Anda di halaman 1dari 9

Sistem Digestivus

Gangguan Fungsi Hati

MUHAMAD AZUAN BIN AYOB


102010383
KELOMPOK E7
18 Juli 2011
Sistem Digestivus – Gangguan Fungsi Hati

Muhamad Azuan Bin Ayob

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Pendahuluan

Di dalam sistem pencernaan manusia terbagi kepada beberapa organ yang berperan dalam
membantu mencerna makanan yang dikonsumsi supaya bisa diabsorpsi untuk kegunaan
tubuh. Organ-organ tersebut adalah mulut, Esofagus, Gaster, Duodenum, Jejunum, Ileum,
Colon, Rectum dan Anus.

Namun begitu, tanpa organ-organ aksesori (organ tambahan) seperti Hati, Pankreas, Lien dan
Kantong Empedu (Vesika Fellea), proses pencernaan makanan itu tidak bisa terjadi karena
bahan-bahan yang dihasilkan dan disekresikan oleh organ-organ aksesori tersebutlah yang
membantu dalam pencernaan makanan di dalam tubuh.

Di antara organ aksesori tadi, Hati juga berperan penting dalam pencernaan dan absorpsi
lemak di dalam tubuh untuk kebutuhan tubuh itu sendiri.
Pembahasan

Struktur makroskopis

Gambar 1: Hati. Sumber : http://www.liverdoctor.com/index.php?page=liver-detoxification

Secara struktur makroskopis hati, hati itu merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh
manusia yang kira-kira beratnya adalah 2,5 % dari berat manusia dewasa normal. Pada waktu
fetus, ia bekerja sebagai organ hematopoietic yang bererti penghasilan sel-sel darah merah.

Kerja hati ini dalam tubuh manusia normal adalah membantu dalam pencernaan lemak dan
juga absorpsi lemak di samping hasil absorpsi tubuh tadi dari sistem pencernaan akan dibawa
ke hati dahulu melalui vena hepatis portal yang seterusnya dibawa ke dalam sistem sirkulasi
sitemik. Bahan yang disekresi hati dipanggil empedu yang biasanya berwarna hijau atau
kuning-coklat. Yang berfungsi dalam emulsifikasi lemak dalam tractus digestivus. 1,2

Hati manusia terletaknya pada quadrat kanan atas pada area abdomen yang dilindungi oleh
tulang iga toraks dan diafragma. Organ ini mengambil ruang yang besar, biasanya pada ruang
Hipokondrium kanan dan juga melebihi sehingga ruang Epigastrium yang memperpanjang
juga ke sedikit ruang Hipokondrium kiri. 1

Pada bagian anterior dan superior hati ini merupakan bagian permukaan diafragma di mana
hati bersentuhan dengan diafragma, di mana permukaan ini berbentuk konvex (cembung) dan
pada bagian posteroinferior, bentuk hati adalah relative rata dan konkaf (cekung) pada
permukaan visceral yaitu permukaan dimana ia bersentuhan dengan organ-organ visceral
yang lain seperti lambung, duodenal dan renal. 1,2

Pada permukaan diafragma itu, permukaan hati adalah rata dan halus di mana terletaknya
diafragma di atas hati untuk memisahkan rongga toraks yang mengandung jantung dan paru-
paru dengan rongga abdomen. 1,2

Terdapat ligamentum falsiforme yang memisahkan lobus hati kanan dan kiri di mana ia
berjalan posterior sehingga membagi dua cabang ke kana dan kiri pada posterior yang
dipanggil igament coronaria yang pada kedua-dua ujung ligamentum ini akan menjadi
ligamentum triangulare kanan dan kiri. 1

Gambar 2. Hati posteroinferior. Sumber :


http://cumc.coursecards.com/images/uploads/backup/liver%20posterior.PNG
Pada permukaan visceral pula terdapat satu fossa di mana terletaknya organ aksesori yang
berhubungan dengan hati yaitu Vesika Fellea. Selain dari fossa ini dan juga porta hepatis, hati
ini diselaputi dengan peritoneum pada permukaan ini. Porta hepatis ini merupakan tempat
measuknya pembuluh darah dan limfe yaitu arteri Hepatis, vena Hepatis dan duktus
hepatikus. Porta hepatis ini berjalan transverse pada permukaan ini dan ia menghubungkan
fissure sagittal kiri dan kanan hati. Pada fissure sagittal kanan, terletaknya fossa untuk Vesika
Fellea dan juga berjalannya vena cava inferior, manakala pada fissure sagittal kiri pula,
terletaknya ligamentum teres hepatis dan juga ligamentum venosum. Ligamentum teres
hepatis ini merupakan sisa dari vena umbilikalis pada waktu fetus di mana ia membekalkan
darah beroksigen dari plasenta ke fetus. Bagi ligamentum venosum pula, ia merupakan sisa
dari duktus fetus yang membawa darah dari vena umbilikalis tadi ke vena cava inferior.1

Omentum minus menutupi portal tria yang keluar dari hati kearah lambung pada sisi
kurvatura minor lambung. Omentum minus yang memanjang dari porta hepatis ke duodenum
pula dipanggil ligamentum hepatoduodenal dan ligamentum hepatogastric adalah
perpanjangan antara tempat letaknya ligamentum venosum dan memanjang ke kurvatura
minor lambung. 1

Secara external, hati dibagi kepada dua lobus dan dua lobus aksesori hasil dari fissure-fissura
tadi. Pada garis di mana berjalannya ligamentum falsiforme dan fissure sagittal kiri itu
merupakan garis di mana ia memisahkan lobus hati kiri dan lobus hati kanan. Garis di mana
terletaknya porta hepatis yang berjalan tranverse itu memisahkan lobus quadratus dan
caudatus. 1

Vaskularisasi hati.

Hati mendapat vaskularisasi daripada sumber vena yang lebih besar dari arteri yaitu vena
porta hepatis dan juga arteri hepatis. Saluran porta ini mengandungi darah yang 40 % lebih
beroksigen dari darah yang kembali ke jantung, makanya ia berfungsi untuk membekalkan
oksigen kepada sel-sel parenkim yaitu hepatosit di hati. Vena porta hepatis utamanya
membawa darah dari tractus digestivus yang mengandungi hasil-hasil absorpsi dari saluran
pencernaan kecuali lemak dan lipid. Ini karena lipid tidak melalui saluran ini melainkan ia
masuk ke sirkulasi tubuh melalui saluran limfe. 1
Vena porta hepatis ini adalah dari pertemuan vena mesenterikus superior dan vena lienalis
dan juga vena mesenterikus inferior. Sesetengah manusia, sebanyak 60%, vena porta hepatis
mereka berasal dari vena mesenterikus superior dan vena lienalis sahaja di mana vena
mesenterikus inferior itu akan bercabang pada vena lienalis. Vena-vena ini bertemu dan
membentuk vena porta hepatis yang bergerak ascendens anterior dari vena cava inferior dan
merupakan bagian di dalam ligamentum hepatoduodenale. 1

Arteri hepatis pula merupakan cabang daripada truncus celiaca yang bercabang menjadi arteri
communis hepatis dan bercabang lagi menjadi arteri propria hepatis yang di mana pada atau
hamper ia masuk ke hati, bercabang menjadi dua cabang yang ia memperdarahi kedua-dua
lobus hati. 1

Duktus biliary dan Vesika Fellea

Duktus biliary ini akan membawa empedu dari hati ke duodenum. Empedu akan dihasilkan
secara berterusan dan disimpan dan dipekatkan di dalam vesika fella. Kemudian ia akan
dilepaskan (disekresi) ke dalam duodenum apabila adanya lemak di dalam tractus digestivus
supaya ia bisa emulsifikasi lemak dan membantu dalam pencernaan lemak untuk diabsorpsi
semula ke tubuh.

Dalam jaringan hepar yang normal, terdapat lobules yang di mana pada tengahnya ada vena
sentralis yang berjalan ke perifer melalui sinusoids dan hepatosit yang radiasi ke vena
sentralis tersebut. Hepatosit ini menghasilkan empedu dan empedu tersebut dibawa ke perifer
melalui kanalikuli empedi dan berkumpul di duktus hepatis yang akan keluar dari hati dari
kedua-dua lobus hati dan bertemu menjadi duktus hepatis communis, yang bertemu dengan
duktus cystikus dari vesika fellea untuk bergerak ke duodenum.

Duktus biliaris ini akan berjalan descendens posterior dan superior duodenum di mana ia
bertemu dengan duktus pankratikus menjadi ampulla hepatopankratikus yang akan masuk
kedalam lumen duodenum melalui dinding usus halus. Pada duktus biliaris ini terdapat
sfingter buat duktus tersebut dipanggil duktus choledochus. Fungsinya adalah untuk
mengatur jumlah empedu yang disekresikan ke dalam duodenum. Apabila duktus
choledochus ini berkontraksi, ia akan menyebabkan empedu yang dihasilkan oleh hati
bergerak kebalikan dan masuk ke dalam vesika fellea buat penyimpanan dan pemekatan.
Vesika fellea ini terbagi kepada tiga bagian, bagian fundus yaitu bagian di mana ia berbentuk
cembung dan bagian tubuh dan juga bagian leher di mana ia sudah menjadi sempit dan keluar
menjadi duktus cystikus. Tetapi terdapat bengkokan berbentuk huruf “S” dahulu sebelum ia
bercabang menjadi duktus cystikus tersebut.

Struktur Mikroskopis

Gambar 3. Hati struktur mikroskopis. Sumber :


http://www.mc.vanderbilt.edu/histology/labmanual2002/labsection3/PancreasLiverGallbladd
er03.htm

Semua bahan absorpsi yang berasal dari traktus digestivus akan dibawah melalui vena porta
hepatis dan dibawa ke hati. Di sini ia akan diabsorpsi juga ke dalam jaringan sinusoid kapiler
hati untuk proses detoksifikasi. Darah yang dari vena porta hepatis itu akan bergerak dari
perifer kea rah vena sentralis supaya bisa dibawa ke vena cava inferior dan masuk ke dalam
sirkulasi darah di jantung. 3,

Empedu pula akan dihasilkan oleh hepatosit yang akan disekresikan ke dalam kanalikuli
empedu kea rah perifer dan dikumpulkan ke dalam duktus hepatis atau duktus biliaris. Maka,
empedu tidak akan bercampur dengan darah kerana jalur gerak mereka berbeda.3

Di antara sel-sel hepar ini, terdapat juga sel-sel kupffer yang berfungsi dalam
memfagositosis, di mana ia mengandung makrofag. 3
Funsi hepar

Sekresi empedu oleh hati berfungsi dalam mebantu digesti lemak dalam saluran pencernaan
tetapi bukan melalui gerak kerja enzim, tetapi melalui bantuan garam empedu yang akan
emulsifikasi lemak supaya bisa diabsorpsi dan di cerna dengan lebih senang.

Antara fungsi garam empedu adalah:4,5

1. Emulsifikasi lemak menjadi partikel kecil supaya bisa bereaksi dengan enzim lipase
2. Membantu dalam absorpsi lemak dalam hasil akhir pencernaan lemak

Empedu yang disimpan di dalam vesika fellea, setelah dirangsang dengan adanya lemak di
dalam duodenum akan disekresikan ke dalam duktur biliaris dan bertemu dengan duktus
pankreatikus menjadi ampulla hepatopankratikus dan masuk ke dalam lumen duodenum
melalui dinding duodenum melalui sfingter oddi. 4,5

Komposisi empedu termasuklah air murnia, garam empedu, bilirubin, kolesterol, asam lemak,
lesitin dan juga elektrolit. Dalam proses memekatkan empedu, lapisan mukosa dalam vesika
fellea akan mengabsorpsi air murni dan elektrolit sehingga bahan yang sisa di dalam lumen
vesika fella itu adalah empedu yang mengandung lesitin dan garam empedu.5

Apabila makanan bermula dicerna pada traktus digestivus atas, vesika fella mulai
berkontraksi dan mensekresikan empedu, terutamana apabila makanan yang mengandung
lemak sudah sampai ke duodenum. Kontraksi akan menyebabkan pengosongan vesika fella
dan juga relaksasi sfingter oddi akan memberikan hasil sekresi masuk ke dalam lumen
duodenum.

Langkah pertama dalam pencernaan lemak adalah seperti berikut:5

Garam empedu dan lesitin yang terdapat dalam empedu akan berkontak dengan lemak-lemak
dalam saluran pencernaan. Bagian polar yang larut dalam air akan tetap di dalam air
manakala bagian yang larut dalam lemak akan berkontak dengan lemak, menyebabkan lemak
itu bisa larut dalam air.

Setelah itu, ini akan menurunkan tekanan lemak tersebut dengan air menyebabkan ia
berpecah menjadi partikel-partikel lebih kecil. Ini adalah supaya enzim-enzim lipase yang
dihasilkan oleh pancreas bisa bekerja dengan lebih efisien karena luas penampang total
lemak-lemak tersebut meningkat gara-gara dipecahkan kepada molekul yang lebih kecil. 5

Maka, enzim lipase ini akan bekerja pada permukaan globul lemak-lemak tadi dan
mencernakannya menjadi partikel lebih kecil yaitu menjadi asam-asam lemak dan juga
monogliserida. Hasil akhir pencernaan lemak ini juga akan berikatan dengan lesitin dan
garam empedu menjadi kompleks yang dipanggil Micelles di mana fungsinya adalah supaya
membenarkan hasil akhir lemak tadi mudah larut dalam air dan juga sebagai alat transport. 5

Kesimpulan

Fungsi utama hati adalah untuk mensekresikan dan menghasilkan empedu yang membantu
dalam pencernaan lemak di dalam sistem pencernaan tubuh manusia. Di samping itu, hati
juga berperan dalam menjadi tempat detoksifikasi darah dan hasil absorpsi dari salurang
pencernaan untuk dibawa ke sirkulasi darah. Jika terdapat kerusakan atau gangguan pada hati,
pencernaan lemak tidak bisa berlaku dan akan menyebabkan tubuh kurang nutirisi.

Daftar Pustaka

1. Moore, K.L., Dalley., A.F. & Agur., A.M.R. Clinically oriented anatomy. 6th ed.
United States of America: Lippincott Williams & Wilkins; 2010
2. Jenkins, G.W., Kemnitz, C.P. & Tortora, G.J. Anatomy and physiology. 2nd ed. John
Wiley & Sons; 2010
3. Eroschenko. V.P. Atlas of histology with functional correlations. 11th ed. China:
Lippincott Williams & Wilkins; 2008
4. Sherwood L. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem [Edisi 2]. Jakarta. Penerbit EGC.
2001.
5. Hall., J.E. Textbook of medical physiology. 12th ed. United States of America:
Saunders, an imprint of Elseviers Inc.; 2011

Anda mungkin juga menyukai