Anda di halaman 1dari 4

2.

Sejarah Museum
a. Sejarah Berdirinya Museum Trowulan
Pada awalnya Sir Thomas Stanford Raffles, seorang gubernur jendral jawa
menemukan reruntuhan kota kuno di sekitaran Trowulan pada tahun 1811-1816.
Kemudian ia melaporkan temuan-temuan yang tersebar di sekitaran Trowulan
tersebut.
Kemudian pada tanggal 24 April 1924 dibentuk lah Oudheeidkundige
Vereeneging Majapahit atau disingkat OVM yang diprakarsai oleh R.A.A Kromodjojo
Adinegoro yang merupakan Bupati Mojokerto serta bekerja sama dengan seorang
arsitek Belanda yang juga berprofesi sebagai arkeolog, yaitu Ir. Henry Maclaine Pont.
OVM merupakan suatu organisasi atau pekumpulan yang dibentukan untuk meneliti
peninggalan-peninggalan Majapahit.

Kemudian karena banyaknya temuan-temuan serta dirasa pantas untuk


dipamerka, maka pada tahun 1926 dibangunlah sebuah museum untuk menyimpan
sekaligus memamerkan hasil-hasil temuan yang kemudian dikenal dengan nama
Museum Trowulan. Museum ini terbuka untuk umum dan didirikan bangunan khusus
untuk tempat memamerkan koleksi-koleksi museum.
Ketika masa pendudukan Jepang pada tahun 1942, museum ini sempat ditutup
untuk umum karena Ir. Henry Maclaine Pont ditawan oleh Jepang. Guna menjaga aset
museum tersebut maka pemerintah mengambil alih pengelolaannya. Semenjak
Indonesia merdeka kemudian museum ini dikelola oleh lembaga Suaka Peninggalan
Sejarah dan Purbakala (SPSP) yang sekarang bernama Badan Pelestarian Peninggalan
Purbakala (BP3) Jawa Timur. Lembaga atau kantor tersebut selain mengelola museum,
juga melakukan perlindungan peninggalan-peninggalan kuno yang tersebar di wilayah
Jawa Timur karena terlalu banyak koleksi, musium ini banyak mengalami perpindahan
tempat dan pergantian nama. Walaupun museum tersebut telah berganti nama, namun
masyarakat masih mengenal dengan nama Museum Trowulan.
Jumlah koleksi Museum Trowulan semakin bertambah banyak pada tahun
1999 karena adanya pemindahan dan penggabungan koleksi dari Gedung Arca
Mojokerto dengan Museum Trowulan. Penambahan tersebut terutama berasal dari
R.A.A Kromodjojo Adinegoro pada masa sebelumnya yang disimpan di Gedung Arca
Mojokerto. Sekarang Museum Trowulan bukan hanya menyimpan koleksi dari
Mojokerto saja namun seluruh Jawa timur hingga kini koleksinya berjumlah 90.000
koleksi.
Kemudian perkembangan pada tahun 2008 tepatnya pada tanggal 3 November
secara resmi berganti nama dari Balai Penyelamatan Arca/ sering dikenal dengan
museum Trowulan menjadi Pusat Informasi Majapahit (PIM). Penamaan tersebut
didasarkan atas peningkatan kebutuhan masyarakat akan informasi tentang Majapahit
baik oleh peneliti maupun masyarakat umum.
Walaupun seiring perjalanannya museum ini sering berpindah dan berganti-
ganti nama, namun fungsi dan tujuan dasarnya tetap sama yaitu tetap sebagai museum
dan Balai Penyelamatan Benda Cagar Budaya di wilayah Jawa Timur.

b. Koleksi Sejarah Majapahit


Koleksi benda-benda kuno di museum sangat banyak jumlahnya. Mulai dari
benda-benda yang digunakan dalam sistem pertanian, masyarakat, arsitertur kuno,
keagamaan, serta kebudayaan kuno yang sebagian besar merupakan hasil penemuan
sisa-sisa dari zamn Majapahit. Seluruh koleksinya ini sangat berguna untuk
mengetahui keadaan dan kebudayaan masa lalu ketika zaman kerajaan masih eksis di
Indonesia. Seluruh benda koleksi tersebut dipamerkan baik di dalam gedung pendopo
maupun diluar gedung yang masih berada di sekitaran area museum. Untuk
memudahkan dalam meneliti dan mengkaji kemudian benda-benda koleksi museum
ini dibagi-bagi/ diklasifikasikan sesuai jenis dan kegunaannya, antara lain :

1) Koleksi tanah liat (terakota)


Koleksi tersebut terdiri dari terakota manusia, benda-benda yang digunakan
sebagai alat produksi, alat-alat rumah tangga, serta arsitektur.

2) Koleksi keramik
Koleksi keramik yang terdapat dimuseum ini terdiri dari beragam bentuk antara
lain, guci, teko, piring/mangkok, sendok. Dari koleksi tersebut berasal dari Cina,
Thailand, dan Vietnam.
3) Koleksi logam
Koleksi museum yang berupa benda dari bahan logam dibedakan dalam beberapa
kelompok, seperti koleksi mata uang kuno, koleksi alat-alat upacara lampu,
persenjataan sererti ujung tombak dan keris, serta alat musik yang terbuat dari
logam.

4) Koleksi Batu
Koleksi museum ini yang berbahan batu diklasifikasikan menjadi koleksi
miniatur dan komponen candi, koleksi arca, relief, koleksi Prasasti. Sebagian
besar dari koleksi batu ini telah diteliti, namun juga ada yang belum diteliti
karena kondisi batu yang rusak sehingga menyulitkan para peneliti untuk meneliti
batu tersebut.
c. Nilai – Nilai yang terkandung dalam museum Trowulan
Museum Trowulan memiliki nilai yang sangat penting khususnya pada bidang
ilmu pengetahuan dan seni kebudayaan di Indonesia. Trowulan menyimpan artefak
serta benda peninggalan berharga dari Kerajaan Majapahit yang merupakan kerajaan
terdahulu yang pernah menyatukan nusantara kita dengan kekuatannya. Museum ini
bertujuan untuk menjaga dan merawat benda peninggalan kerajaan terdahulu dan
kemudian dipelajari mengenai kebudayaan peradaban manusia pada zaman tersebut.
Nilai – nilai yang kami simpulkan mengenai Museum Trowulan adalah sebagai berikut
:
1.) Mengajarkan kita untuk menjaga dan mengerti akan sejarah di Indonesia.
2.) Mengajarkan kepada kita untuk peduli akan barang peninggalan sejarah.
3.) Trowulan menunjukan perkembangan peradaban pada zaman kerajaan Majapahit.
4.) Trowulan diduga sebagai kota pusat kerajaan Majapahit namun untuk istana
kerajaan masih diteliti lebih lanjut..
5.) Museum Trowulan menunjukan ragam kepercayaan dan mata pencarian penduduk
menurut koleksi – koleksi yang ada.

Anda mungkin juga menyukai