JUDUL
II. ABSTRAK
Zudi Irawan. 2014. Perbedaan Hasil Belajar Kompetensi Menjelaskan Proses-Proses Mesin
Konversi Energi Menggunakan Model Pembelajaran Snowball Throwing dengan Model
Pembelajaran Langsung. Drs. Agus Suharmanto, M. Pd.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah perbedaan dan peningkatan hasil
belajar yang signifikan antara kelompok eksperimen yang diajar dengan model pembelajaran
Snowball Throwing dan kelompok kontrol yang diajar dengan pembelajaran langsung pada
kompetensi Menjelaskan Proses-Proses Mesin Konversi Energi.
Dalam penelitian ini menggunakan desain penelitian pre experimental design dengan
pendekatan static group comparison. Populasi penelitian adalah siswa kelas X Teknik
Kendaraan Ringan (X TKR) SMK N 10 Semarang tahun ajaran 2013/2014. Sampel
ditentukan menggunakan teknik cluster random sampling dan diperoleh kelas X TKR 2
sebagai kelompok eksperimen dan kelas X TKR 3 sebagai kelompok kontrol. Hasil analisis
data menunjukkan nilai rata-rata data awal untuk kelompok eksperimen 51,68 kemudian
setelah eksperimen meningkat menjadi 65,33 yang berarti terjadi peningkatan 13,65 (26%)
dan untuk kelompok kontrol nilai rata-rata data awal 53,94 kemudian setelah eksperimen
meningkat menjadi 63,97 yang berarti terjadi peningkatan 10,03 (19%).
Sehingga disimpulkan tidak ada perbedaan dan peningkatan hasil belajar yang
signifikan, walaupun demikian penggunaan model pembelajaran Snowball Throwing telah
lebih baik dari pembelajaran langsung karena peningkatan hasil belajar kelompok eksperimen
lebih besar dari kelompok kontrol.
Kata kunci : hasil belajar, Snowball Throwing, pembelajaran langsung, konversi energi
Komentar:
Paragraf 1 : sudah berisikan tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti.
Paragraf 2 : pada paragraf kedua metode penelitiannya menggunakan kuantitatif
dengan desain penelitian pre eksperimental design dan pendekatan static
group comparison. Untuk prosedur penelitian memakai teknik analisis data
regresi ganda dan untuk variabel-variabel menggunakan metode
dokumentasi dan tes.
Paragraf 3: untuk kesimpulannya langsung mengarah pada tujuan yang akan dicapai
yaitu hasil belajarnya bagaimana?
.
BAB I
Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri
dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003: 2). Pengertian tersebut menyiratkan
makna bahwa belajar merupakan suatu usaha untuk mencapai tujuan tertentu yaitu untuk
mendapatkan perubahan tingkah laku yang merupakan hasil pengalamannya sendiri dalam
berinteraksi dengan lingkungannya.
Proses belajar mengajar terjadi manakala ada interaksi antara guru dengan siswa dan
antara siswa dengan siswa. Dalam interaksi tersebut, guru memerankan fungsi sebagai
pengajar atau pemimpin belajar atau fasilitator belajar, sedangkan siswa berperan sebagai
pelajar atau individu yang belajar. Menurut Gagne dalam Rifa’i dan Anni (2010: 84) belajar
merupakan sebuah sistem yang di dalamnya terdapat pelbagai unsur yang saling kait-mengait
sehingga menghasilkan perubahan perilaku.
Proses belajar mengajar merupakan proses komunikasi antara guru dengan siswa.
Kegiatan pembelajaran dapat dikatakan berhasil apabila siswa mencapai kompetensi yang
diharapkan, karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan siswa dalam menguasai
materi. Hal ini tidak terlepas dari kemampun guru dalam memilih dan menggunakan metode
dan media yang tepat dan efektif.
Berdasarkan observasi awal yang telah dilakukan dan pengalaman penulis selama
melaksanakan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di SMK N 10 Semarang diperoleh data
bahwa pembelajaran pada kompetensi Menjelaskan Proses-Proses Mesin Konversi Energi
pada siswa kelas X program keahlian Teknik Kendaraan Ringan masih terpusat pada guru.
Guru cenderung lebih aktif dan selama pembelajaran berlangsung metode yang digunakan
adalah ceramah dan penugasan sehingga menjadikan pembelajaran terkesan membosankan
dan siswa menjadi kurang aktif.
Berdasarkan konsultasi peneliti dengan guru pengampu mata pelajaran Teknologi
Dasar Otomotif di SMK N 10 Semarang menyatakan bahwa sebagian besar hasil belajar
siswa kelas X program keahlian Teknik Kendaraan Ringan pada semester gasal tahun ajaran
2013/2014 belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Hal ini diketahui dari nilai
rata-rata ulangan harian dari dua kompetensi dasar yang telah dipelajari siswa selama satu
semester yaitu kompetensi dasar Menjelaskan Konsep Motor Bakar dan Menjelaskan Konsep
Refrijerasi dengan nilai rata-rata sebesar 52 sedangkan KKM nya adalah 75. Sehingga
pembelajaran yang masih terpusat pada guru perlu diganti dengan model pembelajaran yang
lebih sesuai untuk kompetensi Menjelaskan Proses-Proses Mesin Konversi Energi yaitu
model pembelajaran yang lebih memprioritaskan keaktifan siswa, memberikan suasana yang
lebih nyaman dan menyenangkan dengan memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi siswa
Pembelajaran yang diperlukan adalah pembelajaran yang kreatif dan inovatif, yaitu
kooperatif Snowball Throwing. Menurut Huda (2013: 226), strategi pembelajaran Snowball
Throwing merupakan pembelajaran untuk melatih siswa lebih tanggap menerima pesan dari
orang lain, menyampaikan pesan tersebut kepada teman satu kelompoknya, dan merupakan
salah satu modifikasi dari teknik bertanya yang menitik beratkan pada kemampuan
Dalam model pembelajaran kooperatif Snowball Throwing siswa akan lebih mudah
memahami konsep-konsep yang sulit apabila mereka mendapatkan penjelasan dari temannya
sendiri dan dipicu untuk saling membuat pertanyaan dan menjawab pertanyaan dari
temannya. Untuk itu dengan model pembelajaran kooperatif Snowball Throwing diharapkan
efektif terhadap pencapaian hasil belajar dan aktivitas belajar siswa. Dari hasil penelitian Tri
Widayanti (2013: 94-95) juga menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menerapkan model
Komentar: di latarbelakang ini masih banyak yang berteori harusnya penulis mengulas
dengan data atau bukti dari hasil belajar mata pelajaran sebelumnya.
Agar tidak terjadi penyimpangan dengan tujuan yang telah ditetapkan maka peneliti
perlu membatasi masalah yang akan diangkat. Masalah dalam penelitian ini dibatasi pada
upaya untuk mengetahui perbedaan dan peningkatan hasil belajar antara siswa yang diajar
dengan menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing dan model pembelajaran
langsung pada kompetensi Menjelaskan Proses-Proses Mesin Konversi Energi. Kompetensi
Menjelaskan Proses-Proses Mesin Konversi Energi terbagi menjadi 6 kompetensi dasar yaitu:
(1) Menjelaskan konsep motor bakar; (4) Menjelaskan konsep pompa fluida;
(2) Menjelaskan konsep motor listrik; (5) Menjelaskan konsep kompresor; dan
(3) Menjelaskan generator listrik; (6) Menjelaskan konsep refrijerasi
Pada penelitian ini, fokus materi yang akan digunakan peneliti saat pembelajaran
adalah kompetensi dasar Menjelaskan Konsep Pompa Fluida. Berdasarkan latar belakang
masalah di atas, maka dibuat rumusan masalah sebagai berikut:
(1) Apakah ada perbedaan hasil belajar yang signifikan pada kompetensi Menjelaskan
Proses-Proses Mesin Konversi Energi antara siswa yang diajar dengan menggunakan
model pembelajaran Snowball Throwing dan model pembelajaran langsung ?
(2) Apakah ada peningkatan hasil belajar yang signifikan pada kompetensi Menjelaskan
Proses-Proses Mesin Konversi Energi antara siswa yang diajar dengan menggunakan
model pembelajaran Snowball Throwing dan model pembelajaran langsung ?
Komentar: Pembatasan masalah disini dilakukan agar tidak menyimpang dari tujuan
yang signifikan dan ada peningkatan hasil belajar yang signifikan pada
V. TUJUAN
(1) Mengetahui perbedaan hasil belajar pada kompetensi menjelaskan proses-proses mesin
konversi energi antara siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran
Snowball Throwing dan model pembelajaran langsung.
(2) Mengetahui peningkatan hasil belajar pada kompetensi menjelaskan proses-proses mesin
konversi energi antara siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran
Snowball Throwing dan model pembelajaran langsung.
Komentar: Untuk tujuan sudah sama dengan rumusan masalah yaitu untuk
mengetahui perbedaan hasil belajar dan peningkatan hasil belajar pada
kompetensi menjelaskan proses-proses mesin konversi energi antara siswa
yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing
dan model pembelajaran langsung
VI. MANFAAT
(1) Bagi siswa, dapat mempermudah pemahaman mengenai materi kompetensi menjelaskan
proses-proses mesin konversi energi, menciptakan pembelajaran yang menyenangkan
dan bermakna, dan dapat meningkatkan hasil belajar.
(2) Bagi guru, dapat memberikan informasi tentang model pembelajaran kooperatif
Snowball Throwing serta sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan
profesionalisme kerja guru dalam mengelola pembelajaran.
(3) Bagi sekolah, dapat memberikan informasi mengenai model-model pembelajaran yang
dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran
di sekolah.
(4) Bagi peneliti, dapat memberikan gambaran mengenai penelitian tindakan kelas dan
sebagai sarana untuk memperoleh pengalaman langsung dalam memilih strategi
pembelajaran.
Komentar: Manfaat secara teoritis dan praktisnya sudah ada dan langsung mengena
kepada dinas ataupun pihak terkait dengan penelitian ini.
BAB II
I. LANDASAN TEORI
1. Belajar
Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003: 2). Pengertian tersebut
menyiratkan makna bahwa belajar merupakan suatu usaha untuk mencapai tujuan tertentu
yaitu untuk mendapatkan perubahan tingkah laku yang merupakan hasil pengalamannya
sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
Menurut Slavin dalam Rifa’i dan Anni (2010: 82), belajar merupakan perubahan
individu yang disebabkan oleh pengalaman. Menurut pengertian ini, belajar terjadi karena
adanya suatu proses, belajar merupakan suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan.
Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil
belajar bukan merupakan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan.
Dari pengertian mengenai belajar yang sudah dijelaskan di atas, dapat disimpulkan
bahwa belajar adalah suatu proses atau usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang relatif menetap, baik yang dapat diamati secara langsung
yang terjadi sebagai suatu latihan atau pengalaman dalam interaksinya dengan lingkungan.
Peristiwa belajar yang terjadi pada diri pembelajar dapat diamati dari perbedaan perilaku
setelah mengalami proses belajar. Hasil belajar setiap orang berbeda sebab kinerja pada
setiap orang tidak sama sehingga perubahan yang terjadi bermacam-macam.
Menurut Roger dan David Johnson dalam Suprijono (2010: 58) mengatakan bahwa
tidak semua belajar kelompok bisa dianggap pembelajaran kooperatif. Untuk mencapai hasil
yang maksimal, lima unsur dalam pembelajaran kooperatif yang harus diterapkan. Lima
unsur tersebut adalah:
2. Pertemuan Kedua
Kelompok I Kelompok II Kelompok III
3. Pertemuan Ketiga
a. Perhatian: Pengamatan akan dapat memperlihatkan perilaku dengan baik apabila perilaku
tersebut jelas dan tidak terlalu kompleks.
b. Retensi: Suatu perilaku yang teramati dapat dimantapkan jika pengamatan dapat
menghubungkan pengalaman sebelumnya.
c. Produksi: Memberikan kesempatan pada siswa untuk mengulang keterampilan baru secara
bergiliran.
d. Motivasi: Penguatan diberikan pada siswa dapat melakukan dengan baik dan benar.
Sehingga didalam pelaksanaannya harus mengacu pada sintak model pembelajaran langsung
yang ada. Menurut Suprijono (2010: 50) sintak model pembelajaran langsung terdiri dari 5
5. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik setelah
mengalami kegiatan belajar (Rifa’i dan Anni, 2010: 85). Oleh karena itu hasil belajar bukan
ukuran, tetapi dapat diukur setelah melakukan kegiatan belajar. Keberhasilan seseorang
dalam mengikuti program pembelajaran dapat dilihat dari prestasi belajar seseorang tersebut.
Menurut Bloom dalam Rifa’i dan Anni (2010: 86-89), ada tiga taksonomi dalam
ranah belajar, yaitu: ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Pada ranah
kognitif berkaitan dengan hasil berupa pengetahuan, kemampuan dan kemahiran intelektual.
Ranah kognitif mencakup kategori berikut:
1) Pengetahuan (Knowledge)
2) Pemahaman (Comprehension)
3) Penerapan (Application)
4) Analisis (Analysis)
5) Sintesis (Synthesis)
6) Penilaian (Evaluation)
Pada ranah afektif berkaitan dengan perasaan, sikap, minat, dan nilai. Kategori tujuan
peserta didikan afektif yaitu:
1) Penerimaan (Receiving)
2) Penanggapan (Responding)
3) Penilaian (Valuing)
4) Pengorganisasian (Organization)
5) Pembentukan Pola Hidup (Organization by a Value Complex)
Berdasarkan aspek ranah afektif di atas, aspek penilaian merupakan yang sesuai
dengan penelitian ini karena dalam hal ini terdapat nilai dari objek, fenomena atau
perilaku yang dilakukan yaitu berupa nilai hasil materi pelajaran Teknologi Dasar
III. Hipotesis
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir di atas, maka dalam penelitian skripsi
ini dirumuskan hipotesis kerja (Ha) sebagai berikut :
(a) Ada perbedaan hasil belajar yang signifikan pada kompetensi menjelaskan proses-proses
mesin konversi energi antara siswa yang diajar dengan menggunakan model
pembelajaran Snowball Throwing dan model pembelajaran langsung.
(b) Ada peningkatan hasil belajar yang signifikan pada kompetensi menjelaskan proses-
proses mesin konversi energi antara siswa yang diajar dengan menggunakan model
pembelajaran Snowball Throwing dan model pembelajaran langsung.
BAB III
I. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen.
Menurut Arikunto (2006: 3), penelitian eksperimen adalah suatu cara untuk mencari
hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh
peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang
mengganggu. Eksperimen selalu dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat suatu
perlakuan.
II. Desain Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan desain penelitian pre experimental design
dengan pendekatan static group comparison. Alasan pemilihan pendekatan ini adalah bahwa
populasi cukup besar yakni 3 kelas diajar dengan kurikulum yang sama, mendapat materi
yang sama, duduk di tingkat kelas yang sama, diajar oleh guru yang sama dan pembagian
kelas tidak ada kelas unggulan sehingga peneliti mengambil kesimpulan bahwa populasi
dianggap homogen secara umum. Untuk pengujian parametriknya akan diuji dengan uji F
untuk mengetahui tingkat homogenitas sampel. Untuk mengetahui tingkat normalitasnya
digunakan rumus Chi-kuadrat karena aspek yang akan diteliti adalah hasil belajar siswa yang
merupakan jenis data interval, sehingga data-data yang akan diperoleh, nantinya dapat
dikelompokkan dalam interval nilai. Selain itu jumlah siswa di tiap kelasnya yang akan
menjadi sampel peneltian berjumlah lebih dari 30 orang, sehingga dengan menggunakan
rumus Chi-kuadrat perhitungannya akan menjadi lebih mudah. Adapun desain penelitian
yang digunakan dapat dilihat pada tabel 3.
E X O1
K Y O2
Keterangan :
E = Kelompok eksperimen
K = Kelompok kontrol
Snowball Throwing
1. Menentukan kelompok sampel dengan cara mengacak dengan teknik cluster random
sampling dari populasi yang ada. Kelompok sampel pertama ditetapkan sebagai
kelompok eksperimen, sedangkan kolompok sampel kedua sebagai kelompok kontrol.
Dalam hal ini diperoleh untuk kelompok kontrol adalah kelas X TKR 3 dan kelompok
eksperimen adalah kelas X TKR 2. Kemudian menentukan kelompok uji coba di luar
sampel dan diperoleh kelas XI TKR 1.
2. Mengumpulkan data awal kemampuan siswa sebagai indikator atau tolok ukur untuk
mengetahui seberapa besar perbedaan dan peningkatan hasil belajar siswa setelah
mengalami eksperimen. Dalam penelitian ini data yang diambil adalah data nilai ulangan
harian siswa kelas X TKR 2 sebagai kelompok eksperimen dan X TKR 3 sebagai
kelompok kontrol pada Kompetensi Dasar Menjelaskan Konsep Motor Bakar dan
Menjelaskan Konsep Refrijerasi pada standar kompetensi Menjelaskan Proses-Proses
Mesin Konversi Energi pada semester gasal tahun ajaran 2013/2014.
3. Menentukan langkah-langkah model pembelajaran Snowball Throwing dan model
pembelajaran langsung yang dituangkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) sesuai dengan silabus yang ada.
4. Menyusun instrumen penelitian dan menguji cobakannya kepada kelompok uji coba
untuk kemudian dianalisis validitas dan reliabilitas. Butir soal yang tidak memenuhi
syarat uji layak tidak digunakan dalam penelitian sedangkan soal yang memenuhi syarat
akan digunakan sebagai instrumen untuk pemberian post-test.
5. Pemberian perlakuan pada kelompok eksperimen dengan model pembelajaran Snowball
Throwing, sedangkan kelompok kontrol menggunakan model pembelajaran langsung.
6. Pemberian tes akhir (post test) untuk kedua kelompok dengan menggunakan soal tes
yang sebelumnya telah diuji cobakan dan sudah valid dan reliabel. Selanjutnya dihitung
mean prestasi masing-masing kelompok.
7. Membandingkan secara statistik mean prestasi kelompok eksperimen dengan kelompok
kontrol berdasarkan data awal kemampuan siswa dan data akhir setelah perlakuan untuk
mengetahui perbedaan dan peningkatan hasil belajar kedua kelompok dengan
menggunakan uji t.
8. Mengambil kesimpulan akhir.
Adapun proses penelitian secara sistematis terlihat seperti pada gambar berikut ini :
Tidak Diterima
Diterima
Model Pemb. Snowball
X TKR 2
Throwing
Populasi Post- Hasil Kesimpulan
(Kelas X test
TKR) Model Pemb. Langsung
X TKR 3
Sampel Perlakuan
Pembelajaran
Komentar: Pada metode penelitian ini menggunkan jenis metode eksperimental yang
dilakukan dengan maksud untuk melihat suatu perlakuan dan dilengkapi
juga dengan desain rancangan penelitian yang akan diterapkan dan
dilakukan pada penelitian ini yaitu penelitian pre experimental design
dengan pendekatan static group comparison
2) Sumber data
Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh
(Arikunto, 2006: 129). Adapun sumber data yang digunakan adalah data internal yang
bersumber dari siswa sendiri yaitu siswa kelas X TKR SMK N 10 Semarang.
Komentar: Untuk data yang dari penelitian ini diambil dari nilai ulangan harian siswa
kelas X TKR di SMK Negeri 10 Semarang tahun ajaran 2013/2012,
kemudian sumber data diambil dari siswa kelas X TKR SMK N 10
Semarang
a) Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006: 130). Populasi dari
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 10
Semarang tahun ajaran 2013/2014 yang terdiri dari tiga kelas dengan rincian sebagai berikut:
1. Kelas X TKR 1 sebanyak 36 siswa
2. Kelas X TKR 2 sebanyak 36 siswa
3. Kelas X TKR 3 sebanyak 34 siswa
b) Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2006: 131).
Pengambilan sampel dari populasi yang ada dalam penelitian ini menggunakan teknik cluster
random sampling. Dengan menggunakan teknik cluster random sampling diperoleh dua kelas
sebagai kelompok sampel dan satu kelas sebagai kelompok uji coba, yaitu:
a. Kelompok eksperimen : kelas X TKR 2 sebanyak 36 siswa
b. Kelompok kontrol : kelas X TKR 3 sebanyak 34 siswa
c. Kelompok uji coba : kelas XI TKR 1 sebanyak 35 siswa
Kelompok eksperimen adalah kelas yang dikenai pembelajaran dengan model
Snowball Throwing, sedangkan kelompok kontrol menggunakan pembelajaran langsung.
Kedua kelompok tersebut duduk di tingkat kelas yang sama, diajar dengan kurikulum yang
sama, mendapat materi yang sama, diajar oleh guru yang sama dan pembagian kelas tidak ada
kelas unggulan sehingga peneliti mengambil kesimpulan bahwa populasi dianggap homogen
secara umum. Kelompok uji coba adalah kelas yang sudah mendapat materi pembelajaran
kompetensi Menjelaskan Proses-Proses Mesin Konversi Energi pada kompetensi dasar
Menjelaskan Konsep Pompa Fluida sehingga memenuhi syarat untuk diberikan soal uji coba
yang terdapat di dalam instrumen penelitian.
Komentar:
- Populasi dari penelitian ini berjumlah 106 siswa yang terdiri dari 3 kelas yaitu kelas
X TKR 1,2 dan 3 di SMK Negeri 10 Semarang.
- Untuk mengambil sampel dari populasi ini menggunakan teknik random sampling,
sehingga didapatkan dua kelas sebagai kelompok sampel dan satu kelas sebagai
kelompok uji coba, untuk pembagian kelompokn sampelnya untuk kelas X TKR 2
sebagai kelas eksperimental, kelas X TKR 3 sebagai kelas kontrol sedangkan kelas
XI TKR 1 sebagai kelompok uji coba karena sudah mendapatkan kompetensi
tersebut.
V. Variabel Penelitian
a) Variabel bebas (Independent variable)
Menurut Arikunto (2006: 119), variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab
timbulnya atau berubahnya variabel terikat atau variabel yang mempengaruhi terhadap gejala
dan disebut dengan variabel X. Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel bebas yaitu
pembelajaran menggunakan model Snowball Throwing sebagai variabel X1 dan
pembelajaran langsung sebagai variabel X2.
Komentar:
Variabel bebas
X1= Pembelajaran menggunkan model Snowball Throwing
Variabel terikat
Y= Hasil belajar siswa pada kompetensi Menjelaskan Proses-Proses Mesin Konversi
Energi.