Anda di halaman 1dari 6

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah SWT atas rahmat yang telah hingga kami
dapat menyusun makalah Keterampilan Dasar Praktik Klinik(KDPK) yang berjudul “ Luka
infeksi”dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Keterampilan Dasar Praktek Klinik(KDPK)
dibawah bimbingan Ibu Mas’adah,S.Km. Prodi Kebidanan Sutomo Surabaya.

Dalam pembuatan makalah ini, kami juga tidak lupa mengucapkan terima kasih sebesar-
besarnya kepada :

1. Ibu Mas’adah,S.km. selaku dosen dan pembimbing mata kuliah Keterampilan Dasar
Praktik Klinik(KDPK)
2. Seluruh anggota kelompok kami dan teman-teman yang telah membantu
terselesaikannya tugas makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini kurang dari sempurna. Maka kami selaku penyusun
sangat mengharapkan saran dan kritik dari pembaca. Dan akhirnya, kami mengharapkan semoga
makalah ini dapat diambil manfaat khususnya bagi penyusun dan para pembaca pada umumnya.

Surabaya, 09 Desember 2008

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Berbagai ilmu untuk mengkaji luka yang disebabkan karena adanya infeksi sudah dikenal
sejak dahulu unntuk mengetahui adanya berbagai mikroorganisme pada luka. Mikroorganisne
sendiri baru dikenal setelah Luis Pasteur pada tahun 1857 menmukan adanya kegiatan
mikroorganisme pada proses peragian. Ia menyimpulkan bahwa proses pembusukan disebabkan
oleh adanya mikroorganisme tapi tidak semua organisme menimbulkan penyakit, demikian pula
tidak sama ganasnya(virulensinya). Ada 5 golongan mikroorganisme yang dapat mengakibatkan
penyakit yaitu kuman(bakteri), jamur, protozoa, virus dan riketsia. Infeksi hanya terjadi bila
mikroorganisme yang ganas atau patogen masuk kedalam badan. Proses infeksi dapat dicegah
dengan cara menghalangi masuknya mikroorganisme ke dalam badan. Akibat adanya berbagai
penyakit yang diakibatkan karena adanya luka infeksi maka kami menyusun makalah ini untuk
mempermudah dan memperluas pengetahuan tentang adanya infeksi pada luka, pengenalan
tanda-tandanya dan cara pencegahan terhadap adanya luka infeksi.

1.2. TUJUAN

Berdasarkan latar belakang diatas maka tujuan dari makalah ini adalah sebagai
berikut, untuk mempelajari adanya penyakit akibat adanya infeksi luka, cara penganalisaan
tanda-tanda klinis dan pencegahannya, jenis –jenis infeksi serta faktor-faktor yang
mmpermudah terjadinya infeksi.
BAB II

PEMBAHASAN

PENGERTIAN LUKA INFEKSI

Luka infeksi adalah infasi mikroorganisme berbahaya kedalam tubuh yang diakibatkan
adanya luka.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMUDAHKAN TERJADINYA INFEKSI

1. Adanya organisme penyerang dalam jumlah besar


2. Organisme dengan virulensi tinggi
3. Cedera pada kulit dan membran mukosa yang utuh , memungkinkan masuknya
organisme.
4. Kemungkinan terjadinya infeksi pada luka sangat meningkat dengan adanya jaringan
mati serta rusak dan benda asing, misalnya potongan nanah atau robekan kain.
5. Pertahanan tubuh yang melemahkan akibat diet yang buruk, umur dan dalam keadaan
sakit. Misalnya sakit diabetes.

JENIS-JENIS INFEKSI

A. KOMPLIKASI SETEMPAT INFEKSI


1. CELULITIS
Celulitis adalah peradangan jaringan subkutan yang tidak bernanah.Keadaan ini
merupakan penyebaran organisme lewat jaringan, yang biasanya menyertai
infeksi steptococcus dan sering berlangsung cepat serta dapat mematikan/fatal.

Gambaran klinis
Gambaran klinis berupa jaringan merah, bengkak, dan nyeri dengan disertai
tanda-tanda umum infeksi.
Tindakan
a. Istirahat dan meninggikan bagian yang sakit
b. Insisi bila dianggap terjadi pus
c. Antibiotik, misalnya benzyl penicilin 2 hingga 4g/hari(streptococcus).

2. ABSCESS
Abses adalah pengumpulan nanah dalam suatu ruangan terbatas dalam tubuh.
Abses terjadi akibat infeksi yang terlokalisir. Dengan semakin bertambahnya
volume pus, arah abscess cenderung mengikuti garis yang resistensinya paling
rendah (“tracking”) yaitu ke kulit atau ke dalam usus tempat keluarnya isi
abscess (“pointing”). Disamping itu juga adanya kokus pyogen yaitu
staphylococcus. Sering pula kuman ini bercampur dengan gram negatif

Gambaran klinis
 Terdapat pembengkakan yang terlokalisir, merah dan fluktiasi, yang
terasa hangat pada perabaan dan sangat nyeri tekan.
 Ketika abscess matang (“poninting”), kulit menjadi semakin
mengkilap serta merah, dan pus tampak pusat yang berwarna kuning.
 Bisa terjadi respons sistemik menyeluruh jika abscessnya besar.

Tindakan
 Insisi dan drainage agar nanah mengalir keluar
 Pemberian Antibiotik sistemik atau lokal – pemberian antibiotik
diputuskan lewat hasil perbenihan dan tes sensitivitas bakteri.
 Abses didaerah hidung hanya diobati dengan antibiotik sistemik.
 Korbunkel di insisisi agar semua dinding lobus rusak, sehingga
seluruh nanah dapat dikeluarkan.

3. LIMFANGITIS
Limfangitis adalah infeksi non supuratif pada pembuluh limfatik yang
mengaliri daerah selulitis. Inflamasi saluran limfe yang menimbulkan
pembesaran kelenjar limfe. Keadaan ini hampir selalu diakibatkan oleh infeksi
streptococcus. Limfangitis tampak sebagai garis merah nyeri tekan yang
berjalan ke kelenjar getah bening dari tempat peradangan.

Tindakan
Antibiotik (Benzyl penicillin) untuk infeksi primer.
4. LIMFADENITIS
Limfadentis adalah infeksi nodus limfatikus regional sebagai akibat selulitis
dan limfangitis, secara jarang dapat terbentuk supurasi nodus dan abses. Pada
infeksi sering kellenjar getah bening mengalami inflamasi dan membesar.

B. KOMPLIKASI UMUM INFEKSI


BAKTEREMIA
Bakteremia berarti bakteri dalam daerah dan mungkin tidak mempunyai makna
khusus. Bakteri biasanya teratasi dengan cepat sekali oleh mekanisme pertahanan
tubuh,tetapi kadang-kadang dapat menimbulkan infeksi pada bagian yang rusak dan
lemah.
SEPTIKEMIA
Pada keadaan ini terdapat bakteri dalam jumlah yang sangat besar di dalam darah dan
septikimia merupakan keadaan yang amat serius . bakteri tersebut malahan dapat
memperbanyak diri di dalam darah.

Gambaran klinis
1. Denyut nadi dan suhu sangat tinggi
2. Serangan menggigil
3. Suhu kembali normal dengan keluarnya keringat
4. Leukositosis

Bakteri akan diatasi dengan pertahanan tubuh, tetapi dalam keadaan ini terdapat
kesempatan yang lebih besar bagi bakteri untuk menetap dan menyebabkan
abscess pada organ-organ di seluruh tubuh.

PYAEMIA

Kumpulan organisme yang kecil bersama dengan bekuan darah yang beredar di
dalam darah. Keadaan ini amat serius dan dapat menyebabkan abscess yang yang
multiple.

BAKTERI
KOMENSAL

Bakteri tak berbahaya yang hidup pada permukaan tubuh . Sebagian bekteri
komensal dalam keadaan yang tepat dapat menjadi patogen, misalnya E. Coli dan
staphilococus aereus.

PATOGEN

Bakteri berbahaya. Bakteri patogen dapat membahayakan kesehatan baik melalui


kerja setempat secara langsung maupun melalui racun (toksin) yang
dilepaskannya, racun ini mempunyai efeek sistemik yang umum (C. Tetani).

Anda mungkin juga menyukai