Anda di halaman 1dari 6

PEMERINTAH KABUPATEN KAYONG UTARA

DINAS KESEHATAN DAN KELUARGA BERENCANA


UPTD BLUD PUSKESMAS MATAN JAYA
Dusun Jelutung, Desa Matan Jaya, Kec. Simpang Hilir, Kab. Kayong Utara, Kode Pos 78853

Email : puskesmasmatanjaya21@gmail.com

KEPUTUSAN KEPALA UPTD BLUD PUSKESMAS MATAN JAYA


NOMOR :

TENTANG
IDENTIFIKASI PASIEN
KEPALA UPTD BLUD PUSKESMAS MATAN JAYA,

Menimbang : a. Bahwa dalam rangka peningkatan mutu dan keselamatan


pasien, UPTD BLUD Puskesmas Matan Jaya dituntut untuk
memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu agar
menghindari kesalahan pengobatan atau pelayanan tindakan
b. Bahwa untuk menjamin terselenggaranya mutu pelayanan
klinis dan keselamatan pasien di UPTD BLUD Puskesmas
Matan Jaya, maka dipandang perlu diatur tentang Panduan
Identifikasi pasien melalui Keputusan Kepala UPTD BLUD
Puskesmas Matan Jaya

Mengingat :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 08 Tahun
1999 tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 42);
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004
tentang Praktik Kedokteran;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 144);
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
296 Tahun 2008 tentang Pedoman Pengobatan Dasar di
Puskesmas;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 5
Tahun 2014 Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 34
Tahun 2019 tentang Puskesmas;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 Tahun 2015 tentang
Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama dan Tempat Praktek
Mandiri.
MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : KEPUTUSAN KEPALA UPTD BLUD PUSKESMAS


MATAN JAYA TENTANG PANDUAN IDENTIFIKASI
PASIEN
KESATU : Identifikasi pasien dilakukan dengan menggunakan 2
(dua) identitas yaitu nama dan tanggal lahir, tidak boleh
menggunakan nomor kamar pasien atau lokasi pasien
dirawat
KEDUA : Identifikasi pasien dilakukan sebelum dilakukan
tindakan, prosedur diagnostik, dan terapeutik,
pemberian obat, dan pengambilan spesimen

KETIGA : Panduan identifikasi pasien sebagaimana tercantum


dalam lampiran ini merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari surat keputusan ini.
KEEMPAT : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan
dengan ketentuan apabila dikemudian hari ada
kekeliruan akan diadakan perbaikan/perubahan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Matan Jaya


Pada tanggal :

KEPALA UPTD BLUD


PUSKESMAS MATAN JAYA

SY. FAIZAL
LAMPIRAN : KEPUTUSAN KEPALA UPTD BLUD
PUSKESMAS MATAN JAYA
NOMOR :
TANGGAL :
TENTANG : PANDUAN IDENTIFIKASI PASIEN

PANDUAN IDENTIFIKASI PASIEN

A. PENDAHULUAN

Identifikasi pasien merupakan proses untuk mengenali, proses identifikasi ada


dua yaitu secara verbal dan visual. Identifikasi secara verbal dilakukansaat akan
melakukan intervensi kepada pasien. Cara untuk melakukan identifikasi secara verbal
Antara lain dengan menanyakan minimal dua kriteria identifikasi yaitu dengan
menggunakan nama dan tanggal lahir, serta menanyakan pemeriksaan atau asuhan
apa yang sedang pasien butuhkan dan mencocokan dengan data yang ada.
Sedangkan identifikasi secara visual yang di maksudkan disini adalah identifikasi yang
dilakukan kepada pasien saat akan melakukan intervensi kepada pasien dengan
menggunakan gelang identitas pasien. cara identifikasi visual dilakukan kepada pasien-
pasien rawat inap, pasien koma, pasien anak-anak. Pasien rawat inap akan
mendapatkan gelang identitas pada saat awal pasien masuk rawat inap. Gelang
identitas tersebut bertujuan untuk melakukan proses identifikasi sebelum melakukan
intervensi dengan menyebut tiga identitas yaitu nama, tanggal lahir dan nomor rekam
medis pasien. identifikasi tersebut juga berlaku pada jenis-jenis pemeriksaan pasien
Antara lain pemberian etiket identitas pasien pada specimen darah, urine, obat,
pemeriksaan radiologi, dan dokumen pasien yang akan dilakukan pemeriksaan.
Sasaran Keselamatan Pasien yang wajib diterapkan di semua fasilitas layanan
kesehatan yang sudah terakreditasi. Kesalahan identifikasi pasien dapat terjadi di
semua aspek diagnosis dan tidakan. Keadaan yang dapat membuat identifikasi tidak
benar adalah jika pasien dalam keadaan terbius, mengalami disorientasi, tidak
sepenuhnya sadar, dalam keadaan koma, saat pasien berpindah tempat tidur,
berpindah kamar tidur, berpindah lokasi di dalam lingkungan rumah sakit, terjadi
disfungsi sensoris, lupa identitas diri, atau mengalami situasi lainnya.

B. TUJUAN IDENTIFIKASI PASIEN

Ada 2 (dua) maksud dan tujuan standar ini:


(1) Memastikan ketepatan pasien yang akan menerima layanan atau tindakan dan
kedua, untuk menyelaraskan layanan atau tindakan yang dibutuhkan oleh
pasien. Proses identifikasi yang digunakan di UPTD BLUD Puskesmas Matan
Jaya mengharuskan terdapat paling sedikit 2 (dua) dari 3 (tiga) bentuk
identifikasi, yaitu nama pasien, tanggal lahir, nomor rekam medik, atau bentuk
lainnya (misalnya, nomor induk kependudukan atau barcode). Kedua bentuk
identifikasi ini digunakan di semua area layanan Puskesmas Matan jaya
(2) Dua bentuk identifikasi harus dilakukan dalam setiap keadaan terkait intervensi
kepada pasien. Misalnya, identifikasi pasien dilakukan sebelum memberikan
obat, menerima cairan intravena, pengambilan darah atau pengambilan
spesimen lain untuk pemeriksaan klinis

C. FUNGSI IDENTIFIKASI PASIEN

Identifikasi pasien mempunyai fungsi penting dalam menjaga mutu unit

pelayanan dan keselamatan pasien saat pemberian pelayanan di setiap unit pelayanan,

dimana sejumlah orang dengan berbagai orang akan mendapat terapi, tindakan dan

pengobatan yang berbeda sesuai kondisi penyakit masing-masing individu. Jika proses

identifikasi tidak dijalankan dengan benar akan dapat terjadi insiden keselamatan pasien

yang dapat berakibat fatal.

D. RUANG LINGKUP

Ruang lingkup Panduan Identifikasi Pasien meliputi: pendaftaran dan rekam


medik, seluruh pelayanan rawat jalan, unit gawat darurat, unit laboratorium, dan
kefarmasian. Pelaksana panduan ini adalah para tenaga kesehatan (medis, perawat,
farmasi, bidan, dan tenaga kesehatan lainnya); staf administratif, dan staf pendukung
yang bekerja di UPTD BLUD Puskesmas Matam jaya.

Seluruh Staf UPTD BLUD Puskesmas Matan Jaya harus :


a. Memahami dan menerapkan prosedur identifikasi pasien

b. Memastikan identifikasi pasien yang benar ketika pemberian obat, pengambilan


darah dan spesimen lain untuk pemeriksaan klinis atau pemberian pengobatan
atau tindakan lain.
c. Melaporkan kejadian salah identifikasi pasien
E. TATA LAKSANA IDENTIFIKASI PASIEN

(1) Pada layanan rawat jalan tidak perlu menggunakan gelang pengenal
(2) Sebelum melakukan suatu prosedur/ terapi tenaga medis harus menanyakan
identitas pasien berupa nama dan tanggal lahir. Data ini harus dikonfirmasi
dengan yang tercantum pada rekam medis.
(3) Jika pasien adalah rujukan dari dokter umum / klinik / layanan kesehatan lainnya,
surat rujukan harus berisi identitas pasien berupa nama lengkap, tanggal lahir,
dan alamat. Jika data ini tidak ada, prosedur / terapi tidak dapat dilaksanakan
(4) Jika pasien rawat jalan tidak dapat mengidentifikasi dirinya sendiri, verifikasi data
dengan menanyakan keluarga / pengantar pasien.
(5) Pasien dengan Nama yang Sama :
a) Jika terdapat pasien dengan nama yang sama, harus diinformasikan
kepada perawat yang bertugas setiap kali pergantian jaga.
b) Berikan label / penanda berupa ‘pasien dengan nama yang sama di
lembar pencatatan, lembar obat-obatan, dan lembar tindakan.
c) Kartu bertanda ‘pasien dengan nama yang sama’ harus dipasang di tempat
tidur pasien agar petugas dapat memverifikasi identitas pasien.
(6) Pasien yang identitasnya tidak diketahui
a) Pasien akan dilabel menurut prosedur setempat sampai pasien dapat
diidentifikasi dengan benar. Contoh pelabelan yang diberikan berupa:
Pria/Wanita Tidak Dikenal; MR.X, MS.X dan sebagainya.
b) Saat pasien sudah dapat diidentifikasi, berikan pengenal baru dengan
identitas yang benar.
(7) Prosedur Identifikasi Pasien pada Pasien dengan Gangguan Jiwa

a) Kapanpun dimungkinkan, pasien gangguan jiwa harus menggunakan


gelang identifikasi
b) Proses identifikasi dilakukan dengan bantuan keluarga jika ada
c) Akan tetapi terdapat hal-hal seperti kondisi pasien atau penanganan
pasien yang menyebabkan sulitnya mendapat identitas pasien dengan
benar sehingga perlu dipertimbangkan untuk menggunakan metode
identifikasi lainnya.
d) Identifikasi pasien dilakukan oleh petugas yang dapat diandalkan untuk
mengidentifikasi pasien, dan lakukan pencatatan di rekam medis.
e) Pada kondisi di mana petugas tidak yakin / tidak pasti dengan identitas
pasien (misalnya saat pemberian obat), petugas dapat menanyakan nama
dan tanggal lahir pasien (jika memungkinkan) dan dapat dicek ulang pada
rekam medis.
f) Jika terdapat ≥ 2 pasien dengan nama yang sama, berikan tanda/ label
notifikasi pada rekam medis, dan dokumen lainnya

F. PELAPORAN INSIDENS IDENTIFIKASI PASIEN


(1) Setiap petugas yang menemukan adanya kesalahan dalam identifikasi
pasien harus segera melapor kepada petugas yang berwenang di ruang
rawat / departemen tersebut, kemudian melengkapi laporan insidens.
(2) Petugas harus berdiskusi dengan Penangung jawab ruangan atau tim
Keselamatan Pasien mengenai pemilihan cara terbaik dan siapa yang
memberitahukan kepada pasien / keluarga mengenai kesalahan yang
terjadi akibat kesalahan identifikasi
(3) Contoh kesalahan yang dapat terjadi adalah:
a) Kesalahan penulisan alamat di rekam medis
b) Misidentifikasi data / pencatatan di rekam medis
c) Misidentifikasi pemeriksaan radiologi (rontgen)
d) Misidentifikasi laporan investigasi
e) Misidentifikasi perjanjian (appointment)
f) Registrasi ganda saat berobat ke poliklinik
g) Salah memberikan obat ke pasien
h) Pasien menjalani prosedur yang salah
i) Salah pelabelan identitas pada sampel darah/specimen lain
(4) Kesalahan juga termasuk insidens yang terjadi akibat adanya
misidentifikasi, dengan atau tanpa menimbulkan bahaya, dan juga insidens
yang hampir terjadi di mana misidentifikasi terdeteksi sebelum dilakukan
suatu prosedur
(5) Beberapa penyebab umum terjadinya misidentifikasi adalah:
a) Kesalahan pada administrasi / tata usaha
b) Kesalahan saat pendaftaran
c) Kesalahan memasukkan NIK pada rekam medis
d) Penulisan alamat yang salah
e) Pencatatan yang tidak benar / tidak lengkap / tidak terbaca
f) Kesulitan komunikasi
1. Hambatan akibat penyakit pasien, kondisi kejiwaan pasien, atau
keterbatasan Bahasa
2. Kegalan untuk pembacaan kembali
3. Kurangnya kultur / budaya organisasi
(6) Jika terjadi insidens akibat kesalahan identifikasi pasien, lakukan hal berikut
ini :
1. Pastikan keamanan dan keselamatan pasien
2. Pastikan bahwa tindakan pencegahan cedera telah dilakukan
3. Jika suatu prosedur telah dilakukan pada pasien yang salah atau
dilakukan di tempat yang salah, para klnisi harus memastikan bahwa
langkah-langkah yang penting telah diambil untuk melakukan prosedur
yang tepat pada pasien yang tepat

KEPALA UPTD BLUD


PUSKESMAS MATAN JAYA

SY. FAIZAL

Anda mungkin juga menyukai