A. Topik:
1. Mengenal Perilaku Kekerasaan Yang Biasa Dilakukan
2. Mencegah Perilaku Kekerasan Fisik
3. Mencegah Perilaku Kekerasan dengan Patuh Minum Obat
4. Mencegah Perilaku Kekerasan Sosial Aserti (Cara Verbal)
5. Mencegah Perilaku Kekerasan Spiritual
B. Tujuan:
1. Klien dapat menyebutkan stimulasi penyebab kemarahannya,
menyebutkan respons yang dirasakan saat marah (tanda dan gejala
marah), menyebutkan reaksi yang dilakukan saat marah (perilaku
kekerasaan), menyebutkan akibat perilaku kekerasaan
2. Klien dapat menyebutkan kegiatan fisik yang biasa dilakukan,
menyebutkan kegiatan fisik yang dapat mencegah perilaku kekerasan,
mendemontrasikan 2 kegiatan fisik yang dapat mencegah perilaku
kekerasan (nafas dalam dan pukul bantal).
3. Klien dapat menyebutkan keuntungan patuh minum obat, akibat, atau
kerugian tidak patuh minum obat, menyebutkan 5 benar cara minum obat.
4. Klien dapat mengungkapkan keinginan dan permintaan tanpa memaksa
dan dapat mengungkapkan penolakan dan rasa sakit hati tanpa
kemarahan.
5. Klien dapat melakukan mencegah perilaku kekerasan dengan cara
spiritual (beristigfar, berdzikir, berwudhu, solat, baca al-qu’an /
disesuaikan dengan agama pasien).
C. Kriteria Klien:
1. Klien Resiko Perilaku Kekerasan sudah mampu mengontrol rasa
marahnya
2. Klien Resiko Perilaku Kekerasan yang sudah tenang dan kooperatif
3. Klien Resiko Perilaku Kekerasan yang bersedia mengikuti kegiatan
terapi aktivitas.
6. Setting tempat
Leader Observer
Klien Klien
F. Antisipasi Masalah:
Program antisipasi masalah merupakan suatu intervensi keperawatan yang
dilakukan untuk mengantisipasi masalah-masalah yang mungkin muncul saat
kegiatan dilakukan. Masalah yang mungkin muncul saat kegiatan dilakukan
adalah :
1. Klien tidak mau memulai kegiatan
Intervensi :
a. Mendekati klien
b. Menanyakan mengapa klien tidak mau memulai kegiatan
c. Jelaskan pada klien pentingnya mengikuti kegiatan
d. Mengarahkan untuk mengikuti kegiatan seperti klien yang lain.
2. Klien meninggalkan kegiatan
a. Panggil nama klien
b. Tanyakan alasan klien meninggalkan kegiatan
c. Berikan penjelasan pada klien
d. Ajak kembali klien mengikuti kegiatan.
3. Klien lain ingin mengikuti kegiatan
a. Tanyakan nama klien
b. Alasan Klien ingin mengikuti kegiatan
c. Tanyakan kepada anggota lain “apakah pasien tersebut diperbolehkan
oleh anggota yang lain?”
G. Kriteria Evaluasi:
1. Evaluasi Struktur
a. Kondisi lingkungsn tenang, dilakukan di tempat tertutup, dan
memungkinkan klien untuk berkonsentrasi terhadap kegiatan.
b. Klien dan terapis duduk bersama membentuk lingkaran.
c. Peserta sepakat untuk mengikuti kegiatan.
d. Alat yang digunakan dalam kondisi baik.
e. Leader, fasilitator, dan observer berperan sebagaimana mestinya
2. Evaluasi Proses
a. Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal sampai akhir.
b. Leader mampu memimpin acara.
c. Fasilitator mampu memotivasi peserta dalam kegiatan.
d. Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan bertanggung
jawab dalam antisipasi masalah.
e. Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada
kelompok yang berfungsi sebagai evaluator kelompok.
f. Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal sampai
akhir.
3. Evaluasi Hasil
a. 80 % Klien mampu menyebutkan stimulasi penyebab kemarahannya,
menyebutkan respons yang dirasakan saat marah (tanda dan gejala
marah), menyebutkan reaksi yang dilakukan saat marah (perilaku
kekerasaan) dan menyebutkan akibat perilaku kekerasaan
b. 80 % Klien mampu menyebutkan kegiatan fisik yang biasa
dilakukan, menyebutkan kegiatan fisik yang dapat mencegah perilaku
kekerasan dan mendemonstrasikan dua kegiatan fisik yang dapat
mencegah perilaku kekerasan
c. 80 % Klien mampu menyebutkan keuntungan patuh minum obat,
akibat, atau kerugian tidak patuh minum obat, menyebutkan 5 benar
cara minum obat.
d. 80 % Klien mampu mengungkapkan keinginan dan permintaan tanpa
memaksa dan dapat mengungkapkan penolakan dan rasa sakit hati
tanpa kemarahan.
e. 80 % Klien mampu melakukan kegiatan ibadah secara teratur.
H. Langkah-langkah Kegiatan:
1. Persiapan (5 menit)
a. Memilih klien dengan perilaku kekerasan yang sudah kooperatif
b. Mengingatkan kontrak dengan klien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi (5 menit)
a. Salam terapeutik
1) Perawat memberi salam
2) Perawat memperkenalan nama lengkap dan nama panggilan yang
disukai (Pakai Papan Nama)
3) Menanyakan nama lengkap dan nama panggilan semua klien (klien
memperkenalkan namanya masing-masing dan Beri Papan Nama)
b. Evaluasi/validasi
1) Menanyakan perasaan klien saat ini.
2) Menanyakan apakah ada kejadian perilaku kekerasan : penyebab
tanda dan gejala perilaku kekerasan serta akibatnya
c. Kontrak
1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengontrol cara marah yang
konstruktif
2) Menjelaskan aturan main tersebut
a) Jika ada klien yang meninggalkan kelompok, harus meminta
izin kepada perawat
b) Lama kegiatan 45 menit
c) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
3. Tahap kerja (25 menit)
a. Perawat menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan, yaitu Sebelum
memulai kegiatan, klien diajak senam otak terlebih dahulu.
b. Perawat menanyakan bagaimana perasaannya setelah melakukan
senam bersama.
c. Perawat menjelaskan terapi aktifitas akan dilakukan dengan cara
bermain estapet boneka, caranya perawat akan memainkan music
dan boneka yang dipegang klien akan dikasihkan ke klien
disebelahnya sesuai arah jarum jam.
d. Apabila musik berhenti, dan klien yang memegang boneka harus
menceritakan penyebab kemarahannya, menyebutkan respons yang
dirasakan saat marah (tanda dan gejala marah), menyebutkan reaksi
yang dilakukan saat marah (perilaku kekerasaan) dan menyebutkan
akibat perilaku kekerasaan
e. Berikan reinforcement positif setelah klien mampu menyebutkannya
f. Ulangi kegiatan option c dan d sampai semua klien mendapat giliran
g. Menanyakan kepada klien apakah sudah mempelajari cara baru yang
sehat menghadapi kemarahan .
h. Perawat menjelaskan kembali cara mengontrol rasa marah dan
mendemonstrasikannya.
i. Perawat memainkan music kembali dan ada beberapa nomor soal di
whiteboard lalu klien bergiliran menempelkan kertas temple kecil ke
kertas nomor soal tersebut. Apabila musik berhenti, dan klien yang
memegang terakhir menempelkan kertas temple kecil itu, klien wajib
membuka kertas soal yang ditempelkan kertas kecilnya. Dan diminta
untuk menyebutkan cara yang sehat untuk mengontrol kemarahan
yang ada disoal itu, setelah itu klien diharuskan memperagakan cara
sehat mengontrol kemarahan sesuai dengan pilihannya.
j. Berikan reinforcement positif setelah klien mampu menyebutkan dan
mendemonstrasikannya
k. Ulangi kegiatan option i, j, dan k sampai semua klien mendapat
giliran
4. Tahap Terminasi (10 menit)
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
2) Memberikan reinforcement positif terhadap perilaku klien yang
positif.
3) Menyimpulkan bersama-sama cara mengontrol marah yang sehat.
b. Tindak lanjut
1) Menganjurkan klien memulai dan mengevaluasi jika terjadi
penyebab marah, yaitu tanda dan gejala, perilaku kekerasan yang
terjadi, serta akibat perilaku kekerasan.
2) Menganjurkan klien mengingat penyebab, tanda dan gejala perilaku
kekerasan dan akibatnya yang belum diceritakan.
3) Menganjurkan untuk mempraktekan cara marah yang konstruktif
setiap mendapat stimulus marah.
c. Kontrak yang akan datang
1) Menyepakati belajar cara baru yang sehat untuk mencegah perilaku
kekerasan.
2) Menyepakati waktu dan tempat TAK berikutnya.
Mempraktekkan Menyebutkan
Menyebutkan
cara fisik yang akibat, atau Menyebutkan 5
Nama keuntungan
No pertama dan kerugian tidak benar cara
Klien patuh minum
kedua patuh minum minum obat
obat
obat
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Petunjuk :
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk tiap klien, beri penilaian akan kemampuan mempraktekan car isik
yang pertam dan kedua kemudian patuh minum obat: menyebutkan
keuntungan patuh minum obat, akibat, atau kerugian tidak patuh minum
obat, menyebutkan 5 benar cara minum obat. Beri tanda (√) jika klien
mampu dan tanda (х) jika klien tidak mampu.
3. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada
catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh : Klien mengikuti Sesi 3,
TAK stimulus patuh minum obat. Klien mampu menyebutkan
keuntungan patuh minum obat (merasakan lebih tenang), mampu
menyebutkan akibat atau kerugian tidak patuh minum obat(merasa
resah), perilaku kekerasan yang dilakukan (memukul meja), akibat yang
dirasakan (tangan sakit dan dibawa ke rumah sakit jiwa), dan
menyebutkan 5 benar cara minum obat (benar obat, cara, pasien, waktu,
dosis). Anjurkan klien mengingat dan meminum rutin obat.
Sesi IV: TAK
Stimulasi persepsi perilaku kekerasan
Kemampuan mencegah perilaku kekerasan sosial
Memperagakan Memperagakan Mamperagakan cara
No Nama Klien cara meminta cara menolak mengungkapkan
tanpa paksa yang baik kekerasan yang baik
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Petunjuk :
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian akan kemampuan mempraktikkan
pencegahan perilaku kekerasan secara social : meminta tanpa paksa,
menolak dengan baik, mengungkapkan kekesalan dengan baik. Beri tanda
(√) jika klien mampu dan tanda (х) jika klien tidak mampu.
3. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada
catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh : klien mengikuti Sesi 4
TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan. Klien mampu
memperagakan cara meminta tanpa paksa, menolak dengan baik dan
mengungkapkan kekerasan. Anjurkan klien mempraktikkan di ruang
rawat (buat jadwal)
Sesi IV : TAK
Stimulasi persepsi perilaku kekerasan
Kemampuan mencegah perilaku kekerasan spiritual
Mamperagakan
Memperagak
Memperagakan cara Mempraktikkan Mempraktikkan
N Nama an cara
cara meminta mengungkapkan kegiatan ibadah kegiatan ibadah
o klien menolak
tanpa paksa kekerasan yang pertama kedua
yang baik
baik
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk tiap klien, beri penilaian akan kemampuan mempraktikkan
pencegahan perilaku kekerasan secara social : meminta tanpa paksa,
menolak dengan baik, mengungkapkan kekesalan dengan baik dan
mampu memperagakan 2 cara ibadah. Beri tanda (√) jika klien mampu
dan tanda (х) jika klien tidak mampu.
3. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada
catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh : klien mengikuti Sesi 4,
TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan. Klien mampu
memperagakan dua cara ibadah. Anjurkan klien melakukannya secara
teratur di ruangan (buat jadwal).