mengidentifikasi pasien
dengan benar sebelum dilakukan prosedur kepada pasien.

3. Prosedur identifikasi pada pasien dengan keadaan khusus


a. Pasien bayi baru lahir atau neonatus
1) Gunakan gelang pengenal di ekstremitas yang berbeda
2) Untuk bayi baru lahir yang masih belum diberi nama, data di gelang
pengenal berisikan jenis kelamin bayi, nama ibu, tanggal lahir bayi
dan nomor rekam medis bayi
3) Saat nama bayi sudah didaftarkan, gelang pengenal berisi data ibu
dapat dilepas dan di lapor ke reseptionist untuk diganti dengan gelang
pengenal yang berisikan data bayi
4) Gunakan gelang pengenal berwarna merah muda (pink) untuk bayi
perempuan dan biru untuk bayi laki-laki

b. Pasien dengan nama yang sama di ruang rawat


1) Jika terdapat pasien dengan nama yang sama, harus dikonfirmasikan
kepada perawat yang bertugas setiap kali pergantian jaga
2) Berikan label/penanda pada pasien dengan nama yang sama dilembar
pencatatan, lembar obat-obatan, dan lembar tindakan
3) Kartu penanda pasien dengan nama yang sama harus dipasang di
tempat tidur pasien agar petugas dapat memverifikasi identitas pasien.

c. Pasien yang identitasnya tidak diketahui


1) Pasien akan diberi gelang sesuai jenis kelamin berisi mr atau mrs x,
dan nomor rekam medik
2) Saat pasien sudah dapat diidentifikasi, berikan gelang pengenal baru
dengan identitas yang benar.

d. Pasien rawat jalan


1) Tidak perlu menggunakan gelang pengenal
2) Sebelum melakukan suatu prosedur/terapi, tenaga medis harus
menanyakan identitas pasien berupa nama dan tanggal lahir. Data ini
harus dikonfirmasi dengan yang tercantum pada rekam medis
3) Jika pasien adalah rujukan dari dokter umum/puskesmas/layanan
kesehatan lainnya, surat rujukan harus berisi identitas pasien berupa
nama lengkap, tanggal lahir, dan alamat. Jika data ini tidak ada,
prosedur/terapi tidak dapat dilaksanakan
4) Jika pasien rawat jalan tidak dapat mengidentifikasi dirinya sendiri,
verifikasi data dengan menanyakan keluarga/pengantar pasien.

e. Pasien yang meninggal diruang rawat rumah sakit harus dilakukan


konfirmasi terhadap identitasnya dengan gelang pengenal dan rekam medis
(sebagai bagian dari proses verifikasi kematian).

11
4. Prosedur yang membutuhkan identifikasi pasien dengan benar
a. Berikut adalah beberapa prosedur yang membutuhkan identifikasi pasien :
1) Pemberian obat-obatan
2) Prosedur pemeriksaan radiologi (Rontgen, MRI, dan sebagainya)
3) Intervensi pembedahan dan prosedur invasif lainnya
4) Transfusi darah
5) Pengambilan sample (misalnya darah, tinja, urin, dan sebagainya)
6) Transfer pasien
7) Konfirmasi kematian

b. Para staf RS harus mengkonfirmasi identifikasi pasien dengan benar


dengan menanyakan nama dan tanggal lahir pasien, kemudian
membandingkannya dengan yang tercantum di rekam medis dan gelang
pengenal. Jangan menyebutkan nama, tanggal lahir, dan alamat pasien dan
meminta pasien untuk mengkonfirmasi dengan jawaban ya / tidak

c. Jangan melakukan prosedur apapun jika pasien tidak memakai gelang


pengenal. Gelang pengenal harus dipakaikan ulang oleh perawat yang
bertugas menangani pasien secara personal sebelum pasien menjalani
suatu prosedur

5. Identifikasi pasien yang menjalani prosedur pemeriksaan radiologi yaitu :


a. Operator harus memastikan identitas pasien dengan benar sebelum
menjalani prosedur dengan cara :
1) Meminta pasien dengan menyebutkan nama lengkap dan tanggal
lahirnya
2) Periksa dan bandingkan data pada gelang pengenal dengan rekam
medis, jika data yang diperoleh sama lakukan prosedur
3) Jika terdapat ≥ 2 pasien didepartemen radiologi dengan nama yang
sama, periksa ulang identitas dengan melihat alamat rumahnya

b. Jika data pasien tidak lengkap, informasi lebih lanjut harus diperoleh
sebelum radiasi (exposure) dilakukan
c. Identifikasi pasien yang menjalani operasi :
1) Petugas dikamar operasi harus mengkonfirmasi identitas pasien
2) Jika diperlukan untuk melepas gelang pengenal selama dilakukan
operasi, tugaskanlah seorang perawat dikamar operasi untuk
bertanggung jawab melepas dan memasang kembali gelang pengenal
pasien
3) Gelang pengenal yang dilepas harus ditempelkan didepan rekam
medis pasien.

d. Identifikasi pengambilan dan pemberian produk/komponen darah


1) Identifikasi, pengambilan, pengiriman, penerimaan, dan penyerahan
komponen darah (transfusi) merupakan tanggungjawab petugas yang
mengambil darah

12
2) Dua orang staf RS yang kompeten harus memastikan kebenaran, data
demografik pada kantong darah, jenis darah, golongan darah pada
pasien dan yang tertera pada kantong darah, waktu kadaluarsanya, dan
identitas pasien pada gelang pengenal
3) Staf RS harus meminta pasien untuk menyebutkan nama lengkap dan
tanggal lahirnya
4) Jika staf RS tidak yakin/ragu akan kebenaran identitas pasien, jangan
lakukan transfusi darah sampai diperoleh kepastian identitias pasien
dengan benar.

D. Melepas gelang pengenal

1. Gelang pengenal hanya dilepas pada saat pasien pulang atau keluar dari rumah
sakit
2. Yang bertugas melepas gelang pengenal adalah perawat yang bertanggung
jawab terhadap pasien selama masa perawatan di rumah sakit
3. Gelang pengenal dilepas setelah semuanya proses selesai dilakukan, proses ini
meliputi pemberian obat-obatan kepada pasien dan pemberian penjelasan
mengenai rencana perawatan selanjutnya kepada pasien dan keluarga, juga
setelah keluarga menyelesaikan rekening pembayaran dengan menunjukkan
bukti kwitansi (jika ada).
4. Gelang pengenal yang sudah tidak dipakai harus digunting menjadi potongan-
potongan kecil sebelum dibuang ketempat sampah
5. Terdapat kondisi-kondisi yang memerlukan pelepasan gelang pengenal
sementara (saat masih dirawat di rumah sakit) misalnya lokasi pemasangan
gelang pengenal mengganggu suatu prosedur, segera setelah prosdur selesai
dilakukan, gelang pengenal dipasang kembali.

BAB IV
DOKUMENTASI

A. Sistem pencatatan dan pelaporan dari identifikasi pasien di RS Keluarga


Husada Batam adalah:

1. Semua pasien mempunyai gelang identifikasi, yang berisi nama, nomor rekam
medic dan tanggal lahir. Dipasang oleh perawat IGD, poli maupun VK ketika

13
pasien masuk danjika ada identifikasi yang salah, segera dilaporkan ke bagian
receptionis tuntuk perbaikan.
2. Pasien yang alergi dilakukan pelaporan, dipasangkan gelang berwarna merah
dan didokumentasikan jenis alerginya di rekam medis.
3. Pasien dengan resiko jatuh kategori tinggi menurut skoring morse fall
pelaporan , dipasangkan gelang bewarna kuning dan didokumentasikan di
rekam medis.
4. Pada setiap pergantian jaga di ruang rawat inap, perawat yang bertanggung
jawab terhadap pasien tersebut memastikan apakah gelang pasien masih
terpasang atau tidak, jika ditemukan gelang tidak terpasang atau rusak segera
dilapor ke receptionist untu dibuatkan gelang baru.
5. Apabila pasien berpindah ruangan atau unit, gelang pengenal harus dievaluasi
ulang antara perawat, dimana perawat ruangan/unit yang lama memberikan
informasi tentang status yang telah diidentifikasi selama pasien di ruang rawat
inap yang lama kepada perawat di ruangan/unit yang baru. Setiap terjadi
kesalahan atau pun kehilangan sertakasusbarudilakukanpelaporandangelang
identifikasi diminta dari bagia recepsionist.
6. Pasien yang gelangnya dilepas untuk keperluan prosedur dilaporkan dan
didokumentasikan di rekam medis, perawat di kamar operasi bertanggung
jawab melepas dan memasang kembali gelang pengenal pasien, gelang
pengenal yang dilepas harus ditempelkan di depan rekam medis pasien. Jika
gelang tidak bisa dipakai lagi segera digantikan ke receptionist.
7. Apabila pasien akan dievakuasi ke RS lain maka perawat yang bertanggung
jawab terhadap tersebut berhak memutuskan atau membuka gelang pasien dan
diberikan kebagian recepsionis untuk di dokumentasikan.
8. Apabila sistem identifikasi dan pemberikan gelang pengenal sudah benar,
namun masih terjadi kesalahan tindakan dilakukan pencatatan dan pelaporan
kejadian (Incident Report) kebagiantim PMKPRS untuk ditinjak lanjuti sesuai
kesalahan yang terjadi.

BAB V
PENUTUP

Dengan adanya panduan identifikasi pasien ini maka diharapkan keselamatan


pasien di RS Keluarga Husada Batam dapat lebih ditingkatkan. Selain itu, dengan
mencegah terjadinya kesalahan pemberian obat, pemeriksaan klinis, tindakan lain

14
maupun suatu prosedur diharapkan dapat lebih meningkatkan kepercayaan dan
kepuasan pasien yang dirawat di RS Keluarga Husada Batam.

15

Anda mungkin juga menyukai