Anda di halaman 1dari 1

EKSPLORASI INOVASI RSUD DR. R.

SOETIJONO BLORA

Bridging system SIM RS dengan BPJS Kesehatan


Rumah sakit sebagi pusat rujukan dituntut untuk menjalankan tugas dan
fungsinya dengan baik. Sebuah kualitas rumah sakit dapat berpengaruh pada citra
rumah sakit tersebut. Pada zaman yang sudah modern ini dan globalisasi rumah sakit
juga dituntut ntuk mengikuti perkembangan yang telah ada dalam hal ini adanya
kompetisi yang sangat ketat antar rumah sakit. Dalam memberikan pelayanan,
Rumah Sakit menerima semua pasien baik umum, Jamkesda dan peserta BPJS
Kesehatan.
Dalam pelaksanaan BPJS kesehatan memang kerap kali masih ditemui
beragam permasalahan. Salah satu permasalahan yang cukup krusial adalah
membludaknya pasien. Hal ini memang menjadi salah satu permasalahan serius pada
pusat pelayanan kesehatan salah satunya RSUD Dr. R. Soetijono Blora.
Membludaknya pasien BPJS ini mengakibatkan timbulnya antrian yang cukup
panjang sehingga terkesan pelayanan pasien BPJS lambat. Banyak pasien peserta
BPJS mengeluhkan mengenai antrian panjang saat berobat pada rumah sakit yang
bekerja sama dengan BPJS.
Disisi rumah sakit, antrian panjang yang timbul karena membludaknya
pasien ini juga menjadi permasalahan tersendiri. Tenaga medis yang tersedia kadang
menjadi kewalahan untuk dapat melayani dengan cepat semua pasien BPJS tersebut.
Sistem yang tersedia dalam pelayanan BPJS memang menjadi penyebab utama
timbulnya antrian panjang tersebut. Dalam melakukan olah data, petugas medis
masih melakukan input manual data-data pasien BPJS. Input manual pada system
komputerisasi BPJS ini memerlukan waktu lama untuk tiap pasien dimana rata rata
membutuhkan waktu 5 menit/pasien.
Lambatnya proses administrasi ini tentu berdampak pada terlambatnya
proses pelayanan kepada pasien. Input manual cenderung akan terjadi banyak
kesalahan dan tidak validnya data. Apalagi data tersebut harus melewati proses
verifikasi yang berbeda dan waktu yang cukup lama. Selain kerugian pada pasien
juga berimbas pada rumah sakit dimana klaim tagihan menjadi lambat yang
akibatnya pemasukan bagi rumah sakit tersendat.
Dalam rangka meningkatkan mutu layanan kepada peserta dan fasilitas
kesehatan, dilakukan perbaikan melalui bridging system, salah satu inovasi yang
memungkinkan dua sistem berbeda dari fasilitas teknologi atau web service, dapat
dioperasikan bersama tanpa ada intervensi antara satu dengan lainnya. Jadi perlu
adanya penyatuan sistem komputerisai BPJS dengan Sistem komputerisasi pihak
rumah sakit. Perubahan sistem komputerisasi tersebut harus meliputi sistem
administrasi mulai dari pendaftaran (registrasi), proses pelayanan (rekam medik
elektronik), proses klaim dan pembiayaan.
Hal ini juga yang dilakukan oleh RSUD Dr. R. Soetijono Blora yang telah
menerapkan Bridging system antara SIM RS Pilar Hospital milik RSUD Dr. R.
Soetijono Blora dengan BPJS. Dengan adanya bridging system tersebut RSUD Dr. R.
Soetijono Blora mampu menekan waktu administrasi pasien.
Dampak positif :
1. Prosedur layanan BPJS menjadi singkat;
2. Zero kesalahan dalam input data, karena satu kali input SIM RS data
terintegrasi dengan SEP BPJS;
3. Informasi Iur Biaya Cepat karena akan langsung muncul billing pasien;
4. Cash fow lancar karena proses klaim cepat.

Anda mungkin juga menyukai