Anda di halaman 1dari 130
Ka ire) torat Jenderal Bina Standard Pelayanan Minimal Rumah Sakit © 2008, Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI 15 cm x 21cm xvi + 122 halaman ISBN No. 978-979-95952-4-9 Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang Dilarang memperbanyak, mencetak dan menerbitkan sebagian atau seluruh isi buku ini dengan cara dan bentuk apapun juga tanpa seizin penulis dan penerbit Katalog Dalam Terbitan, Departemen Kesehatan RI 362.11 Ind. ldonesia. Departemen Kesehatan, Derektorat Jenderal Bina Pelayanan Medik s Standar pelayanan minimal rumah sakit. — Jakarta : Departemen Kesehatan RI, 2008 I Judul 1, HOSPITALISTS 2. HEALTH SERVICES KATA PENGANTAR Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat-Nya buku ini dapat tersusun dengan kebutuhan pelayanan Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI yang dalam hal ini sebagai penaggung jawab teknis pelayanan medik telah berkerja sama dengan Asosiasi Rumah Sakit Daerah (ARSADA), unsur perguruan tinggi, Asosiasi Dinas Kesehatan (ADINKES), lintas sektor dan lintas perogram terkait untuk menyusun Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit (SMP-RS). Pemerintah telah menerbitkan beberapa peraturan yang terkait dengan pelaksanaan SPM-RS diantaranya PP No. 23 tahun 2005 tentang PPK- BLU dan PP No. 65 tahun 2003 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan SPM. PP No. 23 tahun 2005 menetapkan bahwa SPM adalah spesifikasi tentang tolok ukur layanan minimum yang diberikan oleh Badan Layanan Umum kepada masyarakat. Pemahaman SPM-RS berdasarkan pada pengertian SPM sebagaimana tercantum pada Peraturan Pemerintah No. 65 tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan SPM yang berorientasi pada jenis dan mutu pelayanan dasar yang menjadi urusan wajib daerah. Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakti (SPM-RS) merupakan alat ukur mutu layanan rumah sakit yang dapat mendukung pencapaian indikator kinerja rumah sakit. Rumah Sakit sebagai salah satu sarana kesehatan ikut berkontribusi memberi dukungan untuk pencapaian indikator kinerja kabupaten/kota bidang kesehatan yang terukur melalui Standar Pelayanan Minimal Kesehatan Kabupaten/Kota. ‘Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit i Buku ini disusun dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta dan tercapainya keberhasilan program upaya kesehatan perorangan yang merupakan targer Rencana Strategis tahun 2005 - 2009. Tersusunnya buku ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, untuk itu Tim penyusun mengucapkan terima kasih. Dengan terbitnya buku ini, diharapkan adanya kesamaan pandangan unit program terkait dalam melaksanakan Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit (SPM-RS). Buku ini akan disesuaikan dengan kebijakan dan perkembangan program di Rumah Sakit dan akan dilakukan evaluasi untuk perbaikan pelayanan kesehatan di masa yang akan datang. ii ‘Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit SAMBUTAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Dengan diberlakukannya Otonomi Daerah, bidang kesehatan merupakan salah satu bidang pemerintahan yang wajib dilaksanakan oleh Daerah Kabupaten/Kota dan bertanggung jawab sepenuhnya dalam penyelengga- raan pembangunan kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di wilayahnya dalam rangka mewujudkan kesejahteraan yang diinginkan. Rumah Sakit Umum Daerah sebagai salah satu unit milik Pemerintah Daerah yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat peningkatan derajat keschatan masyarakat. Oleh karena itu Rumah Sakit Umum Daerah dituntut untuk memberikan pelayanan yang bermuku serta professional sehingga dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Dalam mewujudkan pelayanan kesehatan yang bermutu diperlukan Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit. Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit (SPM-RS) bagi Kabupaten/Kota adalah standar pelayanan berdasarkan kewenangan yang telah dtapkan dan wajib dilaksanakan Rumah Sakit. Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal. SPM bersifat sederhana, konkrit, mudah diukur, terbuka, terjangkau dan dapat dipertanggung jawabkan serta mempunyai batas waktu pencapaian. ‘Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit iii Dengan telah terbitnya beberapa peraturan yang mengatur tentang kewenangan wajib yang harus dilaksanakan oleh Rumah Sakit maka untuk menfasilitasi Kabupaten/Kota, Departemen Kesehatan RI bersama dengan ARSADA telah menyusun Pedoman Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit (SPM-RS) untuk dapat memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, cepat dan sesuai standar. Diharapkan Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit ini dapat digunakan oleh perangkat daerah untuk melaksanakan pelayanan keschatan yang bermutu dan professional serta dapat dijadikan bahan akuntabilitas kinerja rumah sakit. Disamping itu, kami harapkan pula buku ini dapat dijadikan Standar Pelayanan bagi Tenaga Kesehatan dalam memberikan pelayanan yang bermutu pada masyarakat. Jakarta, November 2008 Women Kesehatan Republik Indonesia iv ‘Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 129/Menkes/SK/I1/2008, TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL RUMAH SAKIT MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA. Menimbang a. bahwa dengan diberlakukannya Otonomi Daerah, maka kesehatan merupakan salah satu bidang pemerintahan yang wajib dilaksanakan oleh Kabupaten/Kota. Hal ini berarti bahwa Pemerintah Kabupaten/Kota bertanggung jawab sepenuhnya dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di wilayahnya. b. bahwa Rumah Sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat. oleh karena itu Rumah Sakit dituntut untuk memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang ditetapkan dan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. c. dengan diterbitkannya Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1457/Menkes/SK/X/2003 tentang Standar Pelayanan Minimal, maka perlu ditindaklanjuti dengan penyusunan standar pelayanan minimal Rumah Sakit yang wajib dimiliki oleh Rumah Sakit. d._ bahwa berdasarkan pertimbagan sebagaimana dimaksud huruf a, b, dan c di atas diperlukan Suatu Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Kesehatan. Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit v Mengingat Undang-Undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara RI Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3495); . Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003. tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara RI Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286); . Undang-Undang Nomor | tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4355). Undang-Undang Nomor 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4400); Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438); . Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4502); . Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Rpublik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Negara Nomor 4578); . Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4585); . Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 159b/Menkes/ SK/Per/II/1988 tentang Rumah Sakit; Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 749a/Menkes/ SK/Per/XII/1989 tentang Rekam Medis/Medical Report; vi Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakie Menetapkan Kesatu Kedua Ketiga Keempat Kelima 11. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1575/Menkes/ SK/V/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Keseatan Republik Indonesia. MEMUTUSKAN: KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL RUMAH SAKIT. Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit sebagaimana tercantum dalam lampiran ini. Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit sebagaimana dimaksud pada Diktum Kedua agar digunakan sebagai pedoman bagi Rumah Sakit dalam menjamin pelaksanaan pelayanan kesehatan. Setiap Rumah Sakit agar menyesuaikan dengan Standar Pelayanan Minimal ini dalam waktu 2 (dua) tahun sejak Keputusan ini ditetapkan. Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkandi : JAKARTA Padatanggal : 6Februari2008 Menteri Kesehatan RI, ‘Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit vii TIM PENYUSUNAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL RUMAH SAKIT Farid W. Husain ( Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik ) Dr. Mulya A. Hasjmy, Sp.B, M.Kes (Sekretaris DitJen. Bina Pelayanan Medik ) Dr. Ratna Rosita, MPHM ( Direktur Bina Pelayanan Medik Spesialistik ) Dr. H. Abdul Rival, M.Kes ( Direktur Bina Pelayanan Penunjang Medik ) Dr. Yulizar Darwis, Sp.KJ,MM (Direktur Bina Kesehatan Jiwa ) Dr. Hanna Permana S, MARS (Ketua ARSADA ) Dr. Kuntjoro Adi Purjante, MMR (ARSADA ) Dr. Tjahyono Kuntjoro, MPH, PhD (ARSADA ) Drg. Liliana Lazuardy, M.Kes (Kepala Sub. Dit. RSU Non Pendidikan ) Fresley Hutapea, SH, MH, MARS ( Kepala Bagian Hukormas Ditjen Bina Yan Medik ) Drg. Sophia Hermawan, M.Kes Kepala Seksi Standarisasi Sub.Dit. RSU Non Pendidikan viii ‘Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit Kontributor : ee = 10. a 12. Th, 14. 15: 16. 17. 18. 19. 20. Prof. Dr. Hasbullah Thabrani, MPH. Prof. Dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc. Ph.D Sekretaris Dit.Jen. Bina Pelayanan Kefarmasian Kepala Biro Perencanaan & Anggaran Set.Jen. Dep.Kes. RI. Kepala Biro Keuangan Set.Jen. Dep.Kes. RI Dr.H. Syaiful Munawir Sitompul (Wakil Ka. Dinkes Propinsi Sumut ) Dr. Tjandra Yoga, Sp. P (P2PLDep.Kes RI) Drg. Bachtaruddin (Kasi Akreditasi Dinkes Propinsi Sumbar ) Dr. Djoko Mardiyanto, M.Kes (Kasi UKR Dinkes Propinsi jawa Tengah ) Dr. Guntur Budi Wanarto MS (Wakil Ka.Dinkes Propinsi Jawa Timur ) Dr. Dolly Tahalele (Kepala Din.Kes Propinsi DK Jakarta) Dr. H. Makmur Surudji, M.Kes (Kasubdin Yankes & Farmasi Dinkes Propinsi Sulsel ) Dr. Maxi R.Rondonuwu, DHSM. (Kabid.Penanggulangan Penyakit Dinkes Prop. Sulut ) Dr. Gede Wira Sunetra, MPPM. (Ka. Bina Upaya Kes. Swasta Dinkes Prop. Bali) Marnis Rahman (Dinas Kesehatan Kab. Kepulauan Batam ) Dr. Wirda Saleh, MARS,MH. Kes. (Kepala Dinkes Kab. Bekasi ) Dr. Umar Wahid, SpP ARSADA Dr. Soekirman Soekin, SpTHT,M.Kes. ARSADA Dr. H. Muripto, MARS ARSADA Dr. Sugeng E. Suryadi, MSc. ARSADA ‘Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit ix 2A: 22: 23. 24. 25. 26. D7. 28. 29) 30. 31. B25 3s 34. 35. 36. 37. 38. dr. H. Agus Rahman (Dinkes Kota Batam) Rismawati, S.Si (Dinkes Kota Batam ) Dr. Ria Nofida Telaumbanja (RSU. Pematang Siantar) DrH. Adi Zulhardi, MM. (RSU. Padang Panjang ) Dr.R.M. Nobel (RSU. Curup) Dr. H. Zainoel Arifin, M.Kes (RSU. Cilegon) Drg. H. Sonja Henny Rangkuti (RSU. Cibabat) Dr. Donny Jandiana, Sp.BO. (RSU.Pasar Rebo) Dr. Zuraidah (RSUD. Tarakan ) Dr. Nur Abadi (RSU. Koja) Dr. Tatar Sumandjar, Sp.PD. (RSU. Moewardi Solo ) Dr. Mulyo Hartono, Sp.PD. (RSU. Yogyakarta ) Drg. Florentina. (RSU. Dr. Soetomo ) Drg. Chandra Purnama. (RSU. Gianyar ) Dr. Rita Enny Setianingsih, M-Kes. (RSU. Johannes, Kupang ) Sugian Nor, SKM, M. Kes. (RSU. Ratu Zalekha, Martapura ) Ina Udiati, SKM. (RSU. Doris Sylvanus, Palangkaraya ) Dr. Maryani Suronoto (RSU. Sam Ratulangi ) x ‘Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. Dr. Abdul Kadir, Sp. THT (K),PhD, MARS. (RSU. Wahidin S, Makasar ) Dr. Renny A. Lamadjido, Sp.PK. (RSU. Anutapura , Pau) Dr. Asih Widowati, MARS (Dit. Bina Kesehatan Jiwa ) Dr. Elzarita Arbain, M.Kes (Dit. Bina Yan Medik Dasar ) Dra. Wita (Dit. Bina Keperawatan) Dr. Tatan Syaefuddin, Sp. Rad (Dit. Bina Penunjang Medik ) Drg. Yosephine Lebang, M.Kes. (Dit. Bina Yan.Medik Spesialistik ) Drg. Saptarini, M.Kes (Dit. Bina Yan.Medik Spesialistik ) Dr. Suginarti, M.Kes (Dit. Bina Yan.Medik Spesialistik ) ‘Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit xi DAFTAR ISI Kata Pengantar.. Sambutan Menteri Kesehatan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:: 129/Menkes/SK/II 2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit Tim Penyusun... Kontributor... Daftar Isi.... BabI A. LatarBelakang B. Maksud dan Tujuan .. C 2 D. Prinsip Penyusupan dan Penetapan SPM. E. Landasan Hukum......... BabII —_ Sistematikan Dokumen Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit 7 BabIII _ Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit 3) A. Jenis-Jenis Pelayanan Rumah Sakit 2) B. SPM Setiap Jenis Pelayanan, Indikator dan Standar ...... 10 BabIV _ Peran Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota ..... 17 BabV — Penutup.... 19 Lampiran Daftar Pustaka ‘Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit xiii BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejalan dengan amanat Pasal 28 H, ayat (1) Perubahan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 telah ditegaskan bahwa setiap orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan, kemudian dalam Pasal 34 ayat (3) dinyatakan negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan perorangan merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan dalam mendukung penyclenggaraan upaya keschatan. Penyelenggaran pelayanan kesehatan di rumah sakit mempunyai karakteristik dan organisasi yang sangat kompleks. Berbagai jenis tenaga kesehatan dengan perangkat keilmuan yang beragam, berinteraksi satu sama lain. IImu pengetahuan dan teknologi kedokteran yang berkembang sangat pesat yang perlu diikuti oleh tenaga kesehatan dalam rangka pemberian pelayanan yang bermutu standar, membuat semakin kompleksnya permasalahan di rumah sakit. Pada hakekatnya rumah sakit berfungsi sebagai tempat penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Fungsi dimaksud memiliki makna tanggung jawab yang seyogyanya merupakan tanggung jawab pemerintah dalam meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal BAB | ayat 6 menyatakan: Standar Pelayanan Minimal yang selanjutnya disingkat SPM adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga negara secara minimal, Ayat 7. Indikator SPM adalah tolok ukur untuk prestasi kuantitatif dan kualitatif yang digunakan untuk menggambarkan besaran sasaran yang hendak dipenuhi dalam pencapaian suatu SPM tertentu, berupa masukan, proses, hasil dan atau manfaat pelayanan. ‘Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit 1 Ayat 8. pelayanan dasar adalah jenis pelayanan publik yang mendasar dan mutlak untuk memenuhi kebutuhan masyarkat dalam kehidupan sosial, ekonomi dan pemerintahan. Dalam penjelasan pasal 39 ayat 2 PP RI No 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan standar pelayanan minimal adalah tolok ukur kinerja dalam menentukan capaian jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan ‘urusan wajib daerah. Maksud dan Tujuan Standar pelayanan minimal ini dimaksudkan agar tersedianya panduan bagi daerah dalam melaksanakan perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian serta pengawasan dan pertanggung-jawaban penyelenggaraan standar pelayanan minimal rumah sakit. Standar pelayanan minimal ini bertujuan untuk menyamakan pemahaman tentang definisi operasional, indikator kinerja, ukuran atau satuan, rujukan, target nasional untuk tahun 2007 sampai dengan tahun 2012, cara perhitungan/rumus/pembilang dan penyebut/ standar/satuan pencapaian kinerja dan sumber data. Pengertian Umum: 1. Standar Pelayanan Minimal: adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap ‘warga secara minimal. Juga merupakan spesifikasi teknis tentang tolak ukur pelayanan minimum yang diberikan oleh Badan Layanan Umum kepada masyarakat. 2. Rumah Sakit: adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan meliputi pelayanan promotif, preventif, kurative dan rehabilitatif yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. ‘Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit Definisi Operasional: is 10. 11. Jenis Pelayanan adalah jenis-jenis pelayanan yang diberikan oleh Rumah Sakit kepada masyarakat. Mutu Pelayanan adalah kinerja yang menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan, yang disatu pihak dapat menimbulkan kepuasan pada setiap pasien sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta dipihak lain tata cara penyelenggaraannya sesuai dengan standar dan kode etik profesi yang telah ditetapkan Dimensi Mutu adalah suatu pandangan dalam menentukan penilaian terhadap jenis dan mutu pelayanan dilihat dari akses, efektivitas, efisiensi, keselamatan dan keamanan, kenyamanan, kesinambungan pelayanan, kompetensi teknis dan hubungan antar manusia berdasarkan standar WHO. Kinerja adalah proses yang dilakukan dan hasil yang dicapai oleh suatu organisasi dalam menyediakan produk dalam bentuk jasa pelayanan atau barang kepada pelanggan. Indikator Kinerja adalah variabel yang dapat digunakan untuk mengevaluasi keadaan atau status dan memungkinkan dilakukan pengukuran terhadap perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu atau tolak ukur prestasi kuantitatif / kualitatif yang digunakan untuk mengukur terjadinya perbahan terhadap besaran target atau standar yang telah ditetapkan sebelumnya. Standar adalah nilai tertentu yang telah ditetapkan berkaitan dengan sesuatu yang harus dicapai. Definisi operasional: dimaksudkan untuk menjelaskan pengertian dari indikator Frekuensi pengumpulan data adalah frekuensi pengambilan data dari sumber data untuk tiap indikator Periode analisis adalah rentang waktu pelaksanaan kajian terhadap indikator kinerja yang dikumpulkan Pembilang (numerator) adalah besaran sebagai nilai pembilang dalam rumus indikator kinerja Penyebut (denominator) adalah besaran sebagai nilai pembagi dalam rumus indikator kinerja ‘Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit 3 E. 12. Standar adalah ukuran pencapaian mutu/kinerja yang diharapkan bisa dicapai 13. Sumber data adalah sumber bahan nyata/keterangan yang dapat dijadikan dasar kajian yang berhubungan langsung dengan persoalan Prinsip Penyusupanan dan Penetapan SPM Di dalam menyusun SPM telah memperhatikan hal-hal sebagai berikut : df Konsensus, berdasarkan kesepakatan bersama_berbagai komponen atau sektor terkait dari unsur-unsur kesehatan dan departemen terkait yang secara rinci terlampir dalam daftar tim penyusun; 2. Sederhana, SPM disusun dengan kalimat yang mudah dimengerti dan dipahami; 3. Nyata, SPM disusun dengan memperhatikan dimensi ruang, waktu dan persyaratan atau prosedur teknis; 4. Terukur, seluruh indikator dan standar di dalam SPM dapat diukur baik kualitatif maupun kuantitatif, 5. Terbuka, SPM dapat diakses oleh seluruh warga atau lapisan masyarakat; 6. Terjangkau, SPM dapat dicapai dengan menggunakan sumber daya dan dana yang tersedia; 7. Akuntabel, SPM dapat dipertanggung gugatkan kepada publik; 8. Bertahap, SPM mengikuti perkembangan kebutuhan dan kemampuan keuangan, kelembagaan dan personil dalam pencapaian SPM Landasan hukum: 1, Undang-Undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan, 2. Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara ‘Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit 125 14. E58 Undang-Undang Nomor | tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negar Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,, Undang-Undang Nomor 25 tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional tahun 2000-2005, Peraturan Pemerinah Republik Indonesia Nomor 25 tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerinah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom, Peraturan Pemerintah Nomor 20 tahun 2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintah Daerah, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 tahun 2003 tentang pedoman organisasi perangkat daerah (Lembaran Negara tahun 2003 No. 14, tambahan lembaran negara No. 4262) Peraturan Pemerintah Nomor 20 tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah, . Peraturan Presiden No. 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementrian Negara RI sebagaimana telah beberapa kali dirubah terakhir dengan Peraturan Presiden No. 62 Tahun 2005 . Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, . Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal, Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 28 tahun 2004 tentang Akuntabilitas Pelayanan Publik, Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 61 / Menkes /SK /1/2004 tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan Sumber Daya Manusia Kesehatan di Propinsi, Kabupaten / Kota dan Rumah Sakit ‘Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit > 16. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 228 / MenKes/ SK/ III/ 2002 tentang Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit Yang Wajib Dilaksanakan Daerah 17. Peraturan Menteri Kesehatan No. 1575 / Menkes / SK / II / 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan. 18. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 6 tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis tentang Penyusunan dan Penetapan Standar Pelayanan Minimal. ‘Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit BAB II SISTEMATIKA DOKUMEN STANDAR PELAYANAN MINIMAL RUMAH SAKIT Sistematika dokumen SPM disusun dalam bentuk : 1. Bab I Pendahuluan yang terdiri dari; a. b. : d. Latar Belakang Maksud dan tujuan Pengertian umum dan khusus Landasan Hukum Bab II Sistematika Dokumen Standar Pelayanan Minimal Rumahsakit Bab III standar Pelayanan Minimal Rumahsakit terdiri dari; a. b. Jenis Pelayanan SPM setiap jenis pelayanan,Indikator dan Standar Penutup Lampiran ‘Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit 7 BAB III STANDAR PELAYANAN MINIMAL RUMAHSAKIT Standar Pelayanan Minimal Rumah sakit dalam pedoman ini meliputi jenis-jenis pelayanan, indikator dan standar pencapaian kinerja pelayanan rumah sakit. A. Jenis-jenis pelayanan rumah sakit Jenis-jenis pelayanan rumah sakit yang minimal wajib disediakan oleh rumah sakit meliputi: Pelayanan gawat darurat Pelayanan rawat jalan Pelayanan rawat inap Pelayanan bedah Pelayanan persalinan dan perinatologi Pelayanan intensif Pelayanan radiologi Pelayanan laboratorium patologi klinik Pelayanan rehabilitasi medik . Pelayanan farmasi . Pelayanan gizi . Pelayanan transfusi darah . Pelayanan keluarga miskin . Pelayanan rekam medis . Pengelolaan limbah . Pelayanan administrasi manajemen . Pelayanan ambulans/kereta jenazah . Pelayanan pemulasaraan jenazah . Pelayanan laundry . _Pelayanan pemeliharaan sarana rumahsakit . Pencegahan Pengendalian Infeksi ‘Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit 9 B. SPMsetiap jenis pelayanan, Indikator dan Standar No. | Jenis Pelayanan Indikator Standar 1. | Gawat Darurat ‘Kemampuan menangani life 1. 100% saving anak dan dewasa Jam buka Pelayanan Gawat 2.24 Jam Darurat Pemberi pelayanan kegawat 3.100% daruratan yang bersertifikat yang masih berlaku ATLS/BTLS/ACLS/PPGD Ketersediaan tim 4, satu tim penanggulangan bencana ‘Waktu tanggap pelayanan 5, $5 menit terlayani Dokter di Gawat Darurat setelah pasien datang Kepuasan Pelanggan 6.270% Kematian pasien < 24 Jam 7. < dua per seribu (pindah ke pelayanan rawat inap setelah 8 jam) Khusus untuk RS Jiwa Pasien | 8. 100% dapat ditenangkan dalam Waktu < 48 Jam Tidak adanya pasien yang 9. 100 % diharuskan membayar uang muka 2. | Rawat Jalan Dokter pemberi Pelayanan di |1. 100% Dokter Poliklinik Spesialis Spesialis Ketersediaan Pelayanan 2. a. Klinik Anak b. Klinik Penyakit Dalam c. Klinik Kebidanan d. Klinik Bedah Ketersediaan Pelayanan diRS |3. a, Anak Remaja Jiwa b. NAPZA ¢. Gangguan Psikotik . Gangguan Neurotik 10 ‘Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit ¢. Mental Retardasi £ Mental Organik g. Usia Lanjut 4, 4, Jam buka pelayanan 4, 08.00 s/d 13.00 Setiap hari kerja kecuali Jum'at : 08.00 11.00 5. Waktu tunggu di rawat jalan | 5. $60 menit 6. Kepuasan Pelanggan 6. 290% 7. a. PenegakandiagnosisTB | 7. a> 60% melalui pemeriksaan mikroskopis TB b, Terlaksananya kegiatan b.2 60% pencatatan dan pelaporan TB di rumahsakit 3. | Rawat Inap 1. Pemberi pelayanan di Rawat |1. a. Dr. Spesialis, Inap b. Perawat minimal pendidikan D3 2. Dokter penanggung jawab 2. 100% pasien rawat inap 3. Ketersediaan Pelayanan Rawat |3. a. Anak Inap b. Penyakit Dalam c. Kebidanan d. Bedah 4, Jam Visite Dokter Spesialis 4, 08.00 s/d 14.00 setiap hari kerja 5. Kejadian infeksi pasca operasi_ |5. <1,5% 6. Kejadian Infeksi Nosokomial | 6. <1,5% 7. Tidak adanya kejadian Pasien | 7. 100% jatuh yang berakibat kecacatan ‘Tkematian 8. Kematian pasien > 48 jam 8.<0,24% 9. Kejadian pulang paksa 9.55% 10. Kepuasan pelanggan 10.2 90% ‘Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit ll 11, Rawat inap TB: i. a. Penegakan diagnosis TB a. 100% melalui pemeriksaan mikroskopis TB b. Terlaksananya kegiatan b. 100% pencatatan dan pelaporan TB di rumahsakit 12. Ketersediaan pelayanan rawat | 12. NAPSA, Gangguan inap di rumahsakit yang psikotik, Gangguan memberikan pelayanan jiwa Nerotik, dan Gangguan Mental Organik 13, Tidak adanya kejadian kematian | 13. 100% pasien gangguan jiwa karena bunuh diri 14, Kejadian re-admission pasien | 14. 100% gangguan jiwa dalam waktu <1 bulan 15. Lama hari perawatan pasien 15, <6 minggu gangguan jiwa Bedah Sentral |1. Waktu tunggu operasielektif | 1. <2 hari (Bedah saja) 2. Kejadian Kematian di meja 2. <1% operasi 3. Tidak adanya kejadian operasi_ |3. 100% salah sisi 4, Tidak adanya kejadian operasi_ |4. 100% salah orang 5. Tidak adanya kejadian salah [5.100% tindakan pada operasi 6. Tidak adanya kejadian 6. 100% tertinggalnya benda asing/lain pada tubuh pasien setelah operasi 7. Komplikasi anestesi karena 7. <6% overdosis, reaksi anestesi, dan salah penempatan endotracheal tube ‘Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit 5. | Persalinan dan Kejadian kematian ibukarena | 1. a. Perdarahan <1% perraaieet persalinan b. Pre-eklampsia (kecuali 30% rumahsakit khusus c. Sepsis <0,2 % di luar sumahsakit Pemberi pelayanan persalinan |2. a. Dokter Sp.0G. ibu dan anak) finale ea by, _ Dokfer unas terlatih (Asuhan Persalinan Normal) ©. Bidan Pemberi pelayanan persalinan dengan penyulit 3. Tim PONEK yang terlatih Pemberi pelayanan persalinan dengan tindakan operasi 4. a, Dokter Sp.0G Bb. Dokter Sp. ¢. Dokter Sp.An Kemampuan menangani BBLR 1500 gr = 2500 gr 5. 100% Pertolongan Persalinan melalui seksio cesaria 6. <20% Keluarga Berencana: a. Presentase KB (vasektomi & | 7. tubektomi) yang dilakukan | a. 100% oleh tenaga kompeten dr. Sp0G, dr. Sp.B, dr. SPU, dokter umum terlatih b. Presentasi peserta KB ‘mantap yang mendapat b, 100% konseling KB mantap oleh bidan terlatih Kepuasan Pelanggan 8. >80% 6. | Intensif Rata-rata Pasien yang kembali |1. <3% ke perawatan intensif dengan asus yang sama <72 jam Pemberi pelayanan Unit Intensif |2. a. Dokter Sp. Anestesi dan dokter spesialis sesuai dengan asus yang ditangani b. 100% Perawat minimal D3 dengan sertifikat Perawat mahir ICU /setara (D4) ‘Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit 13 Radiologi 1, Waktu tunggu hasil pelayanan | 1, <3 jam thorax foto 2. Pelaksana ekspertisi 2. Dokter Sp.Rad 3. Kejadian kegagalan pelayanan | 3, Kerusakan foto <2 % Rontgen 4, Kepuasan pelanggan 4, 280% 8. | Lab. Patologi 1, Waktu tunggu hasil pelayanan | 1. < 140 menit Klinik laboratorium. Kimia darah & darah rutin 2. Pelaksana ekspertisi 2. Dokter Sp.PK 3. Tidak adanya kesalahan 3. 100% pemberian hasil pemeriksaan laboratorium: 4, Kepuasan pelanggan 4, 280% 9. | Rehabilitasi Medik | 1. Kejadian Drop Out pasien 1. <50% terhadap pelayanan Rehabilitasi Medik yang direncanakan 2. Tidak adanya kejadian kesalahan |2. 100% tindakan rehabilitasi medik 3. Kepuasan Pelanggan 3. 280% 10. | Farmasi 1, Waktu tunggu pelayanan i a. Obat Jadi a. $30 menit b. Obat Racikan b. <60 menit 2. Tidak adanya Kejadian kesalahan |2. 100% pemberian obat 3. Kepuasan pelanggan 3. 280% 4. Penulisan resep sesuai 4. 100% formularium 11, | Gizi 1, Ketepatan waktu pemberian 1.290% makanan kepada pasien 2. Sisa makanan yang tidak 2.<20% termakan oleh pasien 3. Tidak adanya kejadian kesalahan |3. 100% pemberian diet 12, |Transfusi Darah | 1. Kebutuhan darah bagi setiap 1, 100 % terpenuhi pelayanan transfusi 2. Kejadian Reaksi transfusi 2.<0,01% 13, | Pelayanan GAKIN | Pelayanan terhadap pasien GAKIN | 100 % terpenuhi yang datang ke RS pada setiap unit pelayanan 14 ‘Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit pelayanan ambulance /Kereta Jenazah di Rumah Sakit Response time pelayanan ambulance oleh masyarakat yang membutuhkan 14, |Rekam Medik | 1. Kelengkapan pengisian rekam —|1. 100% medik 24 jam setelah selesai pelayanan 2. Kelengkapan Informed Concent 100% setelah mendapatkan informasi yang jelas. 3. Waktu penyediaan dokumen . $10 menit rekam medik pelayanan rawat jalan 4, Waktu penyediaan dokumen <15 menit rekam medik pelayanan rawat inap 15, | Pengelolaan 1, Baku mutu limbah cair . a.BOD <30 mg/l limbah b.COD < 80 mg/l c.TSS < 30 mg/l PH 6-9 2. Pengelolaan limbah padat . 100% infeksius sesuai dengan aturan 16. | Administrasi dan | 1, Tindak lanjut penyelesaian hasil 100% ‘manajemen pertemuan direksi 2. Kelengkapan laporan 100% akuntabilitas kinerja 3. Ketepagtan waktu pengusulan 100% kenaikan pangkat 4, Ketepatan waktu pengurusan gaji |4. 100% berkala 5. Karyawan yang mendapat 260% pelatihan minimal 20 jam setahun 6. Cost recovery 240% 7. Ketepatan waktu penyusunan 100% laporan keuangan 8. Kecepatan waktu pemberian <2 jam informasi tentang tagihan pasien rawat inap 9. Ketepatan waktu pemberian . 100% imbalan (insentif) sesuai kesepakatan waktu 17. | Ambulance/Kereta | 1. Waktu pelayanan . 24 Jam Jenazah ambulance/Kereta Jenazah 2. Kecepatan memberikan <30 menit . Sesuai ketentuan daerah ‘Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit 15 18. Pemulasaraan Jenazah ‘Waktu tanggap (response time) pelayanan pemulasaraan jenazah <2 jam 19, Pelayanan pemeliharaan sarana rumahsakit 1 2. Kecepatan waktu menangapi kerusakan alat Ketepatan waktu pemeliharaan alat Peralatan Laboratorium dan alat ukur yang digunakan dalam. pelayanan terkalibrasi tepat waktu sesuai dengan ketentuan kalibrasi - $80% . 100 % . 100 % 20. Pelayanan laundry Tidak adanya kejadian linen yang hilang Ketepatan waktu penyediaan linen untuk ruang rawat inap - 100% 100% 21. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) Ada anggota tim PPI yang terlatih Tersedia APD di setiap instalasi/departement Kegiatan pencatatan dan pelaporan infeksi nosikomial/HAI (health care associated infections) di rumahsakit (minimum 1 parameter) - 275% . 260% 275% 16 ‘Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit BABIV PERAN PUSAT, PROVINSI, DAN KABUPATEN/KOTA Peran Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal Rumahsakit adalah sebagai berikut: 1. Pengorganisasian: a. Gubernur/Bupati/Walikota bertanggungjawab dalam penyelenggaraan pelayanan rumahsakit sesuai Standar Pelayanan Minimal yang dilaksnakan oleh Rumahsakit Provnisi/Kabupaten/Kota Penyelenggaraan pelayanan rumahsakit sesuai Standar Pelayanan Minimal sebagaimana dimaksud dalam butir a secara operasional dikoordinasikan oleh Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota 2. Pelaksanaan dan Pembinaan: a. Rumahsakit wajib menyelenggarakan pelayanan kesehatan sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal yang disusun dan disahkan oleh Kepala Daerah Pemerintah Daerah wajib menyediakan sumber daya yang dibutuhkan dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal Pemerintah dan Pemerintah Provinsi memfasilitasi penyelenggaraan pelayanan kesehatan sesuai standar pelayanan minimal dan mekanisme kerjasama antar daerah kabupaten/kota Fasilitasi dimaksud butir a dalam bentuk pemberian standar teknis, pedoman, bimbingan teknis, pelatihan, meliputi: 1). Perhitungan kebutuhan pelayanan rumahsakit sesuai Standar Pelayanan Minimal ‘Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit 17 2). Penyusunan rencana kerja dan standar kinerja pencapaian target SPM 3). Penilaian pengukuran kinerja 4). Penyusunan laporan kinerja dalam menyelenggarakan pemenuhan standar pelayanan minimal rumahsakit 3. Pengawasan: a. Gubernur/ Bupati/ Walikota melaksanakan pengawasan dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan sesuai standar pelayanan minimal rumah sakit di daerah masing-masing b. Gubernur/ Bupati/ Walikota menyampaikan laporan pencapaian kinerja pelayanan rumahsakit sesuai standar pelayanan minimal yang ditetapkan 18 ‘Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit BAB V PENUTUP Standar pelayanan minimal rumah sakit pada hakekatnya merupakan jenis-jenis pelayanan rumahsakit yang wajib dilaksanakan oleh pemerintah/ pemerintah provinsi/ pemerintah kabupaten/kota dengan standar kinerja yang ditetapkan. Namun demikian mengingat kondisi masing-masing daerah yang terkait dengan sumber daya yang tidak merata maka diperlukan pentahapan dalam pelaksanaan SPM oleh masing- masing daerah sejak ditetapkan pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2012, sesuai dengan kondisi/perkembangan kapasitas daerah. Mengingat SPM sebagai hak konstitusional maka seyogyanya SPM menjadi prioritas dalam perencanaan dan penganggaran daerah Dengan disusunnya Standar Pelayanan Minimal Rumahsakit diharapkan dapat membantu pelaksanaan penerapan Standar Pelayanan Minimal di rumahsakit. SPM ini dapat dijadikan acuan bagi pengelola rumahsakit dan unsur terkait dalam melaksanakan perencanaan, pembiayaan dan pelaksanaan setiap jenis pelayanan. Hal-hal lain yang belum tercantum dalam Buku SPM ini akan ditetapkan kemudian sesuai dengan ketentuan yang berlaku. ‘Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit 19 LAMPIRAN : Uraian Standar Pelayanan Minimal I. PELAYANAN GAWAT DARURAT 1, Kemampuan menangani livesaving anak dan dewasa judul Kemampuan menangani life saving di Gawat Darurat [Dimensi Mutu | Keselamatan fTujuan ‘Tergambamya kemampuan Rumah Sakit dalam memberikan pelayanan Gawat Darurat Definisi Tife saving adalah upaya penyelamatan jiwa manusia dengan urutan JOperasional Airway, Breath, Circulation IFrekuensi Setiap bulan Pengumpulan |Data Periode Analisa | Tiga bulan sekali jumerator Jamlah kumulatif pasien yang mendapat pertolongan life saving di Gawat Darurat [Denominator | Jumlah seluruh pasien yang datang ke Gawat Darurat yang ‘membutuhkkan pelayanan life saving [Sumber data | Rekam Medik di Gawat Darurat \Standar 100% Penanggung jawab| Kepala Instalasi Gawat Darurat fpengumpul data ‘Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit 21 2, Jam buka pelayanan gawat darurat judul Jam buka pelayanan Gawat Darurat Dimensi Mutu | Keterjangkauan fTujuan Tersedianya Pelayanan Gawat Darurat 24 Jam di setiap Rumah Sakit Definisi Jam buka 24 jam adalah Gawat Darurat selalu siap memberikan jOperasional pelayanan selama 24 jam penuh. iFrekuensi Setiap bulan Pengumpulan \Data Periode Analisa | Tiga bulan sckali jumerator Jumlah kumulatif jam buka gawat darurat dalam satu bulan Denominator | Jumilah hari dalam satu bulan [Sumber data Laporan Bulanan Standar 24 Jam enanggung jawab| Kepala Instalasi Gawat Darurat pengumpul data 22 ‘Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit 3. Pemberi pelayanan kegawat daruratan yang bersertifikat ATLS/BTLS/ACLS/PPGD judul Pemberi pelayanan kegawat daruratan yang bersertifikat ATLS/BTLS/ACLS/PPGD jimensi Mutu Kompetensi teknis fTujuan Tersedianya Pelayanan Gawat Darurat oleh tenaga kompeten dalam bidang ke gawat daruratan Definisi ‘Tenaga Kompeten pada gawat darurat adalah tenaga yang sudah jperasional memiliki sertifikat pelatihan ATLS/BTLS/ACLS/PPGD IFrekuensi Setiap bulan Pengumpulan [Data eriode Analisa Numerator Tiga bulan sekali Jumlah tenaga yang bersertifikat ATLS/BTLS/ACLS/PPGD [Denominator Jumilah tenaga yang memberikan pelayanan kegawat daruratan [Sumber data Kepegawaian |Standar 100 % [Penanggung jawab| Kepala Pendidikan dan Pelatihan Rumah Sakit ee data ‘Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit 23 4. Ketersediaan tim penanggulangan bencana judul _ Ketersediaan tim penanggulangan beneana [Dimensi Mutu | Keselamatan dan Efektifitas fTujuan Kesiagaan rumahsakit untuk memberikan pelayanan penanggulangan bencana [Definisi Tim penanggulangan bencana adalah tim yang dibentuk di )perasional rumahsakit dengan tujuan untuk memberikan pertolongan klinis dalam penanggulangan akibat bencana alam yang terjadi ie Tiga bulan sekali engumpulan [Data Periode Analisa | Tiga bulan sekali jumerator Jumlah tim penanggulangan bencana yang ada di rumahsakit [Denominator tae ada {Sumber data Instalasi gawat darurat Standar Satu tim Penanggung jawab] Kepala Instalasi Gawat Darurat Jpengumpul data 24 ‘Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit 5. Waktu tanggap Pelayanan Dokter di Gawat Darurat judul Waktu tanggap Pelayanan Dokter di Gawat Darurat Dimensi Mutu Keselamatan dan Efektifitas Tujuan ‘Terselenggaranya pelayanan yang cepat, responsif dan mampu menyelamatkan pasien gawat darurat Definist Kecepatan pelayanan dokter di gawat darurat adalah sejak pasien ita eee datang sampai mendapat pelayanan dokter _ Setiap bulan engumpulan Data Periode Analisa Tiga bulan sekali pengumpul data jumerator Jumiah kumulatif waktu yang diperlukan sejak kedatangan semua pasien yang di sampling secara acak sampai dilayani dokter (Denominator Jumlah seluruh pasien yang di sampling (minimal n=50) ‘Sumber data ‘Sample Standar ‘<5 menit terlayani setelah pasien datang [Penanggung jawabl Kepala Instalasi Gawat Darurat / Tim mutu/panitia muta ‘Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit 25 6. Kepuasan Pelanggan pada Gawat Darurat fludul Kepuasan Pelanggan pada Gawat Darurat [Dimensi Mutu | Kenyamanan [Tujuan Terselenggaranya pelayanan gawat darurat yang mampu memberikan kepuasan pelanggan Definisi Kepuasan adalah pernyataan tentang persepsi pelanggan terhadap )perasional pelayanan yang diberikan IFrekuensi Setiap bulan [Pengumpulan [Data [Periode Analisa | Tiga bulan sekali jumerator Jumlah kumulatif rerata penilaian kepuasan pasien Gawat Darurat yang di survey [Denominator Jumlah seluruh pasien Gawat Darurat yang di survey (minimal n=50) umber data’ Survey [Standar 270% Penanggung jawab| Kepala Instalasi Gawat Darurat / Tim mutu/panitia mutu jpengumpul data 26 ‘Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit 7. Kematian Pasien < 24 jam di Gawat Darurat Budul Kematian Pasien ? 24 jam di Gawat Darurat Dimensi Mutu Efektifitas dan Keselamatan Tujuan Terselenggaranya pelayanan yang efektif dan mampu menyelamatkan pasien gawat darurat Definist Kematian ? 24 jam adalah kematian yang terjadi dalam periode 24 perasional jam sejak pasien datang Frekuensi Tiga bulan Pengumpulan Data Periode Analisa | Tiga bulan jumerator Jumilah pasien yang meninggal dalam periode ? 24 jam sejak pasien datang [Denominator Jumlah Seluruh pasien yang ditangani di Gawat Darurat umber data Rekam Medik = 32 perseribu [Penanggung jawab] Kepala Instalasi Gawat Darurat pengumpul data ‘Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit 27 8, Pasien jiwa yang dapat ditenangkan dalam waktu < 48 Jam (khusus untuk rumahsakit dengan pelayanan jiwa) judul [Pasien jiwa yang dapat ditenangkan dalam waktu ? 48 Jam Dimensi Mutu | Efektifitas dan Keselamatan [Tujuan Terselenggaranya pelayanan yang efektif dan mampu menenangkan dan menyclamatkan pasien jiwa dalam pelayanan gawat darurat kesehatan jiwa [Definisi Pasien dapat ditenangkan adalah pasien dengan gangguan jiwa yang Operasional dengan intervensi medis tidak lagi menunjukkan gejala dan tanda heresif yang dapat mencelakakan diri sendiri maupun orang lain ebagai akibat gangguan jiwa yang diderita. [Frekuensi Tiga bulan Pengumpulan |Data Periode Analisa | Tiga bulan jumerator Jumlah pasien gangguan jiwa yang dapat ditenangkan [Denominator Jumlah seluruh pasien gangguan jiwa yang menunjukkan gejala dan tanda agresif yang ditangani di Gawat Darurat Sumber data Rekam Medik’ \Standar 100 % |Penanggung jawab| Kepala Instalasi Gawat Darurat Fase data 28 ‘Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit 9. Tidak adanya keharusan untuk membayar uang muka judul Tidak adanya keharusan untuk membayar uang muka Dimensi Mutu ‘Akses dan Keselamatan fTujuan Tersclenggaranya pelayanan yang mudah diakses dan mampu segera memberikan pertolongan pada pasien gawat darurat Definisi Uang muka adalah uang yang diserahkan kepada pihak rumahsakit aes sebagai jaminan terhadap pertolongan medis yang akan diberikan Frekuensi Tiga bulan ’engumpulan ata Peviode Analisa | Tiga bulan Jumerator Tumlah pasien gawat darurat yang tidak membayar wang muka Denominator Tumlah Seluruh pasien yang datang di Gawat Darurat Sumber data Survei Ee 100% "enanggung jawab| Kepala Instalasi Gawat Darurat engumpul data Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit 29 II, PELAYANAN RAWAT JALAN 1. Pemberi pelayanan di klinik spesialis judul Pemberi pelayanan di spesialis [Dimensi Mutu Kompetensi tehnis [Tujuan Tersedianya Pelayanan Klinik oleh tenaga spesialis yang kompeten [Definisi Operasional yang dilayani oleh dokter spesialis. (untuk rumahsakit pendidikan dapat dilayani oleh dokter PPDS sesuai dengan special privilege yang diberikan). |Frekuensi 1 bulan [Pengumpulan |Data IPeriode Analisa | 3 bulan jumerator Jumlah hari buka klinik spesialis yang dilayani oleh dokter spesialis dalam waktu satu bulan [Denominator Jumlah seluruh hari buka klinik spesialis dalam satu bulan [Sumber data Register rawat jalan poliklinik spesialis [Standar 100% [Penanggung jawab] Kepala instalasi rawat jalan Jpengumpul data 30 ‘Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit 2. Ketersediaan pelayanan rawat jalan Operasional judul ] Ketersediaan pelayanan rawat jalan PPimensi Mutu | Akses 2 - — fTujuan Tersedianya jenis pelayanan rawat jalan spesialistik yang minimal harus ada di rumahsakit Definisi Pelayanan rawat jalan adalah pelayanan rawat jalan spesialistik yang| dilaksanakan di rumahsakit, Ketersediaan pelayanan rawat jalan untuk rumahsakit khusus disesuaikan dengan spesifikasi dari rumahsakit tsb. pengumpul data [Frekuensi 1 bulan JPengumpulan Data Periode Analisa | 3 bulan jumerator Jenis-jenis pelayanan rawat jalan spesialistik yang ada (kualitatif) [Denominator Tidak ada Sumber data Register rawat jalan Standar Minimal kesehatan anak, penyakit dalam, kebidanan, dan bedah [Penanggung jawab| Kepala instalasi rawat jalan Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit 31 3. Ketersediaan pelayanan rawat jalan di rumahsakit jiwa Judul Ketersediaan Pelayanan rawat jalan di rumahsakit Jiwa Dimensi muta Akses Tujuan ‘Tersedianya jenis pelayanan rawat jalan yang minimal harus ada di Rumah Sakit Jiwa Definisi operasional | Pelayanan rawat jalan adalah pelayanan rawat jalan spesialistik yang dilaksanakan di rumahsakit Frekuensi Tbulan pengumpulan data Periode analisis 3 bulan Numerator Jenis-jenis pelayanan rawat jalan spesialistik yang ada (Kualitatif) Denominator Tidak ada Sumber data Register rawat jalan Standar Minimal a. NAPZA 'b. Gangguan Psikotik c. Gangguan Neurotik . Mental Organik Penanggung jawab | Kepala instalasi rawat jalan Bel ‘Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit 4. Buka pelayanan sesuai ketentuan judul Buka pelayanan sesuai ketentuan Dimensi Mutu Akses Tujuan Tersedianya Pelayanan rawat jalan spesialistik pada hari kerja di setiap Rumah Sakit Definisi Jam buka pelayanan adalah jam dimulainya pelayanan rawat jalan perasional oleh tenaga spesialis Jam buka 08.00 s.d. 13.00 setiap hari kerja kecuali Jum’at iFrekuensi Tbulan Pengumpulan Data Periode Analisa | 3 bulan jumerator Jumlah hari pelayanan rawat jalan spesialistik yang buka sesuai ketentuan dalam satu bulan Denominator Jumlah seluruh hari pelayanan rawat jalan spesialistik dalam satu bulan Sumber data Register rawat jalan andar 100% [Penanggung jawab| Kepala instalasi rawat jalan pengumpul data ‘Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit 38) 5. Waktu tunggu di Rawat Jalan judul Waktu tunggu di Rawat Jalan [Dimensi Mutu Akses [Tujuan Tersedianya Pelayanan rawat jalan spesialistik pada hari kerja di setiap Rumah Sakit yang mudah dan cepat diakses oleh pasien Definisi Waktu tunggu adalah waktu yang diperlukan mulai pasien mendaflar| perasional sampai dilayani oleh dokter spesialis. IFrekuensi 1 bulan Pengumpulan Data [Periode Analisa 3 bulan jumerator Jumlah kumulatif waktu tunggu pasien rawat jalan yang disurvey [Denominator Jumlah seluruh pasien rawat jalan yang disurvey {Sumber data ‘Survey Pasien rawat jalan \Standar <60 menit [Penanggung jawab| Kepala instalasi rawat jalan/komite mutu/tim mutu pengumpul data 34 ‘Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit 6. Kepuasan Pelanggan pada rawat jalan Pudul Kepuasan Pelanggan pada rawat jalan | Dimensi Mutu | Kenyamanan I TTujuan Terselenggaranya pelayanan rawat jalan yang mampu memberikan kepuasan pelanggan efinisi Kepuasan adalah pernyataan tentang persepsi pelanggan terhadap erasional pelayanan yang diberikan Frekuensi Setiap bulan —. ata Periode Analisa_ | Tiga bulan sekali Numerator Jumlah Kumulatif rerata penilaian kepuasan pasien rawat jalan yang di survey [Denominator Jumlah seluruh pasien rawat jalan yang di survey (minimal n=50) Sumber data Survey Standar 290% |Penanggung jawab] Kepala Instalasi rawat jalan / Tim mutu/panitia mutu peenet data ‘Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit 35 Il RAWAT JALAN 7.a. Penegakan Diagnosis TB melalui pemeriksaan mikroskopis TB Judul Penegakan diagnosis TB melalui periksaan mikroskopis TB Dimensi Mutu Efektivitas dan keselamatan Tujuan Terlaksananya diagnosis TB melalui pemeriksaan mikroskopis TB Definisi Operasional Penegakan diagnosis TB melalui periksaan mikroskopis pada pasien rawat jalan Frekuensi Pengumpulan data 3 bulan Periode Analisis 3 bulan Numerator Jumlah penegakan diagnosis TB melalui pemeriksaan mikroskopis TB di RS dalam 3 bulan Denominator Jumlah penegakan diagnosis TB di RS dalam 3 bulan Sumber Data Rekam Medik Standar 60% Penanggung Jawab Kepala Instalasi Rawat Jalan 36 ‘Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit 7. b. Kegiatan Pencatatan dan pelaporan Tuberculosis (TB) di Rumah Sakit Judul Terlaksananya kegiatan pencatatan dan pelaporan TB di rumah sakit Dimensi Mutu Efektivitas Tujuan Tersedianya data pencatatan dan pelaporan TB di rumah sakit Definisi Operasional Pencatatan dan pelaporan semua pasien TB yang berobat rawat jalan ke rumah sakit Frekuensi 3 bulan Pengumpulan data Periode Analisis 3 bulan Numerator Jumlah seluruh pasien TB rawat jalan yang dicatat dan dilaporkan Denominator Seluruh kasus TB rawat jalan di rumah sakit Sumber Data Rekam Medik Standar 60% Penanggung Jawab Kepala Instalasi Rawat Jalan ‘Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit 37 III. PELAYANAN RAWAT INAP. 1, Pemberi pelayanan di Rawat Inap Judul Pemberi pelayanan persal an dengan penyulit Dimensi mutu Kompetensi tehnis Tujuan Tersedianya Pelayanan persalinan dengan penyulit oleh tenaga yang kompeten Definisi Pemberi Pelayanan persalinan dengan penyulit adalah Tim PONEK operasional _| yang terdiri dari dokter Sp.0G, dengan dokter umum, bidan dan perawat yang terlatih) Penyulit dalam persalinan antara lain meliputi partus lama, ketuban pecah dini, kelainan letak janin, berat badan janin diperkirakan kurang dari 2500 gr, kelainan panggul, perdarahan ante partum, ceklampsia dan preeklampia berat, talipusat menumbung Frekuensi Tbulan pengumpulan data Periode analisis | 3 bulan ‘Numerator Tersedianya tim dokter SpOG, dokter umum, bidan dan perawat terlatih Denominator Tidak ada Sumber data Kepegawaian dan rekam medis, ‘Standar Tersedia Penanggung Komite mutu jawab 38 ‘Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit 2. Dokter penanggung jawab pasien rawat inap feel data judul Dokter penanggung jawab pasien rawat inap Dimensi Mutu | Kompetensi tehnis, kesinambungan pelayanan [Tujuan Tersedianya pelayanan rawat inap yang terkoordinasi untuk menjamin kesinambungan pelayanan Definisi Penanggung jawab rawat inap adalah dokter yang (Operasional mengkoordinasikan kegiatan pelayanan rawat inap sesuai kebutuhan pasien iFrekuensi Tbulan Pengumpulan [Data eriode Analisa | 3 bulan jumerator Jumlah pasien dalam satu bulan yang mempunyai dokter sebagai penanggung jawab [Denominator Jumlah seluruh pasien rawat inap dalam satu bulan Sumber data Rekam medik \Standar 100% [Penanggung jawab| Kepala instalasi rawat inap ‘Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit 39) 3. Ketersediaan pelayanan rawat inap judul Ketersediaan pelayanan rawat inap [Dimensi Mutu | Akses [Tujuan Tersedianya jenis pelayanan rawat inap yang minimal harus ada di rumahsakit [Definisi Pelayanan rawat inap adalah pelayanan rumahsakit yang diberikan JOperasional kepada pasien tirah baring di rumahsakit. Untuk rumahsakit khusus disesuaikan dengan spesifikasi rumahsakit tsb. [Frekuensi 3 bulan |Pengumpulan |Data [Periode Analisa | 3 bulan jumerator Tenis-jenis pelayanan rawat inap spesialistik yang ada (kualitatif) [Denominator Tidak ada [Sumber data Register rawat inap andar Minimal kesehatan anak, penyakit dalam, kebidanan, dan bedah (kecuali rumahsakit khusus sesuai dengan spesifikasi rumahsakit tsb) [Penanggung jawab| Kepala instalasi rawat inap pengumpul data 40 ‘Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit 4. Jam visite dokter 1 spesialis judul ‘Jam visite dokter spesialis Dimensi Mutu | akses, kesinambungan pelayanan [Tujuan ‘Tegambamya kepedulian tenaga medis terhadap ketepatan waktu pemberian pelayanan Definisi Visite dokter spesialis adalah kunjungan dokter spesialis setiap hari (Operasional kerja sesuai dengan ketentuan waktu kepada setiap pasien yang menjadi tanggungjawabnya, yang dilakukan antara jam 08.00 sampai dengan 14.00 IFrekuensi tiap bulan |Pengumpulan [Data [Periode Analisa _| tiap tiga bulan’ jumerator Jumlah visite dokter spesialis antara jam 08.00 sampai dengan 14.00 yang disurvei [Denominator Jumlah pelaksanaan visite dokter spesialis yang disurvei jumber data Survei tandar 100 % [Penanggung jawab] Kepala instalasi rawat inap/Komite medik/Panitia mutu Pengumpul data ‘Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit 41 5. Kejadian infeksi pasca operasi Tudul Kejadian infeksi pasca operasi Dimensimutu | Keselamatan, Kenyamanan Tujuan ‘Tergambarnya pelaksanaan operasi dan perawatan pasca operasi yang bersih sesuai standar Definisi infeksi pasca operasi adalah adanya infeksi nosokomial pada operasional semua kategori luka sayatan operasi bersih yang dilaksanakan di Rumah Sakit dan ditandai oleh rasa panas (kalor), kemerahan (color), pengerasan (tumor) dan keluarnya nanah (pus) dalam waktu lebih dari 3 x 24 jam Frekuensi tap bulan pengumpulan data Periode analisis | tiap bulan Numerator jumlah pasien yang mengalami infeksi pasca operasi dalam satu bulan Denominator | jumlah seluruh pasien yang dioperasi dalam satu bulan ‘Sumber data rekam medis Standar [=1,5% Penanggung Ketua komide medik/komite mutwtim mutu jawab 42 ‘Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit 6. Angka kejadian infeksi nosokomial judul ‘Angka kejadian infeksi nosokomial [Dimensi Mutu Keselamatan pasien ‘ujuan ‘Mengetahui hasil pengendalian infeksi nosokomial ramahsakit [Definisi Tnfeksi nosokomial adalah infeksi yang dialami oleh pasien yang {Operasional diperoleh selama dirawat di rumahsakit yang meliputi dekubitus, phlebitis, sepsis, dan infeksi luka operasi [Frekuensi tiap bulan engumpulan [Data Periode Analisa tiap tiga bulan ppengumpul data jumerator Jumlah pasien rawat inap yang terkena infeksi nosokomial dalam satu bulan [Denominator Jumilah pasien rawat inap dalam satu bulan Sumber data ‘Survei, laporan infeksi nosokomial tandar 515% Penanggung jawab| Kepala instalasi rawat inap/Komite medik/Panitia mutu ‘Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit 43 7. Tidak adanya kejadian pasien jatuh yang berakibat kecacatan/kematian Tudul Tidak adanya kejadian pasien jatuh yang berakibat kecacatan/kematian Dimensi mutu | kesclamatan pasien Tujuan ‘Tergambamya pelayanan keperawatan yang aman bagi pasien Definisi Kejadian pasien jatuh adalah Kkejadian pasien jatuh selama di rawat operasional baik akibat jatuh dari tempat tidur, di kamar mandi, dsb, yang berakibat kecacatan atau kematian Frekuensi tiap bulan pengumpulan data Periode analisis | tiap bulan Numerator Jumlah pasien dirawat dalam bulan tersebut dikurangi jumlah pasien yang jatuh dan berakibat kecacatan atau kematian Denominator | Jumlah pasien dirawat dalam bulan tersebut ‘Sumber data__| rekam medis, laporan keselamatan pasien Standar 100% Penanggung | Kepala instalasi rawat inap jawab 44 ‘Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit 8. Kematian pasien > 48 jam Judul Kematian pasien > 48 jam Dimensi mutu keselamatan dan efektivitas Tujuan ‘Tergambarnya pelayanan pasien rawat inap di rumah sakit yang aman dan efektif Definisi Kematian pasien > 48 jam adalah kematian yang terjadi sesudah operasional _| periode 48 jam setelah pasien rawat inap masuk rumah sakit Frekuensi 1 bulan pengumpulan data Periode analisis | 1 bulan Numerator jumlah kejadian kematian pasien rawat inap > 48 jam dalam satu bulan Denominator | jumlah seluruh pasien rawat inap dalam satu bulan Sumber data | rekam medis Standar ‘£0.24 % <2,471000 (international) (NDR 25/1000, Indonesia) Penanggung ‘Ketua komite mutw/tim mutu jawab ‘Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit 45 9. Kejadian pulang paksa Judul Kejadian pulang paksa Dimensi mutu efektivitas, Kesinambungan pelayanan Tujuan Tergambamya penilaian pasien tethadap efektivitas pelayanan rumahsakit Definisi pulang paksa adalah pulang atas permintaan pasien atau keluarga operasional pasien sebelum diputuskan boleh pulang oleh dokter Frekuensi Tbulan pengumpulan data Periode analisis | 3 bulan ‘Numerator jumlah pasien pulang paksa dalam satu bulan Denominator | jumlah seluruh pasien yang dirawat dalam satu bulan Sumber data | rekam medis Standar 3% Penanggung Ketua komite mutu/tim mutu jawab 46 ‘Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit 10. Kepuasan pelanggan rawat inap Judul ‘Kepuasan pelanggan rawat inap Dimensi mut Kenyamanan Tujuan Tergambamya persepsi pelanggan terhadap mutu pelayanan rawat inap Definisi operasional Kepuasan pelanggan adalah pemnyataan puas oleh pelanggan terhadap pelayanan rawat inap Frekuensi Tbulan pengumpulan data Periode analisis | 3 bulan Numerator Jumlah kumulatif hasil penilaian Kepuasan dari pasien yang disurvei (dalam prosen) Denominator Tumlah total pasien yang disurvei (a minimal 50) Sumber data Survei Siandar 290% Penanggung jawab | Ketua komite mutwtim mutu ‘Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit 47 Il RAWAT INAP 11. a, Penegakan Diagnosis TB melalui pemeriksaan mikroskopis TB Judul Penegakan diagnosis TB melalui periksaan mikroskopis TB Dimensi Mutu Efektivitas dan keselamatan Tujuan Terlaksananya diagnosis TB melalui pemeriksaan mikroskopis TB Definisi Operasional Penegakan diagnosis TB melalui periksaan mikroskopis pada pasien rawat inap Frekuensi 3 bulan Pengumpulan data Periode Analisis 3 bulan Numerator Jumlah penegakan diagnosis TB melalui pemeriksaan mikroskopis TB di RS dalam 3 bulan Denominator Jumlah penegakan diagnosis TB di RS dalam 3 bulan Sumber Data Rekam Medik Standar 60% Penanggung Jawab Kepala Instalasi Rawat Inap 48 ‘Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit 11. b. Kegiatan Pencatatan dan Pelaporan Tuberculosis (TB) di Rumah Sakit Judul Terlaksananya kegiatan pencatatan dan pelaporan TB di rumah sakit Dimensi Mutu Efektivitas Tujuan Tersedianya data pencatatan dan pelaporan TB di rumah sakit Definisi Operasional Pencatatan dan pelaporan semua pasien TB yang berobat rawat inap ke rumah sakit Frekuensi 3 bulan Pengumpulan data Periode Analisis 3 bulan Numerator Jumlah seluruh pasien TB rawat inap yang dicatat dan dilaporkan Denominator Seluruh kasus TB rawat inap di rumah sakit Sumber Data Rekam Medik Standar 60% Penanggung Jawab Kepala Instalasi Rawat Inap ‘Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit 49 12. Ketersediaan pelayanan rawat inap di rumahsakit yang memberikan pelayanan Jiwa judul Ketersediaan pelayanan rawat inap di rumahsakit yang memberikan pelayanan Jiwa {Dimensi Mutu ‘Akses [Tujuan Tersedianya jenis pelayanan rawat inap yang minimal harus ada di i P p yang, Rumah Sakit Jiwa [Definisi Pelayanan rawat inap adalah pelayanan Rumah Sakit Jiwa yang Operasional diberikan kepada pasien tidak gaduh gelisah tetapi memerlukan penyembuhan aspek psiko patologis [Frekuenst 3 bulan |Pengumpulan |Data [Periode Analisa | 3 bulan jumerator Jenis-jenis pelayanan rawat inap Rumah Sakit Jiwa [Denominator Tidak ada Sumber data Register rawat inap \Standar Minimal a. NAPZA b, Gangguan Psikotik c. Gangguan Neurotik d. Mental Organik Penanggung jawab| Kepala instalasi rawat inap pensumpul data 50 ‘Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit 13. Tidak adanya kejadian Kematian Pasien gangguan Jiwa karena bunuh diri Judul Tidak adanya kejadian Kematian Pasien gangguan Jiwa karena bunuh diri Dimensi mutu Keselamatan Tujuan ‘Tergambamya pelayanan pasien rawat inap di rumah sakit jiwa yang aman dan efektif Definisi Kematian pasien jiwa Karena bunuh diri adalah kematian yang operasional terjadi pada pasien gangguan jiwa karena perawatan rawat inap yang tidak baik Frekuensi T bulan pengumpulan data Periode analisis T bulan jumlah seluruh pasien yang dirawat dalam satu bulan Numerator jumlah seluruh pasien yang dirawat dalam satu bulan dikurangi jumlah kejadian kematian pasien gangguan jiwa bunuh diri dalam satu bulan Denominator | jumlah seluruh pasien yang dirawat dalam satu bulan Sumber data | Rekam medis Standar 100% Penanggung | Komite medik/mutu jawab ‘Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit 51 14, Kejadian (re-admision) pasien gangguan jiwa tidak kembali dalam perawatan dalam waktu <1 bulan Judul Kejadian (re-admision) pasien gangguan jiwa tidak kembali dalam perawatan dalam waktu ? 1 bulan Dimensi mutu Efektifitas, Kompetensi teknis Tujuan Tergambamya pelayanan pasien rawat inap di rumah sakit jiwa yang efektif Definisi Lamanya waktu pasien gangguan jiwa yang sudah dipulangkan tidak operasional Kembali ke perawatan di rumah sakit jiwa. Frekuensi Tbulan pengumpulan data Periode analisis | 6 bulan ‘Numerator jumiah seluruh pasien gangguan jiwa yang dipulangkan dalam 1 bulan dikurangi jumlah kejadian pasien gangguan jiwa yang kembali dirawat dalam waktu 71 bulan Denominator | jumlah seluruh pasien gangguan jiwa yang dipulangkan dalam 1 bulan Sumber data | Rekam medis Standar 100% Penanggung | Komite medik/mutu jawab 52 Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit 15. Lama hari perawatan pasien gangguan jiwa Judul Lama hari perawatan pasien gangguan jiwa Dimensi mutu Efektifitas, Kompetensi teknis Tyjuan Tergambamya pelayanan pasien rawat inap di rumah sakit jiwa yang efektif Definisi Lamanya waktu perawatan pasien gangguan jiwa di rumah sakit jiwa operasional Frekuensi Tbulan pengumpulan data Periode analisis | 6 bulan Numerator jumlah rerata perawatan pasien gangguan jiwa 6 minggu Denominator | Tidak ada Sumber data | Rekam medis Standar ‘<6 minggu Penanggung | Komite medik/mutu jawab ‘Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit 38 IV. BEDAH SENTRAL 1. Waktu tunggu operasi elektif Judul Waktu tunggu operasi elektit Dimensi mutu efektifitas, kesinambungan pelayanan, efisiensi Tajuan Tergambarnya Kecepatan penanganan antrian pelayanan bedah Definisi operasional Waktu tunggu operasi clektif adalah tenggang waktu mulai dokter memutuskan untuk operasi yang terencana sampai dengan operasi mulai 160 mmHg dan diastolik > 110 mmHg © Protein uria > 5 gr/24 jam 3+/4+ pada pemeriksaan kualitatif © Oedem tungkai Eklampsia adalah tanda pre eklampsi yang disertai dengan kejang dan atau penurunan kesadaran. Sepsis adalah tanda-tanda sepsis yang terjadi akibat penanganan aborsi, persalinan dan nifas yang tidak ditangani dengan tepat oleh pasien atau penolong. Frekuensi Tiap bulan pengumpulan data Periode analisis | Tiap tiga bulan Numerator Tumiah Kematian pasien persalinan karena pendarahan, pre- eklampsia/eklampsia, sepsis (masing-masing penyebab) Denominator | Jumlah pasien-pasien persalinan dengan pendarahan, pre- eklampsia/eklampsia dan sepsi (a Standar Pendarahan

Anda mungkin juga menyukai