Anda di halaman 1dari 4

  wordpress.

com
Optimised just now
View original

Search Search

Joseph Setiawan's Blog


Sharing About Automotive, Traveling, Business Opportunity & etc

Advertisements

Report this ad

Automotive – Serba Serbi Mesin Diesel


A. gejala mesin tersendat-sendat saat berjalan atau saat digeber ke RPM tinggi mesin mengalami batuk-batuk
Seperti kita ketahui bersama bahwa beberapa bulan terakhir ini kualitas Biosolar / Solar biasa (solar subsidi), sering
tidak menentu.

Jika mobil Diesel kita mendadak mengalami gejala mesin tersendat-sendat saat berjalan atau saat digeber ke RPM
tinggi mesin mengalami batuk-batuk maka :

Segera periksa filter bahan bakar (filter solar) mobil Diesel anda dan ganti jika perlu.

Pada bagian bawah Sedimenter (Diesel Mekanikal) atau rumah filter (untuk mesin-mesin Diesel Common Rail), buka
keran kecil dan pompa sedimenter / rumah filter untuk membuang kontaminasi (air / kotoran, dll) yang tertampung
pada sedimenter / rumah filter.

Setelah filter solar diganti, maka jika sesudahnya ada waktu, kunjungi bengkel untuk melakukan “Kuras Tangki” BBM.

Jangan kaget jika misalnya sekali waktu hal ini terjadi pada filter solar yang belum begitu lama diganti / belum
mencapai 10.000 Km, resiko tersebut bisa saja terjadi jika kita secara rutin mendapat Biosolar / Solar yang
kualitasnya buruk. (Walau sebetulnya filter solar yang mengalami mampet secara premature ini jarang-jarang terjadi)

Jika anda secara rutin menggunakan BioSolar / Solar subsidi maka ada baiknya pertimbangkan untuk campur
dengan additive BBM (additive solar) yang berkualitas, additive BBM yang bersifat pelumasan / pembersih / water
remover.
Atau tambahkan sedikit Solar non subsidi ke Biosolar yang anda gunakan. Solar non subsidi seperti Pertamina DEX /
Total Diesel / Shell Diesel / Petronas Diesel, dengan ratio minimal 1:10 – 2:10 (10 untuk Biosolar-nya / Solar-nya).

Dari pengalaman team APG selama hampir 5 tahun memelihara mobil Diesel Common Rail, penambahan sedikit
additive BBM ke Biosolar + menambah sedikit solar non subsidi ke Biosolar turut membantu memperpanjang usia
pakai filter solar serta menjaga kondisi tangki BBM tetap bersih. (Selalu gunakan BioSolar dari SPBU yang
terpercaya).

B. Di masa lalu ada persepsi bahwa mesin Diesel itu kurang tahan lama & jika rusak biaya perbaikannya akan sangat
mahal.

Benarkah demikian ? Apa sebab ?


Mari kita analisa…

Mengenai biaya reparasi mahal, Ya! Memang benar, karena komponen-komponen internal mesin Diesel didisain
sangat robust.

Mengenai “konon cepat rusak” :


Di masa lalu mesin mesin Diesel untuk kendaraan penumpang / SUV / MPV kebanyakan tidak menggunakan Turbo
alias Normal aspirated dengan spesifikasi Output Power yang boleh dikatakan “pas-pasan”.

Berhubung banyak user yang merasakan faktor Underpowered, maka tidak sedikit user yang men-tune mobil
Dieselnya dengan membesarkan supply solar / meningkatkan AFR (Air Fuel Ratio) tetapi TANPA dibarengi
peningkatan supply udara yang sepadan.

Nah, apa yang akan terjadi ?

AFR menjadi rich atau sangat rich & EGT (Exhaust Gas Temprature) dipastikan meningkat dengan signifikan.

Di masa lalu hanya sedikit sekali user yang aware dengan faktor EGT ini, kebanyakan hanya memperhatikan faktor
opasitas & ada yang “cuek” jika knalpot ngebul, yang penting larinya enak.

Ditambah lagi dengan pemahaman yang keliru mengenai hubungan antara AFR vs Suhu mesin, dengan menganggap
fenomena yang terjadi pada Diesel sama seperti mesin Gasoline dimana AFR makin Rich = mesin makin dingin,
padahal pada mesin Diesel yang terjadi adalah sebaliknya dimana AFR makin Rich = mesin makin panas / EGT makin
tinggi.

Ini karena proses pembakaran pada mesin Diesel bersifat “Compression Ignition” dimana bahan bakar terbakar
sendiri karena udara yang sangat panas oleh tekanan yang tinggi, maka jika semakin banyak bahan bakar yang
disemburkan, panas yang dihasilkan akan semakin besar, ibarat kompor minyak tanah.

Pada mesin Diesel, tingkat Opasitas yang tinggi umumnya berkorelasi erat dengan EGT.

Mesin Diesel yang dalam operasinya sering mengalami EGT yang tinggi, maka akan cepat mengalami “Metal
Fatigue” dan berujung dengan retak rambut pada cylinder head, dan lain-lain yang akhirnya harus turun mesin untuk
perbaikan dan biayanya tentulah mahal.

Adapun juga beberapa tipe mesin Diesel Normal Aspirated dengan konstruksi blok yang tidak seberapa robust,
akhirnya bermasalah ketika dipasangi Turbo, apalagi jika boost Turbo di set agak besar.

Berkembangnya Trend High Pressure Injection System & Penggunaan Turbo Sebagai Opsi Standard dari Pabrikan
Kendaraan :
Seiring dengan berkembangnya trend system Injeksi tekanan tinggi & penggunaan Turbo serta Intercooler pada
mesin-mesin Diesel modern, membuat Power to Capacity ratio (rasio Power terhadap kapasitas mesin) mesin Diesel
menjadi lebih baik, juga supply udara yang lebih mumpuni saat mesin di-Tune, juga konstruksi mesin yang memang
sudah disesuaikan oleh pabrikan untuk beroperasi dengan Turbo secara aman.
Ditambah lagi semakin meningkatkanya kesadaran pengguna akan faktor EGT dengan memasang EGT meter di
mobil Dieselnya yang sudah dimodifikasi.

Juga dengan semakin banyaknya pilihan bahan bakar Diesel yang berkualitas atau banyaknya pilihan Solar non
Subsidi serta pilihan additive-additive Solar yang berkualitas.

Dengan semakin tingginya spesifikasi output mesin-mesin Diesel masa kini, makin baiknya kualitas pelumas, Trend
Turbocharger & pemahaman akan faktor EGT, maka seharusnya hal-hal yang tidak diinginkan bisa dihindari dan
mesin Diesel akan dapat terus beroperasi dengan baik dalam waktu yang amat sangat panjang.

C. Mesin Diesel dikenal sebagai mesin yang efisien serta Fun to Drive (mesin Diesel modern ber-ECU) karena
karakteristik torsi yang besar sejak RPM rendah.

Hanya saja suara & getaran mesin Diesel umumnya lebih terasa dibanding mesin Gasoline. Tetapi dengan perlakukan
yang tepat sebetulnya kita dapat mengurangi suara & getaran mesin Diesel dengan cukup signifikan.

Beberapa metode yang bisa dilakukan di antaranya :

1. Meningkatkan Daya Lumas Diesel Fuel (Solar)


Daya lumas solar (Diesel Fuel) adalah sangat penting, dimana Diesel Fuel harus mampu memberikan pelumasan
yang baik terhadap pompa injeksi mesin Diesel.

Sebab pompa injeksi pada mesin Diesel itu ibarat sebuah kompressor yang mana membutuhkan pelumasan untuk
piston-piston & plunger-plungernya, agar piston kompressor bekerja lebih ringan, plunger-plunger bekerja lebih
maksimal.

Daya lumas Diesel Fuel kadang menjadi kurang maksimal apabila Diesel Fuel terkontaminasi zat-zat lain seperti air /
kerosene / Gasoline atau jika mendapat Diesel Fuel dengan angka Parafin yang agak rendah.

Maka untuk meningkatkan daya lumas pada Diesel Fuel bisa dilakukan dengan menambah additive bahan bakar
yang bersifat Lubricant / pelumasan atau menggunakan Diesel Fuel berkualitas baik dengan kandungan additive
yang lengkap.

Daya lumas Diesel Fuel yang baik terhadap pompa injeksi akan membantu mengurangi beban kerja mesin dalam
memutar pompa injeksi.

2. Peningkatan Cetane Number (CN)


Peningkatan angka Cetane dengan Cetane Booster atau menggunakan Diesel Fuel dengan CN yang tinggi (51 – 54)
juga akan membantu menyempurnakan proses pembakaran yang mana salah satu efeknya juga akan membuat
suara & getaran mesin Diesel menjadi lebih halus.

Dengan angka Cetane yang lebih tinggi maka akan membuat proses pembakaran menjadi lebih ‘instant’ alias
mengurangi proses pembakaran yang panjang atau yang disebut ‘Self Ignition Delay’ (SID).

SID inilah yang turut membuat getaran dan suara mesin Diesel menjadi lebih besar, SID disebabkan penggunaan
Diesel Fuel dengan CN yang rendah (48 atau lebih rendah).

3. Purging
Pembersihan Injector & Nozzle membuat pengabutan lebih sempurna, sehingga pembakaran lebih optimal,
berpengaruh terhadap getaran mesin (Lihat artikel Purging sebelumnya).

4. Penggantian Filter Solar Secara Teratur


Filter solar yang sudah agak mampat, secara otomatis akan turut membebani kerja pompa injeksi dalam menghisap
bahan bakar, maka itu filter solar sebaiknya diganti secara teratur.

5. Penggunaan Pelumas yang Berkualitas


6. Engine Mounting
Bagi mobil Diesel yang sudah berusia di atas 3 – 4 tahun atau sudah menempuh jarak di atas 70.000 Km biasanya
engine mounting mulai getas & agak gepeng, membuat getaran mesin menjadi lebih terasa di body mobil. Jika
engine mounting sudah mulai getas / agak gepeng, maka gantilah engine mounting.(catatan : Usia pakai Engine
Mounting tiap-tiap mobil Diesel adalah berbeda-beda).

D. Pelumasan oleh Diesel Fuel (solar) pada pompa injeksi mesin Diesel sangatlah penting, apalagi seiring
perkembangan mesin Diesel modern yang dilengkapi sistem injeksi bertekanan tinggi dengan tekanan maksimum
sebesar 1350 Bar atau lebih.

Jika kita menilik anatomi pompa injeksi Common Rail (sebagai contoh), maka terlihat jelas bahwa pompa injeksi
Common Rail sangat mirip dengan kompressor udara, hanya saja pompa injeksi Common Rail memompa fluida
dengan tekanan yang amat sangat jauh lebih besar. (Lihat gambar)

Satuan daya lumas Diesel Fuel (solar) adalah dengan satuan HFRR (High Frequency Reciprocating Rig) dimana
angka HFRR semakin rendah menandakan daya lumas solar semakin baik dan sebaliknya. Standard angka HFRR
maksimum sesuai Engine Manufacturers Association adalah sebesar 460 (460 micron). Jika angka HFRR di atas
460 maka daya lumas solar dianggap kurang baik dan dapat menyebabkan komponen pompa injeksi aus secara
prematur.

Sebetulnya angka sulfur yang rata-rata masih cukup tinggi pada solar yang dijual di Nusantara ini cukup membantu
daya lumas solar (walau sulfur turut menyebabkan jelaga pada gas buang), hanya saja sering kita jumpai solar yang
terkena kontaminasi.

Aspek-aspek yang menyebabkan berkurangnya daya lumas Diesel Fuel (solar) khususnya pada Solar subsidi di
Indonesia :
– Kontaminasi air
– Minimnya kandungan additive pada Solar / Biosolar subsidi

Solusi untuk memperbaiki daya lumas solar yang dicurigai terkontaminasi zat cair lain bisa dengan :
– Menambah additive solar yang mengandung Lubricating agent
– Menambah BioDiesel sebanyak 2% dari total volume solar (pastikan BioDiesel berkualitas yang berstandar SNI,
bebas dari kandungan air dan Iodine)

Jika dalam keadaan terpaksa dimana 2 hal di atas tidak tersedia, maka bisa tambahkan sedikit oli 2T – Low Smoke
(AshLess lubricant) sebanyak 100 cc untuk setiap 50 L solar, hanya saja untuk penggunaan jangka panjang tidak
disarankan karena adanya “Ash Additive” pada oli 2T Low Smoke ini dikhawatirkan dapat membuat endapan pada
ujung Nozzle.

Untuk perawatan reguler pada kendaraan Diesel yang menggunakan solar subsidi maka additive untuk solar yang
mengandung zat pelumas sekaligus zat pembersih dan water remover sangat disarankan, atau campur solar /
biosolar dengan solar non subsidi yang dimana memiliki kandungan additive yang lengkap.

Demikian ulasan team APG mengenai pentingnya daya lumas solar, nantikan artikel lain menyangkut serba-serbi
mobil Diesel.

Sumber :
APG

Anda mungkin juga menyukai