DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS RAWAT INAP BANJIT
Jl. AK Gani No. 30 Pasar Banjit, Banjit, Way Kanan
TENTANG
MEMUTUSKAN :
PADA TANGGAL :
KEPALA UPT
PUSKESMAS BANJIT
ROZES WILLEM,SKM.MM
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik indonesia nomor
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1691/MENKES/PER/VIII/2011
tentang Keselematan Pasien Puskesmas pada Bab IV Sasaran
Keselamatan Pasien Puskesmas pasal 8, berbunyi ayat (1) Setiap rumah
sakit wajib mengupayakan pemenuhan Sasaran Keselamatan pasien,
ayat (2) Sasaran Keselamatan Pasien sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) meliputi tercapainya hal-hal sebagai berikut :Ketepatan identifikasi
pasien, Peningkatan komunikasi yang efektif , Peningkatan keamanan
obat yang perlu diwaspadai, Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur,tepat-
pasien operasi ,Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
dan Pengurangan resiko pasien jatuh.
B. DASAR HUKUM
1. Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik indonesia nomor Peraturan
Menteri Kesehatan RI Nomor 1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang
Keselematan Pasien Puskesmas
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk membedakan antara pasien satu dengan pasien yang
lainnya,sehingga mempermudah dalam proses pemberian pelayanan
kesehatan kepada pasien yang datang berobat dan mencegah
kesalahan dan kekeliruan dalam proses pemberian pelayanan
,pengobatan tindakan atau prosedur.
2. Tujuan Khusus
a. Mencegah Kesalahan atau kekeliruan pemberian pelayanan di unit
rawat jalan, rawat darurat, dan ruang operasi.
b. Mencegah Kesalahan atau kekeliruan sebelum pemberian obat,
darah, atau produk darah.
c. Mencegah Kesalahan atau kekeliruan sebelum mengambil darah
dan specimen lain untuk pemeriksaan klinik.
d. Mengarahkan pelaksanaan identifikasi pasien yang konsisten pada
semua situasi dan lokas.
D. SASARAN
E. RUANG LINGKUP
F. PENGERTIAN
c. Petunjuk Silang
Dengan penulisan nama pasien sesuai dengan KTP/SIM/PASPOR
serta diharapkan seorang pasien hanya memiliki satu nomor
pasien. Apabila ditemukan seorang pasien memiliki lebih dari satu
nomor rekam medis maka berkas medis tersebut harus
digabungkan menjadi satu nomor dimana berkas nomor tersebut
juga digabung, biasanya nomor yang digunakan adalah nomor
rekam medis yang pertama. Tetapi terlebih dahulu harus dicocokan
antara tanggal lahir, alamat, serat identitas lainnya apakah benar-
benar sesuai anatar keduanya.
Untuk Bayi baru lahir mempunyai nomor rekam medis tersendiri yang
bertujuan agar tidak terjadi kesalahan pada penomoran, ketentuannya
adalah bayi baru lahir mempunyai nomor rekam medis tersendiri tidak
disamakan dengan nomor rekam medis ibunya.
4. Indeks Penyakit
Yang dimaksud adalah indeks tentang jenis penyakit tertentu yang
telah ditetapkan diagnosis penyakitnya oleh dokter dan kode diagnosis
penyakitnya oleh rekam medis. Indeks penyakit di Puskesmas Rawat
inap Banjit menggunakan indeks penyakit rawat jalan dan rawat inap.
Indeks peyakit dibuat oleh petugas koding dan indeksing dengan
ketetuan penulisan :
Satu kartu untuk satu jenis penyakit
Setiap nama penyakit diikuti dengan penulisan kode ICD 10
5. Indeks Operasi
Disebut juga indeks tindakan atau indeks prosedur medis yaitu indeks
tentang tindakan medis tertentu sesuai dengan tindakan yang
dilakukan dokter pada pelayanan rawat jalan maupun rawat inap.
Indeks operasi yang ada di Puskesmas Rawat Inap Banjit hanya
menggunakan indeks operasi rawat inap, yang dibuat oleh petugas
koding dan indeksing dengan ketentuan penulisan :
Satu kartu untuk satu jenis operasi
Setiap nama operasi diikuti dengan penulisan Kode ICD 9.
6. Indeks Kematian
Adalah indeks tentang sebab kematian penyakit tertentu sebagai hasil
pelayanan pasien di rawat jalan, gawat darurat atau rawat inap.
Indeks ini di Puskesmas Rawat Inap Banjit digunakan dengan tidak
dipisahkan antara indeks kematian rawat jalan dan rawat inap.
PENUTUP
ROZES WILLEM,SKM.MM