Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Air dan tubuh manusia adalah dua hal yang tidak bisa dipisahakan.
Penggunaan air untuk tubuh terutama adalah dengan cara di minum dan di makan
bersama dengan makanan padat, sayuran, dan buah-buahan. Air adalah unsur
penting dalam pembentukan sel bagi setiap makhluk hidup baik tumbuhan,
hewan, dan manusia (Handoyo, 2014:75). Kebutuhan cairan akan meningkat
seiring bertambahnya usia, mulai 0.6 L pada bayi, hingga 1,7 L pada anak – anak.
Pada orang dewasa kebutuhan air minum meningkat hingga 2 L – 3.2 L untuk
aktivitas fisik sedang, untuk orang dewasa yang lebih aktif dan tinggal di
lingkungan panas memiliki kebutuhan air minum hingga 6 L (Sawka M et al.
2005). Ada beberapa faktor yang mempengaruhi banyaknya kebutuhan seseorang
akan air minum, antara lain postur tubuh, aktivitas, kadar air pada makanan yang
dikonsumsi, suhu lingkungan, dan kelembapan udara sekitar.

Biasanya, kita minum air hanya dikala haus saja, padahal air minum
memiliki banyak manfaat untuk tubuh kita. Sangat disayangkan apabila kita tidak
memanfaatkan air minum sebaik – baiknya. Selain sebagai salah satu elemen
pembentukan sel dalam tubuh, air juga memiliki manfaat antara lain
memperlancar sistem perncernaan, mengembalikan cairan tubuh yang hilang,
mencegah batu ginjal, penurun berat badan dan menyehatkan jantung.

Menurut Prof. Ir. H. Hardiansyah, guru besar masalah gizi di IPB (Institut
Pertanian Bogor) menyatakan sudah banyak bukti menyebutkan bahwa dalam
kondisi kekurangan air minum, proses metabolisme tubuh akan terganggu. Jika
tubuh kekurangan air 1% saja atau setara dengan dua gelas air, orang akan
mengalami gangguan mood, bibir kering, sakit kepala, urine berwarna kuning dan
suhu tubuh meningkat. Apabila dibiarkan, akan menurunkan konsentrasi dan
proses berpikir serta gangguan kesehatan lainnya (Handoyo, 2014:135).
Gangguan kesehatan lainnya jika kurang mengkonsumsi air minum adalah

  1  
dehidrasi. Dehidrasi merupakan gangguan keseimbangan cairan atau air pada
tubuh. Dehidrasi terjadi karena pengeluaran air lebih banyak daripada pemasukan
(Handoyo, 2014:121). Gangguan kesehatan akibat dehidrasi antara lain kinerja
darah terganggu, mengancam kesehatan ginjal, merusak sel – sel otak kesulitan
berkonsentrasi, pusing, detak jantung lebih cepat, kelelahan selama berhari – hari,
radang sendi, mulas, migren, asma, radang usus besar, kolesterol dan tekanan
darah tinggi.

Pentingnya air minum ini sebaiknya juga harus diimbangi dengan


pengetahuan masyarakat bahwa air mineral menjadi prioritas utama untuk
menjaga kesehatan. Tetapi pada kenyataannya masih banyak remaja dan orang
dewasa yang masih kurang mengkonsumsi air minum dan lebih menyukai
minuman berasa, bersoda bahkan minuman beralkohol, yang sebenarnya apabila
dikonsumsi terus menerus dan menjadi sebuah kebiasaan akan sangat merugikan
kesehatan bagi dirinya sendiri (Fauziyah, 2011). Kurangnya pengetahuan
mengenai air minum bagi kesehatan tubuh juga dapat memberikan peluang bagi
remaja untuk tidak memperhatikan air minum untuk tubuhnya. Selain kebiasaan
minum air hanya pada saat haus saja, minum air hanya sebagai pelengkap bagi
rasa haus pada saat makan, atau sesegera minum saat makan, bahkan tidak jarang
di tempat-tempat makan mereka justru makan tidak dibarengi dengan air minum,
ini menjadi pola kebiasaan yang jauh dari pola kesehatan minum yang baik dan
benar (Maulana, 2010).

Kebiasaan sulit membiasakan minum air bagi remaja dikarenakan stimulan


dari luar atau dengan kata lain remaja sudah terbiasa dengan minuman selain air.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Maulana dengan responden
remaja di SMU Muthahari Bandung, menyatakan bahwa perilaku remaja hampir
semua tidak minum air, baik itu saat makan dan hang out. Banyak minuman-
minuman yang menawarkan berbagai rasa, warna dan sebagainya membuat
sebagian mereka lebih tertarik mengkonsumsi minuman - minuman tersebut.
Mereka beranggapan dengan minuman - minuman tersebut juga sudah dapat
menggantikan air dalam asupan air minum bagi tubuhnya. Jauh dari itu mereka

  2  
tidak mengetahui manfaat lebih dari air minum bagi kesehatan tubuh walaupun
tidak berwarna ataupun berasa (Maulana, 2010). Penelitian lainnya juga dilakukan
di Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang, didapatkan
keterangan bahwa mahasiswa jarang mengkonsumsi air minum. Alasan mereka
tidak mengkonsumsi air minum karena menurut mereka air itu tidak enak,
sehingga tidak terbiasa untuk mengkonsumsi air minum. Alasan lainnya juga
karena mereka beranggapan kalau mengkonsumsi air minum bisa menyebabkan
berat badan naik. Ada juga yang beralasan kalau mereka mengkonsumsi air
minum pada saat tertentu saja. Contohnya pada saat berolahraga atau cuaca
sedang panas (Dalam tesis berjudul Perilaku Mengkonsumsi Air Putih Ditinjau
dari Persepsi Terhadap Perilaku Kesehatan oleh Herlia Uddy Pratiwi dan Esthi
Rahayu).

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan remaja mengenai


air minum masih sangat minim. Sebagian dari mereka hanya mengetahui air
minum sebagai kebutuhan sehari-hari tanpa mengetahui jenis minuman apa yang
baik untuk tubuh mereka dan berapa pentingnya peran air minum untuk kesehatan
mereka. Oleh karena itu, diperlukannya sebuah strategi media edukasi yang tepat
dalam memberikan informasi tentang manfaat air minum dan mampu mengajak
remaja untuk mengubah perilaku agar lebih mengkonsumsi air minum.

1.2 Masalah Perancangan


1.2.1 Identifikasi Masalah
Dengan latar belakang masalah seperti uraian diatas maka identifikasi
masalah menyangkut masalah - masalah sebagai berikut :
1. Minimnya wawasan serta pengetahuan masyarakat khususnya remaja
mengenai air minum.
2. Perilaku mengkonsumsi air minum bagi remaja masih kurang.
3. Minimnya suatu media edukasi bagi remaja mengenai manfaat serta efek
yang ditimbulkan dalam mengkonsumsi air minum.

  3  
1.2.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana merancang sebuah media edukasi yang sesuai untuk


menambah wawasan serta pengetahuan dan mampu menarik perhatian
masyarakat khususnya remaja tentang manfaat mengkonsumsi air minum
bagi remaja di Kota Bandung ?
2. Bagaimana merancang konten media edukasi yang kreatif agar remaja
Kota Bandung dapat merubah perilaku untuk lebih mengkonsumsi air
minum ?
3. Bagaimana merancang konten media edukasi yang kreatif bagi remaja
mengenai manfaat serta efek yang ditimbulkan dalam mengkonsumsi air
minum bagi remaja Kota Bandung ?

1.3 Ruang Lingkup


Agar pembahasan lebih terarah, maka penulis menuliskan ruang lingkup
pernelitian. Dalam menentukan ruang lingkup, penulis menggunakan metode 5W
+ 1H antara lain :
1. What : Apa yang akan dirancang ?
Yang akan dirancang adalah sebuah media edukasi.
2. Who : Siapa target audience untuk perancangan ini ?
Target audience untuk perancangan media edukasi ini adalah
remaja dengan range umur 17 – 21 tahun. Karena pada remaja umur
17 – 21 tahun ini, mereka sudah tidak terkalu dikekang oleh
orang tua mereka dan lebih tertarik dengan minat sosial seperti
pertemuan – pertemuan yang bersifat gembira dan bersifat informal.
Kebebasan dari kekangan orang tua ini menjadikan remaja lebih
bebas menggunakan uang untuk keperluannya akan minat sosial
tersebut (Soesilowindadini : 205, 213).
3. Where : Dimana media edukasi ini akan diaplikasikan ?
Media edukasi ini akan diaplikasikan di Kota Bandung.
4. When : Kapan media edukasi ini akan diaplikasikan ?

  4  
Media edukasi ini diaplikasikan saat sosialisasi atau penyuluhan
mengenai manfaat air mineral.
5. Why : Mengapa media edukasi ini dirancang ?
Media edukasi ini dirancang karena minimnya perilaku remaja yang
kurang mengkonsumsi air mineral.
6. How : Bagaimana mengatasi masalah remaja yang jarang mengkonsumsi
air mineral ?
Cara mengatasinya dengan merancang suatu media edukasi dengan
unsur afektif serta menggunakan visual yang sesuai dengan remaja
17 – 21 tahun sehingga informasi yang disampaikan mudah
diterima.

1.4 Tujuan Perancangan


Dalam proses perancangan ini hendaknya ada beberapa tujuan yang ingin
dicapai oleh penulis yaitu :
1. Merancang sebuah media edukasi yang sesuai untuk menambah wawasan
serta pengetahuan dan mampu menarik perhatian masyarakat khususnya
remaja tentang manfaat mengkonsumsi air minum bagi remaja di Kota
Bandung.
2. Merancang konten media edukasi yang kreatif agar remaja Kota Bandung
dapat merubah perilaku untuk lebih mengkonsumsi air minum.
3. Merancang konten media edukasi yang kreatif bagi remaja mengenai
manfaat serta efek yang ditimbulkan dalam mengkonsumsi air minum bagi
remaja Kota Bandung

1.5 Manfaat Perancangan


Adapun manfaat dari perancangan tugas akhir ini adalah :
Bagi Akademis :
Dapat menerapkan ilmu desain komunikasi visual ke dalam ruang lingkup
kesehatan sehingga memberikan dampak positif kepada bidang keilmuan tersebut.

  5  
Bagi Masyarakat :
1. Masyarakat khususnya remaja akan lebih mengetahui tentang manfaat
mengkonsumsi air minum bagi kesehatan.
2. Dengan adanya media edukasi ini diharapkan dapat mengubah perilaku
masyarakat khususnya remaja untuk lebih mengkonsumsi air minum.

Bagi Penulis :
Menambah wawasan mengenai manfaat air minum serta mulai merubah
perilaku untuk mengkonsumsi air minum dan mengetahui secara jelas tentang
proses perancangan media edukasi.

1.6 Metode Pengumpulan Data dan Analisis


1.6.1 Metode yang digunakan
Dalam pengumpulan data penelitian, penulis menggunakan metode
pendekatan kualitatif dengan tiga strategi pengumpalan data antara lain :
1. Observasi
Penulis juga sebagai peneliti langsung turun ke lapangan untuk mengamati
perilaku dan aktivitas individu – individu di lokasi penelitian. Dalam hal
ini, peneliti mengamati perilaku remaja untuk mendapatkan informasi
mengenai pola hidup mereka yang kurang mengkonsumsi air minum.

2. Wawancara
Data juga diperoleh dengan mewawancarai ahli gizi untuk mendapatkan
informasi mendetail tentang manfaat air minum bagi kesehatan.

3. Studi Pustaka
Data juga diperoleh dari kajian studi pustaka seperti buku, karya ilmiah,
dan artikel sebagai pedoman untuk mendapatkan informasi tentang air
minum untuk menambah kebutuhan data dalam perancangan.

  6  
1.6.2 Analisis Data
Setelah data yang dibutuhkan terkumpul, data tersebut kemudian dianalisis
dengan analisis tekstural dan struktural untuk mendapatkan esensi dari
permasalahan.
1.7 Kerangka Perancangan
Kerangka perancangan penulis dalam tugas akhir ini adalah sebagai berikut
:

  7  
Bagan 1.1 Skema Kerangka Berpikir

  8  
1.8 Pembabakan

Dalam penyajian tugas akhir ini, digunakan sistematika penulisan sebagai


berikut :
1. BAB I Pendahuluan
Berisikan latar belakang permasalahan, identifikasi masalah, rumusan
masalah, ruang lingkup, tujuan perancangan, manfaat perancangan,
metode pengumpulan data dan analisis, kerangka perancangan dan
pembabakan.
2. BAB II Dasar Pemikiran
Berisikan teori – teori sebagai landasan dalam melaksanakan perancangan
media edukasi bagi masyarakat Kota Bandung khususnya remaja Kota
Bandung. Teori – teori yang digunakan antara lain mengenai teori media,
edukasi, teori animasi dan teori psikologi remaja.
3. BAB III Data dan Analisis Masalah
Berisikan hasil dari pengumpulan data melalui survei pada masyarakat,
wawancara, studi literatur dari buku dan analisis data untuk menghasilkan
konsep perancangan.
4. BAB IV Konsep dan Hasil Perancangan
Berisikan konsep media edukasi tentang manfaat mengkonsumsi air
minum bagi remaja, konsep visual yang sesuai dan menarik untuk target
audience, konsep media yang dipakai dan hasil media perancangan.
5. BAB V Penutup
Berisikan kesimpulan dan saran dari hasil perancangan media edukasi bagi
remaja Kota Bandung mengenai manfaat mengkonsumsi air minum.

  9  

Anda mungkin juga menyukai