Anda di halaman 1dari 2

Upaya untuk Mengurangi Tuna Aksara

Tuna Aksara adalah: ”mereka yang belum tuntas membaca, menulis dan berhitung”
biasanya terjadi di daerah pedesaan. Sebagian besar para penyandang tuna aksara ini adalah
orang yang sudah lanjut usia. Tuna aksara menjadi salah satu tolak ukur bagi pertumbuhan
negara. Karena jika penyandang tuna aksara di Indonesia setiap tahunnya semakin meningkat
maka itu akan semakin menghambat pertumbuhan dan pembangunan di Indonesia. Tingginya
tuna aksara di Indonesia ini terjadi karena beberapa faktor yaitu:

1. Kemiskinan
Salah satu faktor yang menyebabkan tuna aksara adalah kemiskinan. Dimana mereka
yang kurang mampu lebih memilih untuk mencari kerja untuk menghidupi dirinya
sendiri dan keluarganya dibandingkan untuk belajar membaca, menulis dan berhitung.
Bagi mereka, bekerja jauh lebih penting dibandingkan untuk belajar .
2. Kurangnya pemerataan pembangunan dalam segi pendidikan
Mereka yang tinggal di daerah terpencil atau pelosok biasanya minim akan fasilitas
pendidikan. Ini bisa disebabkan karena lambatnya pembangunan dan kurangnya dana
dari pemerintah untuk daerah terpencil.
3. Tingkat kesadaran pendidikan yang rendah
Rendahnya tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan disebabkan
karena pola pikir masyarakat yang melihat bahwa prioritas sehari-hari yang utama
adalah bekerja. Mereka berfikir kalau belajar itu sudah terlambat. Bahkan mungkin
sebagian dari mereka berfikir bahwa belajar hanya membuang – buang waktu saja.
4. Faktor umur
Sebagian besar penyandang tuna aksara adalah orang-orang tua dan enggan untuk
berusaha mengenal huruf-huruf sebagai awal untuk bisa membaca. Ini dikarenakan
karena faktor umur yang menyebabkan penurunan fungsi tubuh seperti menurunya
penglihatan, pendengaran dan menurunnya daya ingat. Ini yang akan menjadi kendala
dalam proses pembelajaran.

Dalam mengatasi tingginya angka buta aksara di Indonesia memang tidaklah mudah.
Banyak kendala yang menghambat pemberantasan buta aksara. Pemerintah dan masyarakat
harus saling bekerja sama agar upaya-upaya yang dilakukan untuk memberantas buta aksara
bisa berjalan dengan baik dan efektif. Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk
mengurangi buta aksara yaitu:

1. Sekolah gratis
Sekolah gratis merupakan salah satu upaya yang dapat dillakukan untuk
mengurangi buta aksara yang disebabkan karena putus sekolah. Dengan adanya
sekolah gratis masyarakat khususnya anak-anak yang putus sekolah karena
keterbatasan biaya dapat mengeyam bangku pendidikan dan ini juga merupakan
upaya pemberantasan buta aksara mulai dari sejak dini.
2. Melakukan sosialisasi
Dengan melakukan sosialisasi ini kita bisa memberi himbauan kepada masyarakat
akan pentingnya belajar untuk masa depan mereka dan meningkatkan kesadaran
masyarakat akan pentingnya pendidikan. Jika masyarakat masih belum sadar dan
kurang memiliki motivasi untuk belajar maka program-program atau upaya-upaya
yang telah dilakukan tidak akan berjalan dengan lancar dan tentunya hasilnya pun
tidak akan maksimal.
3. Menjadi sukarelawan
kita sebagai mahasiswa juga bisa turut andil dalam memberantas tuna aksara yaitu
dengan menjadi sukarelawan sebagai tutor untuk para penyandang tuna aksara
khusus nya di daerah terpencil yang dalam segi pendidikannya masih kurang.

Upaya-upaya tersebut tidak akan berjalan dengan baik jika kurangnya dukungan dan
partisipasi dari masyarakat itu sendiri. Pemerintah dan masyarakat harus saling bekerja sama
dalam melaksanakan program penuntasan tuna aksara. Jika semua elemen baik pemerintah
maupun masyarakat saling mendukung dan bekerja sama, maka masalah tuna aksara di
Indonesia akan teratasi.

Anda mungkin juga menyukai