PENDAHULUAN
Biasanya, kita minum air hanya dikala haus saja, padahal air minum
memiliki banyak manfaat untuk tubuh kita. Sangat disayangkan apabila kita tidak
memanfaatkan air minum sebaik – baiknya. Selain sebagai salah satu elemen
pembentukan sel dalam tubuh, air juga memiliki manfaat antara lain
memperlancar sistem perncernaan, mengembalikan cairan tubuh yang hilang,
mencegah batu ginjal, penurun berat badan dan menyehatkan jantung.
Menurut Prof. Ir. H. Hardiansyah, guru besar masalah gizi di IPB (Institut
Pertanian Bogor) menyatakan sudah banyak bukti menyebutkan bahwa dalam
kondisi kekurangan air minum, proses metabolisme tubuh akan terganggu. Jika
tubuh kekurangan air 1% saja atau setara dengan dua gelas air, orang akan
mengalami gangguan mood, bibir kering, sakit kepala, urine berwarna kuning dan
suhu tubuh meningkat. Apabila dibiarkan, akan menurunkan konsentrasi dan
proses berpikir serta gangguan kesehatan lainnya (Handoyo, 2014:135).
Gangguan kesehatan lainnya jika kurang mengkonsumsi air minum adalah
1
dehidrasi. Dehidrasi merupakan gangguan keseimbangan cairan atau air pada
tubuh. Dehidrasi terjadi karena pengeluaran air lebih banyak daripada pemasukan
(Handoyo, 2014:121). Gangguan kesehatan akibat dehidrasi antara lain kinerja
darah terganggu, mengancam kesehatan ginjal, merusak sel – sel otak kesulitan
berkonsentrasi, pusing, detak jantung lebih cepat, kelelahan selama berhari – hari,
radang sendi, mulas, migren, asma, radang usus besar, kolesterol dan tekanan
darah tinggi.
2
tidak mengetahui manfaat lebih dari air minum bagi kesehatan tubuh walaupun
tidak berwarna ataupun berasa (Maulana, 2010). Penelitian lainnya juga dilakukan
di Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang, didapatkan
keterangan bahwa mahasiswa jarang mengkonsumsi air minum. Alasan mereka
tidak mengkonsumsi air minum karena menurut mereka air itu tidak enak,
sehingga tidak terbiasa untuk mengkonsumsi air minum. Alasan lainnya juga
karena mereka beranggapan kalau mengkonsumsi air minum bisa menyebabkan
berat badan naik. Ada juga yang beralasan kalau mereka mengkonsumsi air
minum pada saat tertentu saja. Contohnya pada saat berolahraga atau cuaca
sedang panas (Dalam tesis berjudul Perilaku Mengkonsumsi Air Putih Ditinjau
dari Persepsi Terhadap Perilaku Kesehatan oleh Herlia Uddy Pratiwi dan Esthi
Rahayu).
3
1.2.2 Rumusan Masalah
4
Media edukasi ini diaplikasikan saat sosialisasi atau penyuluhan
mengenai manfaat air mineral.
5. Why : Mengapa media edukasi ini dirancang ?
Media edukasi ini dirancang karena minimnya perilaku remaja yang
kurang mengkonsumsi air mineral.
6. How : Bagaimana mengatasi masalah remaja yang jarang mengkonsumsi
air mineral ?
Cara mengatasinya dengan merancang suatu media edukasi dengan
unsur afektif serta menggunakan visual yang sesuai dengan remaja
17 – 21 tahun sehingga informasi yang disampaikan mudah
diterima.
5
Bagi Masyarakat :
1. Masyarakat khususnya remaja akan lebih mengetahui tentang manfaat
mengkonsumsi air minum bagi kesehatan.
2. Dengan adanya media edukasi ini diharapkan dapat mengubah perilaku
masyarakat khususnya remaja untuk lebih mengkonsumsi air minum.
Bagi Penulis :
Menambah wawasan mengenai manfaat air minum serta mulai merubah
perilaku untuk mengkonsumsi air minum dan mengetahui secara jelas tentang
proses perancangan media edukasi.
2. Wawancara
Data juga diperoleh dengan mewawancarai ahli gizi untuk mendapatkan
informasi mendetail tentang manfaat air minum bagi kesehatan.
3. Studi Pustaka
Data juga diperoleh dari kajian studi pustaka seperti buku, karya ilmiah,
dan artikel sebagai pedoman untuk mendapatkan informasi tentang air
minum untuk menambah kebutuhan data dalam perancangan.
6
1.6.2 Analisis Data
Setelah data yang dibutuhkan terkumpul, data tersebut kemudian dianalisis
dengan analisis tekstural dan struktural untuk mendapatkan esensi dari
permasalahan.
1.7 Kerangka Perancangan
Kerangka perancangan penulis dalam tugas akhir ini adalah sebagai berikut
:
7
Bagan 1.1 Skema Kerangka Berpikir
8
1.8 Pembabakan
9