Anda di halaman 1dari 40

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL 2017

FAKULTAS TEKNIK SIPIL, LINGKUNGAN DAN KEBUMIAN


INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..............................................................................................................................................1
BAB I SOAL.............................................................................................................................................2
BAB II PENYELESAIAN.........................................................................................................................4
II.1. Data Perencanaan..........................................................................................................................4
a. Data Lokasi................................................................................................................................4
b. Data Kecepatan Angin Maximum Rata-Rata Harian dan Arahnya......................................4
c. Frekuensi Kejadian Angin.........................................................................................................5
II.2. Analisa Gelombang........................................................................................................................6
a. Panjang Fetch............................................................................................................................6
b. Hindcasting..............................................................................................................................12
c. Perkiraan Gelombang dengan Periode Ulang.......................................................................23
d. Refraksi....................................................................................................................................30
e. Difraksi.....................................................................................................................................36
BAB III KESIMPULAN.........................................................................................................................41

Teknik Sungai dan Pantai - Kelompok 4


1
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL 2017
FAKULTAS TEKNIK SIPIL, LINGKUNGAN DAN KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

BAB I
SOAL
TUGAS TEKNIS PANTAI

1. Buat Kelompok Data


a. Lihat peta ada 12 lokasi, masing2 kelompok mengerjkan 1 lokasi
b. Lihat data angin 1 kelompok mengerjakan 4 bulan data angin
c. Dari data angin ada beberapa arah, kelompokkan masing data sesuai arahnya

2. Buat atau Hitung panjang fetch efektif masing masing arah.


 Untuk Fetch maka dibuat penyimpangan arah angin setiap 5 o kekiri dan kanan arah
angin, kemudian hitung panjang fetch efektif.

3. Lakukan Peramalan gelombang/Hindcasting dengan cara dibawah, dengan catatan


durasi angin bertiup t = 4 jam.

Sta rt

23 23
 gF  UA Yes gt  gF  No
t c  68.8   2   t (Non Fully  68.8   2   7.15 x 10 4 (Fully
U  g Develo ped) UA U  Develo ped)
 A   A 

No
(Duration Limite d)

Yes 32 2
(Fetc h Limite d)  gt  UA
Fmin    
 68.8 U A  g

F  Fmin
12
U
2
 gF  UA
2
H m0  0.0016  A   H m 0  0.2433
g U 2  g
 A 
13
UA  gF  UA
T p  0.2857    T p  8.134 
g U 2  g
 A 

Fin is h Fin is h

a. Data angin diukur didarat pada ketinggian 14 meter dari permukaan laut
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL 2017
FAKULTAS TEKNIK SIPIL, LINGKUNGAN DAN KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

b. Perbedaan temperatus di udara dan air laut diabaikan


c. Dari hincasting didapat tinggi(Hs) dan periode gelombang (T) untuk setiap data
gelombang

4. Perhitungan Gelombang Rencana


a. Data angin yang digunakan asumsinya adalah pilih satu data untuk setiap minggunya
sebagai data maksimum tahunan sehingga diperoleh 18 – 20 data, kemudian disusun

Thn 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 11 1 1 1 1 1 1 1 1 2 Dst.
ke-1 0 2 3 4 5 6 7 8 9 0 .
Hs

b. Tentukan Tinggi gelombang rencana untuk umur rencana 10,15,25, 50, 75 dan 100
tahun dengan cara Weibull dan Fisher Tippet II
5. Pekerjaan Refraksi
a. Pilih tinggi gelombang yang paling besar dari perhitungan no.4
b. Lakukan refraksi dari gelombang yang pada butir (a) diatas dari semua arah dengan
menggunakan metode Puncak Gelombang.

6. Defraksi
a. Jika ada bangunan pemecah gelombang pada kedalaman -5.00 meter lakukan difraksi
pada titik2 dibelakan bangunan pemecah gelombang tersebut (gelombang datang
dipilih yang sudut datang gelombangnya paling besar.
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL, LINGKUNGAN DAN KEBUMIAN
2017
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

BAB II
PENYELESAIAN

II.1. Data Perencanaan


a. Data Lokasi

TITIK TINJAUAN

Gambar 2. 1. Lokasi Tinjauan – Munjungan

b. Data Kecepatan Angin Maximum Rata-Rata Harian dan Arahnya

Tabel 2. 1.. Kecepatan Angin Maximum Rata-Rata Harian dan Arahnya


KECEPATAN DAN ARAH
TGL SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER
KEC. ARAH KEC. ARAH KEC. ARAH KEC. ARAH
1 14 TG 17 T 16 TG 15 TG
2 14 TG 15 T 14 TG 15 B
3 15 T 18 TG 12 TTG 6 B
4 15 TG 15 S 18 TG 8 BD
5 14 TG 15 TG 17 T 5 B
6 15 TG 18 T 16 S 8 S
7 15 TG 15 T 15 TG 9 B
8 16 TG 19 TG 15 T 10 T
9 15 TG 16 T 15 TG 8 TG
10 15 TG 15 TG 15 TG 6 TG
11 15 T 14 BD 12 TG 12 BD
12 18 TG 14 TG 14 TG 8 BL
TGL KECEPATAN DAN ARAH
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL, LINGKUNGAN DAN KEBUMIAN
2017
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER


KEC. ARAH KEC. ARAH KEC. ARAH KEC. ARAH
13 16 T 13 TG 13 TG 10 B
14 14 TG 17 TG 14 TG 21 BD
15 15 TG 19 TG 11 TG 13 S
16 15 TG 16 TG 12 TG 12 BD
17 15 T 15 T 13 TG 12 B
18 14 S 17 T 14 TG 8 B
19 17 TG 18 TG 15 TG 10 BD
20 15 TG 15 TG 17 T 9 TG
21 19 TG 15 TG 16 TL 8 S
22 16 T 11 S 16 TG 8 BD
23 16 TG 11 S 15 S 8 BD
24 16 S 14 TG 17 TG 10 BD
25 15 S 14 S 12 T 8 BD
26 15 TG 16 TG 12 TG 7 BD
27 15 TG 16 T 13 B 10 BD
28 14 S 13 T 13 S 12 B
29 15 TG 14 TG 10 TG 9 BL
30 16 TG 12 TG 15 S 7 S
31 14 TG 10 U
JUMLAH 30 31 30 31
Keterangan :
Kecepatan Angin dalam Knot (millaut/jam). 1 Knot = 1,8 Km/Jam.
Data angin diukur didarat pada ketinggian 14 meter dari permukaan laut

c. Frekuensi Kejadian Angin


Tabel 2. 2. Frekuensi Kejadian Angin di Pantai Ngadipuro

Kecepata Arah Angin Jumlah


n U TL T TG S BD B BL
0 - 5 0 0 0 0 0 0 0 0
5 - 10 0 0 0 3 3 5 4 2
10 - 15 1 0 3 24 6 5 4 0
15 - 20 0 1 16 37 6 0 1 0
122
20 - 25 0 0 0 0 0 1 0 0
25 - 30 0 0 0 0 0 0 0 0
≥ 30 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah 1 1 19 64 15 11 9 2
Tabel 2. 3. Frekuensi Kejadian Angin di Pantai Ngadipuro dalam Persen

Kecepata Arah Angin Jumlah


DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL, LINGKUNGAN DAN KEBUMIAN
2017
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

n U TL T TG S BD B BL
0 - 5 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
5 - 10 0.00 0.00 0.00 2.46 2.46 4.10 3.28 1.64 13.93
10 - 15 0.82 0.00 2.46 19.67 4.92 4.10 3.28 0.00 35.25
15 - 20 0.00 0.82 13.11 30.33 4.92 0.00 0.82 0.00 50.00
20 - 25 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.82 0.00 0.00 0.82
25 - 30 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
≥ 30 0 0 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Jumlah 1 1 0.82 0.82 15.57 52.46 12.30 9.02 7.38
Titik 4. arah angin yang berpengaruh/untuk menghitung fetch yaitu Timur,
Tenggara, Selatan
Angka dominan dari arah Tenggara (TG) = 64 knot.
II.2. Analisa Gelombang
a. Panjang Fetch
Titik 4 pada Teluk Sumbreng di sekitar daerah Mundjungan dipengaruhi angin
dari arah timur, tenggara, dan selatan. Perhitungan panjang fetch menggunakan
software bantu dari Google Maps dan Autocad. Sehingga memiliki ketepatan yang
akurat dalam menentukan fetch dengan menarik garis sampai menabrak suatu
halangan berdasarkan masing-masing arah yang sudah ditentukan. Gambar 2.2-2.4
merupakan hasil dari penarikan garis terhadap masing-masing arah dengan
menggunakan pertambahan sudut 5° sampai sudut sebesar 45° pada kedua sisi dari
arah angin.

Gambar 2. 2. Fetch Efektif Arah Timur


DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL, LINGKUNGAN DAN KEBUMIAN
2017
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Gambar 2. 3. Fetch Efektif Arah Tenggara

Gambar 2. 4 Fetch Efektif Arah Selatan

Tahap perhitungan mencari panjang fetch efektif adalah sebagai berikut :

1. Menentukan Sudut Deviasi (α) pada kedua sisi fetch utama, dengan pertambahan
5° sampai total sudut geser sebesar 45° pada kedua sisi fetch utama. Lalu
mengukur panjang garis dari titik pantai sampai menabrak suatu halangan.
2. Besarnya cos α dati tiap-tiap sudut baik dari arah kanan maupun dari arah kiri
acuan 0° tiap arah angin adalah:
Dari arah kiri gelombang :
Cos 0° = 1.000 Cos 25° = 0.906
Cos 5° = 0.996 Cos 30° = 0.866
Cos 10° = 0.985 Cos 35° = 0.819
Cos 15° = 0.966 Cos 40° = 0.766
Cos 20° = 0.940 Cos 45° = 0.707
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL, LINGKUNGAN DAN KEBUMIAN
2017
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Dari arah kanan gelombang :


Cos 5° = 0.996 Cos 30° = 0.866
Cos 10° = 0.985 Cos 35° = 0.819
Cos 15° = 0.966 Cos 40° = 0.766
Cos 20° = 0.940 Cos 45° = 0.707
Cos 25° = 0.906
Total nilai cos α dari adalah 16.903
Lalu semua nilai cos dijumlahkan
3. Setelah didapatkan panjang garis yang ditarik tiap-tiap sudut sesuai perhitungan
nomor satu, hasil dari pengukuran tersebut dikalikan dengan nilai cos α.
4. Nilai yang didapatkan pada nomor tiga dijumlahan dalam tiap arah yang
berpengaruh.
5. Hitung panjang fetch efektif menggunakan rumus:

Σ (xi . cos α i)
eff =¿
Σcos α i
F¿

Berikut adalah contoh perhitungan fetch dari arah timur :

a. Menarik garis utama ke arah timur sebagai acuan 0° arah angin (arah datang
gelombang dari arah timur).
b. Menarik garis dengan sudut deviasi kelipatan 5° sampai 45° ke arah kiri
datangnya gelombang. Lakukan hal yang sama ke arah kanan datangnya
gelombang.
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL, LINGKUNGAN DAN KEBUMIAN
2017
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

kanan gelombang

arah
datangnya
gelombang

kiri gelombang

Gambar 2. 5 Sketsa datangnya arah gelombang fetch timur

c. Mengukur panjang garis disetiap sudut deviasi hingga menabrak daratan. Untuk
garis yang membentang ke laut bebas diasumsikan 30000 m. Didapatkan nilai
sebagai berikut :

Dari arah kiri gelombang


0° = 4299.311 m 25° = 4331.076 m
5° = 4202.957 m 30° = 30000 m
10° = 4189.52 m 35° = 30000 m
15° = 4002.736 m 40° = 30000 m
20° = 4387.711 m 45° = 30000 m
Dari arah kanan gelombang :
5° = 4028.801 m 30° = 434.901 m
10° = 603.535 m 35° = 416.995 m
15° = 539.008 m 40° = 404.887 m
20° = 494.575 m 45° = 395.299 m
25° = 458.79 m
d. Hasil pengukuran dikalikan dengan nilai cos α dan didapatkan nilai sebagai
berikut:
Dari arah kiri gelombang
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL, LINGKUNGAN DAN KEBUMIAN
2017
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Titik 0° = 4299.311 m x cos 0° = 4299.31 m


Titik 5° = 4202.957 m x cos 5° = 4186.96 m
Titik 10° = 4189.52 m x cos 10° = 4125.87 m
Titik 15° = 4002.736 m x cos 15° = 3866.35 m
Titik 20° = 4387.711 m x cos 20° = 4123.10 m
Titik 25° = 4331.076 m x cos 25° = 3925.29 m
Titik 30° = 30000 m x cos 30° = 25980.76 m
Titik 35° = 30000 m x cos 35° = 24574.56 m
Titik 40° = 30000 m x cos 40° = 22981.33 m
Titik 45° = 30000 m x cos 45° = 21213.20 m +
Total dari arah kiri gelombang = 119276.74 m

Dari arah kanan gelombang


Titik 5° = 4028.801 m x cos 5° = 4013.47 m
Titik 10° = 603.535 m x cos 10° = 594.37 m
Titik 15° = 539.008 m x cos 15° = 520.64 m
Titik 20° = 494.575 m x cos 20° = 464.75 m
Titik 25° = 458.79 m x cos 25° = 415.80 m
Titik 30° = 434.901 m x cos 30° = 376.64 m
Titik 35° = 416.995 m x cos 35° = 341.58 m
Titik 40° = 404.887 m x cos 40° = 310.16 m
Titik 45° = 395.299 m x cos 45° = 3040.07 m +
Total dari arah kanan gelombang = 7316.93 m
e. Menghitung fetch efektif untuk gelombang dari arah timur.
Σ ( xi . cos α i)
eff =¿
Σcos α i
F¿
119276.74 m+7316.93 m
eff =¿
16.901
F¿
eff =¿ 7489.635 m
F¿
f. Hasil perhitungan fetch efektif

Tabel 2. 4. Hasil Perhitungan fetch efekti dari segala arah


Xi (m) Xi . cos α
Sudut, αi Cos α
T TG S T TG S
Kiri 45 0.707 30000 428.795 0 21213.20 303.20 0.00
40 0.766 30000 427.236 0 22981.33 327.28 0.00
35 0.819 30000 436.729 0 24574.56 357.75 0.00
30 0.866 30000 460.968 0 25980.76 399.21 0.00
25 0.906 4331.076 579.573 0 3925.29 525.27 0.00
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL, LINGKUNGAN DAN KEBUMIAN
2017
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

20 0.940 4387.711 641.625 0 4123.10 602.93 0.00


15 0.966 4002.736 678.208 385.399 3866.35 655.10 372.27
10 0.985 4189.52 761.775 451.398 4125.87 750.20 444.54
5 0.996 4202.957 901.886 436.082 4186.96 898.45 434.42
0 1.000 4299.311 30000 432.292 4299.31 30000.00 432.29
5 0.996 4028.801 30000 427.236 4013.47 29885.84 425.61
10 0.985 603.535 30000 436.729 594.37 29544.23 430.09
15 0.966 539.008 30000 460.968 520.64 28977.77 445.26
20 0.940 494.575 4331.076 579.573 464.75 4069.88 544.62
Kana
25 0.906 458.79 4387.711 641.625 415.80 3976.62 581.51
n
30 0.866 434.901 4002.736 678.208 376.64 3466.47 587.35
35 0.819 416.995 4189.52 761.775 341.58 3431.85 624.01
40 0.766 404.887 4202.957 901.886 310.16 3219.65 690.88
45 0.707 395.299 4299.311 30000 279.52 3040.07 21213.20
36593.17
Total 16.903 153190.102 150730.106 1 126593.669 144431.793 27226.060
Fetch Efektif (m) 7489.635 8544.988 1610.770

KET :
T = Timur
TG = Tenggara
S = Selatan

b. Hindcasting
Untuk menghitung tinggi gelombang digunakan analisis hindcasting, Inti dari
proses hindcasting adalah untuk memperkirakan besar tinggi gelombang dan
periodenya berdasarkan data angin. Sebenarnya akan lebih baik jika analisis
gelombang dilakukan berdasarkan data gelombang. Akan tetapi data gelombang tidak
tersedia di Indonesia, sehingga gelombang tersebut diprediksi berdasarkan data angin
yang merupakan factor utama pembentukan gelombang. Metode yang digunakan
dalam proses hindcasting ini mengikuti metode yang dijelaskan di dalam SPM (Shore
Protection Manual, 1984). Bagan alir proses hindcasting tersebutdisajikan pada
gambar 2.6. berikut.
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL, LINGKUNGAN DAN KEBUMIAN
2017
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Gambar 2. 6. Diagram Alir Proses Hindcasting


(Sumber : SPM 1984)
Dimana :
Hm0 = Tinggi gelombang signifikan menurut spektral energi (m)
Tp = Perioda puncak gelombang
Td = Lama angin berhembus (detik)
F = Panjang fetch efektif (m)
Ua = Wind stress faktor (kec. Angin yang dimodifikasi)

Langkah – Langkah Perhitungan Hindcasting :

Pada langkah-langkah perhitungan hindacasting dilengkapi dengan contoh perhitungan


hindcasting pada tanggal 1 September.

1. Kecepatan Angin (Uz)


Diketahui :
 Kecepatan angin rata-rata = 14
 1 knot = 1,8 km/jam = 0,5 m/s
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL, LINGKUNGAN DAN KEBUMIAN
2017
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Penyelesaian :
Kecepatan Angin=Kecepatan angin rata−rata× faktor konversi
= 14 × 0,5 m/s = 7 m/s
2. Kecepatan Angin pada Ketinggian 10 m diatas Permukaan Laut (U10)
10 17
( )
U 10=U z
z
Dimana:
U10 = Kecepatan angin pada ketinggian 10 m diatas permukaan laut
Uz = Kecepatan angin (m/s)
z = Ketinggian (m)
Diketahui :
 Uz = 7 m/s
 z = 14 m
Penyelesaian :
1
10 7
( )
U 10=7 m/ s
14 m
= 7 m/s

3. Kecepatan Angin di Laut (Uw)


U
R L= W
UL
Dimana :
RL = Faktor koreksi terhadap kecepatan angin di darat
Uw = Kecepatan angin di atas permukaan laut (m/s)
UL = Kecepatan angin di atas daratan (m/s)
Penyelesaian :
a. Faktor koreksi terhadap kecepatan angin di darat (RL)

RL=1.3
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL, LINGKUNGAN DAN KEBUMIAN
2017
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Gambar 2. 7. Hubungan Kecepatan Angin di Laut


(Sumber: Bambang Triatmodjo, 2011)

Dari grafik didapatkan hasil RL sebesar 1,3.

b. Kecepatan Angin di Laut (Uw)


Diketahui :
 UL = U10 = 7 m/s
 RL = 1,3

Penyelesaian :

Uw = RL × UL

= 1,3 × 7 m/s

= 8,67 m/s

4. Faktor Tegangan Angin (UA)


U A =0,71U 1,23
Dimana :
U = Kecepatan angin (m/s)
UA = Faktor tegangan angin (m/s)
Diketahui :
 U = 8,67 m/s
Penyelesaian :
1,23
U A =0,71×( 8,67 m/ s)
= 10,12 m/s
5. Panjang Fetch Efektif (F)
Hasil fetch didapatkan dari penyelesaian subab a. Fetch , pada tanggal 1 September
didapatkan hasil panjang fecth efektif sebesar : 8544,99 m
6. Analisa Non Fully Developed dan Fully Developed
2
¿ =688,8 × gF 3 ≤7,15 ×10 4
UA ( )
U 2A
Dimana :
g = Percepatan gravitasi (9,8 m/s2)
t = Lama angin berhembus (detik)
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL, LINGKUNGAN DAN KEBUMIAN
2017
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

UA = Faktor tegangan angin (m/s)


F = Panjang Fetch Efektif (m)
Syarat :
2
gF
¿
 Apabila U =688,8 × 2
A ( )
UA
3

2
≤7,15 ×10 4 , maka Non Fully Developed

¿ =688,8 × gF
 Apabila UA ( )
U 2A
3
≥7,15 ×10 4 , maka Fully Developed

Diketahui :
 g = 9,8 m/s2
 t = 4 jam = 14400 detik
 UA = 10,12 m/s
Penyelesaian :
2
¿ =688,8 × gF 3 ≤7,15 ×10 4
UA ( )
UA
2

m
9,8 2 × 14400detik
s ≤ 7,15 × 104 → Non Fully Developed
=13943,96
10,12
7. Analisa Fetch Limited dan Duration Limited
gF 2 U
( )
t c =688,8× 2 3 × A ≤ t
UA g
Dimana :
t = Lama angin berhembus (detik)
g = Percepatan gravitasi (9,8 m/s2)
UA = Faktor tegangan angin (m/s)
F = Panjang Fetch efektif (m)
Syarat :
gF 23 U A
 Apabila c t =688,8×
( )
U 2A
×
g
≤ t , maka Fetch Limited

gF 3 U A
2

 Apabila c t =688,8×
( )
UA
2
×
g
≥ t , maka Duration Limited

Diketahui :
 g = 9,8 m/s2
 t = 4 jam = 14400 detik
 UA = 10,12 m/s
 F = 8544,99 m

Penyelesaian :
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL, LINGKUNGAN DAN KEBUMIAN
2017
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

2
m

( )
3
9,8 2 ×8544,99 m
s 10,12 m/s
t c =688,8× ×
≤ 14400 detik
(10,12 m/s)2 m
9,8 2
s
= 6212,31 detik ≤ 14400 detik → Fetch Limited
8. Penentuan Tinggi Gelombang Signifikan menurut Spektral Energi (Hm0) dan Perioda
Puncak Gelombang (Tp)
a. Tinggi Gelombang Signifikan menurut Spektral Energi (Hm0)
U 2A gF
1
H m 0=0.0016 ×
g ( )
× 2 2
UA
Dimana :

Hm0 = Tinggi gelombang signifikan menurut spektral energi (m)


g = Percepatan gravitasi (9,8 m/s2)
UA = Faktor tegangan angin (m/s)
F = Panjang Fetch efektif (m)
Diketahui :
 UA = 10,12 m/s
 F = 8544,99 m
 g = 9,8 m/s2
Penyelesaian :
1
m

( )
2
2 9,8 2 × 8544,99m
( 10,12 m/s ) s
H m 0=0.0016 × ×
m
9,8 2 ( 10,12m/s )2
s

= 0,48 m
b. Perioda Puncak Gelombang (Tp)
UA gF
1
T p =0.2857 ×
g ( )
× 2
UA
3

Dimana :

Tp = Perioda Puncak Gelombang


g = Percepatan gravitasi (9,8 m/s2)
UA = Faktor tegangan angin (m/s)
F = Panjang Fetch efektif (m)
Diketahui :
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL, LINGKUNGAN DAN KEBUMIAN
2017
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

 UA = 10,12 m/s
 F = 8544,99 m
 g = 9,8 m/s2
Penyelesaian :
1
m

( )
3
9,8 ×8544,99 m
10,12 m/ s s2
T p =0.2857 × ×
m
9,8 2 ( 10,12 m/s )2
s
= 2,76 detik
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL 2017
FAKULTAS TEKNIK SIPIL, LINGKUNGAN DAN KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Tabel 2. 5. Rekapitulasi Hasil Hindcasting

Teknik Sungai dan Pantai - Kelompok 4


18
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL 2017
FAKULTAS TEKNIK SIPIL, LINGKUNGAN DAN KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Teknik Sungai dan Pantai - Kelompok 4


19
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL 2017
FAKULTAS TEKNIK SIPIL, LINGKUNGAN DAN KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Teknik Sungai dan Pantai - Kelompok 4


20
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL 2017
FAKULTAS TEKNIK SIPIL, LINGKUNGAN DAN KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Teknik Sungai dan Pantai - Kelompok 4


21
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL 2017
FAKULTAS TEKNIK SIPIL, LINGKUNGAN DAN KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

c. Perkiraan Gelombang dengan Periode Ulang


Frekuensi gelombang merupakan faktor yang mempengaruhi perencanaan
bangunan pantai. Untuk menetapkan gelombang dengan periode ulang tertentu
dibutuhkan data gelombang dengan jangka waktu pengukuran yang cukup
panjang (beberapa tahun). Periode ulang adalah suatu interval rata-rata yang
dinyatakan dalam satuan waktu (tahun) antara peristiwa terjadinya gelombang
yang tertentu besarnya dengan suatu gelombang yang bernilai sama atau
melampauinya. Data untuk menetapkan gelombang dengan periode ulang tertentu
tersebut bisa merupakan data pengukuran langsung gelombang atau data
gelombang hasil hindcasting. Gelombang maksimum pertahun dari perhitungan
hindcasting dan hasil perhitungan periode ulang (metode Fisher Tippet II) tersaji
dalam table berikut.

Tabel 2. 6. Gelombang Maksimum per Tahun


Tahu
n Hs
ke- (m)
1 0.52
2 0.56
3 0.60
4 0.52
5 0.56
6 0.60
7 0.60
8 0.51
9 0.56
10 0.52
11 0.52
12 0.55
13 0.52
14 0.32
15 0.33
16 0.11

Teknik Sungai dan Pantai - Kelompok 4


22
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL 2017
FAKULTAS TEKNIK SIPIL, LINGKUNGAN DAN KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Perhitungan tinggi gelombang dengan periode tertentu dapat dicari


menggunakan rumus regresi sebagai berikut :

m−0,44
P ( H s ≤ H sm ) =1− = 0.965
N T +0,12

y m=−ln {−lnP ( H s ≤ H sm ) }

Ĥsm=0.49 m

ŷm=0.55 m

K=n=Nt =16

n . ∑ H sm . y m−∑ H sm . ∑ y m
^
A= 2
n . ∑ ( y m2)−( ∑ y m )

^ 16 . 5,77−7,91 . 8.84
A= = 0,08
16 . 26,86−( 26.86 )2
^ = H́ sm − ^
B A . ý m
^
B=0,49−0,08 . 0,55
= 0,41

Maka persamaan regresi yang diapakan adalah H sm= ^


^ A . y m + ^B
^
H sm=0,08 ym+0,43

Sehingga hasi perhitungan dari regresi diatas tersaji dalam table berikut.

Teknik Sungai dan Pantai - Kelompok 4


23
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL 2017
FAKULTAS TEKNIK SIPIL, LINGKUNGAN DAN KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Tabel 2. 7. Perhitungan Gelombang Dengan Periode Ulang Menggunakan Metode Fisher Tippet II

ym
m Hsm P ym Hsm.ym Hsm− H́ sm ^ sm ( H sm− ^
2
H sm )
( ^
H sm H sm− H
1 0.60 0.965 3.342 2.001 11.171 ¿   ¿2
0.01095 0.680 -0.082 0.00666
2 0.60 0.903 2.285 1.368 5.221 0.01095 0.596 0.002 0.00001
3 0.60 0.841 1.755 1.051 3.079 0.01095 0.554 0.045 0.00199
4 0.56 0.779 1.388 0.778 1.927 0.00437 0.525 0.035 0.00124
5 0.56 0.717 1.101 0.617 1.212 0.00437 0.502 0.058 0.00337
6 0.56 0.655 0.860 0.482 0.740 0.00437 0.483 0.077 0.00596
7 0.55 0.593 0.649 0.357 0.421 0.00315 0.466 0.084 0.00706
8 0.52 0.531 0.457 0.238 0.209 0.00070 0.451 0.070 0.00484
9 0.52 0.469 0.278 0.145 0.077 0.00070 0.437 0.084 0.00703
10 0.52 0.407 0.106 0.055 0.011 0.00070 0.423 0.097 0.00950
11 0.52 0.345 -0.062 -0.033 0.004 0.00070 0.410 0.111 0.01230
12 0.52 0.283 -0.233 -0.121 0.054 0.00070 0.396 0.124 0.01550
13 0.51 0.221 -0.412 -0.211 0.170 0.00028 0.382 0.129 0.01661
14 0.33 0.159 -0.610 -0.202 0.372 0.02655 0.366 -0.035 0.00122
15 0.32 0.097 -0.848 -0.275 0.719 0.02886 0.347 -0.023 0.00053
16 0.11 0.035 -1.212 -0.133 1.469 0.14760 0.318 -0.208 0.04340
Jumla
h 7.91 8.00 8.84 6.12 26.86 0.26 0.13722

Teknik Sungai dan Pantai - Kelompok 4


24
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
2017
FAKULTAS TEKNIK SIPIL, LINGKUNGAN DAN KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Perkiraan interval keyakinan adalah penting dalaman alisis gelombang


ekstrim. Hal ini mengingat bahwa biasanya periode pencatatan gelombang adalah
pendek, tingkat ketidak pastian yang tinggi dalam perkiraan gelombang ekstrim.
Batas keyakinan sangat dipengaruhi oleh penyebaran data, sehingga nilainya
bergantung pada deviasi standar. Standar deviasi yang dinormalkan dapat dihitung
dengan rumus berikut.

v
y r−c+ ε . ln ¿
¿
1/ 2
1+α .¿
¿
1
σ nr = ¿
√N
dengan

{ (
y r=−ln −ln 1−
1
L . Tr )}
N
; L= T
K

−1.3

α =α 1 . e α .N +k . √−ln v
2

Dengan kofisien-koefisien yang digunakan pada tabel dibawah.

Distribusi α1 α1 k C ε

FT-1 0.64 9 0.93 0 1.33

σ r =σ nr . σH s
1/ 2

[ ]
N
1 2
σ Hs= ∑
N −1 i=1
( H sm− H́ sm )

N= jumlah data

Sehingga didapatkan hasil perhitungan seperti pada table dibawah

Periode yr H sr σr H sr −1,28.σ r H sr +1,28. σ r


(Tahun) σ nr
(Tahun) (m) (m) (m)
2 0.367 0.444 0.269 0.0352 0.399 0.489
5 1.500 0.534 0.278 0.0363 0.487 0.580
10 2.250 0.593 0.284 0.0371 0.546 0.641

Teknik Sungai dan Pantai - Kelompok 4


25
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
2017
FAKULTAS TEKNIK SIPIL, LINGKUNGAN DAN KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

25 3.199 0.669 0.292 0.0382 0.620 0.718


50 3.902 0.725 0.299 0.0390 0.675 0.775
100 4.600 0.780 0.306 0.0400 0.729 0.831
Perhitungan tinggi gelombang dengan periode tertentu dapat dicari
menggunakan rumus regresi sebagai berikut :

0,27
m−0,2−
P ( H s ≤ H sm ) =1−
√k
0,23
N T +0,2+
√k
1/ k
[
y m= −ln {1−P ( H s ≤ H sm ) } ]
Ĥsm=0,49 m

ŷm=1,22 m

K=n=Nt =16

n . ∑ H sm . y m−∑ H sm . ∑ y m
^
A= 2
n . ∑ ( y m2)−( ∑ y m )

^ 16 . 2,77−1,99 . 19,59
A= = 0,04
16 . 64,99−( 19,59 )2
^ = H́ sm − ^
B A . ý m
^
B=0,49−0,04.1.22
= 0,45

Maka persamaan regresi yang diapakan adalah H sm= ^


^ A . y m + ^B
^
H sm=0,04 ym+ 0,45

Sehingga hasi perhitungan dari regresi diatas tersaji dalam table berikut.

Teknik Sungai dan Pantai - Kelompok 4


26
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL 2017
FAKULTAS TEKNIK SIPIL, LINGKUNGAN DAN KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Tabel 2. 8. Perhitungan Gelombang Dengan Periode Ulang Menggunakan Metode Weibull

m Hsm P ym Hsm.ym ym ^
H sm 2
(
Hsm− H́ sm ^ sm
H sm− H ( H sm− ^
H sm )
1 0.60 0.971 6.263 3.750 39.230 ¿   ¿2
0.01095 0.913 -0.314 0.09853
2 0.60 0.903 3.419 2.047 11.687 0.01095 0.686 -0.088 0.00769
3 0.60 0.841 2.420 1.449 5.856 0.01095 0.607 -0.008 0.00007
4 0.56 0.779 1.818 1.018 3.304 0.00437 0.559 0.001 0.00000
5 0.56 0.717 1.402 0.786 1.966 0.00437 0.526 0.034 0.00116
6 0.56 0.655 1.095 0.613 1.199 0.00437 0.502 s0.059 0.00343
7 0.55 0.593 0.857 0.472 0.735 0.00315 0.483 0.067 0.00456
8 0.52 0.531 0.668 0.348 0.447 0.00070 0.468 0.053 0.00279
9 0.52 0.469 0.515 0.268 0.266 0.00070 0.456 0.065 0.00422
10 0.52 0.407 0.390 0.203 0.152 0.00070 0.446 0.075 0.00561
11 0.52 0.345 0.287 0.150 0.083 0.00070 0.437 0.083 0.00690
12 0.52 0.283 0.203 0.106 0.041 0.00070 0.431 0.090 0.00807
13 0.51 0.221 0.134 0.068 0.018 0.00028 0.425 0.085 0.00731
14 0.33 0.159 0.079 0.026 0.006 0.02655 0.421 -0.090 0.00804
15 0.32 0.097 0.036 0.012 0.001 0.02886 0.417 -0.093 0.00870
16 0.11 0.035 0.008 0.001 0.000 0.14760 0.415 -0.305 0.09321
Jumla
h 7.91 8.01 19.59 11.32 64.99 0.26 0.26029

Teknik Sungai dan Pantai - Kelompok 4


27
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL 2017
FAKULTAS TEKNIK SIPIL, LINGKUNGAN DAN KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Perkiraan interval keyakinan adalah penting dalaman alisis gelombang


ekstrim. Hal ini mengingat bahwa biasanya periode pencatatan gelombang adalah
pendek, tingkat ketidak pastian yang tinggi dalam perkiraan gelombang ekstrim.
Batas keyakinan sangat dipengaruhi oleh penyebaran data, sehingga nilainya
bergantung pada deviasi standar. Standar deviasi yang dinormalkan dapat dihitung
dengan rumus berikut.

v
y r−c+ ε . ln ¿
¿
1/ 2
1+α .¿
¿
1
σ nr = ¿
√N
dengan

{ (
y r=−ln −ln 1−
1
L . Tr )}
N
; L= T
K

−1.3

α =α 1 . e α .N +k . √−ln v
2

Dengan kofisien-koefisien yang digunakan pada tabel dibawah.

Distribusi α1 α1 k c ε

Weibull
2.05 114 0.69 0.4 0.72
(k=1,4)

σ r =σ nr . σH s
1/ 2

[ ]
N
1 2
σ Hs= ∑
N −1 i=1
( H sm− H́ sm )

N= jumlah data

Sehingga didapatkan hasil perhitungan seperti pada table dibawah

Periode yr H sr H sr −1,28.σ r H sr +1,28. σ r


σ nr σr
(Tahun)
(Tahun) (m) (m) (m)
2 0.588 0.461 0.271 0.0354 0.416 0.507
5 1.993 0.573 0.282 0.0368 0.526 0.620
10 3.349 0.681 0.294 0.0383 0.632 0.730

Teknik Sungai dan Pantai - Kelompok 4


28
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL 2017
FAKULTAS TEKNIK SIPIL, LINGKUNGAN DAN KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

25 5.443 0.847 0.315 0.0411 0.795 0.900


50 7.220 0.989 0.335 0.0438 0.933 1.045
100 9.146 1.142 0.359 0.0469 1.082 1.202
d. Refraksi
Refraksi terjadi karena adanya pengaruh perubahan kedalaman laut. Di
daerah di mana kedalaman air lebih besar dari setengah panjang gelombang, d/L0
> 0,5, yaitu di laut dalam, gelombang menjalar tanpa dipengaruhi dasar laut.
Tetapi di laut transisi dan dangkal, dasar laut mempengaruhi gelombang.
(Triatmodjo, Bambang : 2011).

Gambar 2.8. menunjukkan contoh refraksi gelombang di daerah pantai


yang mempunyai garis kontur dasar laut dan garis pantai yang tdak teratur. Suatu
deretan gelombang di laut dalam mempunyai panjang gelombang L0 dan garis
puncak gelombang sejajar bergerak menuju pantai. Setelah melewati kontur
dengan kedalaman relatif d/L0 > 0,5; garis puncak gelombang yang semula lurus
berubah bentuk dan berusaha untuk sejajar dengan garis kontur dan garis pantai.
Garis ortogonal gelombang membelok dalam arah menuju tegak lurus garis
kontur. Pada lokasi satu, garis ortogonal gelombang menguncup. Sedangkan, di
lokasi dua garis ortoganal gelombang menyebar.

Gambar 2. 8. Refraksi Gelombang


(Sumber: Bambang Triatmodjo, 2011)

Perubahan arah gelombang karena refraksi tersebut menghasilkan


konvergensi (pengucupan) atau divergensi (penyebaran) energi gelombang dan

Teknik Sungai dan Pantai - Kelompok 4


29
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL 2017
FAKULTAS TEKNIK SIPIL, LINGKUNGAN DAN KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

mempengaruhi energy gelombang yang terjadi di suatu tempat di daerah pantai.


(Triatmodjo, Bambang : 2011).

Adapun tahap-tahap perhitungan refraksi sebagai berikut :

 Mencari Periode Gelombang (T)

1. Hm0 dan Tp didapatkan dari perhitungan Hindcasting


Tabel 2. 9. Hm0 dan Tp - perhitungan Hindcasting

Hmo Tp Hmo Tp Hmo Tp


No No No
(m) (detik) (m) (detik) (m) (detik)
1 0.48 2.76 28 0.21 1.58 56 0.51 2.82
2 0.48 2.76 29 0.52 2.84 57 0.48 2.70
3 0.49 2.72 30 0.51 2.82 58 0.43 2.60
4 0.52 2.84 31 0.52 2.77 59 0.48 2.76
5 0.48 2.76 32 0.49 2.72 60 0.41 2.63
6 0.52 2.84 33 0.56 2.91 61 0.48 2.76
7 0.52 2.84 34 0.23 1.63 62 0.51 2.82
8 0.51 2.82 35 0.52 2.84 63 0.48 2.76
9 0.52 2.84 36 0.52 2.78 64 0.41 2.63
10 0.52 2.84 37 0.49 2.72 65 0.56 2.91
11 0.49 2.72 38 0.60 2.97 66 0.52 2.77
12 0.56 2.91 39 0.48 2.70 67 0.22 1.62
13 0.48 2.70 40 0.52 2.84 68 0.52 2.84
14 0.48 2.76 41 - - 69 0.49 2.72
15 0.52 2.84 42 0.48 2.76 70 0.52 2.84
16 0.52 2.84 43 0.46 2.72 71 0.52 2.84
17 0.49 2.72 44 0.55 2.89 72 0.41 2.63
18 0.21 1.58 45 0.60 2.97 73 0.48 2.76
19 0.55 2.89 46 0.51 2.82 74 0.46 2.72
20 0.52 2.84 47 0.49 2.72 75 0.48 2.76
21 0.60 2.97 48 0.52 2.77 76 0.39 2.58
22 0.48 2.70 49 0.56 2.91 77 0.41 2.63
23 0.51 2.82 50 0.52 2.84 78 0.46 2.72
24 0.22 1.62 51 0.52 2.84 79 0.48 2.76
25 0.23 1.63 52 0.17 1.48 80 0.52 2.84
26 0.52 2.84 53 0.17 1.48 81 0.52 2.77
27 0.52 2.84 54 0.48 2.76 82 - -

Teknik Sungai dan Pantai - Kelompok 4


30
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL 2017
FAKULTAS TEKNIK SIPIL, LINGKUNGAN DAN KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Hmo Tp Hmo Tp Hmo Tp


No No No
(m) (detik) (m) (detik) (m) (detik)
83 0.51 2.82 96 - - 109 - -
84 0.23 1.63 97 0.12 1.33 111 0.33 2.44
85 0.55 2.89 98 - - 112 0.13 1.35
86 0.39 2.52 99 0.32 2.37 113 - -
87 0.41 2.63 100 0.29 2.33 114 - -
88 - - 101 0.21 2.09 115 - -
89 0.20 1.56 102 - - 116 - -
90 0.35 2.48 103 - - 117 - -
91 0.23 1.63 104 - - 118 - -
92 0.52 2.84 105 - - 119 - -
93 - - 106 - - 120 - -
94 - - 107 - - 121 0.11 1.28
95 - - 108 - - 122 - -

2. Hm0 dan Tp diurutkan dari yang terkecil hingga terbesar.

Tabel 2. 10. Urutan Hm0 dan Tp

Hmo Tp Hmo Tp Hmo Tp


No No No
(m) (detik) (m) (detik) (m) (detik)
1 0.11 1.28 15 0.23 1.63 29 0.46 2.72
2 0.12 1.33 16 0.23 1.63 30 0.46 2.72
3 0.13 1.35 17 0.29 2.33 31 0.46 2.72
4 0.17 1.48 18 0.32 2.37 32 0.48 2.76
5 0.17 1.48 19 0.33 2.44 33 0.48 2.76
6 0.20 1.56 20 0.35 2.48 34 0.48 2.76
7 0.21 1.58 21 0.39 2.52 35 0.48 2.76
8 0.21 1.58 22 0.39 2.58 36 0.48 2.76
9 0.21 1.58 23 0.41 2.63 37 0.48 2.76
10 0.21 2.09 24 0.41 2.63 38 0.48 2.76
11 0.22 1.62 25 0.41 2.63 39 0.48 2.76
12 0.22 1.62 26 0.41 2.63 40 0.48 2.76
13 0.23 1.63 27 0.41 2.63 41 0.48 2.76
14 0.23 1.63 28 0.43 2.60 42 0.48 2.76
No Hmo Tp No Hmo Tp No Hmo Tp

Teknik Sungai dan Pantai - Kelompok 4


31
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL 2017
FAKULTAS TEKNIK SIPIL, LINGKUNGAN DAN KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

(m) (detik) (m) (detik) (m) (detik)


43 0.48 2.76 61 0.51 2.82 79 0.52 2.84
44 0.48 2.70 62 0.52 2.77 80 0.52 2.84
45 0.48 2.70 63 0.52 2.77 81 0.52 2.84
46 0.48 2.70 64 0.52 2.77 82 0.52 2.84
47 0.48 2.70 65 0.52 2.77 83 0.52 2.84
48 0.49 2.72 66 0.52 2.78 84 0.52 2.84
49 0.49 2.72 67 0.52 2.84 85 0.52 2.84
50 0.49 2.72 68 0.52 2.84 86 0.52 2.84
51 0.49 2.72 69 0.52 2.84 87 0.55 2.89
52 0.49 2.72 70 0.52 2.84 88 0.55 2.89
53 0.49 2.72 71 0.52 2.84 89 0.55 2.89
54 0.49 2.72 72 0.52 2.84 90 0.56 2.91
55 0.51 2.82 73 0.52 2.84 91 0.56 2.91
56 0.51 2.82 74 0.52 2.84 92 0.56 2.91
57 0.51 2.82 75 0.52 2.84 93 0.56 2.91
58 0.51 2.82 76 0.52 2.84 94 0.60 2.97
59 0.51 2.82 77 0.52 2.84 95 0.60 2.97
60 0.51 2.82 78 0.52 2.84 96 0.60 2.97
3. Grafik Hasil Hm0 dan Tp

Tinggi dan periode gelombang


3.50

3.00
f(x) = 1.18 ln(x) + 3.61
Periode Gelombang (detk)

2.50

2.00

1.50

1.00

0.50

0.00
0.00 0.10 0.20 0.30 0.40 0.50 0.60 0.70
Tinggi Gelombang (m)

Gambar 2. 9. Grafik Hm0 dan Tp


Dari grafik diatas didapatkan persamaan regresi
y = 1,1835ln(x) + 3,6051
maka , untuk H = 1,202m

Teknik Sungai dan Pantai - Kelompok 4


32
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL 2017
FAKULTAS TEKNIK SIPIL, LINGKUNGAN DAN KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

y = T = 1,1835*ln(1,202)+3,6051
= 3,823 detik
4. Perhitungan Koefisien Shoaling (Ks)
Diketahui :
T = 3,823 detik
d =5m
2 2
L0=1,56 T ¿ 1,56 × ( 3,823 detik ) =22,796 m
L0 22,2796 m m d 5m
C0 = ¿ =5,963 = =0,219
T 3,823 detik s L0 22,796 m
Tabel L-1 :

d d n
L0 L
0,219 0,241 0,6466
0,220 0,242 0,6456

Interpolasi untuk nilai d/Lo = 0,219 →0,646


d
=0,242 → L = 20,705 m
L

Pada laut dalam nilai n0 adalah 0,5

Ks=
√ n0 L0
nL
¿
√ 0,5 ×22,796
0,646 × 20,705
=0,92

5. Perhitungan Koefisien Refraksi (Kr)

L 20,705 m m
C= = =5,416
T 3,823 detik s

Arah datang gelombang di laut dalam :


Diketahui :
H = 1,202 m dari arah tenggara (TG)
∝0 = 11 (arah datang gelombang dari laut dalam terhadapt garis pantai)
Penyelesaian :

Teknik Sungai dan Pantai - Kelompok 4


33
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL 2017
FAKULTAS TEKNIK SIPIL, LINGKUNGAN DAN KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

sin ∝= ( CC ) ×sin ∝
0
0

( )
5,416
s
¿ ×sin 11=0,1733 → ∝ = 41,298
m
5,963
s

Kr=
√ cos ∝0
cos ∝

¿
√ cos 11
cos 41,298
=1,143

6. Tinggi Gelombang
Tinggi gelombang di laut dangkal pada kedalaman d = 5m.
H 0=1,202 m
H=K s × K r × H 0
¿ 0,92× 1,143× 1,202 m=1,268 m
Maka didapatkan tinggi gelombang akibat refraksi setinggi 1,268 m.
Tabel 2. 11 Rekapitulasi Refraksi Berdasarkan Arah Mata Angin

Arah Mata Angin ∝0 Sinα α Kr H


Timur 37 0,547 41,298 1,031 1,144
Tenggara 11 0,1733 41,298 1,1431 1,268
Selatan 55 0,744 41,298 0,8738 0,969

e. Difraksi
Difraksi gelombang terjadi apabila gelombang datang terhalang oleh suatu
rintangan seperti pemecah gelombang (breakwater), maka gelombang tersebut
akan membelok di sekitar ujung rintangan dan masuk di daerah terlindung
dibelakangnya seperti pada Gambar 2.10 (Triatmodjo, Bambang : 2011).

Teknik Sungai dan Pantai - Kelompok 4


34
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL 2017
FAKULTAS TEKNIK SIPIL, LINGKUNGAN DAN KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Gambar 2. 10 Difraksi Gelombang di Belakang Rintangan


(Sumber: Bambang Triatmodjo, 2011)

Dari perhitungan refraksi didapatkan :

T = 3.82 detik
d =5m

 Mencari panjang gelombang

Lo = 1.56 T 2

Lo = 1.56(3.82)T 2

Lo = 22.80 m

d 5m
= = 0.2193
Lo 22.80 m

Teknik Sungai dan Pantai - Kelompok 4


35
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL 2017
FAKULTAS TEKNIK SIPIL, LINGKUNGAN DAN KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Tabel 2. 12 Nilai d/L

(Sumber: Bambang Triatmodjo, 2011)

Teknik Sungai dan Pantai - Kelompok 4


36
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL 2017
FAKULTAS TEKNIK SIPIL, LINGKUNGAN DAN KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

d
Dari Tabel 2.11 didapatkan data untuk mencari nilai
L
Tabel 2. 13 Data interpolasi d/ Lo
d d
Lo L
0.2190 0.2412
0.2200 0.2421

d
L
= 0.2412+ [ 0.2421−0.2412
0.2200−0.2190
× ( 0.2193−0.2190 ) ]
d
= 0.2415
L

d
5m
L = d = = 20.70 m
0.2415
L

Diasumsikan :

r = 150 m

θ = 45º

β = 30º

r 150 m
Maka nilai = = 7.24
L 20.70 m

Untuk mendapatkan koefisien difraksi, K’, dilakukan interpolasi berdasarkan


Tabel 2.13.

Teknik Sungai dan Pantai - Kelompok 4


37
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL 2017
FAKULTAS TEKNIK SIPIL, LINGKUNGAN DAN KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Tabel 2. 14 Koefisien difraksi gelombang, K', dari gelombang datang.

(Sumber: Bambang Triatmodjo, 2011)

Teknik Sungai dan Pantai - Kelompok 4


38
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL 2017
FAKULTAS TEKNIK SIPIL, LINGKUNGAN DAN KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Dari Tabel 2.13 didapatkan data untuk mencari nilai K’

Tabel 2. 15 Data interpolasi koedisien difraksi gelombang


r
K’
L
5 0.29
10 0.22

K’ = 0.29+ [ 0.21−0.29
10−5
× ( 7,24−5 ) ]
K’ = 0.26

 Tinggi gelombang yang ditinjau

HP = tinggi gelombang di ujung rintangan arah Tenggara (dari


perhitungan refraksi arah Tenggara)

= 1.268 m
'
HA = K .Hp

= 0.26 x1.268 m

= 0.328 m

Maka tinggi gelombang akibat difraksi adalah 0.328 m.

Tabel 2. 16 Rekapitulasi Tinggi Gelombang Akibat Difraksi

Arah Mata Angin Hp HA


Timur 1,144 0,296
Tenggara 1,268 0,328
Selatan 0,969 0,251

Teknik Sungai dan Pantai - Kelompok 4


39
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL 2017
FAKULTAS TEKNIK SIPIL, LINGKUNGAN DAN KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

BAB III
KESIMPULAN

Berdasarkan analisis data angin dan fetch yang telah dilakukan didapatkan 3 arah angin
yang berpengaruh yaitu arah Timur, Tenggara, dan Selatan. Setelah dilakukan analisis fetch
didapatkan panjang fetch efektif dari arah Timur yaitu 7489,64 m ; arah Tenggara 8544,99 m;
dan arah Selatan 1610,77 m. Kemudian dilakukan hindcasting atau peramalan gelombang.
Berdasarkan analisis tersebut didapatkan gelombang seluruhnya kondisi non fully developed dan
termasuk Fetch limited. Kemudian dilakukan rekap tinggi gelombang (Hs) per tahun berdasarkan
tinggi gelombang dari hindcasting. Dalam tugas ini, tinggi gelombang maksimum per minggu
mewakili tinggi gelombang maksimum per tahun. Kemudian dilakukan proses peramalan
gelombang pada periode ulang tertentu. Terdapat 2 metode yang digunakan, yaitu Metode Fisher
Tippet II dan Metode Weibull. Berdasarkan Metode Fisher Tippet II didapatkan tinggi
gelombang maksimum 0,831 m untuk periode ulang 100 th. Sedangkan dari Metode Weibull
didapatkan tinggi gelombang maksimum 1,202 m untuk periode ulang 100 th. Maka, dari 2
tinggi gelombang maksimum tersebut diambil yang paling besar yaitu H=1,202 m. Tinggi
gelombang tersebut masih di laut dalam. Oleh sebab itu, perlu dilakukan refraksi untuk
mendapatkan tinggi gelombang di laut dangkal. Maka, didapatkan H=1,144 m untuk gelombang
dari arah Timur; H=1,268 m untuk gelombang dari arah Tenggara; H=0,969 m untuk gelombang
dari arah Selatan. Karena gelombang tersebut menabrak suatu rintangan maka perlu dilakukan
defraksi. Didapatkan H=0,296 m untuk gelombang dari arah Timur; H=0,328 m untuk
gelombang dari arah Tenggara, dan H=0,251 m untuk gelombang dari arah Selatan.

Anda mungkin juga menyukai