DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................1
BAB I SOAL.............................................................................................................................................2
BAB II PENYELESAIAN.........................................................................................................................4
II.1. Data Perencanaan..........................................................................................................................4
a. Data Lokasi................................................................................................................................4
b. Data Kecepatan Angin Maximum Rata-Rata Harian dan Arahnya......................................4
c. Frekuensi Kejadian Angin.........................................................................................................5
II.2. Analisa Gelombang........................................................................................................................6
a. Panjang Fetch............................................................................................................................6
b. Hindcasting..............................................................................................................................12
c. Perkiraan Gelombang dengan Periode Ulang.......................................................................23
d. Refraksi....................................................................................................................................30
e. Difraksi.....................................................................................................................................36
BAB III KESIMPULAN.........................................................................................................................41
BAB I
SOAL
TUGAS TEKNIS PANTAI
Sta rt
23 23
gF UA Yes gt gF No
t c 68.8 2 t (Non Fully 68.8 2 7.15 x 10 4 (Fully
U g Develo ped) UA U Develo ped)
A A
No
(Duration Limite d)
Yes 32 2
(Fetc h Limite d) gt UA
Fmin
68.8 U A g
F Fmin
12
U
2
gF UA
2
H m0 0.0016 A H m 0 0.2433
g U 2 g
A
13
UA gF UA
T p 0.2857 T p 8.134
g U 2 g
A
Fin is h Fin is h
a. Data angin diukur didarat pada ketinggian 14 meter dari permukaan laut
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL 2017
FAKULTAS TEKNIK SIPIL, LINGKUNGAN DAN KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Thn 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 11 1 1 1 1 1 1 1 1 2 Dst.
ke-1 0 2 3 4 5 6 7 8 9 0 .
Hs
b. Tentukan Tinggi gelombang rencana untuk umur rencana 10,15,25, 50, 75 dan 100
tahun dengan cara Weibull dan Fisher Tippet II
5. Pekerjaan Refraksi
a. Pilih tinggi gelombang yang paling besar dari perhitungan no.4
b. Lakukan refraksi dari gelombang yang pada butir (a) diatas dari semua arah dengan
menggunakan metode Puncak Gelombang.
6. Defraksi
a. Jika ada bangunan pemecah gelombang pada kedalaman -5.00 meter lakukan difraksi
pada titik2 dibelakan bangunan pemecah gelombang tersebut (gelombang datang
dipilih yang sudut datang gelombangnya paling besar.
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL, LINGKUNGAN DAN KEBUMIAN
2017
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
BAB II
PENYELESAIAN
TITIK TINJAUAN
n U TL T TG S BD B BL
0 - 5 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
5 - 10 0.00 0.00 0.00 2.46 2.46 4.10 3.28 1.64 13.93
10 - 15 0.82 0.00 2.46 19.67 4.92 4.10 3.28 0.00 35.25
15 - 20 0.00 0.82 13.11 30.33 4.92 0.00 0.82 0.00 50.00
20 - 25 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.82 0.00 0.00 0.82
25 - 30 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
≥ 30 0 0 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Jumlah 1 1 0.82 0.82 15.57 52.46 12.30 9.02 7.38
Titik 4. arah angin yang berpengaruh/untuk menghitung fetch yaitu Timur,
Tenggara, Selatan
Angka dominan dari arah Tenggara (TG) = 64 knot.
II.2. Analisa Gelombang
a. Panjang Fetch
Titik 4 pada Teluk Sumbreng di sekitar daerah Mundjungan dipengaruhi angin
dari arah timur, tenggara, dan selatan. Perhitungan panjang fetch menggunakan
software bantu dari Google Maps dan Autocad. Sehingga memiliki ketepatan yang
akurat dalam menentukan fetch dengan menarik garis sampai menabrak suatu
halangan berdasarkan masing-masing arah yang sudah ditentukan. Gambar 2.2-2.4
merupakan hasil dari penarikan garis terhadap masing-masing arah dengan
menggunakan pertambahan sudut 5° sampai sudut sebesar 45° pada kedua sisi dari
arah angin.
1. Menentukan Sudut Deviasi (α) pada kedua sisi fetch utama, dengan pertambahan
5° sampai total sudut geser sebesar 45° pada kedua sisi fetch utama. Lalu
mengukur panjang garis dari titik pantai sampai menabrak suatu halangan.
2. Besarnya cos α dati tiap-tiap sudut baik dari arah kanan maupun dari arah kiri
acuan 0° tiap arah angin adalah:
Dari arah kiri gelombang :
Cos 0° = 1.000 Cos 25° = 0.906
Cos 5° = 0.996 Cos 30° = 0.866
Cos 10° = 0.985 Cos 35° = 0.819
Cos 15° = 0.966 Cos 40° = 0.766
Cos 20° = 0.940 Cos 45° = 0.707
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL, LINGKUNGAN DAN KEBUMIAN
2017
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Σ (xi . cos α i)
eff =¿
Σcos α i
F¿
a. Menarik garis utama ke arah timur sebagai acuan 0° arah angin (arah datang
gelombang dari arah timur).
b. Menarik garis dengan sudut deviasi kelipatan 5° sampai 45° ke arah kiri
datangnya gelombang. Lakukan hal yang sama ke arah kanan datangnya
gelombang.
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL, LINGKUNGAN DAN KEBUMIAN
2017
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
kanan gelombang
arah
datangnya
gelombang
kiri gelombang
c. Mengukur panjang garis disetiap sudut deviasi hingga menabrak daratan. Untuk
garis yang membentang ke laut bebas diasumsikan 30000 m. Didapatkan nilai
sebagai berikut :
KET :
T = Timur
TG = Tenggara
S = Selatan
b. Hindcasting
Untuk menghitung tinggi gelombang digunakan analisis hindcasting, Inti dari
proses hindcasting adalah untuk memperkirakan besar tinggi gelombang dan
periodenya berdasarkan data angin. Sebenarnya akan lebih baik jika analisis
gelombang dilakukan berdasarkan data gelombang. Akan tetapi data gelombang tidak
tersedia di Indonesia, sehingga gelombang tersebut diprediksi berdasarkan data angin
yang merupakan factor utama pembentukan gelombang. Metode yang digunakan
dalam proses hindcasting ini mengikuti metode yang dijelaskan di dalam SPM (Shore
Protection Manual, 1984). Bagan alir proses hindcasting tersebutdisajikan pada
gambar 2.6. berikut.
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL, LINGKUNGAN DAN KEBUMIAN
2017
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Penyelesaian :
Kecepatan Angin=Kecepatan angin rata−rata× faktor konversi
= 14 × 0,5 m/s = 7 m/s
2. Kecepatan Angin pada Ketinggian 10 m diatas Permukaan Laut (U10)
10 17
( )
U 10=U z
z
Dimana:
U10 = Kecepatan angin pada ketinggian 10 m diatas permukaan laut
Uz = Kecepatan angin (m/s)
z = Ketinggian (m)
Diketahui :
Uz = 7 m/s
z = 14 m
Penyelesaian :
1
10 7
( )
U 10=7 m/ s
14 m
= 7 m/s
RL=1.3
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL, LINGKUNGAN DAN KEBUMIAN
2017
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Penyelesaian :
Uw = RL × UL
= 1,3 × 7 m/s
= 8,67 m/s
2
≤7,15 ×10 4 , maka Non Fully Developed
¿ =688,8 × gF
Apabila UA ( )
U 2A
3
≥7,15 ×10 4 , maka Fully Developed
Diketahui :
g = 9,8 m/s2
t = 4 jam = 14400 detik
UA = 10,12 m/s
Penyelesaian :
2
¿ =688,8 × gF 3 ≤7,15 ×10 4
UA ( )
UA
2
m
9,8 2 × 14400detik
s ≤ 7,15 × 104 → Non Fully Developed
=13943,96
10,12
7. Analisa Fetch Limited dan Duration Limited
gF 2 U
( )
t c =688,8× 2 3 × A ≤ t
UA g
Dimana :
t = Lama angin berhembus (detik)
g = Percepatan gravitasi (9,8 m/s2)
UA = Faktor tegangan angin (m/s)
F = Panjang Fetch efektif (m)
Syarat :
gF 23 U A
Apabila c t =688,8×
( )
U 2A
×
g
≤ t , maka Fetch Limited
gF 3 U A
2
Apabila c t =688,8×
( )
UA
2
×
g
≥ t , maka Duration Limited
Diketahui :
g = 9,8 m/s2
t = 4 jam = 14400 detik
UA = 10,12 m/s
F = 8544,99 m
Penyelesaian :
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL, LINGKUNGAN DAN KEBUMIAN
2017
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
2
m
( )
3
9,8 2 ×8544,99 m
s 10,12 m/s
t c =688,8× ×
≤ 14400 detik
(10,12 m/s)2 m
9,8 2
s
= 6212,31 detik ≤ 14400 detik → Fetch Limited
8. Penentuan Tinggi Gelombang Signifikan menurut Spektral Energi (Hm0) dan Perioda
Puncak Gelombang (Tp)
a. Tinggi Gelombang Signifikan menurut Spektral Energi (Hm0)
U 2A gF
1
H m 0=0.0016 ×
g ( )
× 2 2
UA
Dimana :
( )
2
2 9,8 2 × 8544,99m
( 10,12 m/s ) s
H m 0=0.0016 × ×
m
9,8 2 ( 10,12m/s )2
s
= 0,48 m
b. Perioda Puncak Gelombang (Tp)
UA gF
1
T p =0.2857 ×
g ( )
× 2
UA
3
Dimana :
UA = 10,12 m/s
F = 8544,99 m
g = 9,8 m/s2
Penyelesaian :
1
m
( )
3
9,8 ×8544,99 m
10,12 m/ s s2
T p =0.2857 × ×
m
9,8 2 ( 10,12 m/s )2
s
= 2,76 detik
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL 2017
FAKULTAS TEKNIK SIPIL, LINGKUNGAN DAN KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
m−0,44
P ( H s ≤ H sm ) =1− = 0.965
N T +0,12
y m=−ln {−lnP ( H s ≤ H sm ) }
Ĥsm=0.49 m
ŷm=0.55 m
K=n=Nt =16
n . ∑ H sm . y m−∑ H sm . ∑ y m
^
A= 2
n . ∑ ( y m2)−( ∑ y m )
^ 16 . 5,77−7,91 . 8.84
A= = 0,08
16 . 26,86−( 26.86 )2
^ = H́ sm − ^
B A . ý m
^
B=0,49−0,08 . 0,55
= 0,41
Sehingga hasi perhitungan dari regresi diatas tersaji dalam table berikut.
Tabel 2. 7. Perhitungan Gelombang Dengan Periode Ulang Menggunakan Metode Fisher Tippet II
ym
m Hsm P ym Hsm.ym Hsm− H́ sm ^ sm ( H sm− ^
2
H sm )
( ^
H sm H sm− H
1 0.60 0.965 3.342 2.001 11.171 ¿ ¿2
0.01095 0.680 -0.082 0.00666
2 0.60 0.903 2.285 1.368 5.221 0.01095 0.596 0.002 0.00001
3 0.60 0.841 1.755 1.051 3.079 0.01095 0.554 0.045 0.00199
4 0.56 0.779 1.388 0.778 1.927 0.00437 0.525 0.035 0.00124
5 0.56 0.717 1.101 0.617 1.212 0.00437 0.502 0.058 0.00337
6 0.56 0.655 0.860 0.482 0.740 0.00437 0.483 0.077 0.00596
7 0.55 0.593 0.649 0.357 0.421 0.00315 0.466 0.084 0.00706
8 0.52 0.531 0.457 0.238 0.209 0.00070 0.451 0.070 0.00484
9 0.52 0.469 0.278 0.145 0.077 0.00070 0.437 0.084 0.00703
10 0.52 0.407 0.106 0.055 0.011 0.00070 0.423 0.097 0.00950
11 0.52 0.345 -0.062 -0.033 0.004 0.00070 0.410 0.111 0.01230
12 0.52 0.283 -0.233 -0.121 0.054 0.00070 0.396 0.124 0.01550
13 0.51 0.221 -0.412 -0.211 0.170 0.00028 0.382 0.129 0.01661
14 0.33 0.159 -0.610 -0.202 0.372 0.02655 0.366 -0.035 0.00122
15 0.32 0.097 -0.848 -0.275 0.719 0.02886 0.347 -0.023 0.00053
16 0.11 0.035 -1.212 -0.133 1.469 0.14760 0.318 -0.208 0.04340
Jumla
h 7.91 8.00 8.84 6.12 26.86 0.26 0.13722
v
y r−c+ ε . ln ¿
¿
1/ 2
1+α .¿
¿
1
σ nr = ¿
√N
dengan
{ (
y r=−ln −ln 1−
1
L . Tr )}
N
; L= T
K
−1.3
α =α 1 . e α .N +k . √−ln v
2
Distribusi α1 α1 k C ε
σ r =σ nr . σH s
1/ 2
[ ]
N
1 2
σ Hs= ∑
N −1 i=1
( H sm− H́ sm )
N= jumlah data
0,27
m−0,2−
P ( H s ≤ H sm ) =1−
√k
0,23
N T +0,2+
√k
1/ k
[
y m= −ln {1−P ( H s ≤ H sm ) } ]
Ĥsm=0,49 m
ŷm=1,22 m
K=n=Nt =16
n . ∑ H sm . y m−∑ H sm . ∑ y m
^
A= 2
n . ∑ ( y m2)−( ∑ y m )
^ 16 . 2,77−1,99 . 19,59
A= = 0,04
16 . 64,99−( 19,59 )2
^ = H́ sm − ^
B A . ý m
^
B=0,49−0,04.1.22
= 0,45
Sehingga hasi perhitungan dari regresi diatas tersaji dalam table berikut.
m Hsm P ym Hsm.ym ym ^
H sm 2
(
Hsm− H́ sm ^ sm
H sm− H ( H sm− ^
H sm )
1 0.60 0.971 6.263 3.750 39.230 ¿ ¿2
0.01095 0.913 -0.314 0.09853
2 0.60 0.903 3.419 2.047 11.687 0.01095 0.686 -0.088 0.00769
3 0.60 0.841 2.420 1.449 5.856 0.01095 0.607 -0.008 0.00007
4 0.56 0.779 1.818 1.018 3.304 0.00437 0.559 0.001 0.00000
5 0.56 0.717 1.402 0.786 1.966 0.00437 0.526 0.034 0.00116
6 0.56 0.655 1.095 0.613 1.199 0.00437 0.502 s0.059 0.00343
7 0.55 0.593 0.857 0.472 0.735 0.00315 0.483 0.067 0.00456
8 0.52 0.531 0.668 0.348 0.447 0.00070 0.468 0.053 0.00279
9 0.52 0.469 0.515 0.268 0.266 0.00070 0.456 0.065 0.00422
10 0.52 0.407 0.390 0.203 0.152 0.00070 0.446 0.075 0.00561
11 0.52 0.345 0.287 0.150 0.083 0.00070 0.437 0.083 0.00690
12 0.52 0.283 0.203 0.106 0.041 0.00070 0.431 0.090 0.00807
13 0.51 0.221 0.134 0.068 0.018 0.00028 0.425 0.085 0.00731
14 0.33 0.159 0.079 0.026 0.006 0.02655 0.421 -0.090 0.00804
15 0.32 0.097 0.036 0.012 0.001 0.02886 0.417 -0.093 0.00870
16 0.11 0.035 0.008 0.001 0.000 0.14760 0.415 -0.305 0.09321
Jumla
h 7.91 8.01 19.59 11.32 64.99 0.26 0.26029
v
y r−c+ ε . ln ¿
¿
1/ 2
1+α .¿
¿
1
σ nr = ¿
√N
dengan
{ (
y r=−ln −ln 1−
1
L . Tr )}
N
; L= T
K
−1.3
α =α 1 . e α .N +k . √−ln v
2
Distribusi α1 α1 k c ε
Weibull
2.05 114 0.69 0.4 0.72
(k=1,4)
σ r =σ nr . σH s
1/ 2
[ ]
N
1 2
σ Hs= ∑
N −1 i=1
( H sm− H́ sm )
N= jumlah data
3.00
f(x) = 1.18 ln(x) + 3.61
Periode Gelombang (detk)
2.50
2.00
1.50
1.00
0.50
0.00
0.00 0.10 0.20 0.30 0.40 0.50 0.60 0.70
Tinggi Gelombang (m)
y = T = 1,1835*ln(1,202)+3,6051
= 3,823 detik
4. Perhitungan Koefisien Shoaling (Ks)
Diketahui :
T = 3,823 detik
d =5m
2 2
L0=1,56 T ¿ 1,56 × ( 3,823 detik ) =22,796 m
L0 22,2796 m m d 5m
C0 = ¿ =5,963 = =0,219
T 3,823 detik s L0 22,796 m
Tabel L-1 :
d d n
L0 L
0,219 0,241 0,6466
0,220 0,242 0,6456
Ks=
√ n0 L0
nL
¿
√ 0,5 ×22,796
0,646 × 20,705
=0,92
L 20,705 m m
C= = =5,416
T 3,823 detik s
sin ∝= ( CC ) ×sin ∝
0
0
( )
5,416
s
¿ ×sin 11=0,1733 → ∝ = 41,298
m
5,963
s
Kr=
√ cos ∝0
cos ∝
¿
√ cos 11
cos 41,298
=1,143
6. Tinggi Gelombang
Tinggi gelombang di laut dangkal pada kedalaman d = 5m.
H 0=1,202 m
H=K s × K r × H 0
¿ 0,92× 1,143× 1,202 m=1,268 m
Maka didapatkan tinggi gelombang akibat refraksi setinggi 1,268 m.
Tabel 2. 11 Rekapitulasi Refraksi Berdasarkan Arah Mata Angin
e. Difraksi
Difraksi gelombang terjadi apabila gelombang datang terhalang oleh suatu
rintangan seperti pemecah gelombang (breakwater), maka gelombang tersebut
akan membelok di sekitar ujung rintangan dan masuk di daerah terlindung
dibelakangnya seperti pada Gambar 2.10 (Triatmodjo, Bambang : 2011).
T = 3.82 detik
d =5m
Lo = 1.56 T 2
Lo = 1.56(3.82)T 2
Lo = 22.80 m
d 5m
= = 0.2193
Lo 22.80 m
d
Dari Tabel 2.11 didapatkan data untuk mencari nilai
L
Tabel 2. 13 Data interpolasi d/ Lo
d d
Lo L
0.2190 0.2412
0.2200 0.2421
d
L
= 0.2412+ [ 0.2421−0.2412
0.2200−0.2190
× ( 0.2193−0.2190 ) ]
d
= 0.2415
L
d
5m
L = d = = 20.70 m
0.2415
L
Diasumsikan :
r = 150 m
θ = 45º
β = 30º
r 150 m
Maka nilai = = 7.24
L 20.70 m
K’ = 0.29+ [ 0.21−0.29
10−5
× ( 7,24−5 ) ]
K’ = 0.26
= 1.268 m
'
HA = K .Hp
= 0.26 x1.268 m
= 0.328 m
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan analisis data angin dan fetch yang telah dilakukan didapatkan 3 arah angin
yang berpengaruh yaitu arah Timur, Tenggara, dan Selatan. Setelah dilakukan analisis fetch
didapatkan panjang fetch efektif dari arah Timur yaitu 7489,64 m ; arah Tenggara 8544,99 m;
dan arah Selatan 1610,77 m. Kemudian dilakukan hindcasting atau peramalan gelombang.
Berdasarkan analisis tersebut didapatkan gelombang seluruhnya kondisi non fully developed dan
termasuk Fetch limited. Kemudian dilakukan rekap tinggi gelombang (Hs) per tahun berdasarkan
tinggi gelombang dari hindcasting. Dalam tugas ini, tinggi gelombang maksimum per minggu
mewakili tinggi gelombang maksimum per tahun. Kemudian dilakukan proses peramalan
gelombang pada periode ulang tertentu. Terdapat 2 metode yang digunakan, yaitu Metode Fisher
Tippet II dan Metode Weibull. Berdasarkan Metode Fisher Tippet II didapatkan tinggi
gelombang maksimum 0,831 m untuk periode ulang 100 th. Sedangkan dari Metode Weibull
didapatkan tinggi gelombang maksimum 1,202 m untuk periode ulang 100 th. Maka, dari 2
tinggi gelombang maksimum tersebut diambil yang paling besar yaitu H=1,202 m. Tinggi
gelombang tersebut masih di laut dalam. Oleh sebab itu, perlu dilakukan refraksi untuk
mendapatkan tinggi gelombang di laut dangkal. Maka, didapatkan H=1,144 m untuk gelombang
dari arah Timur; H=1,268 m untuk gelombang dari arah Tenggara; H=0,969 m untuk gelombang
dari arah Selatan. Karena gelombang tersebut menabrak suatu rintangan maka perlu dilakukan
defraksi. Didapatkan H=0,296 m untuk gelombang dari arah Timur; H=0,328 m untuk
gelombang dari arah Tenggara, dan H=0,251 m untuk gelombang dari arah Selatan.